TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi KB
Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).
2. Tujuan Program KB
a. Tujuan utama dari program KB Nasional adalah untuk
memberikan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas kepada masyarakat, menurunkan tingkat kematian
ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil
berkualitas (Asisah 2016).
b. Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran,
pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga (Sulistyawati, 2013).
B. Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
4. Macam-macam Kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi
dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode
Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode
Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan,
dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir
servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat
yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida
(Handayani, 2010)
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang di dalamnya
mengandung hormon estrogen dan progesteron. Metode
kontrasepsi hormonal dibagi menjadi dua yaitu kombinasi
(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan
yang hanya berisi progesteron saja. Sedangkan kontrasepsi
hormonal yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik, dan
implant. Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal dibedakan
berdasarkan jenis hormon yang terkandung didalamnya (Furry
2016).
Berikut jenis kontrasepsi hormonal:
a) Kontrasepsi Oral/Pil
Kontrasepsi pil adalah suatu cara kontrasepsi untuk
wanita yang berbentuk pil atau tablet didalam strip yang
berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone atau
yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja.
Kebijaksanaan penggunaan pil diarahkan terhadap
pemakaian pil dosis rendah, tetapi meksipun demikian pil
dosis tinggi masih disediakan terutama untuk membina
peserta KB lama yang menggunakan dosis tinggi (Suratun,
2008).
Kontrasepsi oral/pil dikenal dengan 4 tipe
kontrasepsi oral, yakni tipe kombinasi, tipe sekuensial, pil
mini, dan pil pasca senggama (morning after pill). Tetapi
yang banyak digunakan adalah tipe kombinasi dan mini pil
karena dikenal dengan efektivitasnya yang tinggi
(Ganiswarna, 1995).
b) Kontrasepsi Suntik Menurut Hartanto (2003: 142) dua
kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang
banyak dipakai adalah:
1) Suntik Kombinasi (1 bulan) Kontrasepsi suntik bulanan
merupakan metode suntikan yang pemberiannya tiap
bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular
sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon
progesterone dan estrogen pada wanita usia subur.
Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi
hipotalamus dan hipofisis yaitu menurunkan kadar FSH
dan LH sehingga perkembangan dan kematangan
folikel de Graaf tidak terjadi (Mulyani dan Rinawati,
2013).
Jenis suntikan 1 bulan antara lain:
a. Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo
Medroksiprogesterone Asetat dan 5 mg Estradiol
b. Sipionat yang diberikan injeksi intramuscular (IM)
sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan
injeksi IM sebulan sekali (Mulyani dan Rinawati,
2013).
2) Suntik Progestin (Tribulan)
Suntik tribulan merupakan metode kontrasepsi yang
diberikan secara intramuscular setiap tiga bulan.
Keluarga berencana suntik merupakan metode
kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam
penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat
kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka
kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002).
a. Progestasert-T = Alza T
1) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor
warna hitam.
2) Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan
65 mcg progesteron per hari.
3) Tabung insersinya berbentuk lengkung
4) Daya kerja : 18 bulan
5) Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
b. LNG-20
1) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20
mcg per hari.
2) Sedang diteliti di Firlandia.
3) Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100
wanita per tahun.
4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan
perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya,
karena 25% mengalami amenore atau pendarahan haid yang
sangat sedikit.
3. Efektifitas IUD
5. Indikasi
6. Kontraindikasi
a. Umur
b. Pengetahuan
1) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang
diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada
prinsipnya merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar
bagi perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk
masyarakat. Karena itu, bagi setiap warga negara harus disediakan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar. Pendidikan ini
dapat berupa pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah,
yang dapat merupakan pendidikan biasa ataupun pendidikan luar
biasa. Tingkat pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah adalah pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan
lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah umum diselenggarakan selain untuk mempersiapkan
peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga untuk memasuki
lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan
untuk memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan
keprofesian pada tingkat yang lebih tinggi. Pendidikan menengah
dapat merupakan pendidikan biasa atau pendidikan luar biasa.
Tingkat pendidikan menengah adalah SMP, SMA dan SMK.
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan atau
profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka
pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia
( Ikhsan, 2005).
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima
pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni
keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan Tinggi terdiri dari
Strata 1, Strata 1, Strata 3
( Ikhsan, 2005).
c. Sumber informasi
b) Media cetak
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan
sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut:
1) Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk buku-buku, baik berupa tulisan maupun gambaran
2) Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat
maupun gambar atau kombinasi.
3) Selebaran bentuknya seperti leaflet tetapi tidak berlipat
4) Lembar balik, media penyampaian pesan atau informasi-informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku
dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembar baliknya
berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar
tersebut.
5) Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan informasi
kesehatan yang biasanya ditempel ditembok, di tempat umum, kendaraan
umum.
c) Petugas kesehatan
Petugas kesehatan disini dimaksudkan adalah petugas yang mempunyai
latar belakang pendidikan kesehatan yang bertugas memberikan
pelayanan, penyuluhan, konseling tentang kesehatan khususnya
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), antara lain yaitu: bidan,
dokter, perawat.
Variable independent
Faktor Predesposisi
1. Usia
2. Pendidikan
3. Sumber informasi
Variable dependent
Faktor pendukung :
HUBUNGAN
1. Ketersediaan alat
KARAKTERISTIK IBU
kontrasepsi
NIFAS DENGAN
2. Jarak
PENGGUNAAN KB IUD
3. Biaya
Faktor pendorong :
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Petugas
kesehatan