Disusun Oleh:
2019
A. Definisi
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi
mensekresi produk-produk limbah metabolisme. Biasanya karena hiperfusi ginjal
sindrom ini biasa berakibat azotemia (uremia), yaitu akumulasi produk limbah
nitrogen dalam darah dan oliguria dimana haluaran urine kurang dari 400 ml/24
jam. (Tambayon, Jan. 2016).
Gagal ginjal akut (acute renal failure) adalah sekumpulan gejala yang
mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Gagal Ginjal Akut (GGA)
adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa
hari atau beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehinggamengakibatkan
hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh (M.
Nursalam, 2014).
B. Etiologi
Terdapat tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut, yaitu
sebagai berikut:
dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang
menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :
a. Penipisan volume
b. Hemoragi
f. Infark miokard
g. Gagal jantung kongestif
h. Disritmia
i. Syok kardiogenik
j. Vasodilatasi
k. Sepsis
l. Anafilaksis
c. Agen nefrotoksik
d. Antibiotik aminoglikosida
g. Obat NSAID
j. Glumerulonefritis
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-
c. BPH
d. Striktur
e. Bekuan darah.
C. Klasifikasi
Gagal ginjal akut diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
perfusi ginjal segera diperbaiki. Pada GGA prarenal aliran darah ginjal
yang cukup kepada sel-sel tubulus. Apabila hipoperfusi ginjal tidak segera
ginjal lainnya
nefrotoksik, oleh karena itu kelainan tubulus yang disebut Nekrosis Tubular
D. Patofisiologi
Perjalanan klinis gagal ginjal akut dibagi menjadi tiga stadium, yaitu
sebagai berikut:
1. Stadium Oliguria
Stadium oliguria biasanya timbul dalam waktu 24 sampai 48 jam
sesudah terjadinya trauma pada ginjal. Produksi urin normal adalah 1-2
liter/24jam. Pada fase ini pertama-tama terjadi penurunan produksi urin
sampai kurang dari 400cc/24 jam. Tidak jarang produksi urin sampai kurang
dari 100cc/24 jam, keadaan ini disebut dengan anuria. Pada fase ini penderita
pada urin menjadi semakin kompleks, yaitu penurunan kadar urea dan
2. Stadium Diuresis
Stadium diuresis dimulai bila pengeluran urine meningkat sampai
lebih dari 400 ml/hari, kadang-kadang dapat mencapai 4 liter/24 jam. Stadium
ini berlangsung 2 sampai 3 minggu. Volume kemih yang tinggi pada stadium
ini diakibatkan karena tingginya konsentrasi serum urea, dan juga disebabkan
karena masih belum pulihnya kemampuan tubulus yang sedang dalam masa
bersihan urea tak dapat mengimbangi produksi urea endogen. Tetapi dengan
3. Stadium Penyembuhan
Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai satu tahun, dan
selama masa itu, produksi urin perlahan–lahan kembali normal dan fungsi
sedikit demi sedikit membaik, tetapi pada beberapa pasien tetap mende rita
penurunan glomerular filtration rate (GFR) yang permanen.
E. Pathway Terlampir
F. Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinik dari penyakit gagal ginjal akut, yaitu sebagai
berikut:
1. Penderita tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah, diare,
7. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat dijumpai
8. Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang)
9. Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah,
11. Pada kasus yang datang terlambat gejala komplikasi GGA ditemukan lebih
menonjol yaitu gejala kelebi hancairan berupa gagal jantung kongestif, edema
paru, perdarahan gastrointestinal berupa hematemesis, kejang-kejang dan
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
f. Volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam
Mioglobin, porfirin.
h. Berat jenis urine : kurang dari 1,020 menunjukan penyakit ginjal, contoh:
glomerulonefritis, piolonefritis dengan kehilangankemampuan untuk
i. PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada ISK., nekrosis tubular ginjal, dan
l. Natrium Urine : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/L bila
n. SDM urine : mungkin ada karena infeksi, batu, trauma, tumor, atau
peningkatan GF.
rendah (1-2+) dan SDM menunjukan infeksi atau nefritis interstisial. Pada
tambahan selular dengan pigmen kecoklatan dan sejumlah sel epitel tubular
ginjal terdiagnostik pada NTA. Tambahan warna merah diduga nefritis
glomular
2. Darah
kerapuhan/penurunan hidup.
e. Osmolaritas serum : lebih beras dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan
urine.
3. CT Scan
4. MRI
5. EKG mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan
asam/basa.
H. Penatalaksanaan Medis
Prinsip pengobatan GGA adalah sebagai berikut :
Defisit volume sirkulasi oleh sebab apapun harus segera diatasi. Sebagai
parameter dapat digunakan pengukuran tekanan vena sentralis jika fasilitas ada,
dialisis secepatnya.
Selama 48-72 jam pertama fase oligurik terjadi peningkatan urea darah
katabolisme, diet paling sedikit harus mengandung 100 gram karbohidrat per
hari. Seratus gram glukosa dapat menekan katabolisme protein endogen
pemberian 20-40 gram protein per hari yang mempunyai nilai biologis yang
tinggi (mengandung asam amino esensial) seperti telur, susu dan daging.
