Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN AKHIR PRAKTEK KEBIDANAN KOMONITAS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEK KELUARGA PADA


KELUARGA Tn.M DENGAN MEROKOK
DIDESA NGUNUT KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONGORO

DI SUSUN OLEH :KELOMPOK 4


1.SITI MARLINA
2.NENY TRISTANTI MANDASARI
3.VITRIANA YULIATYAWAN
4.HERMIN WIDIATI
5.SRI YUNIARTI
6.LITERMI BR.TARIGAN

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN KOMUNITAS


INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan Kebidanan Keluarga dikembangkan dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan ibu dan anak sehingga dapat mengurangi tingkat mortalitas

dan morbiditas ibu dan anak. Bidan yang melaksanakan tugas di keluarga dan

kelompok masyarakat perlu mengkaitkan upaya yang dilakukannya untuk

mewujudkan “Kesehatan untuk semua” (Syahlan, 1996).

Asuhan Kebidanan keluarga adalah aktifitas atau intervensi upaya yang

dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan masalah

khususnya dalam bidang KIA/KB disuatu komunitas. Selain itu peran bidan

sebagai pendidik pemberi pelayanan dan penelitian (Bapelkes, 2004).

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang

saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat

dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit” atau

kesehatan tersebut.

Banyak factor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu

maupun kesehatan masyarakat. Keempat factor tersebut (keturunan,

lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan) disamping berpengaruh

langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status

kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana keempat factor tersebut secara
bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu factor saja

berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan

akan tergeser ke arah dibawah optimal.

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa

lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung

bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar

perokok yang bukan perokok.

Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200

diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi

tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon

monoksida, dsb.

Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan

pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan

pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap

melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah

tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komunitas pada keluaraga Tn. M

dengan masalah utama utama merokok di Desa Ngunut Rt 03 Rw 01

Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.

b. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data dasar pada keluarga, kemudian

melakukan analisis data, perumusan masalah, menentukan prioritas

masalah.

b. Menentukan interpretasi data/diagnosa masalah pada keluarga.

c. Menentukan Identifikasi Masalah/Diagnosa Potensial pada keluarga.

d. Melakukan antisipasi masalah tindakan segera pada keluarga.

e. Menentukan rencana tindakan terhadap masalah pada keluarga

f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada keluarga.

g. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada keluarga.

C. Metode Penulisan

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan

metode deskriptif yaitu menggambarkan keadaan subyek dan obyek

penelitian berdasarkan fakta yang ada, sedangkan teknik penulisan yang

penulis gunakan yaitu :

a. Wawancara

Melakukan tanya jawab langsung dengan keluarga sebagai sumber data

primer untuk melakukan pengkajian data.

b. Observasi Partisipant

Melakukan pengamatan dan pemeriksaan fisik terhadap keluarga serta

mengumpulkan data-data hasil pengamatan dan pemeriksaan.

c. Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data dari hasil pemeriksaan dan mendokumentasikan

hasil wawancara serta pemeriksaan yang telah dilakukan.

d. Studi Kepustakaan

Mempelajari buku- buku dan sumber dari internet sebagai pedoman

teoritis dalam melakukan pengkajian.

e. Penyuluhan

Memberikan pengetahuan dan motivasi pada keluarga melalui satuan

acara penyuluhan (SAP).

D. Manfaat

1. Bagi Bidan Setempat

Menambah wawasan, kajian dan literatur petugas kesehatan setempat

dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan yang bermutu bagi

masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan masyarakat

dan untuk memberikan penyuluhan.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan

wawasan serta memperluas pola pikir dan sudut pandang masyarakat

khususnya tentang bahaya merokok bagi kesehatan.

3. Bagi penulis

Menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah untuk

diterapkan langsung pada pemberian asuhan kebidanan pada

masyarakat.

E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang

lingkup, manfaat dan sistematikan penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Terdiri dari konsep dasar komunitas, keluarga, tinjauan teori

prioritas masalah (rokok)

BAB III TINJAUAN KASUS

Tediri dari langkah-langkah asuhan kebidanan pada keluarga

resiko tinggi

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang tujuan yang dicapai dalam penulisan dan

permasalahan yang ada dalam penulisan (lahan dan teori)

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Kebidanan Komunitas

A. Pengertian Kebidanan Komunitas

Bidan di Indonesia adalah seorang wanita yang mendapat pendidikan

kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan

mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktik mandiri

(Ambarwati dan Rismintari, 2010 : 1).

Kepmenkes No. 396/Menteri/SK/III/2007 menjelaskan Kebidanan

adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang

mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa

interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopouse, BBL dan

Balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau

dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya. (Pudiastuti,2011: )

Komunitas berasal dari Communicans yang berarti kesamaan, Communis

artinya sama, publik, banyak dan community berarti masyarakat setempat.

Komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan orang atau sistem sosial

(Saunders, 1991 dalam Pudiastuti, 2011 : 2)

Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan

masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar

bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan

komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap


masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat

(Ambarwati dan Rismintari, 2010 : 2).

B. Unsur-unsur kebidanan komunitas

Unsur-unsur kebidanan komunitas menurut (Ambarwati dan

Rismintari (2010 : 3-5), di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Bidan

Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas meliputi :

a. Bimbingan terhadap kelompok remaja, masa perkawinan.

b. Pemeliharaa kesehatan ibu hamil, nifas, masa interval (antara dua

persalinan) dalam keluarga.

c. Pertolongan persalinan di rumah.

d. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko

tinggi di keluarga.

e. Pengobatan keluarga sesuai dengan kewenangan.

f. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan

reproduksi.

g. Pemeliharaan kesehatan anak balita.

2. Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah segala aktivitas yang dilakukan

oleh bidan untuk segala menyelamatkan pasien dari gangguan kesehatan.

