Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PENGGUNAAN

ALAT KONTRASEPSI
(KELUARGA BERENCANA)

OLEH
KELOMPOK 7

NI KADEK RAI DWIJAYANTI 223221362


NI KETUT ISTRI SUNDARI 223221363
RISQI NURAINNI 223221365
HERVIN AWALUDIN 223221367

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA

A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan
objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan
yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga,
mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan
untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan objektif2 tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.Jadi
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai keluarga
yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan
KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
 Meneguhkan kembali program di daerah
 Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
 Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
 Peningkatan kualitas program dan program prioritas
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik disebut pil
kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil
Progestrin.
1.1 Cara Kerja
a. Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi
(tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
1.2 Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya
sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur.
1.3 Keuntungan
a. Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista
Ovarium
d. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e. Pemulihan kesuburan hampir 100%
1.4 Baik untuk wanita yang:
 Masih ingin punya anak
 Punya jadwal harian yang rutin
1.5 Kontraindikasi
a. Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b. Pernah sakit jantung
c. Tumor/keganasan
d. Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f. Penyakit gondok
g. Gangguan fungsi hati & ginjal
h. Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i. Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
1.6 Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping,
antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang- kunang) perubahan
warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan- bulan.

2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1
hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg
terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan
kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
2.1 Cara Kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2
bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
2.2 Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
2.3 Keuntungan
a. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b. Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
2.4 Baik untuk Wanita yang:
a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b. Lebih suka disuntik daripada makan pil
c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
2.5 Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices
2.6 Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah mual, BB
bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala tersebut hilang setelah beberapa
bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping dari suntikan Depo
Provera, Depo Progestin, Depo Geston, dan Noristeat yg sering dijumpai adalah
menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan
bukan mungkin menjadi anemia pada beberapa klien.

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan ini
dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak.
3.1 Cara Kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati
(2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
3.2 Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1
tahun)
3.3 Keuntungan
a. Tidak terganggu faktor lupa
b. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T 380 A)
c. Mengurangi kunjungan ke klinik
d. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
3.4 Baik untuk Wanita yang:
a. Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka
panjang
b. Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c. Memberikan ASI
d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e. Berada dalam masa pasca aborsi
f. Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g. Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h. Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang
memang tidak boleh menggunakannya
i. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
3.5 Kontraindikasi
a. Hamil atau diduga hamil
b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
c. Pernah menderita radang rongga panggul
d. Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e. Riwayat kehamilan ektopik
f. Penderita kanker alat kelamin
3.6 Efek samping
a. Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan. Kadang2
ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan
(senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya
b. Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan
dengan resiko infeksi rahim.
3.7 Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat:
a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi
(MAL)
d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi
e. Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
3.8 Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah:
a. 1 bulan pasca pemasangan
b. 3 bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan berikutnya
d. Bila terlambat haid 1 minggu
e. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone levonorgestrel
yang ditanam di bawah kulit.
4.1 Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan hormone
tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c. Menekan ovulasi
4.2 Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
4.3 Keuntungan
a. Sekali pasang untuk 3 tahun
b. Tidak mempengaruhi produksi ASI
c. Tidak mempengaruhi tekanan darah
d. Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e. Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap untuk
di tubektomi
4.4 Baik untuk wanita yang:
a. Ingin metode yang praktis
b. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c. Tinggal di daerah terpencil
d. Tak khawatir jika tak dapat haid
4.5 Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
4.6 Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid yang
tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yg
kronis.
4.7 Waktu Mulai Menggunakan Implant
a. Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c. Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
5. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama
5.1 Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
5.2 Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali
berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR,
suntikan KB.
5.3 Keuntungan
a. Dapat dipaki sendiri
b. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c. Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e. Tidak mengganggu kesehatan
f. Tidak ada efek samping sistemik
g. Tersedia secara luas
h. Tidak perlu resep atau penilaian medis
i. Tidak mahal (jangka pendek)
5.4 Baik untuk pasangan yang:
a. Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b. Jarang bersenggama
c. Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d. Wanita yang kemungkinan sudah hamil
5.5 Kontraindikasi
Alergi.

6. Kontrasepsi Mantap (Kontap)


Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau kedua
saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara
lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara
yang sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
6.1 Cara Kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
6.2 Efektivitas
Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
6.3 Keuntungan
a. Paling efektif
b. Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisa
dijamin).
c. Tidak perlu perawatan khusus
6.4 Baik untuk pasangan yang:
a. Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
b. Jika hamil akan membahayakan jiwanya
c. Ingin metode yang tidak mengganggu
6.5 Kontraindikasi
Tidak ada.
6.6 Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi luka
operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi pada 1-2% pasien. Pada
tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi
dapat terjadi.

