M
DENGAN PENGALIHAN METODEKONTRASEPSI
DI RT 006 RW 002 DESA USAPI SONBAI
OLEH:
YOHANA YENI MIHARJA
02.12.00510
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.A.M
DI RT 006 RW 003 DESA USAPI SONBAI
KEC.NEKAMESE KAB.KUPANG
PROVINSI NTT
Laporan Individu Program Pendidikan Kebidanan Komunitas (PPKK)
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal 2015
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah disahkan
Tanggal...................2015
Mengesahkan
Pembimbing I
Pembimbing II
Frida S.Pay,SST
Mengetahui
Ketua
STIKes CHM-K
Ketua
ProdiDIII Kebidanan
drg.Jeffrey Jap,M.Kes
Ummu Zakiah,SST,M.Keb
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena oleh
rahmat dan karuniaNya laporan komunitas ini dapat disusun. Penulisan laporan
komunitas ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Askeb Komunitas di STIKes Citra Husada Mandiri
Kupang.
Laporan ini berisi tentang asuhan yang dilakukan dalam sebuah keluarga yang
telah dipilih oleh penulis sebagai keluarga asuh penulis selama penulis melakukan
Praktek Kerja Lapangan di Desa Usapi Sonbai Kecamatan Nekamese Kabupaten
Kupang.
Pada langkah awal penulis melakukan pendataan di Rumah keluarga kemudian
melibatkan keluarga untuk melihat apa masalah yang ada dalam keluarga tersebut.
Setelah mendapatkan masalah, penulis kemudian bersama-sama dengan keluarga
membahas bagaimana cara mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang
terdapat dalam keluarga tersebut. Setelah mendapat pemecahan masalah, penulis
kemudian melibatkan keluarga lagi untuk sama-sama melakukan pelaksanaan dari
rencana yang telah dibuat bersama. Dalam laporan ini juga berisi asuhan yang
diberikan pada keluarga yang menderita sakit selama penulis melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Desa tersebut.
Dalam pembuatan ASKEB Komunitas ini, penulis tidak berjalan sendiri tetapi
dengan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada: Frida S.Pay,SST.,M. Kes dan Mili A.Jumetan STr.Keb, selaku
pembimbimg praktek kerja lapangan yang telah bersedia membimbing dan
mendampingi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan dan
mengerjakan laporan komunitas.
1.
Drs
Ayub
Titu
Eki.MS,
Ph.D, selaku
Bupati
Kupang
yang
telah
3.
4.
Bapak Ir. Abraham Paul Liyanto Pembina Yayasan Citra Bina Insan mandiri,
yang telah memperkenankan kami untuk menimba ilmu di STIKes Citra Husada
Mandiri Kupang
5.
drg. Jeffrey Jap, M.Kes, selaku Ketua STIKes Citra Husada Mandiri Kupang
yang telah mengijinkan mahasiswa melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan dalam menerapkan Asuhan Kebidanan Komunitas.
6.
Ummu Zakiah SST .M.Keb, Ketua Program Studi D-III Kebidanan yang telah
mengijinkan mahasiswa melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dalam
menerapkan Asuhan Kebidanan Komunitas.
7.
8.
Yusak Nesi, sebagai Kepala Desa Usapi Sonbaibeserta staf yang telah
mengijinkan mahasiswi untuk mengambil data pada masing-masing keluarga
binaan.
9.
kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan komunitas ini dan semoga bermanfaat.
Kupang, Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.2Tujuan
1.3Manfaat
14
28
BAB IV PEMBAHASAN
54
BAB V PENUTUP
57
5.1 Kesimpulan
57
5.2 Saran
57
DAFTAR PUSTAKA
59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Struktur Keluaraga.....................................................................................................
28
Tabel 3.2
Perhitungan Skor........................................................................................................
33
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Kegiatan Penyuluhan.................................................................................................
37
Tabel 3.5
Riwayat Persalinan.....................................................................................................
45
Tabel 3.6
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga berencana merupakan proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara ditegaskan bahwa tujuan program keluarga berencana nasional adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk
(Hartanto. H,1996).
