Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KONTRASEPSI

1.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi


1.1.1 Definisi/deskripsi
Keluarga berencana (KB) adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsunng dari kelahiran tersebut.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan.

1.1.2 Tujuan
1.1.2.1 Mengatur interval kehamilan
1.1.2.2 Mengontrol waktu saat kehamilan
1.1.2.3 Mengontrol waktu saat kelahiran
1.1.2.4 Menentukan jumlah anak dalam keluarga

1.1.3 Syarat – Syarat Alat Kontrasepsi


1.1.3.1 Aman untuk digunakan
1.1.3.2 Dapat diandalkan
1.1.3.3 Sederhana
1.1.3.4 Murah
1.1.3.5 Dapat diterima orang banyak
1.1.3.6 Pemakaian jangka lama

1.1.4 Berbagai Cara Kontrasepsi


Ada dua pembagian cara kontrasepsi yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara
kontrasepsi modern.
1.1.4.1 Cara kontrasepsi sederhana
Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat/obat. Kontrasepsi
sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan senggama terputus dan pantang
berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat dapat dilakukan dengan
menggunakan kondom, cream/jelly/tablet berbusa.
1.1.4.2 Cara kontrasepsi modern
Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan
kontrasepsi permanen. Kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan pil,
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), suntikan dan norplant. Sedangkan cara
kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap yaitu dengan
operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) dan vasektomi (sterilisasi pada
pria).

1.1.5 Jenis-Jenis Kontrasepsi


1.1.5.1 Metode Sederhana
a) Tanpa Alat/obat
1. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode kontrasepsi dimana senggama
diakhiri sebelum terjadu ejakulasi intra vagina. Ejakulasi terjadi jauh
dari genitalia eksterna. Efektifitas bila dilaksanakan dengan benar.
- Keuntungan memakai kontrasepsi dengan metode senggama
terputus yaitu:
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak ada efek samping
 Tidak membutuhkan biaya
- Kerugian memakai kontrasepsi dengan metode senggama
terputus yaitu faktor kegagalan cukup tinggi.
2. Pantang Berkala (Sistem Kalender)
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara ini
sebenarnya kurang dianjurkan karena kadang istri kurang terampil
dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
b) Dengan Alat/obat
Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi
masuknya sperma kedalam rahim sedangkan penggunaan obat
dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.
1. Kondom
Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah sperma
bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi. Penggunaan kondom
cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. Keuntungan
dari pemakaian kondom adalah kondom mudah digunakan, tidak
membutuhkan bantuan tenaga medis untuk memakai dan mudah
didapat. Kerugiannya adalah kegagalan terjadi apabila kondom
robek atau bocor. Efek samping dari kontrasepsi menggunakan
kondom adalah kondom dapat tertinggal didalam alat kelamin
wanita, wanita bisa mengeluh keputihan yang banyak dan berbau
dan bisa mengakibatkan infeksi ringan.
2. Diafragma/cat
Diafragma adalah lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan
menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam
sebelum senggama. Diafragma ini berguna untuk menutupi uterus
sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Keuntungan dari
memakai alat kontrasepsi ini adalah tidak mengganggu produksi ASI
dan bisa menghambat keluarnya darah haid. Sedangkan kerugiannya
adalah mahal, kegagalan tinggi, harus ketenaga kesehatan dan pada
saat dipakai tidak nyaman.
3. Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa
Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida
adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/melumpuhkan
spermatozoa didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur.
Untuk penggunaan spermicida yang berbentuk tablet berbusa
dimasukkan kedalam vagina. Cara ini tidak populer dimasyarakat
dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu
banyak cairan sehingga pria kurang puas.
1.1.5.2 Metode efektif
a) Pil keluarga berencana (KB)
Pil KB adalah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon
progesteron yang diminum oleh wanita secara teratur untuk mencegah
kehamilan. Pil KB ada yang minipil dan ada yang kombinasi. Minipil
adalah alat kontrasepsi jenis pil yang hanya mengandung hormon
progesteron. Pil ini cocok untuk ibu menyusui. Pil kombinasi yaitu alat
kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Cara
kerja dari pil KB ini adalah mencegah pelepasan sel telur dan
mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur. Pil
KB ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi bila digunakan
dengan tepat dan secara teratur. Keuntungan dari memakai kontrasepsi ini
adalah tidak mengganggu hubungan seksual, kesuburan cepat kembali,
membuat menstruasi teratur. Sedangkan kerugiannya bisa
menambah/mengurangi berat badan dan harus selalu meminum pil KB.
b) IUD
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Keuntungan dari
memakai alat kontrasepsi ini adalah bisa digunakan untuk metode jangka
panjang, bisa digunakan untuk wanita yang mempunyai tekanan darah
tinggi, tidak mengganggu produksi ASI, kesuburan segera kembali
sesudah AKDR diangkat. Sedangkan kerugiannya adalah harus datang ke
tenaga kesehatan untuk memasang, melepas dan kontrol. Efek samping
dari pemakaian IUD ini adalah amenorhea, perdarahan bercak dan nyeri.
c) Suntikan KB
Suntikan KB adalah alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung
hormon progesteron tidak mengandung estrogen. Cara kerja mencegah
pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu
dengan sel telur. Tingkat keberhasilannya tinggi apabila digunakan secara
teratur. Keuntungan memakai alat kontrasepsi ini adalah tidak
mengganggu hubungan seksual, tidak mengganggu produksi ASI dan
cocok digunakan pada wanita yang pelupa (lupa minum pil KB).
Sedangkan kerugiannya adalah kesuburan lama kembali, tidak boleh
digunakan untuk wanita perokok.
d) Alat kontrasepsi susuk (Implant)
- Pengertian alat kontrasepsi susuk (implant)
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi
wanita yang dipasang dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri atas
1 atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat
levonorgestrvel. Cara kerja mengentalkan lendir serviks dan menekan
ovulasi. Keuntungan dari kontrasepsi ini adalah perlindungan jangka
panjang, kesuburan cepat kembali dan tidak memerlukan pemeriksaan
dalam. Sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan tindakan insisi
dan tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri.
1.1.5.3 Metode mantap
a) Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak menginginkan
anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat
dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan
operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada wanita.
Keuntungannya adalah pemakaian atau perlindungan terhadap terjadinya
kehamilan sangat tinggi dapat digunakan seumur hidup, tidak
mengganggu hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI.
Kerugiannya berupa faktor resiko dan efek samping bedah.
b) Vasektomi (MOP)
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan
cara mengikat dan memotong sel sperma sehingga sperma tidak dapat
lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa dengan demikian tidak
terjadi pembuahan. Keuntungan dari vasektomi adalah tidak ada kematian,
kemungkinan gagal tidak ada karena diperiksa kepastian laboratorium,
tidak mengganggu hubungan seksual.

