Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PASCA PERSALINAN dan MENYUSUI

“Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah (Satuan Acara Penyuluhan-SAP)"

Dosen Pembimbing:

RIZKY DWIYANTI YUNITA, S.Psi., SST., MKM

VITA RARANINGRUM, SS., MPH

Disusun oleh :

Nur Umamah(15.401.20.005)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

KRIKILAN-GLEMORE-BANYUWANGI

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Tindak Lanjut Asuhan Nifas di
Rumah (Satuan Acara Penyuluhan-SAP)”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan dan Menyusui tahun
ajaran 2020/2021.

Ucapan terima kasih sampaikan kepada KA. Prodi Kebidanan, dosen pendamping mata
kuliah Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan dan Menyusui orang tua kami dan teman – teman
yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah mendukung selesainya makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber berupa
buku dan dari internet. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan penulisan makalah ini yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Krikilan, 10 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................................... 5

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 6

1.3. Tujuan........................................................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah..................................................... 7

2.1.1 Gizi.................................................................................................. 7

2.1.2 Tidur/Istirahat/Kegiatan................................................................... 9

2.1.3 Suplemen Zat Besi/Vitamin A........................................................ 12

2.1.4 Kebersihan Diri/Bayi............................................................................ 7

2.1.5 Pemberian ASI...................................................................................... 9

2.1.6 Cara menyimpan ASI........................................................................... 7

2.1.7 Latihan/Senam Nifas............................................................................. 9

2.1.8 Hubungan Seks...................................................................................... 12

2.1.9 Keluarga Berencana.............................................................................. 7

2.1.10 Tanda-tanda Bahaya........................................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1.Simpulan..................................................................................................... 18

3.2.Saran........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu.

Pada tahap ini bidan mempunyai peran penting untuk membantu ibu selama masa nifas antara
lain memberi dukungan selama masa nifas tang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis, sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu
dan bayi, serta mengkondisikan ibu untuk menusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa
nyaman.

Dalam mendukung perannya sebagai bidan dan masa nifas dapat terkontrol dengan baik,
sehingga terdapat jadwal kunjungan rumah. Untuk itu kelompok akan membahas mengenai
Program Tindak Lanjut Suhan Masa Nifas Di Rumah sehingga kita sebagai bidan dapat
memberikan asuhan kebidanan masa nifas yang sesuai dengan ketentuan yang ada.

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42
hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan seperti
sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian
ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya
wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum
(Maritalia,2012).

kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah
persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam pertama (Prawirardjo,2006).
Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang komlpeks yang sulit diatasi. AKI
merupakan sebagai pengukuran untuk menilai keadaan pelayanan obstretri disuatu negara. Bila
AKI masih tinggi berarti pelayanan obstretri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari
laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka aakematian ibu tergolong tinggi yaitu

4
420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah pada latar belakang diatas maka perumusan masalah


dalam penulisan makalah ini diantaranya :

1. Bagaimana tindakan yang harus diberikan pada asuhan nifas di rumah?

2. Apa yang dinamakan gizi dan alasan penting pemberian gizi saat masa
nifas?

3. Apa alasan penting dilakukan nya tidur/istirahat/kegiatan saat masa nifas?

4. Apa yang dinamakan suplemen zat besi/vitamin A dan alasan penting


pemberian suplemen zat besi/vitamin A saat masa nifas?

5. Apa penting nya alasan dilakukan kebersihan diri/bayi saat masa nifas?

6. Apa alasan penting pemberian ASI dan cara penyimpanan ASI?

7. Bagaimana cara latihan/senam nifas?

8. Apa manfaat dan pentingnya hubungan seks dan keluarga berencana saat
masa nifas?

9. Apa saja tanda-tanda bahaya Asuhan nifas di rumah?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum


Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Tindak Lanjut
Asuhan Nifas di Rumah (Satuan Acara Penyuluhan-SAP).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang tindakan lanjut


Asuhan nifas di rumah (Satuan Acara Penyuluhan-SAP).

5
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang alasan dilakukan
nya penyuluhan pemberian gizi, nutrisi,pemberian dan penyimpanan ASI
pada bayi.