Meningkatkan partisipasi ibu dalam KB diharapkan memberi kontribusi
terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk dan penanganan masalah kesehatan
reproduksi yang pada akhirnya berdampak pada penurunan angka kematian ibu dan
janin.Oleh karena keberadaan partisipasi ibu dalam KB masih sangat rendah, maka
perlu
dicari
faktor-faktor
yang
menjadi
penyebabnya
atau
yang
dapat
menjadi peserta KB aktif tahun 2010 sebesar 442.321 (57,4%), sedangkan tahun
2009 sebesar 503.950 (70,2%), berarti pada tahun 2010 ada penurunan. Persentase
cakupan KB aktif kabupaten/kota yang di atas 100% tidak ada, sedangkan yang
terendah di Kota Kupang (3,5%).
menjadi peserta KB baru pada tahun 2010 sebesar 91.727, sedangkan tahun 2009
sebesar 52.411hal ini berarti terjadi kenaikan pada tahun 2010. Proporsi Peserta KB
Baru Kabupaten/kota dengan persentase tertinggi di Kabupaten Alor (Sumber: Profil
Dinkes Kabupaten/Kota Tahun 2010).Dusun I Ujaometo dan II Oelupun,Desa Usapi
Sonbai kecamatan Nekamese periode Februari 2015.jumlah Pus sebanyak 28
Pus,jumlah akseptor KB 22 akseptor,jumlah PUS yang tidak menggunakan KB 6
PUS 5.992.Hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003
menunjukkan pasangan usia subur (PUS) yang menjadi peserta keluarga berencana
(KB) dari 50% (1997)menjadi 60,3%(2003). Jumlah PUS mencapai sekitar 4
juta.berdasarkan wawancara dengan ibu binaan,ibu ingin mengikuti kb dengan
mengantur jarak kelahiran anak. Oleh karena itu, penyelesaian masalah dapat
dilakukan dengan meningkatkan motivasi ibu, peningkatan kualitas penyuluhan,
peningkatan keragaman alat kontrasepsi, pemberdayaan perempuan melalui
pendidikan dan peran ekonomi sehingga meningkatkan posisi tawar menawar
perempuan dalam hal pengambilan keputusan penggunaan alat kontrasepsi.
Pemberdayaan juga dilakukan untuk menyadarkan perempuan bahwa kesehatan
reproduksi merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan istri, membuat
kampanye-kampanye yang tepat untuk sosialisasi melalui penyuluhan dalam
perkawinan maupun kegiatan sosial lainnya, peningkatan akses pelayanan KB pria
serta advokasi kepada pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan tokoh agama
(Farida, 2004).
Berdasarkan data-data di atas, dimana masih rendahnya partisipasi wanita
dalam mengikuti program keluarga berencana, maka penulis ingin menelusuri lebih
jauh studi tentang persepsi suami dan istri dalam menggunakan kb di dalam sebuah
keluarga.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan
keluarga di keluarga binaan serta mampu menanggulangi masalah kesehatan
tersebut bersama keluarga dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi
yang terdapat di keluarga.
1.2.2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakam praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian kepada keluargaTn.A.M khususnya tentang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penggunaan kontrasepsi
Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. A.M
Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
Menentukan antisipasi masalah Potensial Pada pada keluarga Tn. A.M
Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
1.3 Manfaat
1.3.1. Untuk Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan kepada
keluarga tentang masalah kesehatan serta cara penanggulangannya.
2. Untuk menambah pengalaman belajar dalam mengenali masalah
kesehatan dan menentukan langkah penyelesaiannya.
1.3.2. Untuk Keluarga
1. Keluarga mengerti dan menyadari permasalah kesehatan yang ada dan mau
menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Keluarga dapat mengerti gambaran status kesehatannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Kebidanan Komunitas
lingkungan dan ilmu pengetahuan, serta teknologi. Faktor tersebut tidak dapat
masalah
kesehatan.
Contoh,
mendiskusikan
dan
mengetahuiperkembangan
kesehatan
masyarakat
dari
waktu
ke
melalui
peningkatan
kesehatan,
pencegahan
penyakit
serta
tidak
2.2.3. Perencanaan
Menurut
model
pendekatan
pengorganisasian
Rothman
terdiri
dari
persiapan
pembentukan
kelompok
kerja
kesehatan
untuk
dukungan
latihan
dan
mengembangkan
ketrampilan,
2.2.4. Pelaksanaan
Pada kegiatan kebidanan komunitas berfokus pada tingkat pecegahan
yaitu:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus
10
Keluarga
2.3.1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakatyang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lain yang berkumpul dan tinggal dala suatu rumah karena
11
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lain saling
bergantung dan berinteraksi (DepKes, 1988). Bila salah satu anggota keluarga
membpunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota
keluarga yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.
Keluarga adalah persekutuan dua orang atau lebih individu yang terkait oleh
darah, perkawinan atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga, saling
berhubungan dalam lingkup peraturan keluarga serta saling menciptakan dan
memelihara budaya (Muhlisin, 2012). Keluarga adalah kumpulan dua individu atau
lebih yang terikat oleh darah, perkawinan atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah
atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama yang lain (Muhlishin, 2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 1969 yang dikutip oleh Dion & Betan, 2013).
Adapun yang dimaksudkan dengan keluarga adalah terdiri dari dua orang atau
lebih yang memiliki ikatan atau persekutuan berupa perkawinan atau persekutuan
yang dibentuk.Terdapat hubungan yang dibentuk melalui adanya hubungan darah
(garis keturunan langsung), adopsi dan kesepakatan yang dibuat. Tinggal bersama
dibawah satu atap atau antara satu anggota dengan yang lain memiliki tempat tinggal
yang berbeda karena sesuatu urusan tertentu (misalnya urusan pekerjaan) akan tetapi
untuk sementara waktu, juga memiliki peran masing-masing dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan. Serta adanya ikatan emosional yang sulit untuk
ditinggalkan oleh setiap anggota keluraga, dan antara anggota keluarga saling
berinteraksi, intelerasi dan interdependensi (Dion & Betan, 2013)
2.3.2. Tujuan Dasar Keluarga
Menurut Andarmoyo, (2012) tujuan dasar pembentukan keluarga adalah:
1. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu
2. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
3. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota
keluarga dengan menstabilkan kebuutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi
dan kebutuhan seksual
12
13
15
2) Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
Di beberapa daerah di NTT yang menganut patrilineal hal ini menjadi
kewajiban sebelum memiliki tempat tinggal sendiri.
c. Berdasarkan pribadi pengambilan keputusan
Keputusan merupakan peran yang harus dilakukan oleh suami dan atau istri
sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, namun selamanya pengambilan
keputusan dilaksanakan bersama-sama.
Berikut adalah pembagian struktur berdasarkan siapa yang mengambil
keputusan, adalah sebagai berikut:
1) Patriakal: Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak
suami.
Pengambilan keputusan bagi keluarga menganut struktur patriakal
memang didasarkan pada peran ayah yang mengetuk palu
persetujuan, namun dalam menentukan keputusan tersebut
seharusnya
melibatkan
ibu
sebagai
orang
yang
mempertimbangkan.
2) Matriakal: Dominasi pengambilan keputusan ada pihak istri.
Dalam struktur matriakal, peran istri adalah sebagai pengambulan
keputusan.Namun seharusnya perlu melibatkan suami dalam
mempertimbangkan suami dalam mempertimbangkan keputusan
tersebut.
2.3.6. Peran Keluarga
Menurut Nasrul Effendy (1998), yang dikutip oleh Dion (2013),
menyatakan bahwa berbagai peran formal dalam kelurga adalah sebagai
berikut:
1. Peranan Ayah: sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman. Juga
16
17
Keluarga Berencana
2.4.1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan bagian yang terpadu dalam program
pembangunan nasional dan bertjuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi,
spiritual, dan social penduduk Indonesia serta memperkecil angka kelahiran, menjaga
kesehatan ibu dan anak serta membatasi kehamilan apabila jumlah anak sudah
mencukupi (Syarifudin, 2009).
Keluarga berencana merupakan proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara ditegaskan bahwa tujuan program keluarga berencana nasional adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk
(Hartanto. H,1996).