Tujuan pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatnya kesehatan

ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat
dan sejahtera di dalam komunitas. Kegiatan pelayanan komunitas,

meliputi :

a. Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan.

b. Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita.

c. Pengobatan sederhana bagi ibu dan balita.

d. Perbaikan gizi keluarga.

e. Imunisasi ibu dan anak.

f. Pertolongan persalinan di rumah.

g. Pelayanan KB.

3. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas

Dalam komunitas terdapat kumpulan dari individu yang membentuk

keluarga atau kelompok masyarakat. Sasaran utama adalah ibu dan anak

dalam keluarga. Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang

kesehatan, yang dimaksud keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota

keluarga lainnya.

4. Lingkungan

Lingkungan fisik yang kurang sehat menimbulkan penyakit pada

masyarakat. Lingkungan sosial berkaitan dengan adat istiadat dalam

memberikan pelayanan yang diupayakan tidak bertentangan dengan

kebiasaan, adat, kepercayaan dan agama di masyarakat. Lingkungan flora

dan fauna berhubungan dengan penghijauan, pemanfaatan pekarangan

dengan tanaman yang bergizi.


5. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

Bidan dituntut untuk selalu mengembangkan kemampuannya agar

tidak ketinggalan terhadap kemajuan ilmu dan teknologi di bidang

kesehatan.

II. Keluarga

A. Pengertian Keluarga

1. Departemem Kesehatan RI (1998)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas

keluarga atau kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan

2. Salvicoon G Bailon dan Aracellis Maglaya (1998)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung dalam

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain dalam

peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan.

Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

keluarga tersebut merupakan :

a. Unit terkecil masyarakat


b. Terdiri dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Dibawah asuhan seseorang kepada keluarga
f. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing

menciptakan dan mempertahankan kebudayaan.

B. Struktur Keluarga

Struktur keluarga bermacam-macam diantaranya adalah :

1. Patrilineal

Keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

2. Matrilineal

Keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama-sama keluarga sedarah istri

4. Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama-sama keluarga sedarah istri

5. Hubungan Kawinan

Hubungan suami istri sebagai dasar bagian pembinaan keluarga dari

beberapa sanak saudara yang menjadi keluarga karena adanya hubungan

dengan suami atau istri.

C. Fungsi Pokok Keluarga


Fungsi pokok keluarga menuruit peraturan pemerintah no. 21 tahun

1994 dan undang-undang nomer 10 tahun 1992), secara fungsi keluarga

adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Keagamaan

a. Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup

seluruh anggota keluarga.

b. Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-

hari kepada seluruh anggota keluarga.

c. Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam

pengalaman dari ajaran agama.

d. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak

tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau

masyarakat.

e. Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga

beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia

sejahtera.

2. Fungsi Budaya
a. membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan

norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin

dipertahankan.

b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring

norma dan budaya asing yang tidak sesuai.

c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya

mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif

globalisasi dunia.

d. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya

dapat berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa indonesia

dalam menghadapi tantangan globalisasi.

e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang

dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung

terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia, sejahtera.

3. Fungsi Cinta Kasih

a. Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar

anggota keluarga dalam simbol-simbol nyata secara obtimal dan

terus-menerus.

b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota

keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.


c. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan

ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.

d. Mambina, rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu

memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

4. Fungsi Perlindungan

a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa

tidak aman timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.

b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai

bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.

c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai

modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

5. Fungsi Reproduksi

a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi

sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.

b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukkan

keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

c. Mengamalkan kaidah-kaidah reprodusi sehat, baik yang berkaitan

dengan waktu melahirkan, jarak antar 2 anak dan jumlah ideal anak

yang diinginkan dalam keluarga.


d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang

konduktif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

6. Fungsi Sosial

a. Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga

sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.

b. Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga

sebagai pusat tempat anak mencari pemecahan dari berbagai konflik

dan permasalahan yang dijumpainya baik dilingkungan sekolah

maupun masyarakat.

c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang

diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik

dan mental), yang tidak, kurang diberikan oleh lingkungan sekolah

maupun masyarakat.

d. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam

keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga

bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup

bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

7. Fungsi Ekonomi
a. Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun di dalam

lingkungan keluarga dalam rangka menompang kelangsungan dan

perkembangan kehidupan keluarga.

b. Mengelola ekonomi keluarga sehimgga terjadi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukkan dan pengeluaran

keluarga.

c. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan

perhatiaannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi,

selaras dan seimbang.

d. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

8. Fungsi Pelestarian Lingkungan.

a. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan

interna keluarga.

b. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan

eksterna keluarga.

c. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan

serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan

lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.


Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup

sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera

(Menurut UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 dalam

setiadi, 2008).

Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :

a. ASIH adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,

kehangatan terhadap anggota keluarga sehingga memungkinkan

mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

b. ASUH adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan

anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan

menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,

sosial, dan spiritual.

c. ASAH adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga

siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan

masa depannya (Effendy, 1998 dalam setiadi, 2008).

D. Peranan Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normative dari

seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-

harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan

oleh seorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga

menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan


yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Dalam UU kesehatan nomer 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan

“setiap orang berkuwajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajad kesehatan perorangan, keluarga, dan

lingkungan”. Dari pasal diatas jelas bahwa keluarga berkewajiban

menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan

tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing antara

lain adalah :

a. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran pencari

nafkah, pendidikan, pelindung/ pengayom, pemberi rasa aman bagi

setiap anggota sebagai keluarga dan juga anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu.

b. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan

pendidikan anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai

pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota

masyarakat kelompok tertentu.


c. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

E. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga

1. Pengertian

Manajemen keluarga adalah metode kerja profesi yang menggunakan

langkah-langkah pemecahan masalah yang merupakan alur kerja dari

pengorganisasian. Pemikiran dari langkah dari suatu urutan yang logis

yang menguntungkan baik bagi bidan atau pasien

2. Tujuan

a. Untuk mengetahui masalah pada keluarga


b. Mempermudah bidan dalam melakukan identifikasi dan pemecahan

masalah

3. Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Komunitas menurut Dermawan

(2012 : 249-266)

a. Pengkajian (assessment)

Merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah

kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. Baik individu keluarga atau

kelompok yang masyarakat bermasalah fisiologis, psikologis, sosial

ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Dermawan, 2012 : 249).


