Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN KB SUNTIK 3 BULAN

A. Pengertian Keluarga Berencana


KB adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur
jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu
yang diinginkan. ( Saifuddin , 2008 ).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan
suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri
dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. ( WHO, 2007 ).
Menurut Rusmini dkk (2017), kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
a. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Rusmini dkk (2017), macam-macam kontrasepsi adalah
sebagai berikut :
1) Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
a) Senggama terputus.
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
traditional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminya dari
vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma
tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
b) Pantang berkala.
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada
masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi
(waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi).
2) Metode kontrasepsi sederhana dengan alat
a) Kondom
Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks(karet), plastic(vinil), atau
bahan alami(produksi hewani) yang dipasang pada penis
(kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat
berhubungan seksual.
b) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari
karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum melakukan
hubungan seksual dan menutup serviks.
1) Metode kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal (pil KB, suntik, implant).
2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau yang biasa
disebut dengan Intra Uterin Device (IUD) adalah alat
kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik.
3) Metode kontrasepsi mantap (kontap)
 Pada wanita : Tubektomi, pemotongan atau
pengikatan saluran pembawa sel telur ke rahim
 Pada pria : Vasektomi, mengikat atau
memotong saluran mani.
2. Kontrasepsi Suntik
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan
yang berisi hormon progesterone yang disuntikan ke
dalam tubuh wanita secara periodic (Irianto, 2012)
b. Jenis kontrasepsi suntik
Menurut Rusmini dkk (2017), jenis-jenis kontrasepsi
suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1) Suntikan/1 bulan, contoh : Cyclofem
2) Suntikan/3 bulan, contoh : Depo Medroksi
Progesteron Asetat, (DMPA), Depo Noretisteron
Enantat(DepoNoristerat)
Suntik 3 bulan adalah kontrasepsi suntik yang diberikan
setiap 3 bulan sekali dengan cara suntik IM. (Hartanto, Hanafi.
2004 ).
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) adalah suatu
sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progestin asli dari
tubuh wanita. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) telah
digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini
akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita. Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) diberikan setiap 3 bulan dengan
dosis 150 mg/ml (Anggraini, 2011).

B. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik 3 bulan


Menurut Manuaba (2010), mekanisme kerja komponen
progesterone atau derivate testosterone adalah:
1. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi
pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan
menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
2. Mengentalkan lendir servik, sehingga sulit ditembus
spermatozoa.
3. Perubahan peristaltic tuba fallopi, sehingga kontrasepsi
dihambat.
4. Mengubah suasana endometerim, sehingga tidak sempurna
untuk implantasi hasil konsepsi

C. Keuntungan dan kerugian KB Suntik 3 bulan


1. Keuntungan
Menurut BKKBN (2012), keuntungan KB Suntik 3 bulan Depo
Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) antara lain:
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah
e. Tidak mempengaruhi ASI.
f. Sedikit efek samping
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35
tahun sampai perimenopause
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k. Mencegah beberapa penyakit radang panggul.