2.4.2. Manfaat KB
18
19
20
Implant
2.5.1. Pengertian
Implant/susuk KB adalah salah satu jenis kontrasepsi yang pemakaiannya
yaitu dengan cara memasukan tabung kecil dibawah kulitpada bagian tangan yang
dapat dilakukan oleh petugas kesehtan. Tabung kecil berisi hormon tersubut akan
terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan (Atika dkk, panduan memilih
kontrasepsi, yogyakarta 2010)
2.5.2. Jenis Jenis implant:
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira
40mm dan diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel
dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2batang yang diisi dengan 75mg
levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
21
Nyeri kepala
Peningkatan atau penurunan berat badan
Nyeri payudara
Perasaan mual
Pening atau pusing kepala
perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS
22
23
24
keluarga melaluli wawancara . Data objektif adalah data yang diperoleh dari
hasil observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masayarakat
dan lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan
data ini adalah pengumpulan data tentang keadaan kesehatan keluarga dan
pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan pemeriksaan. Data
keluarga meliputi pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan
balita ; pemeriksaan lingkungan keluarga ( Rumah , pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran ). Pengkajian pada anak dengan gizi kurang meliputi ;
1. Pengkajian
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi ( data) yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien .Untuk
memeperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis
a) Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada
klien
b) Jam : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
2.6.1 Pengkajian
`Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan informasi
tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada :
2.6.2
Data Subjektif
1. Biodata
1. Nama suami/istri : untuk mengetahui identitas pasien agar
memudahkan dalam memberikan pelayanan.
2. Umur : usia reproduktif yakni dari umur 20 sampai 35 tahun, dan
tidak menutup kemungkinan klien yang di atas umur 35 tahun bisa di
guunakan pada klien yang belum siap untuk steril.
3. Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga
dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
4. Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang
dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan.
25
5.
khususnya implant.
6. Pekerjaan:untuk mengetahi
tingkat
ekonomi
pasien,ini
juga
26
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
27
yang dapat
28
2.6.5
Perencanaan /Intervensi
Lakukan komunikasi terapiutik pada pasien dan merencanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendekatan
yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai langkah
selanjutnya.Perencanaan berkaitan dengan diagnose kebidanan, masalah
dan kebutuhan.
Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1.
Pemberian informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien
2.
Pemberian informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
3.
Pemberian informasi tentang keuntungan dan kerugian.
4.
Pemberian informasi tentang cara penggunaan
2.6.7 Berkaitan dengan masalah
1. Pemberian informasi mengenai proses atau cara kerja KB implant.
2.6.8 Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah pasien
2.6.6
sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara
29
sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik dan melakukan
2.6.9
follow up.
Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir dari semua tindakan guna
mengetahui apa yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi sesuai
dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidanan yang diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data
Tanggal
: 12 februari 2015
Waktu
: 14.00 WITA
Tempat
A. PENGKAJIAN
1. Struktur keluarga
a. Nama Kepala Keluarga
b. Umur
c. Jenis Kelamin
d. Agama
e. Suku
f. Pendidikan
g. Pekerjaan
h. Penghasilan
i. Alamat
: Tn. A.M
: 34Tahun
: Laki-laki
: Kristen Prosten
: Timor
: Smp
: Petani
: Rp. <300.000 / bulan
:Desa usapi sonbai
30
Hub
Usi Agama
kelu
/P a
Pekerja
an
arga
Imunisasi
BC
HB
DPT
POL
CA
1,2,3
IO
MP
1,2,3
AK
Tn.
Sua
Agust
mi
inus
34
Kristen
tah
protestan
Petani
un
Manat
Ny.
Istri
31
Kristen
Maria
tah
protestan
na
un
Manat
Elsi
Ana
manat
Wili
Ana
mnat
Doli
Ana
manat
Erin
Ana
manat
ka
W
P
L
14
Kristen
tah
Protestan
un
12
Kristen
tah
L
P
petani
Pelajar
Pelajar
protestan
un Kristen
9 t
protestan
ah
Kristen
un
5
protestan
pelajar
paud
tah
31
un
Keterangan
14 tahun
34 tahun
12tahun
9 tahun
5 tahun
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
Gambar 3.1. Gambar Struktur Keluarga
Sifat keluarga
a. Dalam mengambil keputusan yang paling berpengaruh adalah Tn.A.M
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
Kebiasaan makan keluarga ini adalah 3x atau lebih dalam sehari teratur
dengan porsi makan 1 piring nasi, jagung,sayur, kadang-kadang dengan
lauk seperti tempe dan ikan. Cara pengolahan makanan diawali dengan
mencuci terlebih dahulu sayuran yang akan dimasak. Menu bervariasi
dalam keadaan hangat dengan menggunakan garam yodium.Tidak ada
makanan pantangan dan juga tidak mengkhususkan suka pada jenis
makanan tertentu.Satu keluarga jumlah minum rata-rata 7-8 gelas perhari
32
berupa air putih.Keluarga juga selalu mencuci tangan pada saat sebelum
makan dan jarang mencuci tangan setelah selesai makan
c. Sarana hiburan keluarga
Keluarga tidak memiliki sarana hiburan sehingga waktu senggang sering
digunakan untuk membersikan rumah dan halaman
d. Kebiasaan Tidur/Istirahat
1. Ayah tidak pernah tidur siang karena bekerja, dan malam dapat
beristrahat yang cukup
2. Ibu istrahat siang jam 15.00 15.30 WITA dan malam 22.00 05.30
WITA
3. Anak-anak istrahat siang 14.00 16.00 WITA dan malam 20.00
07.00 WITA
e. Kebiasaan keluarga yang merugikan tidak ada.