1.2 Review Konsep Anatomi


1.2.1 Anatomi
1.2.1.1 Rahim
Rahim adalah organ reproduksi wanita yang paling utama dengan salah satu
ujungnya adalah tabung falopian (tuba fallopi) dan ujung yang lainnya adalah
leher rahim (serviks). Rahim berfungsi menerima pembuahan ovum yang
tertanam kedalam endometrium dan mendapatkan makanan dari pembuluh
darah. Ovum yang dibuahi tersebut akan berkembang menajdi embrio dan
selanjutnya menjadi fetus dan terus berkembang hingga kelahiran setelah
berusia sembilan bulan.
1.2.1.2 Indung telur (Ovarium)
Organ reproduksi ini berupa kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita dan
berjumlah dua buah. Fungsi ovarium adalah memproduksi sel telur dan
mengeluarkan hormon peptide dan steroid seperti progesteron dan estrogen.
Kedua hormon tersebut akan mempersiapkan dinding rahim untuk implantasi
telur yang telah dibuahi sel sperma.
1.2.1.3 Tuba Fallopi
Tuba fallopi adalah dua buah saluran halus yang menghubungkan ovarium
dengan rahim.
1.2.1.4 Leher rahim (serviks)
Leher rahim (serviks) adalah bagian dari anatomi organ reproduksi wanita
yang terletak di bawah rahim. Fungsi leher rahim (serviks) adalah membantu
perjalanan sperma dari vagina menuju rahim.
1.2.1.5 Vagina
Vagina adalah organ reproduksi wanita yang paling luar, berbentuk tabung dan
menjadi penghubung rahim ke bagian luar tubuh.
1.3 Rencana asuhan klien dengan
1.3.1 Pengkajian
1.3.1.1 Jumlah anak yang direncanakan
1.3.1.2 Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-lain
1.3.1.3 Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya
1.3.1.4 Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : mual, pendarahan, nyeri
saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
1.3.1.5 Riwayat sosial: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya/kultur,
kebiasaan merokok.
1.3.1.6 Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
1.3.1.7 Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan siklus
haid seperti amenore, spotting, metroragia.
1.3.1.8 Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan.
b) Tanda-tanda vital: tekanan darah biasanya tinggi, efek dari hormonal,
nadi cepat, nafas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon
terhadap pemasangan AKDR.
c) Muka: periksa adanya oedema, jerawat.
d) Kardiovaskuler: Palpitasi.
e) Dada: pernafasan kadang sesak.
f) Payudara: hyperpigmentasi.
g) Abdomen: nyeri, mules, muntah, mual (efek dari AKDR)
h) Vagina: periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan.
i) Ektremitas: adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.
1.3.1.9 Pemeriksaan penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan
maka diperiksa:
a) Hb, biasanya <10 gr/dl
b) Trombosit (biasanya normal/turun bila perdarahan hebat)
c) Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
1.3.1.10 Pemeriksaan psikososial
a) Pastikan keinginan KB ibu dan suami tanpa paksaan
b) Adakah keyakinan/pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c) Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d) Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini, tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan
untuk kontrol lainnya.