1) Pengumpulan data

Cara yang digunakan adalah :

a) Wawancara

b) Pengamatan

c) Studi dokumentasi

d) Pemeriksaan fisik

2) Data yang dikumpulkan adalah :

a) Identitas keluarga

b) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami

maupun yang pernah dialami

c) Anggota keluarga

d) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat

yang ada

e) Keadaan keluarga, meliputi :

(1) Biologis

(2) Psikologis

(3) Sosial

(4) Kultural
(5) Spiritual

(6) Lingkungan

(7) Dan data penunjang lainnya

b. Analisa data

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat

perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :

1) Keadaan kesehatan yang normal dan setiap anggota keluarga,

meliputi :

a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga

b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

c) Kadaan gizi anggota keluarga

d) Status imunisasi anggota keluarga

e) Kehamilan dan keluarga berencana

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :

a) Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi,

luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan

sebagainya.

b) Sumber air minum


c) Jamban keluarga

d) Tempat pembungan air limbah

e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya

3) Karakteristik

a) Sifat-sifat keluarga

b) Dinamika dalam keluarga

c) Komunikasi dalam keluarga

d) Interaksi antar anggota keluarga

e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota

keluarga

f) Kebiasaan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

c. Perumusan masalah

Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluaraga yang

diambil didasarkan kepada penganalisa praktik lapangan yang didasarkan

kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan

acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang

masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping melalui

diskusi-diskusi diantara perawat dengan mempertimbangkan situasi dan

sumberdaya yang ada pada keluarga.


d. Tipologi masalah kesehatan dan asuhan kebidanan keluarga

(setiadi, 2008 : 53).

Ada 3 kelompok masalah besar, yaitu :

1) Ancaman kesehatan, adalah kadaan –keadaan yang dapat

memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan

kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. yang

termasuk dalam acaman kesehatan adalah :

a) Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes

militus, dsb.

b) Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit

menular, seperti TBC, gonore, hepatitis dsb.

c) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai

dengan kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti

anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga

kecil.

d) Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya

benda tajam diletakkan sembarang, tangga rumah

terlalu curam.

e) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing

anggota keluarga.
f) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress.

Antara lain :

(1) Hubungan keluarga yang kurang harmonis

(2) Hubungan orang tua dan anak tegang

(3) Orang tua tidak dewasa

(4) Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya : kebisingan,

populasi udara, ventilasi dan penerangan kurang

baik dsb.

(5) Kebiasaan-biasaan yang merugikan kesehatan :

Minuman keras, merokok, makan obat tanpa resep,

personal hygiene kurang.

(6) Sifat dan kepribadian yang melekat

(7) Memaikan peranan yang tidak sesuai , misalnya

anak wanita memainkan peranan ibu karena

meninggal.

(8) Imunisasi kurang lengkap

2) Kurang /tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan

kesehatan. Yang termasuk didalamnya adalah :

a) Keadaan sakit, sebelum atau sesudah didiagnosa.


b) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak

yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.

3) Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut

individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk

juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk

dalam situasi krisis adalah :

a) perkawinan

b) kehamilan

c) persalinan

d) masa nifas

e) menjadi orang tua

f) bayi baru lahir

g) abortus

h) anak masuk sekolah

i) anak remaja

j) kehilangan pekerjaan dsb

ketidak mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas

kesehatan dan keperawatan


1) ketidak sanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan

karena :

1. kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta

2. rasa takut akibat masalah yang diketahui.

3. Sikap dan falsafah.

2) Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat, disebabkan karena :

a) Tidak memahami mengenai sifat,berat dan luasnya masalah.

b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol.

c) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurangnya

pengetahuan, kurangnya sumber daya keluarga.

d) Ketidak cocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga.

e) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada.

f) Takut dari akibat tindakan.

g) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau.

h) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.

3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan

karena :
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebab,

penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannyaserta

pertumbuhan dan perkembangan anak.

b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang

dibutuhkan.

c) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

d) Sikap dan pandangan hidup.

e) Perilaku yang mementingkan diri pribadi.

4) Ketidak sanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga,

disebabkan karena :

a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,

tanggung jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat.

b) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan

lingkungan rumah.

c) Ketidaktahuapentingnya sanitasi lingkungan.

5) ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna

memelihara kesehatan, disebabkan karena :

a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.


b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh.

c) Pengalaman kurang baik dari petugas kesehatan.

d) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan.

e) Tidak adanya fasilitas yang diperlukan.

e. Diagnosa Kebidanan Pada Tingkat Keluarga

Diagnosa adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang

mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi

perubahan yang diharapkan (Dermawan, 2012 : 257).

f. Prioritas Masalah

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai

berikut :

1) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.

2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat

mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.

3) Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap

asuhan keperawatan yang akan diberikan.

4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka

hadapi.
5) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah

kesehatan /perawatan keluarga.

6) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga untuk dapat

menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan perlu disusun skala

proritas seperti berikut ini :

KRITERIA NILAI BOBOT


Sifat masalah 1

Skala :

Ancama kesehatan 2

Tidak/Kurang sehat 3

Krisis 1

Kemungkinan masalah dapat dicegah 2

Skala :

Dengan mudah 2

Hanya sebagian 1

Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk diubah 1


Skala :

Tinggi 3

Cukup 2

Rendah 1

Menonjolkan masalah 1

Skala :

Masalah berat harus ditangani 2

Masalah yang tidak perlu segera 1

ditangani
0

Masalah tidak dirasakan

Sumber : Setiadi, 2008 : 58

Skoring :

Tentukan skor untuk setiap kriteria

Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot

Skor
xBobot
Angkatertinggi

Jumlah skor untuk semua criteria

Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot


g. Perencanaan Asuhan Kebidanan Komunitas

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam

proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan

perawatan (jangka panjang/pendek), penetapan standar, dan kriteria

serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga

(Dermawan, 2012 : 260).