2. Situasi Lingkungan
Denah Rumah
Jamban
DAPUR
KAMAR TIDUR
R.Tamu
P
T
u
KAMAR TIDUR
33
34
Dalam keluarga Tn.A.M juga terdapat PUS, Ibu A.M berusia 31 tahun dan
pernah manjadi akseptor KB suntik 3 bulan. Pemeriksaan balita
Keluarga Tn.A.Mtidak mempunyai anak balita
ANALISA DATA
Dari analisa data dan masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn.A.M adalah:
1. Wanita Usia Subur daningin menggunakan KB implant
Faktor di atas dapat berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga
Tn.A.M. WUS yang tidak menggunakan KB memiliki peluang besar untuk
hamil dan akan mengkibatkan jarak usia anak yang terlalu dekat.
PERUMUSAN MASALAH
Penjajakan tahap 1
Dari hasil analisa data timbul masalah pada keluarga yang disebabkan karena
ketidaktahuan keluarga dalam masalah kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Wanita Usia Subur dan ingin menggantikan KB
PRIORITAS MASALAH
Penjajakan tahap 2
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarga Tn.A.M maka perlu
dilakukan prioritas masalah yang ada sesuai metode Hanlon Kualitatif
1. Wanita Usia Subur ingin mengguakan KB implant
No
Kriteria
Sifat masalah
Ancaman
Perhitungan
Bobot
Skor
kesehatan
1.
2/3 x 1
2/3
Pembenaran
Ibu
tidak
lagi
menggunakan
alat
kontrasepsi Sedangkan
saat
ini
ibu
masih
Kemungkinan
masalah
2.
dapat
ini
dan
x2
dirubahhanya
3.
kesadaran
sebagian
Potensi masalah 2/3 x 1
tingkat
pengetahuan
yang
rendah.
1
2/3
35
Tingkat
pengetahuan
yang
rendah
kegiatan
untuk
dirubah
yang
cukup
tidak
memungkinkan
ibu
masalah
untuk
memeriksakan diri
Ibu tidak menyadari
Menonjolnya
4.
dan
tidak 0
adanya
resiko
untuk
dirasakan
menyusui
Total Skor
2
1
Tabel 3.2 perhitungan skor
: KELUARGA BERENCANA
Sasaran
: KK Individu (PUS)
Waktu
: 20 menit
A. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga
dapat memahami dan mengerti tentang tujuan metode alat kontrasespsi
2.
a.
b.
c.
d.
A. Materi
B.
C.
D.
E.
Pengertian KB
Tujuan Pelaksanaan KB
Sasaran KB
Metode KB
:
Terlampir
Metode
:
Ceramah dan diskusi (tanya jawab)
Media
:
Gambar (Leaflet)
Evaluasi
:
Terlampir
Kriteria Evaluasi
:
1. Kriteria Struktur
A. Peserta hadir ada dirumah
2. Kriteria Proses
A. Peserta penyuluhan antusias terhadap materi yang disampaikan.
B. Peserta penyuluhan konsentrasi saat mendengarkan penyuluhan
C. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan benar
3. Kriteria Hasil
a. Keluarga dapat mengetahui tentang pengertian KB
b. Keluarga dapat mengetahui tentang tujuan pelaksanaan KB
c. Keluarga t dapat mengetahui tentang metode KB
Peran
Tugas
1.
Protokol
/pembawa acara
2.
Penyuluh
Penangungjawab
kepada peserta
Mengatur proses dan lama
penyuluhan
Menutup acara penyuluhan
Menjelaskan
materi
penyuluhan dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah
37
tetap
3.
