Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS Ny.

F
DENGAN PEMASANGAN KB SUNTIK DI RUANG KIA
PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBI

DISUSUN OLEH :
NAMA : NOPITA JUTNI MANALU
NIM : G1B220024
KELOMPOK : 1
MINGGU Ke : 5
STASE : Maternitas

PEMBIMBING AKADEMIK:
Dr. MUTHIA MUTMAINNAH, M.Kep., Sp. Mat

Ns. SRI MULYANI, S.Kep., M.Kep

Ns. MEINARISA, S.Kep.,M.Kep

PEMBIMBING LAPANGAN:

Ns. NOVAN KURNIAWAN, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA

A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan
jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang
digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
1. Mendapatkan objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kelahiran
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata
kontra berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan.Jadi kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai
keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat
kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain
selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
b. Peningkatan kualitas program dan program prioritas
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik disebut
pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil
atau Pil Progestrin.
a. Cara Kerja
1) Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi
ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
2) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
3) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
4) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
b. Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas
praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum
pil secara teratur.
c. Keuntungan
1) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
2) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
3) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
4) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
5) Pemulihan kesuburan hampir 100%
d. Baik untuk wanita yang:
1) Masih ingin punya anak
2) Punya jadwal harian yang rutin
e. Kontraindikasi
1) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
2) Pernah sakit jantung
3) Tumor/keganasan
4) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
5) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
6) Penyakit gondok
7) Gangguan fungsi hati & ginjal
8) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
9) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
f. Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-
kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-
bulan.

2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan/injeksi
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg
terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis
suntikan yg terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston &
Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan
Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk
sterilisasi.
a. Cara Kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2
bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
c. Keuntungan
a. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b. Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
d. Baik untuk Wanita yang:
a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b. Lebih suka disuntik daripada makan pil
c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
e. Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat,
varices
f. Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah mual,
BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala tersebut hilang
setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping
dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston, dan Noristeat yg
sering dijumpai adalah menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan lebih
lama, terjadi bercak perdarahan bukan mungkin menjadi anemia pada beberapa
klien.

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat
dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam
rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila
berkeinginan untuk mempunyai anak.
a. Cara Kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur.
Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
b. Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama
1 tahun)
c. Keuntungan
1) Tidak terganggu faktor lupa
2) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan tembaga T 380 A)
3) Mengurangi kunjungan ke klinik
4) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
d. Baik untuk Wanita yang:
1) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka
panjang
2) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
3) Memberikan ASI
4) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
5) Berada dalam masa pasca aborsi
6) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
7) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
8) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang
memang tidak boleh menggunakannya
9) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
e. Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin
3) Pernah menderita radang rongga panggul
4) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
5) Riwayat kehamilan ektopik
6) Penderita kanker alat kelamin
f. Efek samping
1) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan.
Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada
saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi)
sebagian atau seluruhnya

2) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan


dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
g. Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan
pada saat:
1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea
laktasi (MAL)
4) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi
5) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
h. Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah:
1) 1 bulan pasca pemasangan
2) 3 bulan kemudian
3) Setiap 6 bulan berikutnya
4) Bila terlambat haid 1 minggu
5) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone
levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
a. Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan
hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
3) Menekan ovulasi
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
c. Keuntungan
1) Sekali pasang untuk 3 tahun
2) Tidak mempengaruhi produksi ASI
3) Tidak mempengaruhi tekanan darah
4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
5) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap
untuk di tubektomi
d. Baik untuk wanita yang:
1) Ingin metode yang praktis
2) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
3) Tinggal di daerah terpencil
4) Tak khawatir jika tak dapat haid
e. Kontraindikasi
1) Hamil atau disangka hamil
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
3) Tumor/keganasan
4) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
f. Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan
haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia
karena perdarahan yg kronis.
g. Waktu Mulai Menggunakan Implant
1) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
2) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
3) Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
4) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
5) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7
hari
5. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama
a. Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
b. Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar
tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode
pil, AKDR, suntikan KB.
c. Keuntungan
1) Dapat dipaki sendiri
2) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
3) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
4) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
5) Tidak mengganggu kesehatan
6) Tidak ada efek samping sistemik
7) Tersedia secara luas
8) Tidak perlu resep atau penilaian medis
9) Tidak mahal (jangka pendek)
d. Baik untuk pasangan yang:
1) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
2) Jarang bersenggama
3) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
4) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
e. Kontraindikasi Alergi.