1) Tujuan

a) Tujuan jangka panjang menekankan pada perubahan perilaku

dan mengarah pada kemampuan mandiri.

b) Tujuan jangka pendek, ditekankan pada keadaan yang bisa

dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan keadaan yang

mengancam kehidupan.

2) Kriteria dan standar

a) Berfokus pada keluarga, outcomes harus ditunjukan kepada

keadaan keluarga “apa yang harus dilakukan keluarga, kapan,

dan sejauh mana tindakan akan dilaksanakan.

b) Singkat dan jelas, untuk memudahkan perawat dalam

mengidentifikasikan tujuan dan rencana tindakan.

c) Dapat diobservasi dan diukur tanpa hasil yang dapat proses

keperawatan tidak dapat diselesaikan.

d) Realistik, ini harus disesuaikan dengan sarana dan prasarana

yang tersedia dirumah.

h. Implementasi/Tindakan Asuhan Kebidanan Komunitas


Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan

dari rencana asuhan yang telah disusun pada tahap perencanaan

(Setiadi, 2008 : 60).

i. Evaluasi Asuhan Kebidanan Komunitas

Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana

tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Tahap evaluasi adalah sebagai berikut :

1) Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian formal

catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah

yang dialami oleh keluarga.

2) Evaluasi akhir

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan

antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan

diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses asuhan

perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau

rencana yang perlu dimodifikasi (Ambarwati dan Rismintari,

2009 : 75).

III. ROKOK
A. Pengertian Rokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti

merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu

terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun

orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

B. Kandungan Rokok

Dalam sebatang rokok mengandung :

1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200

diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker

bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin,

karbon monoksida, dan zat-zat berbahaya lainya.

2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan

pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata

dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun

yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap

rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan

raya yang macet.

C. Bahaya rokok

1. Penyakit jantung

Rokok menimbulkan aterosklerosis atau terjadi pengerasan pada

pembuluh darah. Kondisi ini merupakan penumpukan zat lemak di arteri,

lemak dan plak memblok aliran darah dan membuat penyempitan

pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penyakit jantung.


Jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan ekstra dapat

menyebabkan angina atau nyeri dada. Jika satu arteri atau lebih menjadi

benar-benar terblokir, serangan jantung bisa terjadi.

Semakin banyak rokok yang dihisap dan semakin lama

seseorang merokok, semakin besar kesempatannya mengembangkan

penyakit jantung atau menderita serangan jantung atau stroke.

2. Penyakit paru

Risiko terkena pneumonia, emfisema dan bronkitis kronis

meningkat karena merokok. Penyakit ini sering disebut sebagai

penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Penyakit paru-paru ini dapat berlangsung dan bertambah buruk

dari waktu ke waktu sampai orang tersebut akhirnya meninggal karena

kondisi tersebut. Orang-orang berumur 40 tahun bisa mendapatkan

emfisema atau bronkitis, tapi gejala biasanya akan jauh lebih buruk di

kemudian hari, menurut American Cancer Society.

3. Kanker paru dan kanker lainnya

Kanker paru-paru sudah lama dikaitkan dengan bahaya

rokok, yang juga dapat menyebabkan terhadap kanker lain seperti dari

mulut, kotak suara atau laring, tenggorokan dan kerongkongan.

Merokok juga dikaitkan dengan kanker ginjal, kandung kemih, perut

pankreas, leher rahim dan kanker darah (leukemia).

4. Diabetes
Merokok meningkatkan resiko terjadinya diabetes, menurut

Cleveland Clinic. Rokok juga bisa naik menyebabkan komplikasi dari

diabetes, seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke, penyakit

pembuluh darah, penyakit ginjal dan masalah kaki.

5. Impotensi

Rokok merupakan faktor resiko utama untuk penyakit

pembuluh darah perifer, yang mempersempit pembuluh darah yang

membawa darah ke seluruh bagian tubuh. Pembuluh darah ke penis

kemungkinan juga akan terpengaruh karena merupakan pembuluh

darah yang kecil dan dapat mengakibatkan disfungsi ereksi atau

impoten.

6. Menimbulkan kebutaan

Seorang yang merokok menimbulkan meningkatnya resiko

degenerasi makula yaitu penyebab kebutaan yang dialami orang tua.

Dalam setudi yg diterbitkan dalam 'Archives of Ophthalmology' pada

tahun 2007 menemukan yaitu orang merokok empat kali lebih

mungkin dibanding orang yang bukan perokok untuk

mengembangkan degenerasi makula, yang merusak makula, pusat

retina, dan menghancurkan penglihatan sentral tajam.

7. Penyakit mulut

Penyakit mulut yang disebabkan oleh rokok antara lain kanker

mulut, kanker leher, penyakit gigi, penyakit pada gigi dan nafas.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keluarga

Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Desember 2013 dirumah Tn. M

Desa Kaliwenang Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.

1. Data Subyektif

a. Identitas Keluarga

1. Nama kepala keluarga : Tn.M


2. Umur : 52 Th
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Petani
5. Alamat : Desa Ngunut, Kecamatan Dander
6. Komposisi anggota Keluarga :

L/
Nama Umur Status Pendidikan Agama Pekerjaan
P
1. M 42 th L KK SMP Islam Buruh

2. Sn 39 th P Istri SD Islam Buruh

3. ML 10 th L Anak kandung SD Islam -

4. S 51 th P Nenek SD Islam -

Genogram
Keterangan :

= Ayah

= Ibu

= Anak laki-laki

= Tinggal satu rumah

7. Tipe keluarga ini adalah keluarga besar (Extended Family) yang terdiri

dari suami, istri, anak dan nenek. Dalam keluarga yang dominan mengambil

keputusan adalah suami sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga

cukup harmonis dan hubungan dengan masyarakat baik.