Fasilitator
aktif
dan
memperhatikan
proses
penyuluhan
memotivasi
untuk
peserta
bertanya
Ikut bergabung dan duduk di Kepala Desa Usapi
antara peserta mendengarkan Sonbai
bertanya
Membantu
mengkoordinir
masyarakat
untuk
memperhatikan
4.
Observer
dengan
diajukan
Mengulang
kembali
5.
Perlengkapan
penyuluhan
Mencatat jumlah orang yang
demi
kelancaran
kegiatan sosialisasi
Menyiapkan makanan ringan
38
No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Penanggung
jawab
1.
2
Menit
Pembukaan :
- Memberi
salam -
dan
Menyambut salam
dan mendengarkan
memperkenalkan
-
diri
Menjelaskan
tujuan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan dan
dari
penyuluhan
Menyebutkan
materi yang akan
2.
20
menit
disampaikan
Menyampaikan
urutan acara
Pelaksanaan :
- Menjelaskan
tentang pengertian
KB,
Sasaran,
tujuan
-
memperhatikan
KB,
metode KB
Memberikan
kesempatan pada
peserta
untuk
pertanyaan
diajukan
pertanyaan
penyuluh
-
MATERI
Pengertian Keluarga Berencana
39
dan
menjawab
mengajukan
I.
Bertanya
yang
dari
kelahiran,
pembinaan
ketahanan
keluarga,
peningkatan
III.
b.
a) Keuntungan
Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan
2. Pemakaian dikontrol sendiri oleh klien
3. Segera dirasakan efektifitasnya
b) Kerugian
1. Dipakai setiap kali hubungan sex
2. Perlu pengukuran awal
3. Perlu spermatisida
4. Merepotkan cara memasangnya
5. Dibiarkan dalam vagina lk. 6 jam setelah koitus
3) Spermatisida
Contoh tissue vagina, tablet busam krim yang berisi
spermatisida untuk memastikan sperma sebelum memasuki
vagina.
c) Keuntungan
1. Berfungsi sebagai pelican
2. Efek samping sistemik tidak ada
3. Mudah memakainya
4. Tidak perlu resep
5. Segera bekerja efektif
d) Kerugian
1. Angka kegagalan tinggi
2. Efektif 1-2 jam
3. Mahal dan persediaan sulit
4. Menunggu 7-10 menit
5. Beberapa klien merasa seperti terbakar genitalianya
4) AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Alat
yang
dimasukkan
dalam rahim
dalam masa
41
1.
rontok,berat
1.
menurun,hiperpigmentasi.
7) Pil
a) Keuntungan
Efektifitas tinggi
2. Tidak menimbulkan perdarahan
3. Mudah pemakaian
4. Tidak mengganggu hubungan seksual
1.
Mahal
b) Kerugian
2. Diminum setiap hari
42
43
O:
-
Ibu umur 34 tahun memiliki anak perempuan 2orangdan anak laki laki 2
orang
A:
-
Kontrasepsi
Masalah : Wanita Usia Subur ingin menggunakan KB implant
P:
-
I:
-
kontrasepsi
Memberikan motivasi agar keluarga bersedia menggunakan alat kontrasepsi lagi
E:
-
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.M.M USIA 31 TAHUN
CALON AKSEPTOR KB IMPLANT
TANGGAL
: 6 maret 2015
JAM
: 14.00 WITA
44
OLEH
TEMPAT
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama istri
: Ny.M.M
Umur
: 32 tahun
Umur
: 34 tahun
Agama
: K.Protestan
Agama
: K.Protestan
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SD
Suku/bangsa
: Timor/Indonesia
Suku/bangsa : Timor/Indonesia
Pekerjaan
: Petani
Pekerjaan
: Petani
Penghasilan
:-
Penghasilan
: <Rp. 300.000,-
Alamat
Alamat
2. STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
Umur kawin
: 23 tahun
Lama kawin
:22 tahun
: 14 tahun
Siklus
: teratur, 30 hari
Lamanya
: 4 hari
Banyaknya
: 3 pembalut//hari
Warnanya
: merah
Keluhan
: tidak ada
HPHT
: 27-02-2015
Persalinan
Anak
45
Nifas
Ke
Uk
Jenis
Ater
m
ng
Spontan
pervagin Bidan
Ater
am
Spontan
pervagin
am
Spontan
3.