6. Kontrasepsi Mantap (Kontap)


Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau
kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa
macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi,
dan Minilaparotomi. Cara yang sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan
Mini laparotomi.
a. Cara Kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
c. Keuntungan
1) Paling efektif
2) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisa
dijamin).
3) Tidak perlu perawatan khusus
d. Baik untuk pasangan yang:
1) Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
2) Jika hamil akan membahayakan jiwanya
3) Ingin metode yang tidak mengganggu
e. Kontraindikasi Tidak ada.
f. Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan
infeksi luka operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi pada 1-2%
pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan
komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
E. PATHWAY
1. Suntik
Suntik

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor


pembekuan
darah
Retensi cairan Merangsang Stimulasi Pengentalan meningkat
pusat hipotalamus lender
Peningkatan reseptor serviks Trombosis
TD makanan Menekan
LH,FSH
Menghambat Menghambat
siklus Nafsu makan Ovulasi penetrasi
oksigenasi meningkat terhambat sperma
Menghambat
Nyeri kepala BB Perubahan
Produksi meningkat Sperma &
maturasi
prostagladin ovum
Nyeri endometrium
Perubahan tidak
Peningkatan body image Atropi bertemu
proteksi
Asam terhadap
lambung Lender
mukosa meningkat
meningkat lambung
Dinding
Mual Iritasi rahim
sulit lepas Keputihan
Mukosa
Merangsang lambung
Muntah
Ansietas Amenorrhea
Defisit
vol.cairan
2. PIL KOMBINASI
PIL

Progesterone Estrogen

Sirkulasi Nye lam prostaglandin GIT


ri bun
kep g
Retensi ala me Peningkatan Merangsang
cairan & Na nin proteksi pusat nafsu
Nye gka terhadap makan
Peningkatan ri t mukosa
TD lambung
Nafsu makan
Menghambat meningkat
sikluas Asa Menghambat
oksigenasi m produksi BB
meningkat Reproduksi Perubahan Faktor
maturasi Sperma & pembekuan
Perubahan body endometrium ovum darah
image Stimulasi Pengentalan tidak meningkat
hipotalamus lender bertemu
Atropi
serviks Trombosis
LH,FSH Lender
menurun Dinding meningkat
Menghambat
rahim
Ovulasi penetrasi
sulit lepas
terhambat sperma Konsepsi
tidak terjadi

Merangsang Iritasi Amenorrhea


muntah mukosa
lambung Ansietas
Defisit
vol.cairan
3. IUD
IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi kimia pengetahuan
cavum tentang
uteri
Perubahan Erosi Kontraksi prosedur
Fagosit reaksi endometrium uterus pemasangan
meningkat enzimatik dan efek yg
uterus Spotting Iskemia otot terjadi
Perubahan uterus
endometrium Perubahan Infeksi
endometrium Ansietas
Makrofag Pelepasan
Keputihan Nidasi tidak meningkat mediator
meningkat terjadi inflamasi
Menekan
sperma Stimulasi saraf
Infeksi simpatis &
Sperma dan parasimpatis
pelvis ovum tidak
bertemu
Hipertermi Persepsi nyeri

Perubahan
suhu tubuh Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
1) Nyeri akut
2) Deficit volume cairan
3) Perubahan body image
4) Ansietas
b. Kontrasepsi pil
1) Nyeri akut
2) Perubahan body image
c. IUD
1) Nyeri akut
2) Perubahan suhu tubuh
3) Ansietas
4) Kurang pengetahuan

3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami
nyeri
Kriteria hasil :
 klien melaporkan nyeri berkurang
 klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
 klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, selanjutnya
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat
menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: Teknik non farmakologi yang benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan nyaman
hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, untuk mengurangi atau menghilangkan
seperti nyeri

Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil :
 TTV klien dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
 Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan
menimbulkan kecemasan klien
Dorong klien untuk mengungkapkan Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi dan persepsi akan mengurangi
kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Temani klien untuk memberikan Memberikan keamanan pada klien dan
keamanan dan mengurangi takut mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa yang Mengurangi kecemasan klien,
dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif
klien kepada klien
Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan yang
menggunakan teknik relaksasi dirasakan klien
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien

Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
 Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
 Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
 Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan
yang akan diberikan pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan &
kelebihan masing2 kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan
mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah yang
kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai
dapat mengurangi kecemasan klien&
memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi Memperluas pemahaman klien
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis


Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses tanggal
23 April 2021 .Pukul 13.20 WIB.
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal
23 April 2021 .Pukul 13.40 WIB.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

I. Pengkajian
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.F
Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : RT 02 Tanjung sari
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
No Register :
Diagnosa Medis : Pemasangan KB suntik
Tanggal masuk : 22-04-2021 jam 09.42
Tanggal pengkajian : 22-04-2021 jam 09.48
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. I
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT 02 Tanjung sari
B. ALASAN MASUK RS
Klien datang kerumah sakit dengan tujuan pemsangan KB jenis suntik.
C. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI
Keluhan untuk sakit tidak ada pasien datang ke puskesmas hanya dengan
tujuan pemasangan KB suntik
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien tidak merasa sakit dan merasa sehat pasien hanya ingin memasang KB
suntik
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan semua anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit diabetes, jantung ataupun hipertensi yang beresiko menurunkan
penyakitnya kepadanya.

G. RIWAYAT OBSTETRI GINEKOLOGI


1. RIWAYAT GINEKOLOGI
a. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 13 tahun
2) Lamanya haid : ± 5 hari
3) Siklus : ± 28 hari
4) Banyaknya :pasien mengatakan mengganti pembalut 4x
dalam sehari
5) Sifat darah :

Warna : Merah Tua / Merah kehitaman /Coklat Merah Segar

Bentuk perdarahan : Cair / Gumpalan

Bau Haid : Anyir / Busuk


Dismenorhea : Ya / Tidak
b. Riwayat perkawinan (suami dan istri)
1) usia menikah : 20 Tahun
2) lama perkawinan : 8 Tahun
3) pernikahan yang ke : ke-1
c. Riwayat kontrasepsi
1) Jenis kontrasepsi yang digunakan KB suntik
2. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. G2 P2 A0
No Tgl Umur Jenis Tempat Jenis BB Masalah Keadaan
partus kehamilan partus penolong kelamin anak
Hamil Lahir Nifas Bayi
1 17/7/ Aterm Normal Bidan P 3000 - - - - Normal
2015
2 21/3/ Aterm Normal Bidan L 3100 - - - - Normal
2019
2. DATA BIOLOGIS
1. Aktivitas Kehidupan Sehari–Hari/ Activity Daily Living (ADL)
NO ADL SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
(Activity DailyLiving)
1 Nutrisi: Klien mengatakan bahwa klien Klien mengatakan bahwa
a. Makan makan 3 kali dalam sehari dan klien makan 3 kali dalam
dan habis satu porsi ( 8 – 12 sehari dan dan habis satu
ssendok ) porsi ( 8 – 12 ssendok )

b. Minum Klien mengatakan minum 1,5 Klien mengatakan minum


liter sampai 2 liter dalam satu 1,5 liter sampai 2 liter
hari dalam satu hari

2 Istirahat dan Tidur Klien mengatakan tidur malam Klien mengatakan tidur
malam ± 8 jam dari pukul
a. Malam ± 8 jam dari pukul 21.00 –
21.00 – 05.00 wib
05.00 wib

b. Siang Klien mengatakan istirahat


Klien mengatakan tidur
siang ± 1 jam dari pukul 14.00-
siang sebanyak 1 jam
15.00 wib
pukul 14.00 – 15.00