1.3.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: Gangguan rasa nyaman (00214)
1.3.2.1 Definisi
Gangguan rasa nyaman adalah merasa kurang nyaman, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan atau sosial.
1.3.2.2 Batasan karakteristik
- Ansietas
- Berkeluh kesah
- Gangguan pola tidur
- Gatal
- Gejala distres
- Gelisah
- Iritabilitas
- Ketidakmampuan untuk relaks
- Kurang puas dengan keadaan
- Menangis
- Merasa dingin
- Merasa kurang senang dengan situasi
- Merasa hangat
- Merasa lapar
- Merasa tidak nyaman
- Merintih
- Takut
1.3.2.3 Faktor yang berhubungan
- Gejala terkait penyakit
- Kurang kontrol situasi
- Kurang pengendalian lingkungan
- Kurang privasi
- Program pengobatan
- Stimuli lingkungan yang mengganggu
- Sumber daya tidak adekuat (misalnya finansial, pengetahuan dan sosial)

Diagnosa 2: Resiko infeksi (00004)


1.3.2.4 Definisi
- Resiko infeksi adalah rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme
patogenik yang dapat mengganggu kesehatan.
1.3.2.5 Batasan karakteristik
- Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen
- Malnutrisi
- Obesitas
- Penyakit kronis (misalnya diabetes mellitus)
- Prosedur invansif
1.3.2.6 Faktor yang berhubungan
a. Pertahanan tubuh primer tidak adekuat
- Gangguan integritas kulit
- Gangguan peristalsis
- Merokok
- Pecah ketuban dini
- Pecah ketuban lambat
- Penurunan kerja siliaris
- Perubahan pH sekresi
- Statis cairan tubuh
b. Pertahanan tubuh sekunder tidak adekuat
- Imunosupresi
- Leukopenia
- Penurunan hemoglobin
- Supresi respons inflamasi
- Vaksinasi tidak adekuat
c. Pemajanan terhadap patogen lingkungan meningkat
- Terpajan pada wabah
1.3.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Gangguan rasa nyaman (00214)
Tujuan : rasa aman terpenuhi
Kriteria hasil : pasien merasa nyaman dalam memakai alat kontrasepsi.
Intervensi :
1.3.3.1 Beri penyuluhan tentang keputihan adalah efek samping dari alat kontrasepsi dan
menyarankan agar mengganti alat kontrasepsi lain yang lebih cocok. Rasionalnya
dengan memberikan penyuluhan tentang efek samping dari alat kontrasepsi lain
yang cocok diharapkan memberikan rasa nyaman kepada pengguna alat
kontrasepsi.

Diagnosa 2: Resiko infeksi (00004)


Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : pasien akan bebas dari proses infeksi selama perawatan di rumah sakit.
Intervensi :
1.3.3.2 Setiap melakukan tindakan pemasangan alat kontrasepsi terutama pemasangan
alat kontrasepsi didalam rahim pasien harus selalu terjadi kesterilannya.
Rasionalnya untuk menghindari resiko terjadinya infeksi.
1.3.3.3 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemasangan alat kontrasepsi. Rasionalnya
dengan kolaborasi dengan tim medis diharapkan pemasangan alat kontrasepsi
berhasil dengan baik.
III. DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde, (2001), Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB, EGC; Jakarta.

Bobak, M.I.(2000) Perawatan Maternitas dan Ginekolog. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran. Bandung.2000.

Moctar, Rustam, (1998), Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi, Edisi 2, EGC;
Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde, (2001), Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB, EGC; Jakarta.

Wiknjosastro, Hanifa ( 1997) Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga,Jakarta ; Yayasan Biana Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Banjarmasin, Desember 2016

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(.......................................) (............................................)

Anda mungkin juga menyukai