3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang alasan penyuluhan


pemberian gizi, nutrisi, istirahat, kebersihan diri/bayi,latihan senam,
hubungan seks, KB pada Ibu.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tindak lanjut Asuhan nifas di rumah

Setiap ibu post partum harus diinformasikan mengenai hal ini/diberikan bimbingan
dan kemudian Odiberikan instruksi apa yang harus mereka lakukan bila menemui hal-
hal yang dirasakannya sebagai masalah dan kebutuhan. Tidak semua ibu post partum
anak pertama tidak memahami parawatan masa nifas, ibu post partum dengan anak
kedua atau lebih pun bisa tidak atau kurang memahami perawatan ibu dan bayinya.
Untuk itu, sebaiknya semua ibu post partum diberikan bimbingan antisipasi yang
berhubungan dengan ibu, bayi, dalam hubungannya dengan orang lain.Setelah bersalin
ibu memasuki masa nifas dimana sebelum pulang dari tempat bidan harus diberikan
beberana petunjuk untuk melakukan perawatan baik terhadap dirinya maupun terhadap
bayinya, hal ini dapat dilakukan ibu dan dibantu oleh suami, maupun keluarganya agar
ibu dapat mempelajari semua yang harus dilakukan, maka ibu diberikan buku pegangan
agar jika ibu lupa melakukannya ibu dapat melihat ulang apa yang harus dilakukan,
dalam buku pegangan ibu sebaiknya berisi beberapa hal yang harus dilakukan.

A. Pengertian Jadwal Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk pemeriksaan


postpartum lanjut. Kunjungan rumah direncanakan untuk bekerja sama dengan
keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan. Kunjungan bisa dilakukan sejak 24
jam setelah pulang. Kunjungan berikutnya direncanakan di sepanjang minggu bila
diperlukan.

Semakin meningkatnya angka kematian ibu Indonesia pada saat masa nifas (sekitar
60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang lebih baru mengenai
jadwal kunjungan masa nifas, paling sekitar empat kali dilakukan kunjungan masa nifas
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi.

7
B. Jadwal Kunjungan Rumah

 Kunjungan I (Hari ke-1 sampai Hari ke-7)

1. Pemberian ASI : Bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara

eksklusif, cara menyatukan mulut bayi dengan putting susu, mengubah-ubah posisi,
mengetahui cara memeras ASI dengan tangan seperlunya, atau dengan metode-metode
untuk mencergah nyeri putting dan perawatan putting.

2. Perdarahan : Bidan mengkaji warna dan abnyaknay atau jumlah yang


semestinya,

adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu nadi cepat dan suhu naik. Uterus
tidak keras dan TFU menaik. Kaji pasien pakah bias memasase uterus dan ajari cara
memasase uterus agar uterus bias mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan tidak
ada darah berlebihan.

3. Involusi Uterus : Bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan kepada
pasien mengenai involusi uterus.

4. Pembahasan tentang kelahiran : kaji perasaan ibu dan adakah pertanyaan tentang
proses tersebut.

5. Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi
(keluarga), pentingnya sentuhan fisik, komunikasi, dan rangsangan.

6. Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda-tanda bahaya baik bagi ibu


maupun bayi dan rencana menghadapi keadaan darurat.

 Kunjungan II (Hari ke-8 sampai Hari ke-28)

1. Diet : bidan memberikan informasi mengenai makanan yang seimbang, banyak


mengandung protein, makanan berserat dan air sebanyak 8-10 gelas perhari untuk
mencegah komplikasi. Kebutuhan akan jumlah kalori yang lebih besar perhari untuk
mendukung laktasi, kebutuhan akan makanan yang mengandung zat besi, suplemen dan
folat, serta vitamin A jika di indikasikan.

8
2. Kebersihan atau perawatan diri sendiri : bidan menganjurkan pasien untuk menjaga
kebersihan diri, terutama putting susu dan perineum.

3. Senam : bidan menganjarkan senam kegel, seta senam perut yang ringan tergantung
pada kondisi ibu dan tingkat diastasis.

4. Kebutuhan akan istirahat : bidan menganjurkan untuk cukup tidur ketika bayi sedang
tidur, meminta bantuan anggota keluarga untuk mengurusi pekerjaan rumah tangga.

5. Bidan mengkaji adanya tanda-tanda postpartum blues.

6. Keluarga berencana : Pembicara awal tentang kembalinya masa subur dan


melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas, kebutuhan akan pengendalian
kehamilan.