3. Eliminasi Klien mengatakan BAK >8 kali Klien mengatakan BAK


a. BAK dalam sehari. Tergantung dari >8 kali dalam sehari.
banyaknya klien minum air, urin Tergantung dari
berwarna kuning jernih banyaknya klien minum
air, , urin berwarna kuning
jernih
b. BAB Klien BAB 1 kali dalam sehari Klien BAB 1 kali dalam
sehari
4 Personal Hygiene Klien mandi 2 kali dalam sehari Klien mandi 2 kali dalam
yaitu pagi dan sore, menggosok sehari yaitu pagi dan sore,
gigi 2x sehari dan mengganti menggosok gigi 2x sehari
pakaian 2x sehari setelah mandi. dan mengganti pakaian 2x
Klien mengatakan mandi sehari setelah mandi. Klien
menggunakan sabun mengatakan mandi
menggunakan sabun
5 Mobilitas dan Aktivitas Klien mengatakan mampu Klien mengatakan mampu
melakukan mobilisasi dan melakukan mobilisasi dan
aktivitas secara mandiri. aktivitas secara mandiri.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum
Kondisi umum : Klien tampak sehat

Tingkat kesadaran : Compos mentis (E4, M6, V5)


TTV (T, N, R, S) : TD : 120/90 mmHg
N : 82 kali/menit
R : 20 kali/menit
S : 36,80C
BB : 61 kg
TB : 160 cm
IMT : 23,82 (Normal)
b. Sistem pernafasan (IPPA) :
 I : dada simetris kiri dan kanan, tidak ada kemerahan
dan penggunaan otot bantu pernapasan, RR : 20 x/i

 P : tidak ada nyeri tekan

 A : tidak ada bunyi napas tambahan

c. Sistem kardiovaskuler :
TD : 120/90 mmHg, nadi : 82 x/I, tidak ada sianosis, konjungtiva anemis,
tidak ada bunyi jantung tambahan (s1 dan s2 reguler), CRT <2 detik.
d. Sistem pencernaan :
Bising usus (+), flatus (+), BAB 1 kali dalam 1 hari
e. Sistem persyarafan : status mental baik
f. Sistem panca indra : pandangan tampak jelas, pendengaran baik dan
tidak ditemukan secret, klien mampu merasakan
rasa makanan, mencium bau-bauan, serta terasa saat
diberikan stimulus berupa sentuhan.
g. Sistem perkemihan : lancar tidak ada masalahwarna urin kuning jernih
h. Sistem integument: tidak ada bekas luka ataupun luka di kulit turgor kulit
baik, warna kulit sawo matang dan tidak ada
benjolan dikulit.
i. Sistem endokrin : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
j. Sistem muskuloskeletal : tidak adanya deformitas pada ekstremitas klien,
kekuatan otot baik.
k. Sistem reproduksi : pada area genitalia eksterna klien tampak bersih

H. DATA PSIKOSOSIAL SPIRITUAL


1. Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi
Klien mengatakan tidak tahu mengenai penyakitnya
2. Persepsi diri
Klien berharap bisa sembuh dan operasinya berjalan lancar dan
bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
3. Konsep diri
Klien mengatakan perannya sebagai ibu dan nenek tidak berjalan
dengan baik selama di RS
4. Hubungan/ komunikasi
Klien mampu berkomunikasi dengan perawat, klien menggunakan
bahasa Indonesia.
1. Spiritual
Klien beragama islam
DATA FOKUS (PRE OP)

Data subjektif Data Objektif

- Klien mengatakan sakit dia area - Pasien tampak meringis saat


suntikan disuntik
- pasien mengatakan tidak - Saat ditanya mengenai efek
mengetahui efek samping apa saja samping apa saja yang akan terjadi
yang mungkin akan terjadi setelah setelah pemasangan KB suntik
pemasangan KB suntik pasien mengatakan tidak tahu
- Saat ditanya apakah ibu tau kapan
ahrus datang lagi untuk melakukan
KB suntik lanjutan pasien
mengatakan tidak tau.

