Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.

M DENGAN
METODE SUNTIKAN KB DI DI KLINIK Bd. S.SIAHAAN
DESA SITIO II, KEC.LINTONGNIHUTA
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2023

OLEH :

Marieta Irene Gulo

NIM: 2114012

Dosen Pembimbing: Lidia E Silaban, S.Kep,Ns,MKM

PRODI D-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KESEHATAN BARU JALAN BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
T. A 2023/2024

BAB I
KONSEP DASAR
1.1 Pengertian

Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan, Sedangkan
Konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan.

Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan .Usaha dapat


bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen yang bersifat permanen dinamakan pada
wanita tubektomi dan pada pria vasektomi (Abdul Bari. 2006)

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara


ataupu menetap (Mansjoer, 2000).
Jadi berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kontrasepsi merupakan
suatu alat yang dapat digunakan oleh pria maupun wanita yang bertujuan untuk mencegah
kehamilan.

1.2 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.

Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:


1. Metode Sederhana:
a. Tanpa alat / obat
1) Senggama terputus
2) Pantang berkala
b. Dengan alat / obat
1) Kondom
2) Diafragma atau cap
3) Cream, jelly dan cairan berbusa
4) Tablet berbusa (vaginal tablet)
2. Metode Efektif
a. Pil KB
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
c. Suntikan KB
d. Susuk KB
3. Metode Mantap dengan cara operasi
a. Pada Wanita :
Tubektomi
b. Pada Pria :
Vasektomi 1.3 Cara Kerja
Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Tanpa Alat / obat
a) Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)
Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama alat
kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari luar
vagina. Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun
sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena:

➢ Memerlukan penguasaan diri yang kuat


➢ Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa
tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina sehingga dapat terjadi
kehamilan, meskipun sudah dilakukan pencabutan sebelum mani
menyemprot.

b) Pantang Berkala
Pantang berkala ádalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara menentukan
masa ovulasi adalah:

➢ Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus haid yang
akan datang

➢ Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
➢ Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-
kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan

2) Dengan Alat/Obat
Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi masuknya
sperma ke dalam rahim sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk
melumpuhkan sperma. a) Kondom
Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna
dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke dalam
vagina sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk ke dalam
vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun
indikasi pemakaian kondom adalah:

➢ 6 Minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai selama 6


minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung
spermatozoa lagi yang dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan
laboratorium)

➢ Sementara menunggu pemasangan AKDR


➢ Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum
➢ Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
➢ Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosa
yang pasti

➢ Bersamaan dengan pemakaian spermicide


➢ Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau
dipakai.

b) Diafragma / Cap
Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk
menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam serviks.
Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi mungkin sampai menutupi
mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah persetubuhan.

a) Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa


Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah
suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa didalam
vagina sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan spermicida yang
berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam vagina. b. Metode efektif

1) Pil Keluarga Berencana


a) Pengertian Pil KB
Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon
progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah kehamilan
(Syahlan, 1996).

Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum.
Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi wanita
yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara
yang paling efektif bila diminum secara teratur.

b) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana


Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
➢ Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila
diminum secara teratur.

➢ Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama
14- 15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil
gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian
minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat
mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan.

➢ Pil khusus
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit
pengangkutan sperma.

c) Cara Pemakaian Pil KB


Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid.
Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu
agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi
berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu sesudah
kejadian (Wiknjosastro, 2002:919).

Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus, dan
kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri atas 28
tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum terus
menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet
plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya
jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain. (Wiknjosastro,
2002:919).
Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:
➢ Denyut nadi melebihi 120/menit
➢ Radang pembuluh darah balik (phlebitis)
➢ Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala
yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar

➢ Pertambahan berat badan yang progresif


d) Efek Samping Pil KB
Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh karena
adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-
gejala tersebut baik yang bersifat subjektif maupun objektif biasanya hanya
sementara, ringan, tidak terdapat pada semua pemakai pil dan hilang dengan
sendirinya setelah dua sampai tiga bulan (Syahlan, 1996:109).

Estrogen Progestin
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
Ø Nausea Ø Irritabilitas Ø Nafsu makan Ø Darah haid
Ø Edema ØSemburan panas meningkat lebih
banyak
Ø Keputihan Ø Prolapsus uteri Ø Berat badan disertai
Ø Kloasma Ø Spotting bertambah bekuan
Ø Disposisi lemak Ø Darah haid berkurang pendarahan
Ø Cepat lelah surut
berlebihan Ø Tidak adanya
Ø Depresi terlambat
Ø Eksotrofie serviks perdarahan surut
ØLibido berkurang
Ø Teleangiektasia ØLibido berkurang Ø Akne
Ø Nyeri kepala jenis Ø Alopesia
vaskuler ØCholestatic jaundice
Ø Hipertensi ØLama haid berkurang
Ø Supersi laktasi Ø Nyeri kepala
Ø Buah dada tegang Ø Efek anabolic
dengan retensi Ø Moniliasis

cairan ØPayudara membesar


ØPayudara tegang tanpa
retensi cairan
Sumber: Wiknjosastro (2002:920)
Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil KB
dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

➢ Efek sampingan ringan


Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya
pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual, depresi,
alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan, dan
keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan
berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien
berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang lebih
sesuai

➢ Efek sampingan berat


Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah tromboemboli
yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor
pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara langsung.
Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil adalah sekitar
4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai pil golongan
umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 wanita pemakai pil,
sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian maternal (oleh karena
kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah. Kemungkinan
mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh pemakaian
pil yang mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50 mikro gram atau
kurang dari itu. Walaupun demikian masih ada kemungkinan hubungan
antara tromboemboli progesteron.

e). Penanggulangan Efek Samping Pil KB


➢ Spotting
Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi jika terus
menerus berikan pil KB 1-2 tablet per hari selama beberapa hari sampai
spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang kadar estrogennya lebih
tinggi.

