KB (Keluarga Berencana)
Oleh :
VERANICA H. MPAPA
PPN 15127
laboratorium)
Sementara menunggu pemasangan AKDR
Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum
Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosa
yang pasti
Bersamaan dengan pemakaian spermicide
Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau
dipakai.
b) Diafragma / Cap
Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk
menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam
serviks. Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi mungkin sampai
menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah
persetubuhan.
a) Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa
Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah
suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa
didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan
spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam vagina.
b. Metode efektif
1) Pil Keluarga Berencana
a) Pengertian Pil KB
Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon
progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah
kehamilan (Syahlan, 1996).
Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum.
Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi wanita
yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara
yang paling efektif bila diminum secara teratur.
b) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana
Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen
dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila
diminum secara teratur.
Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama
14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil
gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian
minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat
mengakibatkan
kehamilan.
Pil khusus
terjadinya
pelepasan
telur
sehingga
terjadi
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit
pengangkutan sperma.
c) Cara Pemakaian Pil KB
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus
haid. Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari
minggu agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan
sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2
minggu sesudah kejadian (Wiknjosastro, 2002:919).
Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus,
dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri
atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum
terus menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet
plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama
sebaiknya jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain.
(Wiknjosastro, 2002:919).
Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:
Denyut nadi melebihi 120/menit
Radang pembuluh darah balik (phlebitis)
Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala yang
hebat, nafas sesak atau berdebar-debar
Pertambahan berat badan yang progresif
d) Efek Samping Pil KB
Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh karena
adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Gejalagejala tersebut baik yang bersifat subjektif maupun objektif biasanya
hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada semua pemakai pil dan hilang
dengan sendirinya setelah dua sampai tiga bulan (Syahlan, 1996:109).
Tabel 3.1
Efek Samping Pil KB
Estrogen
Kelebihan
Nausea
Kekurangan
Irritabilitas
Edema
Semburan panas
Keputihan
Prolapsus uteri
Kloasma
Spotting
Progestin
Kelebihan
Nafsu makan
meningkat
Berat badan
bertambah
Kekurangan
Darah haid
lebih banyak
disertai bekuan
pendarahan
Disposisi lemak
berlebihan
Darah haid
Cepat lelah
berkurang
Eksotrofie serviks
Teleangiektasia
Nyeri kepala jenis
Depresi
Tidak adanya
Libido berkurang
perdarahan surut
Libido berkurang
vaskuler
surut terlambat
Akne
Alopesia
Cholestatic
Hipertensi
jaundice
Supersi laktasi
Lama haid
berkurang
Nyeri kepala
dengan retensi
Efek anabolic
cairan
Moniliasis
Payudara
membesar
Payudara tegang
tanpa retensi
cairan
mungkin
terjadi
karena
peningkatan
aktivitas
faktor-faktor
tromboemboli-suatu
komplikasi
jarang-dikurangi
oleh
2) IUD/AKDR
a) Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999).
Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,
dan metal (Digitized by Usu, 2003).
b) Cara Kerja IUD
Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
c) Keuntungan-keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai
berikut :
Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana
menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170
kehamilan.
IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan tidak
perlu diganti)
Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T 380 A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus apabila
tidak terjadi infeksi
Dapat digunakan sampai menopause
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Membantu mencegah kehamilan ektopik
d) Kerugian-kerugian AKDR
Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh IUD
adalah :
Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
c) Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu DMPA
(Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo Provera
dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo provera
sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc sedangkan
noristerat dengan dosis 200 mg/cc
d) Waktu pemberian
Pasca persalinan sampai 40 hari
Pasca keguguran sampai 7 hari
Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
e) Cara penyuntikan
Intramuskular
Tempat penyuntikan pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas
suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat. Pada
otot pangkal lengan (deltoid)
f) Indikasi
Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
Tidak dalam keadaan hamil
tidak
diberikan pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahankegelisahan. Amenorhea di tanggulangi dengan pil kombinasi 2-3
tablet perhari selama 7 hari. Bila amenorhea yang terus menerus
setelah 3 kali suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka
suntikan dihentikan.
Prosedur Pemberian Depo Progesrtro pada Ibu KB yaitu
NO
1.