ANALISA DATA (PRE OP)


Masalah
Data Penyebab
Keperawatan

DS :
- pasien mengatakan tidak
mengetahui efek samping apa saja
yang mungkin akan terjadi setelah
pemasangan KB suntik

DO :
- Saat ditanya mengenai efek Kurang terpapar
samping apa saja yang akan informasi Defisit pengetahuan
terjadi setelah pemasangan KB
suntik pasien mengatakan tidak
tahu
- Saat ditanya apakah ibu tau
kapan ahrus datang lagi untuk
melakukan KB suntik lanjutan
pasien mengatakan tidak tau
DS :
- klien mengatakan sakit dia area
suntikan
DO : Agen pencedera Fisik Nyeri akut
- Pasien tampak meringis saat
disuntik

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien : Ny F
Ruang : Ruang KIA
Nama Mahasiswa :Nopita Jutni Manalu
NIM :G1B220024

No Tanggal Diagnosa
1 22 April 2021 Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d
pasien mengatakan tidak mengetahui efek samping apa saja
yang mungkin akan terjadi setelah pemasangan KB suntik,
Saat ditanya mengenai efek samping apa saja yang akan
terjadi setelah pemasangan KB suntik pasien mengatakan
tidak tahu dan saat ditanya apakah ibu tau kapan ahrus
datang lagi untuk melakukan KB suntik lanjutan pasien
mengatakan tidak tau

2 22 April 2021 Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik d.d klien mengatakan
sakit dia area suntikan, dan Pasien tampak meringis saat
disuntik
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Perencanaan keperawatan
keperawatan Tujuan/Kriteria Intervensi
Hasil
1 Defisit Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan pasien tentang
pengetahuan asuhan keperawatan Tindakan yang akan dilakukan
diharapkan pasien 2. Jelaskan tentang efek samping
memahami tentang dari pemakaian KB suntik
Tindakan yang akan 3. Jelaskan jangaka waktu
dilakukan pemakaian KB suntik
Kriteria hasil : 4. Jelaskan kapan harus datang ke
- Menjelaskan pelayanan Kesehatan Kembali
kembali tentang untuk melakukan KB suntik lagi
Tindakan yang
akan dilakukan

2 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,


tindakan karakteristik, durasi,
keperawatan frekuensi, kualitas,
diharapkan nyeri intensitas nyeri
dapat berkurang 2. Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil 3. Identifikasi respon nyeri non
: verbal
- Klien 4. Identifikasi faktor yang
mengatakan memperberat dan
nyeri berkurang memperingan nyeri
5. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri seperti
kompres ha ngat dibagian
yang disuntik
6. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi misalnya
Tarik napas dalam
7. Anjurkan klien untuk istirahat
yang cukup
IMPLEMENTASI (PRE OP)
HARI/TANGGAL JAM NO.DX IMPLEMENTASI EVALUASI
22 April 2021 10.00 1 1. Mengkaji pengetahuan pasien tentang S:
penyakitnya 1. Pasien mengatakan sudah mengerti dan
2. Kaji pengetahuan pasien tentang
mengetahui tentang Tindakan yang akan
Tindakan yang akan dilakukan
dilakukan
3. Jelaskan tentang efek samping dari
2. Pasien sudah mengetahui efek samping dan
pemakaian KB suntik
jangkan waktu/ masa berlaku kab suntik
4. Jelaskan jangaka waktu pemakaian KB
3. Pasien sudah tau kapan harus datang ke
suntik
pelayanan Kesehatan untuk melakukan kb
5. Jelaskan kapan harus datang ke
suntik lanjutan
pelayanan Kesehatan Kembali untuk
O:
melakukan KB suntik lagi
1. Pasien tampak sudah bisa mengerti mengenai
penyakitnya
A : Defisit pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
22 April 2021 09.55 2 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S : klien masih mengeluh nyeri diarea suntikan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas O : klien tampak meringis saat disuntik
nyeri A : Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2. Mengidentifikasi skala nyeri teratasi Sebagian
3. Mengidentifikasi respon nyeri non P : intervensi lanjutan
verbal 1. mengajarkan teknik non farmakologis untuk
4. Mengidentifikasi faktor yang mengurangi rasa nyeri misalnya
memperberat dan memperingan nyeri mendemonstrasikan dan latih teknik relaksasi
5. Mengajarkan teknik non farmakologis misalnya Tarik napas dalam dan anjurkan
untuk mengurangi rasa nyeri seperti kompres hangat diarea suntikan
kompres hangat dibagian yang disuntik 2. menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup
6. Mendemonstrasikan dan latih teknik
relaksasi misalnya Tarik napas dalam
7. Menganjurkan klien untuk istirahat
yang cukup

Anda mungkin juga menyukai