E. PATHWAY
1. Suntik

Suntik

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor


pembekuan
Retensi cairan Merangsang Stimulasi Pengentalan darah
pusat reseptor hipotalamus lender serviks meningkat
Peningkatan makanan
TD Menekan Menghambat Trombosis
Nafsu makan LH,FSH penetrasi
Menghambat meningkat sperma
sikluas Ovulasi
oksigenasi BB terhambat Sperma &
meningkat ovum tidak
Nyeri kepala Menghambat Perubahan bertemu
produksi Perubahan maturasi
Nyeri prostaglandin body image endometrium Lender
meningkat
Peningkatan Atropi
Asam proteksi Keputihan
lambung terhadap Dinding
meningkat mukosa rahim sulit
lambung lepas
Merangsang
Mual Iritasi Amenorrhea
muntah mukosa
lambung Ansietas
Devisit
vol.cairan
2. PIL KOMBINASI

PIL

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor


pembekuan
Retensi cairan Merangsang Stimulasi Pengentalan darah
& Na pusat nafsu hipotalamus lender serviks meningkat
makan
Peningkatan LH,FSH Menghambat Trombosis
TD Nafsu makan menurun penetrasi
meningkat sperma
Menghambat Ovulasi
sikluas BB terhambat Sperma &
oksigenasi meningkat ovum tidak
Menghambat Perubahan bertemu
Nyeri kepala produksi Perubahan maturasi
prostaglandin body image endometrium Lender
Nyeri meningkat
Peningkatan Atropi
proteksi Konsepsi
Asam terhadap Dinding tidak terjadi
lambung mukosa rahim sulit
meningkat lambung lepas

Merangsang Iritasi Amenorrhea


muntah mukosa
lambung Ansietas
Devisit
vol.cairan
3. IUD

IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi kimia pengetahuan
cavum uteri tentang
Perubahan Erosi Kontraksi prosedur
Fagosit reaksi endometrium uterus pemasangan
meningkat enzimatik dan efek yg
uterus Spotting Iskemia otot terjadi
Perubahan uterus
endometrium Perubahan Infeksi Ansietas
endometrium Pelepasan
Keputihan Makrofag mediator
meningkat Nidasi tidak meningkat inflamasi
terjadi
Infeksi pelvis Menekan Stimulasi saraf
sperma simpatis &
Hipertermi parasimpatis
Sperma dan
Perubahan ovum tidak Persepsi nyeri
suhu tubuh bertemu
Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
 Nyeri akut
 Deficit volume cairan
 Perubahan body image
 Ansietas
b. Kontrasepsi pil
 Nyeri akut
 Perubahan body image
c. IUD
 Nyeri akut
 Perubahan suhu tubuh
 Ansietas
 Kurang pengetahuan

3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami nyeri
Kriteria hasil :
 klien melaporkan nyeri berkurang
 klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
 klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, selanjutnya
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat
menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas Teknik non farmakologi yang benar akan
dada, relaksasi, distraksi, kompres membuat klien rileks dan nyaman
hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi untuk
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, mengurangi atau menghilangkan
seperti nyeri

Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil :
 TTV klien dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
 Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan
menimbulkan kecemasan klien
Dorong klien untuk mengungkapkan Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi dan persepsi akan mengurangi
kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Temani klien untuk memberikan Memberikan keamanan pada klien dan
keamanan dan mengurangi takut mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa yang Mengurangi kecemasan klien, meningkatkan
dirasakan selama prosedur pemahaman klien mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif
klien kepada klien
Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan yang
menggunakan teknik relaksasi dirasakan klien
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien

Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan pengetahuan
tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
 Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
 Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
 Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan
yang akan diberikan pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan
& kelebihan masing2
kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan
mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah yang
kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai
dapat mengurangi kecemasan
klien& memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi Memperluas pemahaman klien
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat

16
TINJAUAN KASUS

Pengkajian
3.1.1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Yang sangat indah
Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2022
Nama suami : Tn. S
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama perkawinan : 10 Tahun

3.1.2. Keluhan Utama


Pasien datang ke Puskesmas Sering Kecamatan Medan Tembung
dengan keluhan haid tidak teratur (tidak normal). Klien mengatakan ia adalah
akseptor KB Suntik 3 bulan, dan sebelum menggunakan KB suntik haid nya
selalu teratur.