7. Tanda-tanda bahaya : Bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan


jika ada tanda-tanda bahaya, misalnya pada ibu dengan riwayat preeklamsia atau resio
eklamsia memerlukan penekanan pada tanda-tanda bahaya dari preeklamsia atau
eklamsia.

8. Perjanjian untuk pertemuan selanjutnya

 Kujungan III (Hari ke-29 sampai ke-42)

Meskipun puerperium berakhir sekitar 6 minggu, kebanyakan ahli meyakini bahwa


untuk menunjukkan lamanya waktu yang digunakan saluran reproduksi wanita untuk
kembali ke kondisi tidak hamil dimungkinkan untuk dilakukan evaluasi normalitas dan
akhir puerperium pada minggu ke-4 pasca partum. Bidan harus memilih interval yang
paling tepat untuk komunitas yang ilayani dan kebutuhan wanita yang termasuk
kebutuhan kontrasepsi.

Lydon-Rochelle sdan rekan melaporkan tnjauan proses melahirkan dengan


membandingkan status kesehatan umum wanita primipara berdasarkan metode
pelahiran. Wanita yang melhirkan dengan metode operatif pervaginam dan wanita yang
melahirkan dengan SC cenderung berada pada status kesehatan umum yang kurang baik
pada akhir puerperium, menunjukkan kebutuhan yang potensial terhadap evaluasi yang
cermat pada kemampuan untuk kembali pada aktivitas atau pekerjaan seperti biasanya.

9
Masalah spesifik termasuk kemmpuan fisik, dan meningkatnya kecenderungan
postpartum blues dan depresi. Selain itu, wanita yang melahirkan dengan forest atau
vakum cenderung melporkan kesulitan pada fungsi bowel atau berkemih dan permulaan
kembali aktivitas seksual terlambat. Meskipun bukan seluruhnya data baru, pengkajian
kesehatan wanita selama kunjungan kehamilan pasca partum harus mempertimbangkan
pemulihan pada kelompok wanita ini lebih lambat, untuk pengajaran dan penatalaksaan
klinis.

Pemeriksaan 4-6 minggu pasca partum sering kali terdiri atas pemeriksaan riwayat
legkap fisik dan panggul dalam. Setiap catatan yang ada dalam kehamilan harus ditinjau.
Selain itu, hal lain yang perlu di kaji pada saat kunjungan 3, yaitu sebagai berikut :

1. Penapisan adanya kontradiksi terhadap metode keluarga berencana yang belum


dilakukan.

2. Riwayat tambahan tetang periode waktu sejak pertemuan terakhir.

3. Evaluasi fisik dan panggul spesifik tambahan yang berkaitan dengan kembalinya
saluran reproduksi dan tubuh pada status tidak hamil.

Secara ringkas, bidan menekankan topic pada hal-hal berikut ini :

1. Gizi : zat besi atau folat kecukupan diet seperti yang dianjurkan dan petunjuk untuk
makan makanan yang bergizi.

2. Menentukan dan menyediakan metode dan alat KB.

3. Senam : rencana senam yang lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen
kembali normal.

4. Keterampilan membesarkan dan membina anak.

5. Rencana untuk asuhan selanjutnya.

6. Rencana untuk cek up bayi serta imunisasi.

Secara garis besar, tahapevaluasi meliputi hal-hal sebagai berikut ;

1. Persepsi ibu tentang persalinan dan kelahiran, kemampuan koping ibu sekarang dan
bagaimana ia berespon terhadap bayi barunya.

10
2. Kondisi payudara meliputi kongesti, apakah ibu menyusui atau tidak, tindakan
kenyamanan apa yang ia gunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan. Selain itu, jika
ibu menyusui, penampilan putting susu dan areola, apakah ada kolostrum atau air susu,
pengkajian proses menyusui.

3. Asupan amkan dan cairan, mengkaji baik kualitas dan kuantitasnya.

4. Nyeri, keram abdomen, dan fungsi bowel.

5. Adanya kesulitan atau ketidaknyamanan dengan urinasi dan apakah ia mengalami


dieresis.

