PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. Definisi
B. Etiologi
Biasanya, tidak akan ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu
penyakit ini akan ditandai oleh:
* Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode menstruasi,
setelah menopause, setelah hubungan seksual, dan setelah douching.
* Polip serviks bisa meradang tetapi mereka jarang menjadi
* terinfeksi periode normal berat atau menoragia
* keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan
* Hanya ada beberapa gejala yang dikenal infeksi ini dan kadang-kadang
bahkan kentara. Seorang wanita perlu memiliki pemeriksaan tahunan
sampai mengevaluasi kesehatan reproduksi wanita.
D. Faktor Risiko
G. Diagnosis
- USG
- Histeroskopi
- Curetase
- Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
- Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
- Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai :
a. Jaringan bertambah
b. Mudah berdarah
c. Terdapat pada vagina bagian atas.
KONSEP DASAR KEBIDANAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian umum Polip serviks:
1. Ada tidaknya nyeri di perut bagian bawah.
2. Ada tidaknya gangguan BAB dan BAK.
3. Ada tidaknya asites.
4. Ada tidaknya perut membuncit.
5. Ada tidaknya gangguan nafsu makan.
6. Ada tidaknya kembung.
7. Ada tidaknya sesak napas.
Pengkajian diagnostiknya:
1. USG : Periksa apakah ada benjolan bediameter > 5 cm
2. CT-Scan : Periksa apakah ada benjolan dan cek ukurannya.
B. DIAGNOSA KEBIDANAN
Diagnosa Kebidanan yang kemungkinan muncul:
1. Gangguan harga diri karena masalah tentang ketidaknyamanan
mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
2. Nyeri karena proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
3. Nyeri karena gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.
4. Elimisi urinarius, perubahan/retensi karena adanya edema pada
jaringan local.
5. Ansietas krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,
prognosis, kebutuhan pengobatan karena kesalahan interpretasi
informasi, tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.
C. INTERVENSI
1. Gangguan harga diri karena masalah tentang ketidaknyamanan
mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
Tujuan : harga diri klien meningkat.
Kriteria hasil :
* Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan
diri dalam situasi.
* Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah
secara efektif.
* Mendemonstrasikan adaptasi terhadap perubahan yang telah terjadi
yang dibuktikan oleh penyusunan tujuan realistis dan partisipasi aktif
dalam kerja dengan tepat.
Intervensi dan Rasional.
a. Diskusikan dengan klien atau keluarga bagaimana diagnosis dan
pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien dan aktivitas
kerja.
R/. Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah.
b. Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan
pengobatan tertentu, termasuk kemungkinan efek samping pada
aktifitas seksual dan rasa ketertarikan. Beritahu klien bahwa tidak
semua efek samping terjadi.
R/. Bimbingan antisipasi dapat membantu klien/keluarga melalui proses
adaptasi pada status baru.
c. Dorong diskusi tentang masalah efek kanker atau pengobatan pada
peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.
R/. Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi
penerimaan pengobatan dan merangsang kemajuan penyakit.
d. Akui kesulitan yang mungkin dialamu. Berikan informasi bahwa
konseling perlu dan penting dalam proses adaptasi.
R/. Memvalidasi realita perasaan klien dan memberikan izin untuk
tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi.
e. Evaluasi struktur pendukung yang ada dan digunakan oleh klien.
R/. Mmebantu merencanakan perawatan saat di rumah sakit serta setelah
pulang.
f. Berikan dukungan emosional untuk klien dan orang terdekat selama
tes diagnostic dan fase pengobatan.
R/. Meskipun beberapa klien beradaptasi dengan efek kanker, banyak
memerlukan dukungan tambahan dalam periode ini.
g. Gunakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien
dan mempertahankan kontak mata.
R/. Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan
perasaan klien tentang ketidaknyamanan dan keraguan diri.
h. Rujuk klien pada program kelompok pendukung.
R/. Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik untuk
klien/orang terdekat, memberikan kontrak dengan klien lain.
i. Rujuk pada konseling professional jika diindikasikan.
R/. Mungkin perlu untuk memulai dan mempertahankan struktur
psikososial positif bila system pendukung klien terdekat terganggu.
2. Nyeri karena proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
Tujuan : Nyeri klien terkontrol
Kriteria hasil :
* Melaporkan penghilangan nyeri maksimal.
* Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan.
Intervensi dan Rasional
a. Tentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas).
R/. Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi.
b. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
R/. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
c. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (tehnik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi).
R/. Memunkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa kontrol.
d. Evaluasi penghilangan nyeri
R/. Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum pada AKS.
e. Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter.
R/. Rencan terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk kontrol
nyeri.
A. Kesimpulan
Dalam penyembuhan penyakit Polyp Serviks diperlukan beberapa
Intervensi dan kemudian diimplementasikan sesuai dengan criteria dan
kaidah-kaidah tertentu dalam proses keperawatan. Selain itu, sangat
diperlukan juga kolaborasi dengan dokter agar hal-hal yang tidak diinginkan
tidak terjadi, dengan kata lain malpraktik.
B. Saran
Dengan selesainya penyusunan makalah ini agar kiranya dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam peningkatan belajar mengajar antar
Mahasiswa dengan tim pengajar.
MAKALAH POLIP SERVIKS
Dosen Pembimbing
Mardiyana , SST,S.Pd
Di susun oleh :
Diah Ambarningtyas