➢ Rasa mual
Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih
rendah atau ganti dengan cara KB yang lain.

➢ Cloasma
Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan cara KB lain
➢ Acne
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan
sementara dengan menggunakan cara KB lain.

➢ Candidialis vaginal
Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi
atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lainnya

➢ Nyeri kepala
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan
penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain

➢ Penambahan berat badan


Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak maka pemakaian
pil sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB yang lain.

➢ Varises/tromboplebitis
Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus
➢ Hypertensi
Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil perlu dihentikan
dan harus mendapat perawatan khusus.

2) IUD/AKDR
a) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999).
Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,
dan metal (Digitized by Usu, 2003).

b) Cara Kerja IUD


Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
➢ Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
➢ Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

➢ Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus


c) Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai
berikut :

➢ Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana


menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan. ➢ IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

➢ Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan tidak
perlu diganti)

➢ Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat


➢ Tidak mempengaruhi hubungan seksual
➢ Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.

➢ Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380 A) ➢


Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

➢ Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus apabila


tidak terjadi infeksi

➢ Dapat digunakan sampai menopause


➢ Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
➢ Membantu mencegah kehamilan ektopik
d) Kerugian-kerugian AKDR
Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh IUD
adalah :

➢ Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS


➢ Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan

➢ Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas

➢ Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam


pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari

➢ Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan
terlatih yang harus melepas IUD

➢ Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
IUD dipasang segera sesudah melahirkan)

➢ Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD


untuk mencegah kehamilan normal

➢ Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke


waktu. Untuk melakukan ini perempuan memasukkan jarinya ke dalam
vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

e) Indikasi pemasangan AKDR


➢ Telah mendapat persetujuan suami
➢ Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran rahimnya
tidak kurang dari 5 cm

➢ Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi.


➢ Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
➢ Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang umumnya di
atas 35 tahun

f) Kontraindikasi pemasangan AKDR


➢ Adanya kehamilan
➢ Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis
➢ Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim
➢ Diketahui datau dicurigai kanker rahim
➢ Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
➢ Perdarahan haid yang hebat

➢ Alergi logam
➢ Rahim kecil, endometriosis
g) Saat yang baik pemasangan AKDR
Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya dilakukan pada
waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid,
karena:

➢ Serviks lembut dan sedikit terbuka


Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada
wanita tersebut

Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu, pada saat:


➢ Segera setelah induksi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada
tanda-tanda infeksi misalnya: tidak panas, rahim tidak lembut, tidak
ada keputihan seperti nanah/banyak sekali

➢ Setelah melahirkan yaitu: segera setelah melahirkan 2-4 hari setelah


melahirkan 40 hari setelah melahirkan.

3) Suntikan KB
Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung estrogen.
a) Cara kerja

Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:


➢ Menghalangi terjadinya ovulasi
➢ Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi
➢ Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat
perjalanan spermatozoa melalui kanalis servikalis

b) Keuntungan
➢ Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
➢ Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
➢ Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan karena tidak mengurangi
produksi ASI

➢ Diberikan setiap 12 minggu sekali


c) Jenis

Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu
DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo
Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo
provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc
sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc

d) Waktu pemberian
➢ Pasca persalinan sampai 40 hari
➢ Pasca keguguran sampai 7 hari
➢ Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
e) Cara penyuntikan
Intramuskular
➢ Tempat penyuntikan pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas
suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat. Pada
otot pangkal lengan (deltoid)

f) Indikasi
➢ Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
➢ Tidak dalam keadaan hamil
➢ Riwayat siklus haid teratur
➢ Tidak terdapat kontraindikasi
g) Kontraindikasi
➢ Hamil
➢ Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
➢ Tumor/ keganasan
➢ Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah
tinggi, obesitas, diabetes

h) Efek samping dan penanggulangannya


➢ Devo provera
Efek samping dapat berupa :
• Gangguan haid: amenorhea, menoragia, metroragia, dan spotting
• Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala, mual, muntah, rambut
rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah,
penurunan libido, alergi dan hyperpigmentasi.

Penanggulangannya adalah penanggulangan haid belum ada yang
tepat, tapi untuk sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan
gizi, pemberian pil KB 1-3 /hari selama 5-7 hari, penerangan yang
lebih intensif, pemberian obat symtomatis.

• Noristerat
• Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya dengan pil
kombinasi 1 tablet /hari selama 10 hari

• Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya tidak diberikan


pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-kegelisahan.

Amenorhea di tanggulangi dengan pil kombinasi 2-3 tablet perhari


selama 7 hari. Bila amenorhea yang terus menerus setelah 3 kali
suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka suntikan dihentikan.