8. Suku Bangsa

Keluarga ini suku Jawa.Bangsa Indonesia. Bahasa yang digunakan Bahasa

yang digunakan keluarga sehari – hari adalah bahasa Jawa

9. Agama

Agama yang di anut keluarga Tn. M adalah agama Islam. Kegiatan keagamaan

yang rutin di lakukan di rumah dan dimasyarakat. Di rumah; keluarga

melaksanakan ibadah sholat lima waktu. Di masyarakat: mengikuti kegiatan

pengajian satu minggu satu kali secara bergiliran di lingkungan RT.

Kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan makanan yang di larang

secara agama merupakan maka dampak yang berdampak buruk terhadap

kesehatan

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Tn.M bekerja sebagai petani dan penghasilan rata-rata hasil pertanian Rp.

1.500.000 / bulan sedangkan Ny. Sn membantu suami bekerja harian dengan

penghasilan Rp. 1000.000/bulan.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga :

Keluarga menggunakan waktu luangnya untuk melihat TV bersama anak –

anak sebagai sarana rekreasi keluarga dan bermain di tetangga.

Kebiasaan sehari-hari

a. Aktifitas keluarga

Suami : bekerja sebagai buruh

Istri : bekerja sebagai buruh

Anak : Sekolah SD dan bermain

Nenek : sebagai ibu rumah tangga

b. Kebiasaan tidur

Suami : tidur siang jarang, tidur malam 7-8 jam per hari

Isteri : tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam per hari

Anak : tidur siang 1-2 jam, tidur malam 8-10 jam per hari

Nenek : tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam per hari

c. Kebiasaan makan dan minum

Ayah, ibu dan Nenek : makan 3x sehari, menu : nasi, lauk, sayur,kadang

buah. Minum 6 – 8 gelas/hari

Anak : makan 3x sehari, menu : nasi, lauk, sayur, kadang buah dengan

porsi kecil. Minum 4 gelas/hari air putih

d. Pola eliminasi
Suami istri dan Nenek : BAB 1x sehari, BAK 4 – 5 x sehari

Anak : BAB 1 – 2 x sehari, BAK 5 – 7 x sehari

e. Personal hygiene

Mandi 2x/sehari, gosok gigi 2x sehari. Jumlah sikat gigi sesuai dengan

jumlah anggota keluarga.

Keramas 2 – 3 x seminggu, ganti baju 2x sehari

f. Pola hubungan seksual

Suami isteri melakukan hubungan seksual 2x seminggu

II. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga:

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga ini mempuyai 1 anak yang berusia 10 tahun berarti keluarga ini pada

tahap keluarga anak pra remaja. Tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi, tahap yang belum terpenuhi adalah anak pra remaja sebentar lagi

mamasuki usia sekolah SMP. Tugas perkembangan saat ini:

a. Mensosialisasikan anak yang pertama meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya


b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:


Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Anak

meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman

sebaya.

14. Riwayat keluarga inti

Tn. M dan Ny.Sn berasal dari lain wilayah yang tidak sama kemudian menikah

membentuk keluarga dan memiliki satu orang anak yang saling menyayangi.

15. Riwayat keluarga sebelumnya.

Keluaraga sebelumnya tidak pernah memiliki penyakit menular dan menurun.

Suami : tidak pernah menderita penyakit kronis

Isteri : tidak pernah menderita penyakit kronis dan tidak pernah operasi

Anak : tidak pernah menderita penyakit kronis, perkembangan sesuai

umur. nenek : tidak pernah menderita penyakit kronis

III. Lingkungan

16. Karakteristik rumah.

a. Status rumah.

Status keluarga merupakan Tn. M penduduk asli dan sudah menikah 12

tahun dan tetap tinggal di rumah tersebut jenis bangunan semi permanen.
Denah rumah

I : Kamar tidur
II I I I
II : Ruang tamu
I
I I III : Kamar tidur
IV III
I V
IV : Ruang makan
VI V
VI V
I V : Dapur

VI :Sumur,K.mandi

Perincian denah rumah Tinggal di rumah sendiri, dinding permanen tembok,

ukuran rumah 10x10m2, lantai plester, atap genting, ventilasi berupa pintu

dan jendela, keadaan ventilasi belum memenuhi syarat kesehatan,

penerangan dengan listrik menpunyai TV. Pembagian ruangan adalah 2

kamar tidur dengan kondisi rapi,1 ruang tamu,1 ruang makan, 1 dapur,dan

kamar mandikondisi sudah rapi,di halaman banyak tanaman toga dan sayur-

mayur.

a. Keadaan umum sanitasi rumah

Keadaan bersih dan trapi.

b. Kebiasaan keluarga dalam perawatan rumah

Pembagian tugas bagi anggota keluarga dalam membersihkan rumah

sehari-hari sudah baik karena neneknya yang selalu membersihkan

rumahnya.

c. Sistem pembuangan sampah.


Sampah rumah tangga di buang di tempat sampah setelah terkumpul

kemudian di bakar.

d. Sistem drainase.

Keluarga menggunakan mesin pompa untuk mengambil air dari sumur.

e. Penggunaan jamban.

Jamban yang di gunakan adalah jenis leher angsa, septitang, dan jarak

dari sumur kurang lebih 50 meter.

f. Kondisi air.

Kondisi air dalam keadaan bersih tidak berbau, tidak terasa, dan tidak

berwarna.

g. Persepsi keluarga mengenai masalah kesehatan yang berkaitan dengan

lingkungan.

Keluarga Tn.M sudah menjaga kesehatan lingkungan untuk

mencegah timbulnya penyakit.

17. Karakteristik tetangga dan komunitas.

Karakteristik tetangga dan masyarakat di lingkungan sekitar keluarga

sebagian besar merupakan kelompok sosial ekonomi menengah. Rumah di

lingkungan sekitar rata-rata merupakan semi permanen. Pada siang hari

tetangga melakukan aktifitas masing-masing sebagai petani, sedangkan

hubungan keluarga dengan tetangga sekitar tampak baik.

18. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. M tinggal di daerah tersebut sejak 16 tahun,alat transportasi

yang di gunakan adalah sepeda motor.


19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. M berinteraksi dengan baik dengan tetangga mengikuti

perkumpulan yang ada di dusun. Ny. Sn aktif dalam pertemuan PKK dan

RT. Anak M bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya.


20. Sistem pendukung keluarga.

Semua anggota keluarga secara fisik sehat,fasilitas menunjang kesehatan

dari jamkesmas.

IV. Struktur Keluarga

21. Pola komunikasi keluarga.

Pola hubungan komunikasi keluarga Tn. M tampak baik, untuk

menyelesaikan masalah dalam keluarga dengan musyawarah.

22. Struktur kekuatan keluarga.

Di dalam keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan

terhadap segala masalah terutama masalah kesehatan adalah Tn. M dengan

tidak mengesampingkan pendapat anggota keluarga lain.

23. Struktur peran.

Tn. M selaku kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah

tangganya serta memiliki peran sebagai penyedia (pencari nafkah),

pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman memelihara hubungan keluarga

memenuhi kebutuhan efektif pasangan, peran seksual, peran sosial sebagai


anggota masyarakat dan lingkungan. Ny. Sn sebagai ibu atau istri memiliki

peran sebagai pengurus rumah tangga, pendidik anak, pelindung, membantu

mencari nafkah tambahan, menjaga hubungan keluarga, memenuhi

kebutuhan efektif pasangan, peran seksual, peran sosial sebagai anggota

masyarakat dan lingkungan. Anak M sebagai anak memiliki tugas

melaksanakan peran psikososial sesuai perkembangan fisik, mental,sosial,

dan spiritual. Baik Tn. M maupun anggota keluarga yang lain menerima dan

mampu menjalankan tugas dan peran masing-masing dengan baik. Tetapi

terdapat kendala pada peran Tn. M tidak mampu menjelaskan tentang

masalah yang di hadapi.

24. Nilai dan norma budaya.

Ny. Sn mengatakan peraturan yang berlaku didalam keluarga Tn. M jika

keluar rumah harus berpamitan dulu pada anggota keluarga yang ada

dirumah jika hal itu tidak dilakukan maka keluarga akan mencari

keberadaanya.

V. Fungsi keluarga

25. Fungsi Afektif.

Saat dikaji semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain,

saling menjaga dan menghormati. Karena itu Tn. M dan Ny. Sn selalu
berusaha untuk mendidik anaknya agar selalu menghormati orang yang

dirasa lebih tua dan menyayangi orang yang sebaya atau lebih kecil.

26. Fungsi sosialisasi.

Keluarga Tn. M mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi

sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu membiarkan

anaknya bermain dengan teman sebaya dan tetap memantau dan

membimbing anaknya dalam aktifitas sehari-hari. Baik didalam rumah, di

sekolah dan di lingkungannya. Ny. Sn juga rajin mengikuti pertemuan PKK,

arisan dan tahlilan di daerahnya

27. Fungsi perawatan kesehatan .

a. Keluarga kurang mampu mengenal masalah, saat di kaji Tn,M merasa

kondisinya kesehatanya tidak mengalami masalah tetapi dia seorang

perokok berat, dalam 1 hari saja dia merokok sebanyak 1,5 bungkus.

b. Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya periksa di bidan.

VI. Stress dan koping keluarga

28. Stresor jangka pendek .

Tn. M dengan perokok berat dan anaknya terkena penyakit ISPA.

29. Kemampuan keluarga merespon terhadap masalah

Keluarga memandang masalah sebagai cobaan yang harus di

usahakan dan diselesaikan sesuai kemampuan yang dimiliki. Tn. M


mengatakan sekarang ini yang menjadi masalah adalah dirinya

sendiri dan akan berusaha merubah kebiasaanya merokok.

a. Kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan:

1) kesadaran tentang pentingnya perawatan baik dari segi

kebersihan, makanan dan istirahat yang cukup sehingga

penyakit batuk, pilek belum sembuh meskipun sudah

berobat dan perlu kontrol kembali.

2) pengetahuan keluarga tentang merokok

b. Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah :

1) Anak umur 10 tahun sakit batuk, pilek, sudah berobat tapi

belum sembuh.

2) Tn. M perokok berat

30. Strategi koping yang di gunakan


Keluarga dalam menghadapi masalah biasanya membicarakan

dengan anggota keluarga yang lain dan saling meminta pendapat.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya periksa di bidan.

31. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga mampu beradaptasi dengan masalah yang sedang dialami

yaitu memberi dukungan kepada ayahnya untuk bisa merubah

kebiasanya.
32. Pemeriksaan fisik

a. Tn.M

Kepala : mesocephale, kulit dan rambut bersih


Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : conjunctiva tidak anemis, slera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Telinga : simetris, tidak ada oma/omp
Gigi mulut : tidak stomatitis, tidak ada caries
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : tidak ada intraksi intercosta
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar dan lien
Genetalia : tidak dilakukan
Ekstremitas : simetris, tidak ada oedem, tidak ada varices
TTV : TD : 120/80 mmHg S : 365oC
N : 80 x/menit RR : 20 x/mnt
Tn. M seorang perokok berat

b. Ny.Sn

Kepala : mesocephale, kulit dan rambut bersih


Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : conjunctiva tidak anemis, slera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Telinga : tidak ada serumen
Gigi mulut : tidak stomatitis, tidak ada caries
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : tidak ada intraksi intercosta
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar dan lien
Genetalia : tidak dilakukan
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : tidak ada oedem, tidak ada varices
Status obstertikus Inspeksi
Muka : tidak oedema
Dada : mamae membesar, putting menonjol, areola
mamae menghitam, asi ( + )
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : tidak dilakukan pemerksaan
TTV : T/D : 115/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 370C,
RR : 20 x/mnt, Lila : 21,5 cm, BB : 48,5 kg

c. Pemeriksaan An. M

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : compos mentis
Status Present
Kepala : mesocephale, kulit dan rambut bersih
Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Telinga : simetris, tidak ada oma/omp
Gigi mulut : tidak stomatitis, tidak ada caries
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : tidak ada intraksi intercosta
Abdomen : tidak ada nyeri tekan
Genetalia : bersih
Ekstremitas : tidak oedem simetris
TTV : N : 92 x/mnt RR : 26 x/mnt S : 365oC
Status kesehatan : anak sedang batuk, pilek, sudah 5 hari.
d. Pemeriksaan Nenek Ny.S

Kepala : mesocephale, kulit dan rambut bersih


Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : conjunctiva tidak anemis, slera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip
Telinga : tidak ada serumen
Gigi mulut : tidak stomatitis, tidak ada caries
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : tidak ada intraksi intercosta
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar dan lien
Genetalia : tidak dilakukan
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : tidak ada oedem, tidak ada varices
Status obstertikus Inspeksi
Muka : tidak oedema
Dada : mamae membesar, putting menonjol, areola
mamae menghitam, asi ( + )
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : tidak dilakukan pemerksaan
TTV : T/D : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 370C,
RR : 20 x/mnt, Lila : 21,5 cm, BB : 48,5 kg

VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Kebidanan Keluarga

Harapan keluarga dari masalah kesehatan diatas agar keluarga tahu

bahwa masalah prokok berat yang dilakukan ayahnya dapat


mengganggu kesehataan adalah tanggung jawab anggota keluarga dan

keluarga mau mengikuti anjuran yang diberikan Bidan

C. ANALISA DATA

Berdasarkan hasil pengkajian diatas analisis pada keluarga Tn. M

adalah :
1. Anak M menderita sakit batuk, pilek

An M : umur 10 tahun, menderita batuk sudah 5 hari dan sudah

berobat di puskesmas belum sembuh. Alasan tidak

diperiksakan lagi nanti lama-lama sembuh sendiri.

2. Bapak Tn. M : Merokok.

D. PERUMUSAN MASALAH

Dari hasil analisis data di atas maka ada tiga permasalahan yang timbul

dalam keluarga Tn. M yaitu :

1. Anak M menderita sakit batuk, pilek/ISPA ringan

2. Tn. M : Merokok.

E. PRIORITAS MASALAH

Setelah dilakukan perumusan masalah kemudian dilakukan prioritas masalah

1. Anak M menderita sakit batuk, pilek/ISPA ringan


No Kriteria Perhit Score Pemecahan Masalah

1. Kurangnya pengetahuan
tentang ISPA

a. Sifat masalah
3/3x1 1 Tidak / kurang sehat
ancaman kesehatan

b. Kemungkinan
1/2x2 1 Sumber dan tindakan dapat
masalah dapat diubah dijangkau keluarga tetapi tidak
ada usaha
dengan sebagian

c. Potensi masalah untuk


2/3x1 2/3 Keluarga tidak mau
diubah sedang mengobatkan anaknya
d. Menonjolkan masalah
0/2x1 0
harus segera ditangani Keluarga tidak menyadari
masalah

Total 2 2/3

2. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok


No Kriteria Perhit Score Pemecahan Masalah

1. Kurangnya pengetahuan
tentang bahaya merokok

a. Sifat masalah
2/3x1 2/3 Masalah merokok merupakan
ancaman kesehatan masalah kesehatan yakni
masalah paru-paru
b. Kemungkinan
2/2x2 2 Sumber daya keluarga mampu
masalah dapat diubah mengatasi
dengan mudah

c. Potensi masalah untuk Kebiasaan merokok bisa


3/3x1 1
dihentikan sedikit demi sedikit
diubah tinggi
yang akhirnya bisa berhenti
secara total.

d. Menonjolkan masalah Keluarga tidak menyadari


0/2x1 0 masalah
harus segera ditangani
Total 3 2/3

F. Menentukan prioritas masalah

Penentuan prioritas masalah berdasarkan score tertinggi:

1. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.

2. Anak ISPA.
G. PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. M

NO HARI/TGL DATA DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Sabtu, 14 Kurangnya Kurangnya Setelah dilakukan Berikan memberikan Bapak M dan
Desember pengertian pengertian penyuluhan penyuluhan penyuluhan kesehatan keluarga dapat
2013 tentang bahaya tentang bahaya kesehatan tentang kesehatan tentang tentang bahaya mengerti dan
merokok. merokok bahaya merokok bahaya merokok merokok diharapkan memahami
diharapkan diharapkan keluarga Tn M bahaya merokok
keluarga Tn M keluarga Tn M mengerti tentang: bagi kesehatan
mengerti tentang: mengerti tentang: dan akan berusaha
a.zat-zat terkandung
mengurangi
A. Zat-zat yang a.zat-zat dalam rokok
kebiasaan
terkandung terkandung
b.efek dari rokok merokok
didalam rokok dalam rokok

B. Efek dari b.efek dari rokok c.upaya pencegahan


rokok agar tidak merokok
c.upaya
C. Upaya pencegahan agar
pencegahan tidak merokok
agar tidak
terkena asap
rokok.
NO HARI/TGL DATA DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
2. Sabtu, 14 Anak ISPA. Kurangnya Setelah dilakukan Berikan memberikan Bapak M dan
Desember pengetahuan penyuluhan penyuluhan penyuluhan kesehatan keluarga dapat
2013 Keluarga kesehatan tentang kesehatan tentang tentang bahaya mengarti dan
tentang ISPA bahaya ISPA bahaya merokok merokok diharapkan memahami bahaya
diharapkan diharapkan keluarga Tn M ISPA bagi
keluarga Tn M keluarga Tn M mengerti tentang: kesehatan dan
mengerti tentang: mengerti tentang: akan nya ke
a.Pengertian ISPA
berobat ke
a.Pengertian ISPA a.Pengertian
b.Bahaya ISPA jika Puskesmas
ISPA
b.Bahaya ISPA tidak di obati
jika tidak di obati b.Bahaya ISPA
jika tidak di obati c.Cara pengobatan ISPA
c.Cara pengobatan
ISPA c.Cara
pengobatan ISPA
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Data

Pengkajian adalah tahap awal dari proses asuhan kebidanan komunitas

dimana bidan mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang

dibinanya. Pada asuhan kebidanan keluarga Tn. M. pengkajian data dilakukan

dengan proses wawancara, pengamatan, pemeriksaan terhadap tanda-tanda

vital. Pada langkah ini penulis tidak menemukan hambatan apapun karena

semua anggota keluarga sangat kooperatif. Dari data yang terkumpul

diperoleh rumusan masalah yaitu Tn, M perokok berat.

B. Interpretasi Data

Diagnosa kebidanan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi

intervensi untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan keluarga sesuai

kewenangan bidan. Tahap langkah ini adalah : Kurangnya pengetahuan

tentang bahaya merokok

1. Data subyektif :

Tn. M menyatakan sudah merokok sejak berumur 12 tahun.

2. Data obyektif :

Keadaan umum : baik

Tekanan darah : 110/70 mmHg


C. Diagnosa Masalah Potensial

Penulis menemukan diagnosa masalah potensial yaitu Masalah

pengetahuan yang kurang tentang bahaya merokok, diagnosa potensial yang

mungkin terjadi yatiu penyakit paru-paru, Anak M juga mengalami batuk

pilek yang tidak sembuh-sembuh, hal ini mungkin terjadi karena kebiasaan

merokok oleh ayahnya.

D. Antisipasi Diagnosa Masalah Potensial

Antisipasi digunakan untuk identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera. Dari identifikasi diagnosa/masalah potensial yang ada

maka antisipasi/kebutuhan tindakan segera yang harus dilakukan penulis

adalah memberikan pendidikan kesehatan akan membantu meningkatkan

pengetahuan tentang klimakterium dan bagaimana cara mengatasi rasa pegal

dan nyeri sendi yang dirasakan, serta membawa ke Puskesmas untuk

memperoleh pemeriksaan lebih lanjut..

E. Intervensi

Perencanaan adalah bagian dari fase pengoranisasian dalam proses

asuhan kebidanan keluarga yang akan diberikan kepada keluarga

intensif/resiko tinggi. Adapun penetapan intervensi disesuaikan dengan

kriteria dan standar yang ada yaitu berfokus pada keluarga, singkat dan jelas,

dapat diobservasi dan diukur serta realistik. Sesuai kriteria dan standar

intervensi yang diberikan kepada keluarga Tn. M. sebagian besar berfokus

pada anjuran atau saran dan pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya

merokok bagi kesehatan dan cara menghindari merokok.


F. Implementasi

Pengelolaan dan perwujudan dari rencana (intervensi) yang telah disusun.

Langkah disesuaikan dengan teori yang ada, yang mengacu pada langkah

intervensi. Dimana pada langka ini bidan memberikan pendidikan kesehatan

tentang tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan cara menghindari

merokok.

G. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang

keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil asuhan kebidanan

diperoleh bahwa Ibu dan keluarga dapat memahami tentang tentang bahaya

merokok bagi kesehatan dan cara menghindari merokok.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian data masalah Keluarga Tn. M ditemukan masalah anak

ISPA, dan Bapak merokok. Setelah dilakukan prioritas masalah, masalah

utama yang dihadapi keluarga Tn, M yaitu Bapak merokok.

2. Interpretasi data diperoleh masalah Tn. M yaitu kurangnya pengetahuan

tentang tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan cara menghindari

merokok.

3. Diagnosa Masalah Potensial yaitu Masalah pengetahuan yang kurang

tentang bahaya merokok, potensial terjadi penyakit paru-paru.

4. Antisipasi Diagnosa Masalah Potensial yaitu memberikan pendidikan

kesehatan akan membantu meningkatkan pengetahuan tentang bahaya

merokok bagi kesehatan dan cara menghindari merokok.

5. Intervensi yaitu anjuran atau saran dan pemberian pendidikan kesehatan

tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan cara menghindari merokok.

6. Implementasi yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya

merokok bagi kesehatan dan cara menghindari merokok.

7. Evaluasi diperoleh hasil bahwa Ibu dan keluarga dapat memahami

tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan cara menghindari merokok.


B. Saran

1. Bagi Bidan Setempat

Dapat digunakan untuk menambah wawasan, kajian dan literatur petugas

kesehatan setempat dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan

yang bermutu bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan

kesehatan masyarakat dan untuk memberikan penyuluhan.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan

wawasan serta memperluas pola pikir dan sudut pandang masyarakat

khususnya tentang tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan cara

menghindari merokok.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Rismintari, Y. Sriati. 2010. Asuhan Kebidanan

Komunitas, plus contoh Askeb. Yogyakata : Numed

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga, Konsep Teori, Proses dan

Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Ambarwati, Eny Retna dan Rismintari, Y. Sriati. 2010. Asuhan Kebidanan

Komunitas, plus contoh Askeb. Yogyakata : Numed

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga, Konsep Teori, Proses dan

Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Depkes RI. 2008. Riskesda.(Riset Kesehatan Dasar) 2007. Jakarta : Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun

2007

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :

Gosyen Publishing

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2010. Laporan Riskesda Jawa Tengah.

Jhonson dab Leny, R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.

Yogyakarta : Numed

Manuaba, I Gde. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, edisi 2.

Jakarta : EGC

Manuaba Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana, Edisi Revisi. Jakarta : EGC.


Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Buku Ajar Kebidanan Komunitas teori dan aplikasi

dilengkapi contoh Askeb. Yogyakarta : Numed

Saifuddin Abdul Bari, dkk, 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta : Graha Ilmu

Winkjosastro Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai