Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebuah polip serviks adalah tumor jinak yang ditemukan pada


permukaan saluran leher rahim. Mereka dapat menyebabkan perdarahan
menstruasi yang tidak teratur, tetapi lebih sering mereka tidak menunjukkan
gejala. Penyebab dari jenis kanker yang tidak sepenuhnya dipahami oleh
para ahli. Mungkin hasil dari infeksi atau dari istilah atau peradangan kronis
panjang, respon abnormal untuk peningkatan tingkat estrogen, dan dalam
kemacetan pembuluh darah di saluran leher rahim.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana definisi dari Polip Serviks?


2) Bagaimana Manifestasi klini dari polip serviks?
3) Apa yang menyebabkan sehing terjadi Polip Serviks?
4) Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien penderita
Polip Serviks!
5) Dll.

C. TUJUAN

1) Agar supaya mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan seluk


beluk dari Polip Serviks dan mekanisme terjadinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

- Polyp = tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari


selaput lendir dibagian tubuh manusia, seperti hidung, telinga, usus dan
selaput lendir lainnya. Cervix = leher rahim. Dengan demikian, Polip
Serviks yaitu tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput
lender di leher rahim atau mulut rahim.
- Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari
permukaan mukosa (Denise tiran : 2005 ).
- Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis
(Denise tiran:2005 )

B. Etiologi

Penyebab pasti timbulnya polip rahim belum diketahui, namun diduga


akibat infeksi yang tidak ditangani dengan baik, atau memang jaringan
tersebut mempunyai sifat tumbuh yang berlebihan.

C. Tanda dan Gejala

Biasanya, tidak akan ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu
penyakit ini akan ditandai oleh:
* Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode menstruasi,
setelah menopause, setelah hubungan seksual, dan setelah douching.
* Polip serviks bisa meradang tetapi mereka jarang menjadi
* terinfeksi periode normal berat atau menoragia
* keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan
* Hanya ada beberapa gejala yang dikenal infeksi ini dan kadang-kadang
bahkan kentara. Seorang wanita perlu memiliki pemeriksaan tahunan
sampai mengevaluasi kesehatan reproduksi wanita.

D. Faktor Risiko

Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan


diabetes mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis. polip serviks tidak
pernah benar-benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya
terlihat pada wanita usia reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit
ini adalah perempuan usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan
bahwa polip serviks dapat ditemukan pada insiden yang memicu produksi
hormon. Wanita hamil memiliki risiko yang lebih tinggi karena perubahan
tingkat hormon, mungkin dari peningkatan produksi hormon beredar juga.
E. Tindakan Pencegahan

Ada beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi ini:


- Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini
membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas
dan kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina
dan leher rahim.
- Apakah pasangan Anda memakai kondom setiap hubungan seksual. Ini
mengurangi resiko infeksi menular seksual.

F. Penatalaksanaan dan Pengobatan

Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret.


Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia).
Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium patologi guna
memastikan bahwa histologis-nya jinak/sesuai dengan gambaran jaringan
polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil. Artinya, melalui operasi
sederhana, polip serviks dapat dihapus. polip akan memutar dan lembut
dihapus selama operasi. Dalam satu metode, string bedah terpasang di
sekitar alas dan menembak terputus. dasar akan dihapus melalui
elektrokauter atau pengobatan laser. Setelah operasi, pasien disarankan
untuk mengambil di antibiotik bahkan jika tidak ada tanda-tanda infeksi.
Beberapa polip serviks belum tentu kanker tetapi mereka masih dikirim ke
laboratorium untuk analisa lebih lanjut. Selain itu, cukup mustahil untuk
polip untuk tumbuh kembali tetapi ada insiden kambuh.

G. Diagnosis
- USG
- Histeroskopi
- Curetase
- Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
- Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
- Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai :
a. Jaringan bertambah
b. Mudah berdarah
c. Terdapat pada vagina bagian atas.
KONSEP DASAR KEBIDANAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian umum Polip serviks:
1. Ada tidaknya nyeri di perut bagian bawah.
2. Ada tidaknya gangguan BAB dan BAK.
3. Ada tidaknya asites.
4. Ada tidaknya perut membuncit.
5. Ada tidaknya gangguan nafsu makan.
6. Ada tidaknya kembung.
7. Ada tidaknya sesak napas.
Pengkajian diagnostiknya:
1. USG : Periksa apakah ada benjolan bediameter > 5 cm
2. CT-Scan : Periksa apakah ada benjolan dan cek ukurannya.

