2. Kerugian
Menurut Anggraini (2011), kerugian KB Suntik 3 bulan
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) antara lain:
a. Sering ditemukan ganguan haid.
b. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
c. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, Hepatitis B dan virus HIV.
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan
lipid serum.
D. Waktu penggunaan KB Suntik 3 bulan
Menurut BKKBN (2012), waktu yang tepat penggunaan KB
Suntik 3 bulan adalah:
1. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak
teratur, injeksi dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil.
Selama 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
4. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain
secara benar dan tidak hamil kemudian ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan pertama dapat segera diberikan
tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya.
5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
dapat segera diberikan, asal ibu tidak hamil dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya. Bila ibu
disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari penyuntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
E. Efek Samping KB Suntik 3 bulan
a. Gangguan Haid
Gejala : tidak mengalami haid, pendarahan bercak-
bercak, perdarahan di luar siklus haid, perdarahan
yang lebih lama
Penyebabnya : karena adanya ketidakseimbangan
hormon sehingga endometrium mengalami perubahan
histologi, keadaan amenorhea disebabkan atropi
endrometrium
b. Depresi
Gejala : perasaan lesu, tidak semanga
Penyebab : diperkirakan adanya hormon progesteron
terutama yang berisi lg- non steroid menyebabkan
kekurangan Vit B6 dalam tubuh, dan adanya retensi
garam
c. Perubahan Libido
Gejala : terjadi pnurunan / peningkatan dorongan
seksual
Penyebab : penurunan libido terjadi karena efek
progesteron terutama yang bersifat lg – non steroid
menyebabkan vagina kering, namun demikian faktor
psikis dapat juga berpengaruh dalam hal ini.
Sebetulnya libido ini meningkat / menurun sangat
subjektif sifatnya, oleh karena itu gejala ini harus di
waspadai dengan cermat dan seksama untuk
memastikan bahwa klien telah mengalami penurunan /
peningkatan libido
d. Keputihan
Gejala : keluarnya cairan berwarna putih dari vagina
atau adanya cairan putih dari mulut vagina
Penyebab : oleh karena efek progesteron merubah pH
vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di vagina dan
menimbulkan keputihan
Catatan khusus : Keluarnya lendir fisiologi, keputihan
fisiologi
e. Jerawat
Gejala : timbul jerawat pada wajah
Penyebab : terutama lg – na progestine
menyebabkan kadar lemak meningkat
Catatan Khusus : jerawat bisa timbul juga karena :
alergi terhadap kosmetik, perawatan kulit yang kurang
hygiene dan kulit berminyak
f. Rambut Rontok
Gejala : rambut rntok selama pemakaian suntikan / isa
samapi sesudah penghentian suntikan
Penyebab : Progesteron terutama lg –
Norprogestine dapat mempengaruhi
fonikel rambut sehingga timbul kerontokan rambut.
g. Perubahan BB
Gejala : BB bertambah / naik rata-rata untuk tiap tahun
bervariasi antara 2,3 – 2,9 kg.
Peenyebab : belum terlalu jelas
h. Pusing / sakit kepala
Gejala sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi /
seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai
rasa mual yang amat sangat
Penyebab : hal ini biasanay berkaitan dengan reaksi
tubuh terhadap progesteron
i. Mual dan muntah
Gejala : rasa mual sampai muntah, terjadi pada bulan
pertama suntikan
Penyebab : kemungkinan karena reaksi tubuh
terhadap hormon progesteron yang mempengaruhi
produksi keasaman lambung
F. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data atau Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap yaitu :
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
Meninjau data laboratorium dan membandingkannya
dengan hasil studi
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
Interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik.
3. Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
5. Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
6. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya
(misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi.
7. Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa.
2. Diagnosa Keperawatan
2. Defisit Pengetahuan
tentang (D.0111)
Kategori: Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan
Pembelajaran Defisit pengetahuan
tentang KB suntik berhubungan dengan
ketidaktahuan menemukan sumber
informasi ditandai dengan klien
menanyakan masalah yang dihadapi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Abstract
LatarBelakang : Berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) peserta KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 sejumlah 35.190.777 juta jiwa.
Sehingga di indonesia pada tahun 2014 pengguna akseptor KB aktif lebih banyak
menggunakan kontrasepsi suntik (47,54%), dan penggunaan akseptor KB aktif lebih rendah
menggunakan metode kontrasepsi MOP (0,69%) (BKKBN, 2014). Berdasarkan hasil studi
yang didapatkan dari dinas kesehatan, di Kabupaten Bantul terdapat 17 Kecamatan, salah
satunya Kecamatan Kasihan dengan pengguna KB aktif dan peserta KB baru terbanyak ke
dua dengan jumlah PUS 16.552 jiwa. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan sebanyak 4 kali
dengan wawancara kepada 10 orang akseptor KB DMPA diperoleh hasil sebanyak 7 orang
(70%) menyatakan cemas karena menstruasinya sedikit dan tidak teratur, dan 3 orang (30%)
menyatakan tidak cemas. Tujuan : Diketahuinya tingkat kecemasan ibu tentang pola
menstruasi dalam menggunakan KB suntik DMPA di BPM Appi Amelia. Metode : Penelitian ini
merupakan jenis penelitian Deskriptif . Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey,
pengambilan sampel dengan purposive sampling, besar sampel 55 responden yang sesuai
dengan inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil : Hasil
penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan ibu tentang pola menstruasi dalam
menggunakan KB suntik DMPA di BPM Appi Amelia adalah kategori tidak cemas sebanyak 6
responden (10,9%), ringan sebanyak 24 responden (43,6%), sedang sebanyak 16 responden
(29,1%), berat sebanyak 8 responden (14,5%) dan sangat berat sebanyak 1 responden
(1,8%). Kesimplan : Tingkat kecemasan ibu tentang pola menstruasi dalam menggunakan KB
suntik DMPA di BPM Appi Amelia sebagian besar adalah ringan yaitu 24 responden atau
43,6%.