NO Prosedur Kerja
1. Topik:
Suntik Depo Progestron
2. Tujuan:

• Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi


dengan jalan menekan pembentukan Releasing Factor
dari hipotalamus.

• Lendir serviks bertambah kental, sehingga


menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri.
3. • Implitasi ovum dalam endometrium dihalangi.
• Kecepatan transport ovum melalui tuba
berubah.
4. Persiapan Pasien :
• Kontrak waktu dengan pasien selama 30 menit
5. • Mempersilhkan pasien masuk ke ruangan
tindakan Persiapan Lingkungan :

• Mengajaga Privasi klien dengan menutup tirai


Persiapan Alat:

6. • Spyghmanometer
• Stetoskope
7. • Dispo 3ml
Persiapan Bahan
• Obat DP 3 ml LangkahKerja

1. Mempersilahkan pasienduduk
2. Melakukanpemeriksaantekanandarah
3. Mencucitangan
4. Menggunakan sarungtangan
5. Memperilahkanpasienmasukke ruagantindakan
6. Mempersilahkanpasientidurterlentang
7. Melakukan pengkajian focus yaitu pada Wajah, Mata, leher, Abodomen :
palpasi apakahadamasaatautidak
8. Melakukan pengukuranSIAS
9. MenyiapkanObat Suntik KB 3 ml
10. Mengambil kapasalcohol
11. Memberitahukankepadaibu,
bahwaakandisuntik
12. Rapikanpasien
13. Buka sarungtangan
8. 14. Cuci tangan Dokumentasi

Nama pasien, nama perawatn, waktu pemberian, jam dan respon pasien.

4) Alat Kontrasepsi Susuk (Implant)


a) Pengertian Alat Kontrasepsi Implant
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi wanita
yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri
atas 1 atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat
levonorgestrvel.

(Hartono, 2003)
b) Cara Kerja Susuk KB
Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik Implant dibawah kulit,
maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah Levonogestrel kedalam
darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan
silastik tersebut, besar kecilnya levonogestrel yang tergantung dari besar
kecilnya levonogestrel permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari
dinding kapsul tersebut.

Menurut Sadikin (2003), dengan dilepaskannya hormon levonogestrel


secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah
kehamilan pada dasarnya terdiri dari 3 mekanisme dasar yaitu:

➢ Menghambat terjadinya ovulasi


➢ Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim
➢ Menebalkan leher rahim/lendir serviks
c) Yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB
Menurut Sadikin (2003) akseptor yang tidak diperbolehkan menggunakan
Implant / susuk KB adalah:

➢ Akseptor diperkirakan hamil atau tidak hamil


➢ Menderita Tumor
➢ Wanita berpenyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis, sakit
kuning, infeksi panggul, varices berat, wasir

d) Keuntungan susuk KB
Menurut Sadikin (2003) keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi
implant adalah sebagai berikut:

➢ Tidak menekan produksi ASI


➢ Praktis dan efektif
➢ Tidak ada faktor lupa
➢ Masa pakai jangka panjang (5 tahun)
➢ Membantu mencegah anemia
➢ Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan
➢ Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
e) Pemasangan susuk KB
Waktu pemasangan implant yang tepat adalah pada saat ibu sedang haid,
yaitu sejak hari pertama haid sampai selambat-lambatnya hari ketujuh,
Postpartum 3-4 minggu. Pemeriksaan Ginekologi sebelum pemasangan
Implant perlu dilakukan sama seperti pada pemakaian kontrasepsi
hormonal lainnya, jika tidak terdapat kontra indikasi hormon progestin
maka pemasangan implant dapat dilakukan.

f) Pencabutan susuk KB
Akseptor sebaiknya berbaring horisontal selama pencabutan Implant,
untuk mempermudah pencabutan, tempat tidur/meja ditutup dengan kain
yang bersih.

g) Efek Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan


• Gangguan Haid
- Gejala dapat berupa Amenorhea dan Methrorhagia
- Penanggulangan dan pengobatan
• Depresi
- Gejala dan keluhan dapat berupa rasa sakit, tidak semangat
dalam bekerja/ kehidupan.

- Penanggulangan dan pengobatan


• Keputihan
Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang berlebihan yang
keluar dari liang senggama dan mengganggu. Hal ini jarang terjadi
pada peserta implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak
berbahaya kecuali berbau, panas atau terasa gatal

• Jerawat
Gejala dan keluhannya berupa jerawat di wajah/badan dapat disertai
infeksi atau tidak.

• Perubahan Libido
Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya libido
akseptor.
Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.
• Perubahan Berat
Gejala dan keluhannya berat badan bertambah beberapa Kg dalam
beberapa bulan setelah pemakaian Implant.

• Hematoma
Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri pada daerah
pemasangan atau pencabutan akibat perdarahan bawah kulit

• Nyeri
Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada daerah pemasangan
akibat iritasi saraf setempat, hal ini mungkin terjadi dari pemasangan
Implant.

5) Metode Mantap
a) Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak menginginkan
anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat
dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan
operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada istri.
Keuntugannya adalah: Pemakaian atau perlindungan terhadap terjadinya
kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup, tidak
mengganggu hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI.
Kerugiannya berupa: faktor resiko dan efek samping bedah.

b) Vasektomi (MOP)
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan
cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma
tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan
demikian tidak terjadi pembuahan. Keuntungan dari vasektomi adalah:

• Tidak ada mortalitas (kematian)


• Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali
• Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit
• Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian
• laboratorium
• Tidak mengganggu hubungan seksual dan cairan mani yang
• dikeluarkan waktu coitus tidak berubah
• Biaya murah
• Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang, tidak •
selalu harus di kamar mandi.

Kegagalan pada vasektomi dapat terjadi konsepsi antara lain:


• Kesalahan memotong
• Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras
• Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)
• Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif
• Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent yang
dipotong.

Efek samping :
Kulit membiru atau lecet, pembengkakan dan rasa sakit, keadaan ini
merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa pengobatan
sederhana, gejala tersebut timbul sebagai akibat persiapan, teknik dan
perawatan yang kurang sempurna disamping factor penderita sendiri.

Kontraindikasi:
Peradangan Kulit atau jamur didaerah kemaluan dan menderita kencing
manis. Vasektomi juga dapat meyebabkan infeksi pada sayatan dan nyeri
atau sakit juga terjadinya hematoma oleh karena pendarahan kapiler.

Penangulangannya:
Pemberian antibiotika dan analgetik, kemudian konsultasikan dengan
ahli jiwa jika penderita mengalami gangguan psikologis.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN


2.1 Pengkajian
Wawancara

• Identitas klien : Nama, Umur, Ttl, pekerjaan,pendidikan, pekerjaan,


agama,suku, nama suami.

• Keluhan utama : Pada pasien yang menunkan alat kontrasepsi Suntik, biasanya
mengeluh pada gangguan pola haidnya yang tidak teratur

• Riwayat kesehatan dahulu : penyakit yang diderita seperti hipertensi, CA


mamae, CA serviks

• Riwayat penyakit keluarga :memiliki penyakit yang sama ataukah ada anggota
keluarga yang menggunakan alat yang sama dan pola haid tidak teratur

• Riwayat menstruasi : Dlam bulan ini mendapathaid atau tidak, Siklus


menstruasi, dan lamanya hari, kadang Pola haidnya teratur dan tidak teratur ,
kadang sedikit dan banyak, tidak mesnstruasi selama berbulan-bulan

• Riwayat obstetric : Jumlah anak, sedang hamil atau tidak


• Riwayat kontrasepsi yang dulu apakah pernah menggunakan alat kontrasepsi
selain Depo Progestron.

Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Baik atau sedang
Kesadaran : biasanya Compos Mentis GCS=15 ( E: 4, V: 5 M:6 = 15)
• BB/TB
• TTV : pada penderita hipertensi hati-hati dalam pemberian kontrasepsi
hormonal.
• Kepala : bentuk, apakah ada lesi atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak
• Keutuhan rambut, bersih atau tidak, mudah rontok, ada lesi atau tidak.
- Mata : konjungtiva anemis atau tidak, sclera ikterik atau tidak, reflex pupil,
fungsi penglihatan normal atau tidak normal,pergerakan bola mata normal atau
tidaknormal

- Hidung : secret, pernapasan huping hidung,fungsi penciuman nbormal atau


tidak, ada septum atau tidak,posisi septumlurus atau bengkok
- Telinga : serumen, lesi, fungsi pendengaran, simteris atau tidak
- Mulut : hygiene, tonsil, bersih atau tidak, simetris atau tidak,membrane
mukosa lembab atau kering
• Leher :apakah terjadi pembesaran KGB dan vena jugularis
• Dada :
- Payudara : adanya benjolan atau tidak, nyeri tekan atau tidak, simetris atau
tidak
- Paru-paru: bunyi nafas, refleksi dada, pengembangan dada, adanya
penggunaan alatbantu pernapasan, ada batuk atau tidak, pola napas teratur atau
tidak

- Jantung: bunyi jantung, palpitasi, sianosis atau tidak, CRT < 3 detik atau < 3
detik

• Abdomen :
- Apakah ada massa pada uterus atai tidak
- Apakah ada pembesaran abnormal pada abdomen
- Apakah ada Nyeri tekan
- Apakah ada Asites atau tidak
• Genitalia : keutuhan, lecet atau lesi, benjolan dan kaji kelainan yang lain, adanya
keputihan , apakah ada trauma atau tidak, ada spooting atau tidak

• Ekstremitas : CRT, sianosisi atau tidak, edema atau tidak, bentuk simetris,
pergerakan bebas atau tidak, kekuatan otot normal atau tidak

Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka
diperiksa:

• Hb, biasanya < 10gr/dl


• Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
• Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
Pemeriksaan Psikososial
• Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
• Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
• Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
• Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat penghasilan,
pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya.

2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Perubahan Pola Haid berhubungan dengan proses adaptasi hormonal yang di tandai
2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi akan
pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak bertanya.

3. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat kontrasespsi


4. Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan Ketakutan terhadap terjadinya
kehamilan

5. Gangguang citra tubuh berhubungan dengan Tidak terjadinya pembuahan/ kehamilan


6. Resiko Infeksi berhubungan dengan Penggunaan alat ( suntik tidak steril)
7. Resiko perdarahan berhubungan dengan adanya spooting
2.3 Intervensi Keperawatan
No. Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1. Tujuan Jangka 1. Jelaskan pada 1. Pengetahuan yang baik
panjang : klien tidak klien dan suami mengenai pola haid yang
akan mengalami pola mengenai siklus terjadi akaibat adaptasi
haid selama menstruasi pada hormonal akan membuat
memggunakan alat saat penggunaan kliuen mengerti proses yang
kontrasespsi yang ia alat KB baik
inginkan
2. Anjurkan 2. Makanan yang bernutrisi
Tujuan jangka pendek: kepadapasien mnegangadung berbagai zat
Tubuh klien dapat gizi yang ada sehinnga zat
untuk makan
beradaptasi dengan gizi tersebut dapat membantu
makanan yang
baik dengan kriteri dalam proses adaptasi
bernutrisi
criteria hasil: hormonal
3. Anjurkan kepada
➢ setiap bulan klien dalamtubuh
klien untuk
dapat menstruasi 3. Olaraga yang cukup dapat
berolaraga membantu dalam proses
dengan teratur
perubahan haid akibat
➢ setiap bulan pasien penggunaan alat Kb
menstruasi
➢ Tidak ada keputihan
(keputihan normal)
2. Tujuan Jangka Panjang: 1. Kaji lamanya dan 1. Untuk mengetahui siklus haid
Dalam jangka waktu 2 banyaknya dan mengetahui

bulan pola haid spotting lamanya haid dan jumlah


normal Tujuan jangka 2. Jelaskan pada ibu perdarahan pada saat haid
pendek: dalam waktu efek samping alat
2. Pada hari-hari pertama
1 bulan haid kembali kontrasepsi
pemakaian alat kontrasepsi
normal dengan
AKDR dan AKDR dan hormonal
kriteria:
hormonal pada biasanya terjadi efek
• Sifat darah haid hari-hari pertama samping dari kontrasepsi
kembali pada pemakaian alat tersebut
siklus awal/biasa kontrasepsi. 3. Data penunjang dapat
• Tidak ada spotting 3. Observasi untuk mengetahui kadar
haid yang pemeriksaan lab,
berulang keseimbangan hormon
Hb, Leukosit,
4. Untuk mendapatkan
trombosit, Ht. penanganan lebih lanjut

4. Konsul ke dokter
bila keluhan

menjadi
berat
3. Tujuan jangka panjang 1. Jelaskan Kepada 1. Pengetahuan yang baik
Kecemasan akan Pasien mengenai dapat membantu dalam
macam-macam proses selanjutnya
berkurang atau hilang
alat kontrasespsi
Tujuan jangka pendek: 2. Efek samping dari
Dalam wakti 1 jam 2. Jelaskan kepada berbagai macam alat Kb ada
klien dapat mengerti klien mengenai yang merugikan keduas
mengenai efek bela puhak
alat kontrasepsi
samping dari sehingga dalampenggunan
yang dio tandai
penggunaan alat- alat Kb kliuen betul-betul
dengan :
alat Kb sudah oaham mengenai
• klien mengatakan 3. Motovasi efek samping yang akan
klien
sudah mengerti terjadi
dan sumai agar
• mengambil memilih alat yang 3. Motivasi yang membangun
keputusan yang baik dan tidak sangat
tepat
merugikan kedua
dalampenentuan membantu dalam proses
penggunaan alat bela pihak
KB
4. Anjurkan kepada
• kurang bertanya suami agar 4. pengambilan keputusan
• tampak rileks memberi perhatian Perhatian yang cukup dari
yang cukuip pada suami dapat

istri membanagun tingkat


5. Kolaborasi dengan kepercayaan diri dari
TIM kesehatan 5. seorang isteri
lainnya agar Kolaborasi yang baik dapat
membantu dalam memberikan hasil yang
pengambilan terbaik
keputusan yang
tepat dalam

penggunaan
alat
Kb
4. Tujuan jangka 1. Jelaskan kepada 1. Pengetahuan yang baik dapat
panjang: kedua pasangan membantu dalam program
mengenai keluarga
Pasien aakan
mempertahankan pola efektifitas berencana
seksualitas yang penggunaan alat 2. Kekurangan dari alat
efektif. kontrasepsi kontrasespsi merupakan

Tujuan jangka pendek: pilihan mereka suatu hal yang hasrus di ingta
Dalam waktu 1 x 2 jam dan dicermati oleh kedua
2. Jelaskan
pasien akan pasangan
kekurangan dari
mengatakan merasa 3.
puas dengan alat kontrasepsi Sikap kewaspadaan agar
hubungannnya tidak terjadi kehamilan
3. Anjurkan sangat tergantung pada
dan merasa nyaman
kepada kedua kedua pasangan
pasangan agar
selalu berhati-
hati dalam
hubungan sek
agar tidak

terjadi hal-hal
yang tidak

diinginkan
5. Tujuan jangka panjang 1. Jelaskan kepada 1. Pikiran yang positif
Pasien tidak akan pasien agar selalu 2. dapat membnatu dalam
mengalami gangguang berpikir yang proses
baik guna perawatan menjag
citra tubuh
tidak
Tujuan jangka pendek: menjaga Pemberian
citra
Dalam waktu 3x2 jam kesehatannya dapat agar
rah
tejadiperunaha kea
pasien akanmenerima 2. Anjurkan kepada
n tubuh yang
kondisi dirinya dengan kedua pasangan madaptif
criteria hasil: agar tetap
➢ mengungkapkan memberi
persepsi yang dukuingan antara
mencerminkan kedua bela pihak
perubahan
pandangan mengenai
tubuhnya seperti
merasa puas dengan
penggunaan alat KB
permanen