2. Kerugian
Menurut Anggraini (2011), kerugian KB Suntik 3 bulan
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) antara lain:
a. Sering ditemukan ganguan haid.
b. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
c. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, Hepatitis B dan virus HIV.
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan
lipid serum.
D. Waktu penggunaan KB Suntik 3 bulan
Menurut BKKBN (2012), waktu yang tepat penggunaan KB
Suntik 3 bulan adalah:
1. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak
teratur, injeksi dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil.
Selama 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
4. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain
secara benar dan tidak hamil kemudian ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan pertama dapat segera diberikan
tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya.
5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
dapat segera diberikan, asal ibu tidak hamil dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya. Bila ibu
disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari penyuntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
E. Efek Samping KB Suntik 3 bulan
a. Gangguan Haid
 Gejala : tidak mengalami haid, pendarahan bercak-
bercak, perdarahan di luar siklus haid, perdarahan
yang lebih lama
 Penyebabnya : karena adanya ketidakseimbangan
hormon sehingga endometrium mengalami perubahan
histologi, keadaan amenorhea disebabkan atropi
endrometrium
b. Depresi
 Gejala : perasaan lesu, tidak semanga
 Penyebab : diperkirakan adanya hormon progesteron
terutama yang berisi lg- non steroid menyebabkan
kekurangan Vit B6 dalam tubuh, dan adanya retensi
garam
c. Perubahan Libido
 Gejala : terjadi pnurunan / peningkatan dorongan
seksual
 Penyebab : penurunan libido terjadi karena efek
progesteron terutama yang bersifat lg – non steroid
menyebabkan vagina kering, namun demikian faktor
psikis dapat juga berpengaruh dalam hal ini.
Sebetulnya libido ini meningkat / menurun sangat
subjektif sifatnya, oleh karena itu gejala ini harus di
waspadai dengan cermat dan seksama untuk
memastikan bahwa klien telah mengalami penurunan /
peningkatan libido
d. Keputihan
 Gejala : keluarnya cairan berwarna putih dari vagina
atau adanya cairan putih dari mulut vagina
 Penyebab : oleh karena efek progesteron merubah pH
vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di vagina dan
menimbulkan keputihan
 Catatan khusus : Keluarnya lendir fisiologi, keputihan
fisiologi
e. Jerawat
 Gejala : timbul jerawat pada wajah
 Penyebab : terutama lg – na progestine
menyebabkan kadar lemak meningkat
 Catatan Khusus : jerawat bisa timbul juga karena :
alergi terhadap kosmetik, perawatan kulit yang kurang
hygiene dan kulit berminyak
f. Rambut Rontok
 Gejala : rambut rntok selama pemakaian suntikan / isa
samapi sesudah penghentian suntikan
 Penyebab : Progesteron terutama lg –
Norprogestine dapat mempengaruhi
fonikel rambut sehingga timbul kerontokan rambut.
g. Perubahan BB
 Gejala : BB bertambah / naik rata-rata untuk tiap tahun
bervariasi antara 2,3 – 2,9 kg.
 Peenyebab : belum terlalu jelas
h. Pusing / sakit kepala
 Gejala sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi /
seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai
rasa mual yang amat sangat
 Penyebab : hal ini biasanay berkaitan dengan reaksi
tubuh terhadap progesteron
i. Mual dan muntah
 Gejala : rasa mual sampai muntah, terjadi pada bulan
pertama suntikan
 Penyebab : kemungkinan karena reaksi tubuh
terhadap hormon progesteron yang mempengaruhi
produksi keasaman lambung
F. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data atau Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap yaitu :
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
 Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
 Meninjau data laboratorium dan membandingkannya
dengan hasil studi
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
Interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik.
3. Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
5. Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
6. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya
(misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi.
7. Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa.
2. Diagnosa Keperawatan

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA &


TANDA
TANGAN
1. Ansietas (D.0080)
Katerogi :
Psikologis
Subkategori : Integritas Ego
Ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi ditandai dengan klien
merasa bingung

2. Defisit Pengetahuan
tentang (D.0111)
Kategori: Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan
Pembelajaran Defisit pengetahuan
tentang KB suntik berhubungan dengan
ketidaktahuan menemukan sumber
informasi ditandai dengan klien
menanyakan masalah yang dihadapi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVEN RASIONAL


KEPERAWA HASIL SI
TAN
1. Ansietas Setelah diberikan asuhan Reduksi 1. Untuk mengetahui tingkat
berhubungan keperawatan, rasa cemas klieb Ansietas kemampuan klien dalam
dengan kurang berkurang. Dengan Kriteria Observasi : mengambil keputusan
terpapar informasi hasil : 1. Identifikasi kemampuan 2. Untuk mengetahui tingkat
ditandai dengan 1. Perilaku gelisah menurun (5) mengambil keputusan kecemasan klien
klien merasa 2. Tekanan darah membaik (5) 2. Monitor tanda-tanda ansietas 3. Agar klien merasa nyaman dan
bingung 3. Verbalisasi khawatir akibat (verbal dan nonverbal) mengurangi tingkat kecemasan
kondisi yang dihadapi Terapeutik : klien
menurun (5) 3. Ciptakan suasana teraputik 4. Agar klien merasa nyaman
untuk menumbuhkan 5. Agar klien merasa dihargai
kepercayaan 6. Agar klien terbuka dan dapat
4. Temani klien untuk menceritakan masalahnya
mengurangi kecemasan jika tentang kecemasan pemilihan KB
memungkinkan 7. Untuk menambah wawasan klien
5. Pahami situasi yang 8. Menambah wawasan klien dan
membuat asietas dengarkan penget klien
dengan penuh perhatian 9. Untuk mencegah efek samping
6. Gunakan pendekatan yang dari KB
tenang dan meyakinkan
7. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang
8. Informasikan secara faktual
mengenai pengobatan dll
9. Anjurkan keluarga atau suami
mendampingi
10. Latih teknik relaksasi
2. Defisit pengetahuan Edukasi Penggunaan Alat 1. Untuk mengetahui tingkat
tentang KB Kontrasepsi Observasi : pengetahuan klien agar dapat
suntik 1. Identifikasi tingkat pengetahuan, menentukan intervensi
berhubungan keadaan umum, pengunaan alat selanjutnya
dengan kontrasepsi sebelumnya, 2. Untuk mempermudah
ketidaktahuan riwayat obstetri dan ginekologi penyuluhan dan pemahaman
menemukan ibu klien terhadap peningkatan
sumber Terapeutik : pengetahuan
informasi ditandai Setelah diberikan asuhan 2. Sediakan materi dan media 3. Untuk melakukan blowup
dengan klien keperawatan, klien mengerti pendidikan kesehatan 4. Agar klien dapat
tentang Alat kontasepsi KB 3. Jadwalkan kontrol sesuai advice mempersiapkan KB yang akan
menanyakan
suntik. Dengan Kriteria hasil : 4. Fasilitasi ibu memilih digunakan
masalah yang
1. Tingkat kontrasepsi yang tepat 5. Agar klien lebih paham dan
dihadapi
pengetahuan meningkat (5) 5. Berikan kesempatan untuk mengurangi kecemasan
2. Tingkat kepatuhan bertanya 6. Menambah wawasan dan
meningkat (5) Edukasi : pengetahuan klien
3. Proses informasi 6. Jelaskan pada ibu dan 7. Untuk menambah wawasan
- Memahami kalimat pasangan tentang tujuan, klien tentang alat kontrasepsi
- Menyampaikan manfaat dan efek samping dan memilih sesuai kehendak
pesan yang kohoren pengunaan alat kontrasepsi klien dan pasangan
7. Jelaskan tentang jenis 8. Manfaat keluarga berencana
jenis 9. Untuk memantau penggunaan
Kontrasepsi alat kontrasepsi yang dipilih
8. Jelaskan ibu dan pasangan klien
tentang faktor resiko jika terlalu 10. Pencegahan penyakit atau
sering dan terlalu dekat jarak efek dari Alat kontrasepsi
persalinan 11. Untuk mempercepat informasi
9. Anjurkan ibu melakukan lebih untuk menntukan
pemantauan keluhan yang timbul intervensi selanjutnya
selama menggunakan alat
kontrasepsi
10. Anjurkan ibu mengidentifikasi
tanda- tanda masalah ginekologi
11. Anjurkan ibu berkonsultasi
dengan dokter atau tenaga
medis lainnya sebagai
pertimbangan
12. Anjurkan ibu menghitung masa
subur dan sikus menstruasi
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham,F,Gary.2005.Obstetri William edisi 21.Jakarta :EGC