Penolo
Ater
pervagin
em
am
Penyup
Tempat
Hidu
enyulitl BBL
JK
it
Puskes
mas
p/
Mati
it
ASI
14tahun
Bidan
Puskes
Lk
12 tahun
LK
9 tahun
mas
Bidan
Rumah
Malam : 7 jam/hari
3-4 kali/minggu
10. DATA PSIKOSOSIAL
a. Pengetahuan ibu tentang Alat Kontrasepsi
Ibu mengetahui macam-macam, carapenggunaan, dan efek samping alat
kontrasepsi seperti kondom, pil KB, dan suntik KB.
b. Dukungan suami / Keluarga
Suami mengantar ibu melakukan kunjungan dan memperhatikan penjelasan
bidan
B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran
: Conposmentis
c. TTV
: - Tensi
: 120/80 mmHg
- Nadi
: 80 x/menit
- Suhu: 36,8C
- RR : 21 x/menit
d. TB/BB
: 159cm / 61 kg
2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
a. Kepala
: kulit kepala bersih, warna rambut hitam, rambut tidak rontok.
b. Muka
: tidak pucat, terlihat cemas.
c. Mata
: simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.
d. Hidung
: bersih, tidak ada polip, tidak ada kelainan.
e. Telinga: simetris, tidak ada kelainan
f. Mulut
: simetris, bibir lembab, tidak ada gigi palsu/carries gigi, lidah
bersih.
g. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis dan pembengkakan kelenjar limfe
h. Ketiak
: tidak ada bendungan vena jugularis.
i. Dada
: simetris, tidak ada pembesaran mamae, puting menonjol,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada ronchi/wheezing.
j. Perut
: simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka opersi,
tidak ada benjolan.
k. Genetalia
: bersih, tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan per
vaginam, tidak varises, tidak ada condiloma.
47
l. Perineum
: tidak ada luka parut.
m. Anus
: tidak ada varises, tidak ada haemoroid.
n. Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan, reflek patella (+/+)
3. PEMERIKSAAN DALAM
Tidak dilakukan
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
II.
Data dasar
Data subyektif :
Ibu P4A0AH4
tanggal 06-03-2015.
Data obyektif:
Keadaan umum: baik.
Kesadaran
: composmentis.
TTV
- Suhu : 36,8C
- Nadi : 80 x/menit
- RR
: 21 x/menit
tiroit,
kelenjar
limfe,
dan
tidak
ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal : 06 maret 2015
Jam
:14:00 WITA
49
: 06 maret 2015
Jam
:14 WITA
Diagnose
50
11) Menyuntikan anastesi lokak pada kulit tempat pemasangan yang telah
ditentukan sampai kulit sedikit mengelembung
12) Meneruskan penyuntikan kelapisan subdermal sepanjang 4 cm dan suntik
sambil menarik keluar jarum
13) Menguji efek anastesi sebelu memasukan trocar selam 2 menit
14) Memasukan ujung trocar hingga mencapai lapisan subdermal kemudian
meluruskan trocar sejajar dengan permukaan kulit lengan
15) Memasukan trocar sampai batas yang telah ditentukan.
16) Menahan pendorong trocar sambil trocar di tarik keluar
17) Setelah yakin bahwa kapsul satu telah masuk maka pindahkan trocar
kearah sebelahnya dan melakukan sama seperti pada saat memasang
kapsul pertama.
18) Periksa posisi kedua kapsul yang telah diasang di subdermal untuk
meastikan kapsul sudah terpasang dengan baik pada tempatnya.
19) Menekan kasa pada tempat insis utuk menghentikan darah yang keluar
dari tempat insisi
20) Mendekatkan ujung luka insisi kemudian menutup dengan kain hand plast
21) Memberikan balutan atau perban untuk mencegah perdarahan bawah kulit
atau memar serta untuk menahan kapsul agar tidak bergeser keluar
22) Mempersilahkan bu untuk beristirahatbeberapa menit sebelum pulang
23) Merendam semua peralatan bekas pakai kedalam laritan klorin 0,5%,
rendam selam 10 menit
24) Melepaskan sarung tangan kedalam larutan klorin
25) Mencuci tangan menggunakan air sabun dan air mengalir
26) Mempersilahkan pasien turun dari tempat tidur
27) Mengobservasi pasien klien selam 15 menit dan jika keadaan ibu baik,
menganjurkan ibu untuk pulang
M/ Implant telah terpasang dan ibu sudah menjadi akseptor KB dengan
metode implant
6. Melakukan konseling pasca pemasangn implant:
a. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan berat menggunakan
tangan yang telah dipasang implant (misalnya mengangkat barang-barang
berat) untuk mencegah terjadinya luka pada tempat insisi
b. Menganjurkan ibu untuk tidak membiarkan luka terkena air
c. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan suami istri selama 24 jam
ini
52
VII.