Pada saat ini pemberian kalori harus dinaikkan menjadi 2000-2500 kalori per
1) Air (H2O)
2) Natrium (Na)
Selama fase oligurik asupan natrium harus dibatasi sampai 500 mg per
24 jam. Natrium yang banyak hilang akibat diare, atau muntah-muntah
c. Dialisis
Tindakan pengelolaan penderita GGA disamping secara konservatif,
juga memerlukan dialisis, baik dialisis peritoneal maupun hemodialisis.
hiperkatabolik. Pada oligurik dapat timbul edema kaki, hipertensi dan edema paru
A. Pengkajian
1. Anamnesis
dan identitas penanggung jawab, identitas klien yang meliputi nama, usia, jenis
kelamin, pekerjaan, serta diagnosa medis. Penyakit Gagal Ginjal Akut dapat
menyerang pria maupun wanita dari rentang usia manapun, khususnya bagi
orang yang sedang menderita penyakit serius, terluka serta usia dewasa dan
pada umumnya lanjut usia. Untuk pengkajian identitas penanggung jawab data
penderita.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering adalah miksi terasa sesak dan sedikit-sedikit.
pada prerenal dan renal. Secara ringkas perawat menanyakan berapa lama
keluhan penurunan jumlah urine output dan apakah penurunan jumlah urine
output tersebut ada hubungannya dengan predisposisi penyebab, seperti
pasca perdarahan setelah melahirkan, diare, muntah berat, luka bakar luas,
cedera luka bakar, setelah mengalami episode serangan infark, adanya
yang berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa
dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat
alergi terhadap jenis obat dan dokumentasikan.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan letargi. Pada TTV
sering didapatkan adanya perubahan, yaitu pada fase oliguri sering
tubuh dan denyut nadi. tekanan darah terjadi perubahan dari hipetensi
rinagan sampai berat.
b. Inspeksi
c. Palpasi
d. Perkusi
1) Perut kembung
e. Auskultasi
1) Peristaltik usus terdengar sedikit lemah
2) Bunyi nafas
Pada periode oliguri sering didapatkan adanya gangguan pola napas dan
jalan napas yang merupakan respons terhadap azotemia dan sindrom akut
uremia. Klien bernapas dengan bau urine (fetor uremik) sering didapatkan
pada fase ini. Pada beberapa keadaan respons uremia akan menjadikan
asidosis metabolik sehingga didapatkan pernapasan kussmaul.
2) B2 (Blood)
Pada kondisi azotemia berat, saat perawat melakukan auskultasi akan
usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran G1.
3) B3 (Brain)
Gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
4) B4 (Bladder)
Perubahan pola kemih pad aperiode oliguri akan terjadi penurunan
pekat/gelap.
5) B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia sehingga sering
didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.
6) B6 (Bone)
Didapatkan adnaya kelemahan fisik secara umum efek sekunder dari
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
darah, Hb, dan myoglobin. Berat jenis <1.020 menunjukkan penyakit ginjal,
pH urine >7.00 menunjukkan ISK, NTA, dan GGK. Osmolalitas kurang dari
350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal dan rasio urine : serum sering
1 : 1.
perkembangan penyakit.
c. Pemeriksaan elektrolit
d. Pemeriksan pH
5. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan dan mencegah
a. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
b. Koreksi hiperkalemi
Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti
resin (natrium polistriren sulfonat), secara oral atau melalui retensi enema.
Natrium polistriren sulfonat bekerja dengan mengubah ion kalium menjadi
natrium di saluran intenstinal.
c. Terapi cairan
d. Diet rendah protein, tinggi karbohidrat
1) Pola nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan muntah pasien
hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang disediakan dan
2) Pola istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5 jam/hari
3) Pola eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk BAK dengan
4) Personal aktivitas
5) Personal hygene
Biasanya personal hygene pasien dibantu keluarga karena k/u pasien lemah
7. Riwayat psikologis
Menanyakan pada pasien apakah ia merasa cemas dan berharap cepat sembuh.
8. Riwayata sosial
Biasanya pasien GGA dapat berinteraksi dengan keluarga dan keluarga pasien
lainnya.
9. Riwayat spiritual
Menanyakan pada pasien apakah pasien berdoa untuk kesembuhan penyakitnya dan
B. Analisa Data
cairan
Nyeri gangguan
ADL
Intoleransi aktivitas
3. DO : Biasanya pasien Iskemia Ansietas
takut
Penjurunan GFR
Respon psikologis
Ansietas
C. Diagnosa
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
D. Intervensi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
Intervensi :
a. Kaji status cairan :
pembatasan cairan.
pemenuhan ADL.
gangguan eritopoetin.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
b. Bebas oedema
Intervensi :
2) Makanan kesukaan
3) Hitung kalori
3) Depresi
uremik/menurunnya peristaltik.
e. Berikan pasien / orang terdekat daftar makanan / cairan yang diizinkan dan
susu, daging.
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan klien.
kelurga.
R/ Mengurangi tingkat kecemasan dengan menghadirkan dukungan
keluarga.
E. Implementasi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.
2) Makanan kesukaan
3) Hitung kalori
akibat penyakitnya
F. Evaluasi
1. Kebutuhan cairan terpenuhi ditandai dengan pengeluaran urine normal, tidak
ada edema, TTV dalam rentang normal, dan natrium serum dalam rentang
normal