➢ tidak ada perilaku


menghindari tubuh

➢ tidak perilaku selalu


memantau tubuhnya

➢ tidak tampak
bingung, atau gelisah
6. Tujuan jangka Panjang 1. Pantau terhadap 1. Peningkatan suhu dan
: Pasien tidak beresiko peningkatan takikardi merupakan
terhadap infeksi suhu atau
salah satu tanda infeksi
selama perawatan takikardia 2. Observasi terhadap luka
sebagai tanda
Tujauan jangka pendek diperlukan untuk melihat
: Dalam waktu 1x8 infeksi.
adanya pus yang
jam, diharapkan tidak
2. Observasibekas
terjadi infeksi dengan merupakan tanda terjadinya
bekas suntik tidak suntik terhadap
infeksi
infeksi. 3.
Pemberian anlagetik
3. Kolaborasi jika secra dini agar dapat
ada tanda-tanda mencegah adanya infeksi
infeksi
terbuka Tidak ada
tanda-tanda infeksi
(rubor, dolor, color,

tumor, fungsi
laesa), Tidak ada
eksudat, tanda-
tanda vital dalam
batas normal, tidak
terjadi peningkatan
leukosit
7. Tujuan jangka panjang: 1. Anjurkan kepada 1. Kewaspadaan terhadap resiko
Pasien tidak akan ibu untuk selalu perdarashan sangat pentinmg
mengalamai resiko mewaspadai halk ini dikarekan jika terjadi
perdarahan selama perdarahan dapat
terjadi
menggunakan alat
perdarahan mengancam jiwa
kontrasepsi 2. Jelaskan kepada 2. Tanda-tanda perdarahan
Tujuan jangka pendek: seperyti ada spooting terus
ibu mengenai menerus
Dalam waktu 3x 24
jam tidak terjadi tanda-tanda
adanya spooting terjadinya
dengankriteri hasil : perdarahan
tidak ada trauma pada
bagian genitalia, tidak
ada bercak darah
BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian 3.1.1
Identitas Pasien

Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat :
Hutasoit

Tanggal Pengkajian :20 Oktober 2023


Nama suami : Tn. S
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama perkawinan : 10 Tahun
3.1.2 Keluhan Utama
Pasien datang ke Klinik dengan keluhan haid tidak teratur (tidak normal).
Klien mengatakan ia adalah akseptor KB Suntik 3 bulan, dan sebelum
menggunakan KB suntik haid nya selalu teratur.

3.1.3 Riwayat Kesehatan Sekarang


Haid tidak teratur (tidak normal).
3.1.4 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit
3.1.5 Riwayat perkawinan
1. Status perkawinan sah, kawin 1 kali
2. Menikah umur 20 tahun dengan suami umur 22 tahun dengan lama perkawinan
10 tahun.

3. Jumlah anak: 3 orang


3.1.6 Riwayat Menstruasi
1. Menarche : ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun
2. Siklus : ibu mengataan siklus haidnya 28 hari
3. Lama : ibu mengatakan lama menstruasi 5-6 hari
4. Banyaknya : ibu mengatakan 3 kali ganti pembalut perhari
5. Sifat darah : ibu mengatakan encer
6. Teratur/tidak : ibu mengatakan teratur
7. Disminorhoe : ibu mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri

3.1.7 Riwayat Obstetri


No Tgl/ tahun Temp Umur Jenis Penol anak Nifas Keadaa
partus at kehamil partus ong JK BB PB Kead Laktasi n anak
partus an aan sekaran
g

1 1/12/2012 Klinik 9 Bulan Normal Bidan Lk 2,9 48 Sehat ASI hidup


2 3/10/2015 Klinik 9 Bulan Normal Bidan Lk 3 50 Sehat ASI hidup
3 10/6/2018 Klinik 9 Bulan Normal Bidan Pr 3 49 Sehat ASI hidup

3.1.8 Riwayat KB
1. Macam peserta : baru
2. Metode yang pernah dipakai : suntik 3 bulan, penggunaan 1 tahun
3. Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : haid tidak teratur (tidak normal)
3.1.9 Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan haid tidak teratur (tidak normal)
2. Riwayat penyakit masa lalu
Ibu mengatakan hanya pernah mengalami demam dan flu biasa
3. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti DM,
Hipertensi, Jantung dll.

3.1.10 Pola kebiasaan sehari-hari 1.


Nutrisi

Makan: Ibu makan 3 kali sehari dengan MB (Makanan Biasa) dan lauk pauk.
Minum: Ibu minum air putih sebanyak 6-7 gelas/hari.
2. Istirahat tidur
Ibu tidur siang 2 jam, tidur malam selama 7-8 jam/hari dari pukul 21.00 wib –
05.00 wib.
3. Eliminasi
BAK : Frekuensi BAK pasien 3-4 kali/hari, warna kuning jernih volume urine
1200-1500 cc/hari, berbau khas.

BAB : Ibu BAB pasien 1 kali/hari, berwarna kuning, konsistensi lembek dengan
bau yang khas.

4. Personal Hygine
Klien mandi 2 kali/hari semua kegiatan personal hygiene dilakukan secara mandiri
3.1.11 Riwayat Psikologi
Ibu mengatakan merasa cemas karena haidnya tidak teratur, ibu selalu bertanya
mengapa haidnya tidak teratur dan Ibu tidak tahu bahwa amenore yang dialaminya
adalah efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan, ibu
mengatakan BB nya naik sejak memakai alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan.

3.1.12 Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37,5 oC
HR : 76 x/i
RR : 20 x/i
Tinggi badan : 157 cm
BB sebelum menggunakan KB Suntik : 57 kg
Berat badan saat di kaji : 63 kg
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Kulit kepala bersih, bentuk kepala oval dan tidak ada ditemukan luka pada
bagian kepala.

b. Rambut
Rambut pasien hitam dan lurus, tampak bersih.
c. Mata
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, reaksi pupil terhadap cahaya baik
(+/+), mata isokor (+/+), fungsi penglihatan baik ditandai dengan pasien dapat
membaca dengan jelas. Tanpa menggunakan alat bantu.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
d. Hidung
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya kelainan struktur. Perdarahan
tidak ada, fungsi penciuman baik, pasien dapat membedakan bau.

Palpasi: Nyeri tekan tidak ada


e. Telinga
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya peradangan dan perdarahan,
fungsi pendengaran baik, ditandai dengan pasien biasa mendengar detik arloji,
dan tidak memakai alat bantu pendengaran.

f. Mulut
Bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut ada. Pasien
dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, tidak ada pembengkakan atau
peradangan, pengecapan baik dan dapat membedakan rasa asam, asin, manis,
dan pahit. Inspeksi: bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 28x/i, klavikula
dan scapula simetris.

g. Gigi
Kebersihan gigi baik, tidak ada peradangan dan perdarahan pada gigi, jumlah
gigi
28 buah, tidak terdapat caries
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan tekanan vena
jugularis dan tidak dijumpai adanya kaku kuduk.

i. Thorax/dada

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan


Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : Sonur kiri dan kanan
Auskultasi : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing
j. Jantung
Inspeksi : Frekuensi denyut jantung 76x/i, Tidak ada pembesaran
atau pembengkakan

Palpasi Batas jantung tidak teraba dengan jelas


:
Perkusi Shifting dullness
:
Auskultasi: Bunyi jantung Lub-Dup
k. Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak nampak massa atau benjolan, turgor kulit baik, kembali
dalam ± 2 detik.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : Tidak kembung
Auskultasi : Bising usus normal 30 kali/menit
l. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik, reflex, bisep kiri
dan kanan +/+, refreks trisep kiri dan kanan +/+.

Bawah : Akral hangat, tidak ada oedem, ROM kanan dan kiri aktif, reflex
patela kiri dan kanan +/+.

3.1.13 Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif: Perubahan pola Cemas
- Ibu mengatakan merasa cemas haid tidak teratur

karena haidnya tidak teratur Data


Objektif:

- TD : 120/80 mmHg
- HR : 76 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Ibu tampak bingung
- Ibu selalu bertanya mengapa
haidnya tidak teratur
2. Data Subjektif: Kurangnya Gangguan konsep
- Ibu mengatakan BB nya naik informasi diri: Body Image

sejak memakai alat


kontrasepsi

KB Suntik 3 bulan
- Ibu mengatakan sebelum
memakai alat kontrasepsi KB
Suntik BB nya 57 Kg Data
Objektif:
BB saat dikaji: 63 Kg
3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan perubahan pola haid tidak teratur ditandai dengan TD:
120/80 mmHg, HR: 76 x/mnt, RR: 20 x/mnt, ibu tampak bingung, ibu selalu
bertanya mengapa haidnya tidak teratur

2. Gangguan konsep diri: Body image berhubungan dengan Keseimbangan


progresteron dan estrogen terganggu ditandai dengan BB ibu sebelum
menggunakan alat kontasepsi KB Suntik 57 kg dan BB saat dikaji naik menjadi 63
kg

3.3. Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Cemas Cemas dapat 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Mengetahui
berhubungan teratasi (ringan, sedang, berat) tingkat kecemasan
dengan Kriteria hasil: 2. Berikan lingkungan klien dan tindakan
perubahan pola yang nyaman yang akan
-Ibu
haid tidak 3. dilakukan
tampak Berikan dorongan dan
teratur ditandai
tenang kesempatan pada ibu 2. Memberi
dengan untuk mengungkapkan ketenangan pada
-Cemas
TD: 120/80 pikiran dan perasaan ibu
berkurang
mmHg, untuk 3. Membantu ibu
-Tidak
HR:76 x/mnt, mengeksternalisasikan mengungkapkan
RR: 20 x/mnt, menunjukka n
kecemasan perasaan dan
ibu tampak perilaku
bingung, f 4.
agresi Anjurkan melakukan kecemasannya
ibu selalu
bertanya aktivitas yang
mengapa menyenangkan seperti 4. Mengalihkan
haidnya tidak menonton TV, perhatian ibu agar
teratur mendengar radio atau tidak tefokus pada
musik untuk penyakitnya
mengurangi kecemasan