3.1.3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Haid tidak teratur (tidak normal).

3.1.4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit dan ini yang pertama kali datang
ke Puskesmas untuk memeriksakan penyakitnya.

3.1.5. Riwayat perkawinan


1. Status perkawinan sah, kawin 1 kali
2. Menikah umur 20 tahun dengan suami umur 22 tahun dengan lama
perkawinan 10 tahun.
3. Jumlah anak: 3 orang

17
3.1.6. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun
2. Siklus : ibu mengataan siklus haidnya 28 hari
3. Lama : ibu mengatakan lama menstruasi 5-6 hari
4. Banyaknya : ibu mengatakan 3 kali ganti pembalut perhari
5. Sifat darah : ibu mengatakan encer
6. Teratur/tidak : ibu mengatakan teratur
7. Disminorhoe : ibu mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri

3.1.7. Riwayat Obstetri

No Tgl/ tahun Tempat Umur Jenis Penolong anak Nifas Keadaan


partus partus kehamilan partus JK BB PB Keadaan Laktasi anak
sekarang
1 1/12/2010 Klinik 9 Bulan Normal Bidan Lk 2,9 48 Sehat ASI hidup
2 3/10/2014 Klinik 9 Bulan Normal Bidan Lk 3 50 Sehat ASI hidup
3 10/6/2017 Klinik 9 Bulan Normal Bidan Pr 3 49 Sehat ASI hidup

3.1.8. Riwayat KB
1. Macam peserta : baru
2. Metode yang pernah dipakai : suntik 3 bulan, penggunaan 1
tahun
3. Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : haid tidak teratur (tidak normal)

3.1.9. Riwayat kesehatan


1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan haid tidak teratur (tidak normal)
2. Riwayat penyakit masa lalu
Ibu mengatakan hanya pernah mengalami demam dan flu biasa
3. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti DM,
Hipertensi, Jantung dll.
3.1.10. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi

18
Makan : Ibu makan 3 kali sehari dengan MB (Makanan Biasa) dan
lauk pauk.
Minum : Ibu minum air putih sebanyak 6-7 gelas/hari.
2. Istirahat tidur
Ibu tidur siang 2 jam, tidur malam selama 7-8 jam/hari dari pukul 21.00 wib
– 05.00 wib.
3. Eliminasi
BAK : Frekuensi BAK pasien 3-4 kali/hari, warna kuning jernih
volume urine 1200-1500 cc/hari, berbau khas.
BAB : Ibu BAB pasien 1 kali/hari, berwarna kuning, konsistensi
lembek dengan bau yang khas.
4. Personal Hygine
Klien mandi 2 kali/hari semua kegiatan personal hygiene dilakukan secara
mandiri

3.1.11. Riwayat Psikologi


Ibu mengatakan merasa cemas karena haidnya tidak teratur, ibu selalu
bertanya mengapa haidnya tidak teratur dan Ibu tidak tahu bahwa amenore yang
dialaminya adalah efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi KB Suntik 3
bulan, ibu mengatakan BB nya naik sejak memakai alat kontrasepsi KB Suntik 3
bulan.

3.1.12. Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37,5 oC
HR : 76 x/i
RR : 20 x/i
Tinggi badan : 157 cm
BB sebelum menggunakan KB Suntik : 57 kg
Berat badan saat di kaji : 63 kg
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala

19
Kulit kepala bersih, bentuk kepala oval dan tidak ada ditemukan luka
pada bagian kepala.
b. Rambut
Rambut pasien hitam dan lurus, tampak bersih.
c. Mata
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, reaksi pupil terhadap
cahaya baik (+/+), mata isokor (+/+), fungsi penglihatan baik ditandai
dengan pasien dapat membaca dengan jelas. Tanpa mengguanakan
alat bantu.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
d. Hidung
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya kelainan struktur.
Perdarahan tidak ada, fungsi penciuman baik, pasien dapat
membedakan bau.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
e. Telinga
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya peradangan dan
perdarahan, fungsi pendengaran baik, ditandai dengan pasien biasa
mendengar detik arloji, dan tidak memakai alat bantu pendengaran.
f. Mulut
Bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut ada.
Pasien dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, tidak ada
pembengkakan atau peradangan, pengecapan baik dan dapat
membedakan rasa asam, asin, manis, dan pahit.
Inspeksi: bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 28x/i, klavikula dan
scapula simetris.
g. Gigi
Kebersihan gigi baik, tidak ada peradangan dan perdarahan pada gigi,
jumlah gigi 28 buah, tidak terdapat caries
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan tekanan
vena jugularis dan tidak dijumpai adanya kaku kuduk.
i. Thorax/dada
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