B. DIAGNOSA KEBIDANAN
Diagnosa Kebidanan yang kemungkinan muncul:
1. Gangguan harga diri karena masalah tentang ketidaknyamanan
mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
2. Nyeri karena proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
3. Nyeri karena gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.
4. Elimisi urinarius, perubahan/retensi karena adanya edema pada
jaringan local.
5. Ansietas krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon
patofisiologis.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,
prognosis, kebutuhan pengobatan karena kesalahan interpretasi
informasi, tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.
C. INTERVENSI
1. Gangguan harga diri karena masalah tentang ketidaknyamanan
mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.
Tujuan : harga diri klien meningkat.
Kriteria hasil :
* Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan
diri dalam situasi.
* Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah
secara efektif.
* Mendemonstrasikan adaptasi terhadap perubahan yang telah terjadi
yang dibuktikan oleh penyusunan tujuan realistis dan partisipasi aktif
dalam kerja dengan tepat.
Intervensi dan Rasional.
a. Diskusikan dengan klien atau keluarga bagaimana diagnosis dan
pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien dan aktivitas
kerja.
R/. Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah.
b. Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan
pengobatan tertentu, termasuk kemungkinan efek samping pada
aktifitas seksual dan rasa ketertarikan. Beritahu klien bahwa tidak
semua efek samping terjadi.
R/. Bimbingan antisipasi dapat membantu klien/keluarga melalui proses
adaptasi pada status baru.
c. Dorong diskusi tentang masalah efek kanker atau pengobatan pada
peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.
R/. Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi
penerimaan pengobatan dan merangsang kemajuan penyakit.
d. Akui kesulitan yang mungkin dialamu. Berikan informasi bahwa
konseling perlu dan penting dalam proses adaptasi.
R/. Memvalidasi realita perasaan klien dan memberikan izin untuk
tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi.
e. Evaluasi struktur pendukung yang ada dan digunakan oleh klien.
R/. Mmebantu merencanakan perawatan saat di rumah sakit serta setelah
pulang.
f. Berikan dukungan emosional untuk klien dan orang terdekat selama
tes diagnostic dan fase pengobatan.
R/. Meskipun beberapa klien beradaptasi dengan efek kanker, banyak
memerlukan dukungan tambahan dalam periode ini.
g. Gunakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien
dan mempertahankan kontak mata.
R/. Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan
perasaan klien tentang ketidaknyamanan dan keraguan diri.
h. Rujuk klien pada program kelompok pendukung.
R/. Kelompok pendukung biasanya sangat menguntungkan baik untuk
klien/orang terdekat, memberikan kontrak dengan klien lain.
i. Rujuk pada konseling professional jika diindikasikan.
R/. Mungkin perlu untuk memulai dan mempertahankan struktur
psikososial positif bila system pendukung klien terdekat terganggu.
2. Nyeri karena proses penyakit jaringan pada organ ruang abdomen.
Tujuan : Nyeri klien terkontrol
Kriteria hasil :
* Melaporkan penghilangan nyeri maksimal.
* Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan.
Intervensi dan Rasional
a. Tentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas).
R/. Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi.
b. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
R/. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
c. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (tehnik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi).
R/. Memunkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa kontrol.
d. Evaluasi penghilangan nyeri
R/. Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum pada AKS.
e. Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter.
R/. Rencan terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk kontrol
nyeri.

3. Nyeri karena gangguan pada kulit, jaringan dan integritas kulit.


Tujuan : nyeri terkontrol
Kriteria hasil :
* Menunjukkan nyeri berkurang/terkontrol
* Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks.
* Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi dan Rasional
a. Kaji keluhan nyeri.
R/. Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi.
b. Libatan klien dalam penentuan jadwal aktivitas.
R/. Meningkatkan rasa kontrol pasien dan kekuatan mekanisme koping.
c. Berikan tindakan kenyamanan dasar.
R/. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
d. Dorong penggunaan teknik manajemen stress.
R/. Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan rasa
kontrol.
e. Berikan analgetik sesuai indikasi.
R/. Merupakan tindakan yang tepat untuk mencegah fluktuasi pada
intensitas nyeri.
4. Elimisi urinarius, perubahan/retensi karena adanya edema pada
jaringan local.
Tujuan : retensi berkurang/hilang
Kriteria hasil :
* Mempertahankan/memperoleh pola eliminasi yang efektif.
* Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan.
* Ikut serta dalam regimen pengobatan.
Intervensi dan Rasional
a. Pantau pola penolakan.
R/. Informasi ini sangat penting untuk merencanakan perawatan dan
mempengaruhi pilihan intervensi individu.
b. Palpasi kandung kemih.
R/. Distensi kandung kemih mengindikasikan retensi urinarius.
c. Tingkatkan masukan cairan 2000-3000 ml/hari.
R/. Mempertahankan hidrasi adekuat dan meningkatkan fungsi ginjal.
d. Hindari tanda-tanda penolakan verbal atau nonverbal, rasa jijik atau
kekecewaan.
R/. Ekspresi kekecewaan akan menurunkan rasa percaya diri dan tidak
membantu dalam mensukseskan program.
e. Berikan medikasi sesuai petunjuk.
R/. Tingkatkan kontrol sfingter.