Manuaba, Ida Ayu Chanranita,dkk.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu Kandungan. Jakarta : Yasasan Bina
Pustaka Prawirohardjo, Sarwono.2008.Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yasasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yasasan Bina
Pustaka
Saifudin, Adbul Bari. 2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU TENTANG POLA
MENSTRUASI DALAM MENGGUNAKAN KB SUNTIK DMPA
DI BPM APPI AMELIA BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTA PADA TAHUN 2015
Deni Asokawati, - and Endang Rostiati, - (2015) GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU
TENTANG POLA MENSTRUASI DALAM MENGGUNAKAN KB SUNTIK DMPA DI BPM APPI
AMELIA BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA PADA TAHUN 2015. Kebidanan,
STIKES Jendral Achmad Yani. (Unpublished)

Abstract
LatarBelakang : Berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) peserta KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 sejumlah 35.190.777 juta jiwa.
Sehingga di indonesia pada tahun 2014 pengguna akseptor KB aktif lebih banyak
menggunakan kontrasepsi suntik (47,54%), dan penggunaan akseptor KB aktif lebih rendah
menggunakan metode kontrasepsi MOP (0,69%) (BKKBN, 2014). Berdasarkan hasil studi
yang didapatkan dari dinas kesehatan, di Kabupaten Bantul terdapat 17 Kecamatan, salah
satunya Kecamatan Kasihan dengan pengguna KB aktif dan peserta KB baru terbanyak ke
dua dengan jumlah PUS 16.552 jiwa. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan sebanyak 4 kali
dengan wawancara kepada 10 orang akseptor KB DMPA diperoleh hasil sebanyak 7 orang
(70%) menyatakan cemas karena menstruasinya sedikit dan tidak teratur, dan 3 orang (30%)
menyatakan tidak cemas. Tujuan : Diketahuinya tingkat kecemasan ibu tentang pola
menstruasi dalam menggunakan KB suntik DMPA di BPM Appi Amelia. Metode : Penelitian ini
merupakan jenis penelitian Deskriptif . Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey,
pengambilan sampel dengan purposive sampling, besar sampel 55 responden yang sesuai
dengan inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil : Hasil
penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan ibu tentang pola menstruasi dalam
menggunakan KB suntik DMPA di BPM Appi Amelia adalah kategori tidak cemas sebanyak 6
responden (10,9%), ringan sebanyak 24 responden (43,6%), sedang sebanyak 16 responden
(29,1%), berat sebanyak 8 responden (14,5%) dan sangat berat sebanyak 1 responden
(1,8%). Kesimplan : Tingkat kecemasan ibu tentang pola menstruasi dalam menggunakan KB
suntik DMPA di BPM Appi Amelia sebagian besar adalah ringan yaitu 24 responden atau
43,6%.

Uncontrolled Keywords: kecemasan, menstruasi, KB Suntik DMPA

Anda mungkin juga menyukai