20
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : Sonur kiri dan kanan
Auskultasi : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing
j. Jantung
Inspeksi : Frekuensi denyut jantung 76x/i, Tidak ada pembesaran
atau pembengkakan
Palpasi : Batas jantung tidak teraba dengan jelas
Perkusi : Shifting dullness
Auskultasi : Bunyi jantung Lub-Dup
k. Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak nampak massa atau benjolan, turgor kulit
baik, kembali dalam ± 2 detik.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : Tidak kembung
Auskultasi : Bising usus normal 30 kali/menit
l. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik,
reflex, bisep kiri dan kanan +/+, refreks trisep kiri dan
kanan +/+.
Bawah : Akral hangat, tidak ada oedem, ROM kanan dan kiri
aktif, reflex patela kiri dan kanan +/+.

3.1.13. Analisa Data

21
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif: Perubahan pola haid Cemas
- Ibu mengatakan merasa tidak teratur
cemas karena haidnya tidak
teratur
Data Objektif:
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 76 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Ibu tampak bingung
- Ibu selalu bertanya
mengapa haidnya tidak
teratur

2. Data Subjektif: Kurangnya informasi Kurang


- Ibu mengatakan tidak tahu pengetahuan
penyebab haidnya tidak
teratur

Data Objektif:
- Ibu selalu bertanya
mengapa haidnya tidak
lancar

3. Data Subjektif: Keseimbangan Gangguan


- Ibu mengatakan BB nya naik progresteron dan konsep diri:
sejak memakai alat estrogen terganggu Body Image
kontrasepsi KB Suntik 3
bulan
- Ibu mengatakan sebelum
memakai alat kontrasepsi KB
Suntik BB nya 57 Kg
Data Objektif:

22
BB saat dikaji: 63 Kg

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pola haid tidak teratur ditandai
dengan TD: 120/80 mmHg, HR: 76 x/mnt, RR: 20 x/mnt, ibu tampak bingung,
ibu selalu bertanya mengapa haidnya tidak teratur
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai
dengan ibu selalu bertanya mengapa haidnya tidak lancar
3. Gangguan konsep diri: Body image berhubungan dengan Keseimbangan
progresteron dan estrogen terganggu ditandai dengan BB ibu sebelum
menggunakan alat kontasepsi KB Suntik 57 kg dan BB saat dikaji naik
menjadi 63 kg

23
3.3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
1 Ansietas berhubungan Ansietas dapat 1. Kaji tingkat kecemasan (ringan, 1. Mengetahui tingkat kecemasan
dengan perubahan teratasi sedang, berat) klien dan tindakan yang akan
pola haid tidak teratur Kriteria hasil: dilakukan
ditandai dengan TD: - Ibu tampak 2. Berikan lingkungan yang
2. Memberi ketenangan pada ibu
120/80 mmHg, HR: 76 tenang nyaman
x/mnt, RR: 20 x/mnt, - Cemas 3. Berikan dorongan dan
ibu tampak bingung, berkurang kesempatan pada ibu untuk 3. Membantu ibu mengungkapkan
ibu selalu bertanya - Tidak mengungkapkan pikiran dan perasaan dan kecemasannya
mengapa haidnya menunjukkan perasaan untuk
tidak teratur perilaku agresif mengeksternalisasikan
4. Mengalihkan perhatian ibu agar
kecemasan
tidak tefokus pada penyakitnya
4. Anjurkan melakukan aktivitas
yang menyenangkan seperti
menonton TV, mendengar radio
atau musik untuk mengurangi
kecemasan

2 Kurang pengetahuan Ibu mengerti tentang 1. Kaji tingkat pengetahuan ibu 1. Belajar tergantung pada emosi
berhubungan dengan masalah tentang masalah kesehatannya dan kesiapan fisik
kurangnya informasi kesehatannya saat 2. Berikan pendidikan kesehatan 2. Memberi pengetahuan pada ibu
ditandai dengan ibu ini tentang KB suntik dan efek tentang alat kontrasepsi yang

24
selalu bertanya Kriteria hasil: samping dari penggunaan KB digunakan dan efek samping dari
mengapa haidnya - Ibu tampak suntik alat kontrasepsi tersebut
tidak lancar tenang 3. Jelaskan pada ibu tentang 3. Memberi pengetahuan pada ibu
- Ibu mengetahui penyakit yang dialaminya tentang penyakitnya
penyebab
haidnya tidak
lancar
- Ibu mengetahui
efek samping KB
Suntik 3 bulan
3 Gangguan konsep diri: Ibu mampu 1. Lakukan pendekatan pada klien 1. Meningkatkan harga diri
Body image beradaptasi dengan dan identifikasi masalah yang sehingga ibu mampu
berhubungan dengan bentuk tubuh dihadapi mengungkapkan masalahnya
Keseimbangan Kriteria hasil: 2. Jelaskan pada ibu tentang 2. Ibu lebih kooperatif mengenai
progresteron dan - BB dalam batas penyebab dari peningkatan BB penjelasan dari petugas
estrogen terganggu normal tidak dan cara mengatasinya
ditandai dengan BB boleh lebih 5 kg 3. Anjurkan untuk diet mengurangi 3. Diet yang baik membantu
ibu sebelum dalam satu tahun BB mengurangi BB
menggunakan alat pertama 4. Libatkan pasangan dalam 4. Dukungan suami akan
kontasepsi KB Suntik - Ibu tampak lebih memberikan penjelasan meningkatkan harga diri
57 kg dan BB saat tenang mengenai keadaan klien
dikaji naik menjadi 63 5. Lakukan aktivitas olahraga 5. Pembakaran lemak dapat
kg secara teratur dilakukan dengan olahraga
secara teratur

25
26
3.4. Implementasi Keperawatan

No Hari/Tanggal No Dx Jam Intervensi Evaluasi


1 Selasa , 11 I 09.00 1. Mengkaji tingkat kecemasan (tingkat S:
Oktober kecemasan sedang) - Ibu mengatakan merasa tenang
2022 09.10 2. Berikan lingkungan yang nyaman setelah mengungkapkan
09.15 3. Berikan dorongan dan kesempatan pada ibu kecemasannya kepada perawat
untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan - Ibu mengatakan akan
untuk mengeksternalisasikan kecemasan melakukan aktivitas yang
09.30 4. Anjurkan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti
menyenangkan seperti menonton TV, menonton TV dirumah
mendengar radio atau musik untuk O: Ibu tampak tenang
mengurangi kecemasan A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
II 08.35 1. Mengkaji tingkat pengetahuan ibu tentang S:
masalah kesehatannya - Ibu mengatakan senang
08.40 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diberikan pendidikan kesehatan
KB suntik dan efek samping dari - Ibu mengatakan mengerti
penggunaan KB suntik tentang alat kontrasepsi KB
08.55 3. Menjelaskan pada ibu tentang penyakit yang Suntik dan efek samping KB
dialaminya suntik
- Ibu mengatakan sudah mengerti
penyebab haidnya tidak teratur
O:

27
- Ibu tampak tenang
- Ibu dapat menyebutkan kembali
pengertian KB Suntik, indikasi
dan kontra indikasi KB Suntik,
dan efek samping KB Suntik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
III 09.00 1. Melakukan pendekatan pada klien dan S:
identifikasi masalah yang dihadapi - Ibu mengatakan mengerti
09.05 2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab dari penyebab kenaikan BB nya
peningkatan BB dan cara mengatasinya - Ibu mengatakan akan
09.10 3. Menganjurkan untuk diet mengurangi BB melakukan diet untuk
09.15 4. Melibatkan pasangan dalam memberikan mengurangi BB nya
penjelasan mengenai keadaan klien - Suami mengatakan akan selalu
09.20 5. Menganjurkan klien melakukan aktivitas memberi dukungan kepada
olahraga secara teratur istrinya
- Ibu mengatakan akan
melakukan aktivitas olahraga
secara teratur
O: Ibu tampak tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

28
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis


Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses tanggal 19 Juni
2012.Pukul 19.20 WIB.
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19
Juni 2012.Pukul19.49 WIB.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf

29

Anda mungkin juga menyukai