EVALUASI
Tanggal
: 06 maret 2015
Jam
:14 WITA
Diagnose
1. Sudah terjalin hubungan yang baik dan saling percaya dengan ibu
2. Ibu telah mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi dan memilih metode
implant
3. Ibu mengerti penjelasan mengenai metode implant yang telah dipilih dan
tidak merasa cemas dengan pilihannya
4. Ibu telah menadatangani surat persetujuan tindakan
5. Proses pemasangan alat kontrasepsi bawah kulit telah terlaksana dengan
baik
6. Ibu tampak senang karena telah menjadi akseptor KB dengan
menggunakan alat kontrasepsi bawah kulit
7. Ibu mengerti penjelasan tentang konseling pasca pemasangan dan bersedia
melakukannya
8. Ibu bersedia untuk datang control pada tanggal 9 maret 2015
9. Smua hasil pelayanan telah didokumentasikan
53
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Pembahasan akan berfokus pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan dari penelitian yaitu mengidentifikasi persepsi pasangan suami
dan istri dalam mengikuti program keluarga berencana, mengidentifikasi
pengetahuan pasangan suami dan istri tentang program keluarga berencana dan
mengidentifikasi motivasi pasangan suami dan istri dalam mengikuti program
keluarga berencana.
Setelah penulis melakukan pengkajian dan pemberian asuhan pada Ny.
M.M. di Desa Usapi Sonbai dusun Ujaometo, maka penulis mendapat data
sebagai berikut:
4.1.1
Pengkajian
Pada saat penulis melakukan pengkajian dan pengumpulan data baik
secara subjektif maupun objektif, maka penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan praktek. Dimana teori mengatakan: Keluarga
berencana merupakan proses yang didasari paasangan untuk memutuskan
jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran.
4.1.2
Interpretasi Data
54
Berdasarkan pengkajian pada Ny. M.M telah dipeoleh data yang bisa
menegakkan diagnosa yaitu: Ibu P4A0AH4calon akseptor KB Implant.
4.1.3
4.1.4
4.1.5
Perencanaan
Perencanaan penanganan masalah yang disepakati bersama keluarga
Ny. M.Myaitu dilakukannya penyuluhan tentang KB gratis.
4.1.6
Pelaksanaan
Berdasarkan pelaksanaan yang dilakukan, tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek.
4.1.7
Evaluasi
Telah dilakukan pemasangan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang pada Ny.
M.M.
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita dalam keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidana profesional yang ditujukan pada masyrakatdengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien serta
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan
(Ambarawati, 2009).
Berdasarkan pendataan yang dilakukan mahasiswa kebidanan pada keluarga
Ny. M.S ditemukan masalah:
1) Telah dilakukan pengkajian di keluarga Tn. A.M khususnya tentang
penggunaan alat kontrasepsi.
2) Masalah yang didapatkan di keluarga bapak A.M adalah pasang usia subur
yang belum menggunakan alat kontrasepsi.
3) Diagnosa yang ditemukan di keluarga bapak A.S adalah ibu G4P4A0AH4
Calon akseptor KB implanT.
4) Antisipasi masalah potensial tidak ada.
5) Perencanaan yang dilakukan adalah melakukan konseling pada keluarga
bapak A.SM dan bapak bersedia istrinya memakai alat kontrasepsi.
6) Telah dilaksanakan pemasangna KB gratis
7) Alat kontrasepsi telah terpasang.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
1) Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat di
bangku perkuliahan kepada keluarga tentang masalah kesehatan serta
cara penanggulangannya.
2) Diharapkan mahasiswa dapat menimba pengalaman belajar mengenali
5.2.2
DAFTAR PUSTAKA
58