Prosedur Kerja
Topik:
Suntik Depo Progestron
2.
Tujuan:
Persiapan Pasien :
3.
Persiapan Lingkungan :
4.
Persiapan Alat:
5.
Spyghmanometer
Stetoskope
Dispo 3ml
Persiapan Bahan
6.
7.
Obat DP 3 ml
Langkah Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Dokumentasi
Nama pasien, nama perawatn, waktu pemberian, jam dan respon pasien.
8.
tinggi,
tidak
Kesalahan memotong
Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras
Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)
Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif
Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent yang
dipotong.
Efek samping :
kulit membiru atau lecet, pembengkakan dan rasa sakit, keadaan ini
merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa pengobatan
sederhana, gejala tersebut timbul sebagai akibat persiapan, teknik dan
perawatan yang kurang sempurna disamping factor penderita sendiri.
Kontraindikasi:
Peradangan Kulit atau jamur didaerah kemaluan dan menderita
kencing manis. Vasektomi juga dapat meyebabkan infeksi pada sayatan
dan nyeri atau sakit juga terjadinya hematoma oleh karena pendarahan
kapiler.
Penangulangannya:
pemberian antibiotika dan analgetik, kemudian konsultasikan dengan
ahli jiwa jika penderita mengalami gangguan psikologis.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Wawancara
Identitas klien : Nama, Umur, Ttl, pekerjaan,pendidikan, pekerjaan, agama,suku,
nama suami.
Keluhan utama : Pada pasien yang menunkan alat kontrasepsi Suntik, biasanya
mengeluh pada gangguan pola haidnya yang tidak teratur
Riwayat kesehatan dahulu : penyakit yang diderita seperti hipertensi, CA mamae,
CA serviks
Riwayat penyakit keluarga :memiliki penyakit yang sama ataukah ada anggota
keluarga yang menggunakan alat yang sama dan pola haid tidak teratur
Riwayat menstruasi : Dlam bulan ini mendapathaid atau tidak, Siklus menstruasi,
dan lamanya hari, kadang Pola haidnya teratur dan tidak teratur , kadang sedikit
dan banyak, tidak mesnstruasi selama berbulan-bulan
Riwayat obstetric : Jumlah anak, sedang hamil atau tidak
Riwayat kontrasepsi yang dulu apakah pernah menggunakan alat kontrasepsi
selain Depo Progestron.
Pemeriksaan fisik
tidaknormal
Hidung : secret, pernapasan huping hidung,fungsi penciuman nbormal atau
tidak
Paru-paru: bunyi nafas, refleksi dada, pengembangan dada, adanya
penggunaan alatbantu pernapasan, ada batuk atau tidak, pola napas teratur atau
tidak
Jantung: bunyi jantung, palpitasi, sianosis atau tidak, CRT < 3 detik atau < 3
detik
Abdomen :
Apakah ada massa pada uterus atai tidak
Apakah ada pembesaran abnormal pada abdomen
Apakah ada Nyeri tekan
Apakah ada Asites atau tidak
Genitalia : keutuhan, lecet atau lesi, benjolan dan kaji kelainan yang lain, adanya
keputihan , apakah ada trauma atau tidak, ada spooting atau tidak
Ekstremitas : CRT, sianosisi atau tidak, edema atau tidak, bentuk simetris,
2. Analisa data
No
1.
Data
Ds :
Etiologi
Kerja ovum yang
Klien
Pola
haidnya
kadang
terkontaminasi dengan
Progestron
teratur dan
tidak teratur
kadang
sedikit dan
banyak,
pembekuan darah
Perubahan permukaan
dindingendometrium
tidak
mesnstruasi
selama
berbulanbulan
Do:
Adanya keputihan
Menggunakan
Depo Progestron
Masalah
Perubahan pola
haid
2.
Ketidakmampuan
memilih alat
alat kontrasepsi
kontrasepsi
dengan KB
DO: Klien bertanya pada
petugas kesehatan
3.
DS :
Kecemasan
alat kontrasepsi
alat Kb apa
( Dp)
yang cocok
dengan
dirinya
Banyak bertanya mengenai
DO:
efek samping
Banyak bertanya
mengenai alat-alat
terjadi
kontrasepsi yang
cocok dengan
Muncul
dirinya,
Tampak bingung,
Gelisah
4.