2 Kurang Ibu mengerti 1. Kaji tingkat 1. Belajar tergantung


pengetahuan tentang pengetahuan ibu pada emosi dan
berhubungan masalah tentang masalah
kesiapan fisik
dengan kesehatanny kesehatannya
2. Memberi
pengetahuan
kurangnya a saat ini 2. Berikan pendidikan pada ibu tentang alat
informasi Kriteria hasil: kesehatan tentang KB kontrasepsi yang
suntik dan efek
ditandai digunakan dan efek
-Ibu tampak samping dari
penggunaan KB suntik samping dari alat
dengan tenang
ibu Jelaskan pada ibu kontrasepsi tersebut
-Ibu tentang penyakit yang
selalu bertanya 3. 3. Memberi pengetahuan
mengapa mengetahui dialaminya
pada ibu tentang
haidnya tidak penyebab penyakitnya
lancar haidnya tidak
lancar

-Ibu
mengetahui
efek samping
KB

Suntik
3
bulan

3 Gangguan Ibu mampu 1. Lakukan pendekatan 1. Meningkatkan harga


konsep diri: beradaptasi pada klien dan diri sehingga ibu
identifikasi masalah
Body image dengan
yang dihadapi Jelaskan mampu
berhubungan bentuk tubuh pada ibu tentang mengungkapkan
dengan Kriteria hasil: 2. penyebab dari
masalahnya
Keseimbangan peningkatan BB dan
- BB cara mengatasinya 2. Ibu lebih kooperatif
progresteron
dalam batas Anjurkan untuk diet
mengenai penjelasan
dan estrogen mengurangi BB
normal tidak
Libatkan pasangan dari petugas
terganggu 3.
boleh lebih 5
dalam memberikan
ditandai
kg dalam penjelasan mengenai 3. Diet yang baik
dengan BB ibu satu tahun 4. keadaan klien Lakukan
membantu
sebelum aktivitas olahraga
pertama
secara teratur mengurangi BB
menggunakan
- Ibu
4. Dukungan suami
alat kontasepsi tampak lebih
akan meningkatkan
KB Suntik 57 tenang 5.
kg dan BB harga

diri
saat dikaji naik 5. Pembakaran lemak
menjadi 63 kg dapat dilakukan
dengan olahraga
secara teratur

3.4. Catatan Perkembangan Keperawatan


Hari/Tgl No.Dx Intervensi Evaluasi
Selasa, 1 1. 1. Mengkaji tingkat kecemasan S : Ibu mengatakan merasa
November
(tingkat kecemasan sedang) tenang setelah
2023
2. Berikan lingkungan yang mengungkapkan
nyaman kecemasannya
kepada perawat
3. Berikan dorongan dan
kesempatan pada ibu untuk Ibu mengatakan akan
mengungkapkan pikiran dan melakukan aktivitas
yang menyenangkan
perasaan untuk
seperti menonton TV
mengeksternalisasikan
dirumah
kecemasan
Ibu tampak tenang
4. Anjurkan melakukan aktivitas O :
Masalah teratasi
yang menyenangkan seperti A :
menonton TV, mendengar P: Intervensi dihentikan

radio atau musik untuk


mengurangi kecemasan
2. 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S :
ibu tentang masalah Ibu mengatakan senang
diberikan pendidikan
kesehatannya
kesehatan
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang KB suntik Ibu mengatakan

dan efek samping dari mengerti tentang alat

penggunaan KB suntik kontrasepsi KB Suntik


dan efek samping KB
3. Menjelaskan pada ibu tentang
penyakit yang dialaminya suntik
- Ibu mengatakan sudah
mengerti penyebab

haidnya tidak teratur


O:

- Ibu tampak tenang


- Ibu dapat menyebutkan
kembali pengertian KB
Suntik, indikasi dan
kontra indikasi KB
Suntik, dan efek

samping KB Suntik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
1. Melakukan pendekatan pada S:
klien dan identifikasi
masalah yang dihadapi
Ibu mengatakan
2. Menjelaskan pada ibu
mengerti penyebab
tentang penyebab dari
kenaikan BB nya Ibu
peningkatan BB dan cara
mengatakan akan
mengatasinya
melakukan diet untuk
3. Menganjurkan untuk diet
mengurangi BB nya
mengurangi BB
Suami mengatakan
4. Melibatkan pasangan dalam akan selalu memberi
memberikan penjelasan dukungan kepada
mengenai keadaan klien istrinya

5. Menganjurkan klien Ibu mengatakan akan


melakukan aktivitas olahraga melakukan aktivitas
secara teratur olahraga secara teratur
O: Ibu tampak tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai