Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA Tn.

F
di RT 04/ RW 04 KELURAHAN BUKIT TUNGGAL
KOTA PALANGKA RAYA
Tanggal 01 Juni-06 Juni 2017

Disusun Oleh

NOVIA LIANIE

NIM : 2014.05.A.0474

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA Tn. M. Yani RT 03/ RW 04


KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KOTA PALANGKA RAYA
Tanggal 29 Mei - 06 Juni 2017

Disusun Oleh

NOVIA LIANI

NIM : 2014.05.A. 0474

Dengan ini disahkan sebagai Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Kebidanan Komunitas.

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Desi Kumala, SST., M.Kes Rusliani, Amd. Keb

Mengetahui,
Ketua Prodi DIII Kebidanan

Rizki Muji Lestari, SST., M.Kes

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Komunitas
Pada Masyarakat RT 03/ RW 04 Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka
Raya.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
asuhan kebidanan komunitas pada masyarakat RT 03/ RW 04 Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Mariaty Darmawan, MM selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Rizki Muji Lestari, SST.,M.Kesselaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Sarah H. Rintuh, M.Pd selaku ketua PKL yang memfasilitasi mahasiswi
melakukan praktik kebidanan komunitas.
4. Ibu Desi Kumala, SST., M.Kes selaku pembimbing institusi yang telah
memberikan bekal pengatahuan, masukan dan saran dalam pelaksanaan
praktik kebidanan komunitas.
5. Ibu Rusliani, Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
bekal pengatahuan, masukan dan saran dalam pelaksanaan praktik kebidanan
komunitas.
6. Bapak Lurah beserta staf yang telah memberikan izin kepada kami untuk
melakukan pembinaan kesehatan di RT 03/ RW 04 Kelurahan Bukit Tunggal.
7. Kepala UPTD Puskesmas Kayon beserta staf yang telah memberikan izin
kepada kami untuk melaksanakan praktik kebidanan komunitas pada wilayah
kerjanya.
8. Bapak ketua RT 03 beserta kader yang telah membantu kami dalam
melakukan pembinaan kesehatan di RT 03.
9. Bapak ketua RW 04 beserta kader yang telah membantu kami dalam
melakukan pembinaan kesehatan di RT 03.
10. Seluruh warga RT 03/ RW 04 Kelurahan Bukit Tunggal yang telah
membantu dan bekerja sama selama pelaksanaan kegiatan praktik kebidanan
komunitas.
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan praktik kebidanan komunitas ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami menerima kritikan dan saran
yang bersifat membangun agar bisa lebih baik kedepannya. Semoga laporan
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Masyarakat RT 03/ RW 04 Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Keluarga ...................................................................... 1
1.1.1 Definisi Keluarga ............................................................................. 2
1.1.2 Tipe Keluarga .................................................................................. 2
1.1.3 Tugas Keluarga ................................................................................
1.1.4 Fungsi keluarga ................................................................................
1.1.5 Tugas Pokok Keluarga .....................................................................
1.1.6 Ciri-ciri Keluarga .............................................................................
1.1.7 Batasan keluarga ..............................................................................
1.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga...........................
1.1.9 Tujuan Keperawatan Keluarga ........................................................
1.1.10 Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Keperawatan
Keluarga
1.2 Konsep Dasar Hipertensi ...................................................................... 4
1.2.1 Definisi............................................................................................. 4
1.2.2 Etiologi............................................................................................. 5
1.2.3 Patofisologi ...................................................................................... 5
1.2.4 Manifestasi klinis ............................................................................. 6
1.2.5 Komplikasi ...................................................................................... 7
1.2.6 Pemeriksaan Diagnosa ..................................................................... 8
1.2.7 Penatalaksanaan Medis .................................................................... 10
1.2.8 Manajemen Keperawatan Hipertensi ...............................................
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KOMUNITAS
2.1 Format Asuhan Kebidanan/ Keperawatan keluarga ...........................
2.2 Asuhan Kebidanan/ Keperawatan Keluarga ......................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konsep Keluarga


Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup
bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga
bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai
generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner,
1997) dikutip dari (Achjar, 2010) Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada
didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998) Berdasarkan kedua pengertian di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dari
mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan perkawinan,
kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi
satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu
kebudayaan.

1.1.1 Ciri-ciri Keluarga

a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008)

1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan


perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.

3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk


perhitungan garis keturunan.

4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-


anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.

5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.

b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008)

1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong


royong.

2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan


secara musyawarah.

1.1.2 Struktur Keluarga


1. Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas : 9
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a. bersifat terbuka dan jujur.
b. selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c. berfikiran positif.
d. tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
a. Karakteristik pengirim Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau
pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta
dan menerima umpan balik.
b. Karakteristik penerima Siap mendengarkan, memberi umpan balik,
dan melakukan validasi.
1.1.3 Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan
sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.
1.1.4 struktur kekuatan kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam
suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku
anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang anak
dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang.
Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak
memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual
pasangan suami istri.
1.1.5 Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
1.1.6 Tipe Keluarga
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.

2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah


dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.

3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)

1.1.7 Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah

2) The Stepparent Family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune Family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan


saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama.

4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family


Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui
pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami – istri (marital partners).

6) Cohibiting Couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang
saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.

8) Group Network Family


Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.

9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang
dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

1.1.8 Fungsi Keluarga


Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan
dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk memberikan kasih
sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat
dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal
dasar dalam memeberikan hubungan dengan orang lain diluar keluarga/
masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang
tuanya.
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga.
Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi
afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.

1.1.9 Fungsi Sosialisasi


Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan
orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar
bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya


manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak
seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada
perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang
harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
beberapa besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan
orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki


kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan


(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
7. Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Menetapkan tujuan bersama.


Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

5) Persiapan menjadi orang tua.

6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang


tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak
bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.

2) Peningkatan perselisihan dan argument.

3) Interupsi dalam jadwal kontinu.

4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :


1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan).

4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak

Konseling KB post partum 6 minggu.

6) Menata ruang untuk anak.

7) Biaya / dana Child Bearing.

8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.

9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

2) Membantu anak bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.


5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :


1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.

2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

Menyediakan aktivitas untuk anak.

4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan


anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi).

2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan,


kecurigaan dan permusuhan.

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota


keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalh :

Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman.

3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.

2) Memuluhkan hubungan antara generasi

Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.

3) Keakrapan dengan pasangan.

4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

5) Persiapan masa tua/ pension.

h. Keluarga Lanjut Usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.

2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian

Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga


Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah
a. Pengenal kesehatan (health monitor)

Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal


tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat
keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga.
b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan
asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu


berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik secara
berkelompok maupun individu.

d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.

e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat.

Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak dapat
bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama dengan profesi
lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik.
9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga

Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan


utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.

d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif


seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.

e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif


dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga


memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga.

g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara


keseluruhan.

h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan


keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.

i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga


adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah.

j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.


Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain
adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.

b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.

c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan.

Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :


a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).

b) Menderita kekurangan gizi (anemia).

c) Menderita hipertensi.

d) Primipara dan Multipara.

e) Riwayat persalinan atau komplikasi


3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).

b) Berat badan sukar naik.

c) Lahir dengan cacat bawaan.

d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.


e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan.

b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok
dan ketegangan.

c) Ada anggota keluarga yang sering sakit

d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan rumah.
tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada
beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana atau
malah berdiam diri di rumah.
Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan pada
setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya.Bentuk pemberian pelayanan
yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang
kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya
bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Dari
berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mereka sehingga
diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn.R.setelah
dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, kini
keluarga Tn.R sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah
kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai