ALAT KONTRASEPSI
(KELUARGA BERENCANA)
OLEH
KELOMPOK 7
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA
A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan
objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan
yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga,
mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan
untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan objektif2 tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.Jadi
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai keluarga
yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan
KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
Peningkatan kualitas program dan program prioritas
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik disebut pil
kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil
Progestrin.
1.1 Cara Kerja
a. Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi
(tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
1.2 Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya
sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur.
1.3 Keuntungan
a. Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista
Ovarium
d. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e. Pemulihan kesuburan hampir 100%
1.4 Baik untuk wanita yang:
Masih ingin punya anak
Punya jadwal harian yang rutin
1.5 Kontraindikasi
a. Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b. Pernah sakit jantung
c. Tumor/keganasan
d. Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f. Penyakit gondok
g. Gangguan fungsi hati & ginjal
h. Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i. Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
1.6 Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping,
antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang- kunang) perubahan
warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan- bulan.
2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1
hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg
terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan
kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
2.1 Cara Kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2
bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
2.2 Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
2.3 Keuntungan
a. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b. Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
2.4 Baik untuk Wanita yang:
a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b. Lebih suka disuntik daripada makan pil
c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
2.5 Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices
2.6 Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah mual, BB
bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala tersebut hilang setelah beberapa
bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping dari suntikan Depo
Provera, Depo Progestin, Depo Geston, dan Noristeat yg sering dijumpai adalah
menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan
bukan mungkin menjadi anemia pada beberapa klien.
E. PATHWAY
1. Suntik
Suntik
Progesterone Estrogen
PIL
Progesterone Estrogen
IUD
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Deficit volume cairan
Perubahan body image
Ansietas
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
Perubahan body image
c. IUD
Nyeri akut
Perubahan suhu tubuh
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami nyeri
Kriteria hasil :
klien melaporkan nyeri berkurang
klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, selanjutnya
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat
menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas Teknik non farmakologi yang benar akan
dada, relaksasi, distraksi, kompres membuat klien rileks dan nyaman
hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi untuk
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, mengurangi atau menghilangkan
seperti nyeri
Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil :
TTV klien dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan
menimbulkan kecemasan klien
Dorong klien untuk mengungkapkan Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi dan persepsi akan mengurangi
kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Temani klien untuk memberikan Memberikan keamanan pada klien dan
keamanan dan mengurangi takut mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa yang Mengurangi kecemasan klien, meningkatkan
dirasakan selama prosedur pemahaman klien mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif
klien kepada klien
Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan yang
menggunakan teknik relaksasi dirasakan klien
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien
Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan pengetahuan
tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan
yang akan diberikan pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan
& kelebihan masing2
kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan
mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah yang
kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai
dapat mengurangi kecemasan
klien& memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi Memperluas pemahaman klien
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat
16
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
3.1.1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Yang sangat indah
Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2022
Nama suami : Tn. S
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama perkawinan : 10 Tahun
17
3.1.6. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun
2. Siklus : ibu mengataan siklus haidnya 28 hari
3. Lama : ibu mengatakan lama menstruasi 5-6 hari
4. Banyaknya : ibu mengatakan 3 kali ganti pembalut perhari
5. Sifat darah : ibu mengatakan encer
6. Teratur/tidak : ibu mengatakan teratur
7. Disminorhoe : ibu mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri
3.1.8. Riwayat KB
1. Macam peserta : baru
2. Metode yang pernah dipakai : suntik 3 bulan, penggunaan 1
tahun
3. Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : haid tidak teratur (tidak normal)
18
Makan : Ibu makan 3 kali sehari dengan MB (Makanan Biasa) dan
lauk pauk.
Minum : Ibu minum air putih sebanyak 6-7 gelas/hari.
2. Istirahat tidur
Ibu tidur siang 2 jam, tidur malam selama 7-8 jam/hari dari pukul 21.00 wib
– 05.00 wib.
3. Eliminasi
BAK : Frekuensi BAK pasien 3-4 kali/hari, warna kuning jernih
volume urine 1200-1500 cc/hari, berbau khas.
BAB : Ibu BAB pasien 1 kali/hari, berwarna kuning, konsistensi
lembek dengan bau yang khas.
4. Personal Hygine
Klien mandi 2 kali/hari semua kegiatan personal hygiene dilakukan secara
mandiri
19
Kulit kepala bersih, bentuk kepala oval dan tidak ada ditemukan luka
pada bagian kepala.
b. Rambut
Rambut pasien hitam dan lurus, tampak bersih.
c. Mata
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, reaksi pupil terhadap
cahaya baik (+/+), mata isokor (+/+), fungsi penglihatan baik ditandai
dengan pasien dapat membaca dengan jelas. Tanpa mengguanakan
alat bantu.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
d. Hidung
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya kelainan struktur.
Perdarahan tidak ada, fungsi penciuman baik, pasien dapat
membedakan bau.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
e. Telinga
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya peradangan dan
perdarahan, fungsi pendengaran baik, ditandai dengan pasien biasa
mendengar detik arloji, dan tidak memakai alat bantu pendengaran.
f. Mulut
Bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut ada.
Pasien dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, tidak ada
pembengkakan atau peradangan, pengecapan baik dan dapat
membedakan rasa asam, asin, manis, dan pahit.
Inspeksi: bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 28x/i, klavikula dan
scapula simetris.
g. Gigi
Kebersihan gigi baik, tidak ada peradangan dan perdarahan pada gigi,
jumlah gigi 28 buah, tidak terdapat caries
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan tekanan
vena jugularis dan tidak dijumpai adanya kaku kuduk.
i. Thorax/dada
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
20
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : Sonur kiri dan kanan
Auskultasi : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing
j. Jantung
Inspeksi : Frekuensi denyut jantung 76x/i, Tidak ada pembesaran
atau pembengkakan
Palpasi : Batas jantung tidak teraba dengan jelas
Perkusi : Shifting dullness
Auskultasi : Bunyi jantung Lub-Dup
k. Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak nampak massa atau benjolan, turgor kulit
baik, kembali dalam ± 2 detik.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : Tidak kembung
Auskultasi : Bising usus normal 30 kali/menit
l. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik,
reflex, bisep kiri dan kanan +/+, refreks trisep kiri dan
kanan +/+.
Bawah : Akral hangat, tidak ada oedem, ROM kanan dan kiri
aktif, reflex patela kiri dan kanan +/+.
21
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif: Perubahan pola haid Cemas
- Ibu mengatakan merasa tidak teratur
cemas karena haidnya tidak
teratur
Data Objektif:
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 76 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Ibu tampak bingung
- Ibu selalu bertanya
mengapa haidnya tidak
teratur
Data Objektif:
- Ibu selalu bertanya
mengapa haidnya tidak
lancar
22
BB saat dikaji: 63 Kg
23
3.3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
1 Ansietas berhubungan Ansietas dapat 1. Kaji tingkat kecemasan (ringan, 1. Mengetahui tingkat kecemasan
dengan perubahan teratasi sedang, berat) klien dan tindakan yang akan
pola haid tidak teratur Kriteria hasil: dilakukan
ditandai dengan TD: - Ibu tampak 2. Berikan lingkungan yang
2. Memberi ketenangan pada ibu
120/80 mmHg, HR: 76 tenang nyaman
x/mnt, RR: 20 x/mnt, - Cemas 3. Berikan dorongan dan
ibu tampak bingung, berkurang kesempatan pada ibu untuk 3. Membantu ibu mengungkapkan
ibu selalu bertanya - Tidak mengungkapkan pikiran dan perasaan dan kecemasannya
mengapa haidnya menunjukkan perasaan untuk
tidak teratur perilaku agresif mengeksternalisasikan
4. Mengalihkan perhatian ibu agar
kecemasan
tidak tefokus pada penyakitnya
4. Anjurkan melakukan aktivitas
yang menyenangkan seperti
menonton TV, mendengar radio
atau musik untuk mengurangi
kecemasan
2 Kurang pengetahuan Ibu mengerti tentang 1. Kaji tingkat pengetahuan ibu 1. Belajar tergantung pada emosi
berhubungan dengan masalah tentang masalah kesehatannya dan kesiapan fisik
kurangnya informasi kesehatannya saat 2. Berikan pendidikan kesehatan 2. Memberi pengetahuan pada ibu
ditandai dengan ibu ini tentang KB suntik dan efek tentang alat kontrasepsi yang
24
selalu bertanya Kriteria hasil: samping dari penggunaan KB digunakan dan efek samping dari
mengapa haidnya - Ibu tampak suntik alat kontrasepsi tersebut
tidak lancar tenang 3. Jelaskan pada ibu tentang 3. Memberi pengetahuan pada ibu
- Ibu mengetahui penyakit yang dialaminya tentang penyakitnya
penyebab
haidnya tidak
lancar
- Ibu mengetahui
efek samping KB
Suntik 3 bulan
3 Gangguan konsep diri: Ibu mampu 1. Lakukan pendekatan pada klien 1. Meningkatkan harga diri
Body image beradaptasi dengan dan identifikasi masalah yang sehingga ibu mampu
berhubungan dengan bentuk tubuh dihadapi mengungkapkan masalahnya
Keseimbangan Kriteria hasil: 2. Jelaskan pada ibu tentang 2. Ibu lebih kooperatif mengenai
progresteron dan - BB dalam batas penyebab dari peningkatan BB penjelasan dari petugas
estrogen terganggu normal tidak dan cara mengatasinya
ditandai dengan BB boleh lebih 5 kg 3. Anjurkan untuk diet mengurangi 3. Diet yang baik membantu
ibu sebelum dalam satu tahun BB mengurangi BB
menggunakan alat pertama 4. Libatkan pasangan dalam 4. Dukungan suami akan
kontasepsi KB Suntik - Ibu tampak lebih memberikan penjelasan meningkatkan harga diri
57 kg dan BB saat tenang mengenai keadaan klien
dikaji naik menjadi 63 5. Lakukan aktivitas olahraga 5. Pembakaran lemak dapat
kg secara teratur dilakukan dengan olahraga
secara teratur
25
26
3.4. Implementasi Keperawatan
27
- Ibu tampak tenang
- Ibu dapat menyebutkan kembali
pengertian KB Suntik, indikasi
dan kontra indikasi KB Suntik,
dan efek samping KB Suntik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
III 09.00 1. Melakukan pendekatan pada klien dan S:
identifikasi masalah yang dihadapi - Ibu mengatakan mengerti
09.05 2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab dari penyebab kenaikan BB nya
peningkatan BB dan cara mengatasinya - Ibu mengatakan akan
09.10 3. Menganjurkan untuk diet mengurangi BB melakukan diet untuk
09.15 4. Melibatkan pasangan dalam memberikan mengurangi BB nya
penjelasan mengenai keadaan klien - Suami mengatakan akan selalu
09.20 5. Menganjurkan klien melakukan aktivitas memberi dukungan kepada
olahraga secara teratur istrinya
- Ibu mengatakan akan
melakukan aktivitas olahraga
secara teratur
O: Ibu tampak tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
28
DAFTAR PUSTAKA
29