5. Ansietas karena krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon


patofisiologis.
Tujuan : ansietas berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
* Memahami dan mendiskusikan rasa takut.
* Menunjukkan relaksasi dan melaporkan berkurangnya
ansietas ke tingkat yang dapat diatasi.
Intervensi dan Rasional
a. Catat palpitasi, peningkatan denyut/frekuensi pernapasan.
R/. Perubahan TTV mungkin menunjukkan tingkat ansietas yang
dialami pasien atau merefleksikan gangguan-gangguan factor
psikologis.
b. Pahami rasa takut.
R/. Perasaan adalah nyata dan membantu pasien untuk terbuka sehingga
dapat mendiskusikan dan menghadapinya.
c. Kaji tingkatan/realita bahaya bagi pasien dan tingkat ansietas.
R/. Respon individu dapat bervariasi tergantung pola cultural yang
dipelajari.
d. Catat pembatasan focus perhatian.
R/. Penyempitan focus umumnya merefleksikan rasa takut.
e. Nyatakan realita dari situasi seperti apa yang dilihat pasien.
R/. Pasien mungkin perlu menolak realitas sampai siap untuk
menghadapinya.
f. Evaluasi mekanisme koping.
R/. Mungkin dapat menghadapi situasi dengan baik pada waktu itu.
g. Identifikasi cara-cara dimana klien mendapat bantuan jika dibutuhkan.
R/. Memberikan jaminan bahwa staf bersedia untuk mendukung.

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi,


prognosis, kebutuhan pengobatan karena kesalahan interpretasi
informasi, tidak mengenal sumber informasi dan keterbatasan kognitif.
Tujuan : Pengetahuan klien meningkat.
Kriteria hasil :
* Menuturkan pemahaman kondisi, efek prosedur dan
pengobatan.
* Dengan tepat menunjukkan prosedur yang diperlukan dan
menjelaskan alasan suatu tindakan.
* Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta
dalam ptogram perawatan.
Intervensi dan Rasional
a. Diskusikan terapi obat-obatan.
R/. Meningkatkan kerja sama dengan regimen.
b. Identifikasi keterbatasan aktivitas khusus.
R/. Mencegah regangan yang tidak perlu.
c. Ulangi pentingnya diet nutrisi dan pemasukan cairan adekuat.
R/. Sediakan elemen yang dibutuhkan untuk penyembuhan.
d. Libatkan orang-orang terdekat dalam program pembelajaran.
R/. Memberikan sumber-sumber tambahan untuk referensi setelah
penghentian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam penyembuhan penyakit Polyp Serviks diperlukan beberapa
Intervensi dan kemudian diimplementasikan sesuai dengan criteria dan
kaidah-kaidah tertentu dalam proses keperawatan. Selain itu, sangat
diperlukan juga kolaborasi dengan dokter agar hal-hal yang tidak diinginkan
tidak terjadi, dengan kata lain malpraktik.

B. Saran
Dengan selesainya penyusunan makalah ini agar kiranya dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam peningkatan belajar mengajar antar
Mahasiswa dengan tim pengajar.
MAKALAH POLIP SERVIKS

Dosen Pembimbing

Mardiyana , SST,S.Pd

Di susun oleh :

Arin Natus Shofifah

Diah Ambarningtyas

Dina Wuri Septiana

AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2012/2013


PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apa yang dimaksud dengan onset menstruasi ?


Jawaban : periode / siklus menstruasi.
2. Mengapa wanita dengan DM lebih beresiko terkena polip serviks ?
Jawaban : Karena wanita dengan DM jika terinfeksi polop serviks jika
tidak ditangani dengan baik akan memperparah polip serviks yang
diderita.
3. Patofisiologi polip serviks ?
Jawaban : Tidak ada gejala yang signifikan pada polip serviks, biasanya
pasien dating dengan keluhan terjadi perdarahan pada vagina daiantara atau
sebelum menstruasi, setelah menopause, setelah hubungan seks atau
setelah pemakaian douching vagina.

Anda mungkin juga menyukai