DS: DO:
suami alami
Perasaan Cemas
atau tidak
DS: mengungkapkan
persepsi
yang
mencermin
Ketidakefektifan
pola seksualitas
Gangguang citra
ovarium
tubuh
kan
perubahan
pandangan
mengenai
kehamilan
tubunhnya
seperti
merasa puas
atau tidak
puas
dengan
penggunaan
alat KB
permanen
DO:
Perilaku menghindari
tubuh
Perilaku selalu
memantau tubuhnya
Tampak bingung,
6.
gelisah
DS: klien
mengeluh
sakit
daerah
di
Penggunaan
alat ( suntik tidak
steril)
insisi
DO:
System
Adanya bekas
kekebalan tubuh
suntikan
Peningkatan TTV
Peningkatan
tidak stabil
Leukosit
Peningkatan TT
Adanya salah satu
Invasi
kuman ke dalam
tubuh
tanda infeksi
Muncul tanda-tanda
infeksi/salah satu
Resiko Infeksi
tanda infeksi
7.
DS :
DO:
kontrasepsi
Adanya trauma
Adanya spooting
(AKDR)atau
suntikan
hormonal
Perubahan
pada
hormone
estrogen
dan
progesterone
Terjadinya
spooting
Resiko
Perdarahaan
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Pola Haid berhubungan dengan proses adaptasi hormonal yang di
tandai
Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi
akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak bertanya.
Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang alat kontrasespsi
Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan Ketakutan terhadap
terjadinya kehamilan
Gangguang citra tubuh berhubungan dengan Tidak terjadinya pembuahan/
kehamilan
Resiko Infeksi berhubungan dengan Penggunaan alat ( suntik tidak steril)
Resiko perdarahan berhubungan dengan adanya spooting
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
berhubungan dengan
mengenai
selama
memggunakan
alat
siklus
menstruasi
ha
ho
teratur,
tidak dapat haid selama
berbulan-bulan,
adanya keputihan.
makan
makanan
yang
bernutrisi
ad
dapat
ho
menstruasi dengan teratur
3. Anjurkan kepada klien untuk 3. O
setiap bulan pasien menstruasi
berolaraga
da
Tidak ada keputihan ( keputihan
pe
normal)
2.
Ketidakmampuan memilih
normal
informasi akan
pengetahuan tentang KB
banyak bertanya.
siklus awal/biasa
Tidak ada spotting haid yang
berulang
pada
hari-hari
pemakaian
alat
kontrasepsi.
3. Observasi untuk pemeriksaan
1.Unt
2. Pad
3.Dat
menjadi berat
4.Unt
3.
Kecemasan berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang alat
kontrasepsi yang di tandai
dengan :
banyak
memengenai
bertanya
alat
mengatakan
mengerti
mengambil
tepat
sudah
la
1. P
2. E
o
3. Motovasi klien dan sumai agar
yang
a
3. M
dalampenentuan
keputusan
penggunaan alat KB
kurang bertanya
tampak rileks
pihak
4. Anjurkan
k
kepada
suami
agar
4. P
k
5. K
4.
Ketidakefektifan pola
seksualitas berhubungan
dengan Ketakutan
terhadap terjadinya
berhati-
hati
dalam
te
persepsi
mencerminkan
yang
perubahan pandangan
mengenai
tubuhnya
tidak
puas
mencerminkan
perubahan
pandangan
mengenai tubuhnya
seperti
merasa
dengan
penggunaan
puas
alat
KB
penggunaan
permanen
alat KB permane
tidak
ada
perilaku menghindari
menghindari tubuh
tubuh
tidak
perilaku
perilaku
selalu
perilaku
selalu
memantau tubuhnya
memantau tubuhnya
tampak
bingung, tidak tampak bingung, atau
gelisah
6.
gelisah
Resiko Infeksi
Resiko perdarahan
berhubungan dengan
adanya spooting
2. O
te
3. P
in
tanda infeksi
7.
1. P
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
Mansjoer, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta.
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat Bagi
Wanita. http://www.depkes.co.id/
Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta
Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB. http://www.info ibu.com//