6. Jumlah, warna, dan bau perdarahan lokhia.

7. Nyeri pembengkakan, kemerahan perineum dan jika ada jahitan, lihat kerapatan
jahitan. Ibu mungkin perlu kaca tau cermin dan memeriksanya sendiri tau meminta
pasangan untuknya, jika ia melporkan adanya gejala-gejala pertama.

8. Adanya haemoroid dn tindakan kenyamanan yang digunakan.

9. Adanya oedema, nyeri dan ekmerahan pada ekstremitas bawah.

10. Apakah ibu mendapartkan istirahat yang cukup, baik pada siang hari dan malam
hari.

11. Siapa yang ada untuk membantu ibu baru denga manajemen rumah tangganya, dan
bagaimana bantuan ini diberikan (yaitu berguna atau mengganggu)

12. Tingkat aktivitas saat ini, dalam hal perawatan bayi baru lahir, tugas-tugas rumah
tangga, latihan, dan apakah ia sudah telah mulai melakukan latihan kegel dan latiha
pengencangan abdomen.

13. Bagaimana keluarga menyesuaikan diri untuk mempunyai bayi baru di rumah.

Tingkat kepercayaan diri ibu saat ini dalam kemampuannya untuk merawat bayi.

C. Keuntungan dan Keterbatasan Jadwal Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah postpartum memiliki keuntungan yang sangat jelas karena


membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga didalam
lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada
11
dirumah, demikian pula keamanan dirumah dan dilingkungan sekitar. Kedua data
tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling kesehatan.
Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik dan
psikologis yang rumit. Selain keuntungan, kunjungan rumah postpartum juga memiliki
keterbatasan yang masih dijumpai, yaitu sebagai berikut :

1. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh

2. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan

3. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah


tertentu.

2.1.1 Gizi

Selama kehamilan ibu disuruh untuk makan lebih banyak dan meningkatkan mutu
makanan yang dimakan oleh karena janin yang terus bertumbuh dan karena semua
perubahan yang terjadi di dalam tubuhnya. Kini setelah ibu melahirkan masih terus
harus memberikan perhatian kepada gizinya. Ada dua alasan untuk ini:

1. Tubuh ibu sedang dalam penyembuhan dan sedang menyesuaikan diri ke keadaan
tidak hamil.

2. Jika ibu menyusui bayinya, perlu memproduksi air susu yang cukup untuk
menyehatkan bayinya. Jika ibu tidak menyusui bayinya, bisa mulai mengikuti diet
teratur seperti sewaktu sebelum hamil. Ibu diberi zat besi tambahan yang bisa ibu
makan selama 40 hari untuk mengisi kembali kehilangan yang terjadi sewaktu
melahirkan. Selain daripada itu, ibu akan perlu meningkatkan konsumsi makanan
yang banyak mengandung zat besi, seperti sayur berwarna hijau, daging dan
telur.Jika ibu menyusui bayi ibu, ibu akan perlu terus mengkonsumsi makanan
seperti ketika ibu masih hamil oleh karena ibu akan memerlukan gizi dan kalori
tambahan untuk menghasilkan air susu dan untuk membantu tubuh pulih kembali.
Pemberian ASI sesungguhnya lebih berat dalam hal stres akibat gizi dibanding masa
kehamilan. Cobalah makan 5 sampai 7 kali sehari, dan pastikan makanan yang
dimakan beraneka ragam. Sementara memberi ASI, ibu akan perlu meminum cairan
yang lebih banyak dan karena itu hendaknya berupaya meminum segelas air setiap

12
kali memberi ASI.Juga ibu harus ingat bahwa makanan dan minuman yang ibu
konsumsi akan mempengaruhi bayi ibu oleh karena ia akan mendapatkan sekian
persen dari yang dikonsumsi tersebut saat ia meminum ASI ibu. Kafein dan nikotin
adalah sangat penting untuk dihindari. Ingat bahwa bukan hanya kopi yang
mengandung kafein banyak soda, teh, dan cokelat juga mengandung kafein di
dalamnya.Bidan ibu akan memeriksa untuk melihat apakah ibu sudah mendapatkan
dosis Mebendazole (Vermox) yang cukup untuk cacing. Jika ibu belum
memakannya selama enam bulan terakhir, maka ia akan membuat resep obat ini
untuk ibu. Ibu juga akan menerima kapsul vitamine A segera setelah ibu melahirkan.
Vitamin ini akan melindungi ibu dan bayi ibu. Adalah hal yang umum bila ibu
kehilangan 7 sampai 10 kg berat badan segera setelah melahirkan dan kemudian 2
sampai 4 kg lagi selama minggu pertama. Seberapa banyak yang akan hilang akan
bergantung pada seberapa banyak dari pertambahan berat badan sebelumnya terdiri
dari air.

2.1.2 Tidur/istirahat/kegiatan
Banyak wanita merasa heran betapa letihnya mereka, baik secara emosional maupun
secara fisik selama bulan-bulan pertama setelah melahirkan. Sesuaikan dengan tanda-
tanda yang ditunjukkan tubuh ibu mengenai perasaan letih atau energi yang sudah
menipis. Tidurlah cepat, coba juga tidur atau istirahat siang pada saat bayi tertidur. Ibu
tidak bisa mengendalikan atau bahkan memprediksi kapan bayi akan bangun, tertidur,
menangis atau terjaga. Jadi ibu perlu untuk menyesuaikan jadwal ibu dengan jadwal bayi
ibu dan mengambil kesempatan pada jam-jam ketika ia sedang tidur untuk mengimbangi
waktu istirahat ibu.Istirahat adalah sangat penting bagi ibu oleh karena bukan saja karena
tubuh ibu sedang dalam proses pemulihan tetapi juga ibu akan memerlukan banyak
energi agar bisa membuat penyesuaian jadwal yang diperlukan. Cobalah ingat bagaimana
reaksi ibu ketika ibu merasa sangat letih. Jika ibu sama seperti kebanyakan orang lain,
maka mengingat-ingat hal akan merupakan hal yang sangat berguna untuk mendorong
ibu beristirahat dan merawat tubuh ibu. Jika ibu menyusui bayi ibu dan terlalu letih, air
susu ibu mungkin akan berkurang dan hal ini akan menimbulkan masalah bagi bayi ibu
dan untuk mencoba untuk menetapkan rutinitas pemberian ASI. Jadi demi kesehatan
emosional dan fisik ibu, serta untuk kesehatan emosional dan fisik keluarga ibu, rawatlah

13
diri ibu dan pastikan bahwa ibu mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Jika ibu tidak
mendapatkan ijin untuk beristirahat, carilah pembantu disekitar kampung ibu atau
silahkan hubungi kami untuk membantu ibu mencari solusinya. Secara tradisional, para
wanita sudah diberitahu untuk menunda berangkat kembali ketempat kerja selama 6
minggu. Banyak wanita merasa sudah cukup kuat untuk memulai kerja kembali pada
minggu ke 4 atau ke 5. Setiap wanita memang berbeda dalam hal ini. Mulailah kembali
ke kegiatan rutin ibu secara bertahap dan hanya bila ibu sudah merasa siap. Jika ibu
merasa masih terlalu letih atau tidak mempunyai energi yang cukup sama sekali, ibu
selalu bisa menghubungi bidan untuk membahas tentang tingkat energi ibu.

2.1.3. Suplemen zat besi/vitamin A

Nutrisi, Tambahan kalori yang dibutuhan o/ bufas yaitu 500 kalori/hari, diet
berimbang untuk mendapatkan sumber tenaga, protein, mineral, vitamin dan mineral
yang cukup, minum sedikitnya 3 It/hari Pil zat besi sedikitnya selama 40 hr pasca
salin, minum kapsul vitamin A (200.000 unit), hindari makanan yang mengandung
kafein/nikotin.

2.1.4. Kebersihan diri/bayi

Perawatan Perineum Sewaktu proses kelahiran, vagina dan vulva akan menjadi
melebar dan mungkin juga telah mengalami cedera. Anda akan melihat bahwa
bagian genital anda sedikit memerah, bengkak, lecet, mungkin juga terluka. Ini
semua adalah normal kecuali jika terjadi rasa panas yang meningkat atau jika
terjadi kelembekan pada area genital tersebut, atau bila ada cairan yang baunya
tidak enak. Hal ini bisa terasa sangat tidak nyaman namun biasanya akan lebih
baik dalam waktu 1 sampai 2 minggu kemudian. Kelembutan biasanya akan
berkurang lebih cepat.Setelah kelahiran, anda akan rentan terhadap infeksi. Oleh
karena itu, penting sekali agar daerah-daerah tersebut dijaga agar tetap kering dan
bersih dan ingatlah selalu untuk membersihkan dan mencucinya dari arah depan
ke belakang untuk mencegah penyebaran kuman dari anus ke dalam vagina anda.
Selalulah cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut atau setelah
memegang/menyentuh daerah genital anda. Mungkin anda akan menggunakan
tissue antiseptik lembab atau kertas toilet dengan cara menepuk-nepukkannya.

14
Juga, anda mungkin perlu untuk mengganti kain saniter anda secara teratur.
Letakkanlah kain pembalut/saniter tersebut dengan tepat agar tidak menggesek
dan menimbulkan rasa gatal pada daerah genital anda, jangan menyentuh daerah
kain yang akan melekat ke kulit, dan selalulah pasang dan lepas kain pembalut
tersebut dari arah depan ke belakang. Mengajarkan ibu membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air. Bersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu,
dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB.
Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk tidak menyentuh luka. Sarankan ibu
untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain
dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan di keringkan di bawah
matahari atau disetrika. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah:

a. Saat mandi: Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang
tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut,demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.

b. Setelah buang air kecil: Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil
kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat
memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.

c. Setelah buang air besar: Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan
sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri
dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses
pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

Penatalaksanaan:

15
a. Persiapan Ibu Pos Partum: Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar
mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi
kaki terbuka.

b. Alat dan bahan: Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau
shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air
hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).

Penatalaksanaan perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak


mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan
meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton
(2002) adalah sebagai berikut:

a. Mencuci tangannya.

b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat.

c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke


rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.

d. Berkemih dan BAB ke toilet.

e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air.

f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.

g. Pasang pembalut dari depan ke belakang.

h. Cuci kembali tangan.

Evaluasi

Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah: Perineum tidak
lembab, posisi pembalut tepat, Ibu merasa nyaman. Ada beberapa hal yang anda
bisa lakukan untuk mendorong proses penyembuhan dan juga untuk membantu
mengurangi rasa nyeri:

a. Anda boleh meletakkan beberapa potong es di dalam sebuah kantung plastik,


menutupnya dengan sehelai kain yang bersih dan lembab, lalu meletakkannya di
atas daerah genital anda untuk menurunkan pembengkakan dan juga untuk

16
menganestasi daerah tersebut. Biarkan potongan es tersebut berada di atas daerah
tersebut selama kirang lebih 20 menit, dua atau tiga kali sehari.

b. Anda boleh duduk di dalam air hangat (102-105°F) atau dingin setinggi 4-6 inci
yang anda taruh di dalam bak mandi. Duduklah di dalam air tersebut selama 30
menit, 2 atau 3 kali sehari. Jika anda memakai metoda ini, maka pastikanlah agar
bak yang anda pergunakan benar-benar bersih sebelum menuangkan air
kedalamnya dan juga setelah menggunakannya. Hal ini perlu untuk mencegah
timbulnya infeksi.

c. Anda bisa melakukan apa yang dinamakan Kegel daerah tersebut untuk
membantu memulihkan exercises untuk memperbaiki sirkulasi darah ditonus
ototnya. Untuk melakukan hal ini, bayangkanlah otot perineal anda seakan sebuah
escalator. Ketika anda relaks, escalator tersebut berada di lantai satu. Secara
perlahan, gerakkan otot anda untuk menaikkannya ke lantai dua, tiga dan empat.
Ketika sudah sampai ke lantai empat, tahan disana selama beberapa detik lalu
kemudian kendurkan daerah tersebut secara perlahan. Ini bisa dikerjakan
dimanapun dan kapanpun. Anda bisa mengetahui bahwa anda telah melakukan
latihan tersebut dengan benar hanya jika otot perineal anda saja yang bergerak dan
bukan otot paha atau otot pantat anda.Pakaian Sebaiknya pakaian terbuat dari
bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak
(di samping urine). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan
ekstra volume saat hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada
sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian
dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea. Hemorrhoids
Selama masa kehamilan, banyak ibu-ibu mengalami hemorrhoids oleh karena
mereka cenderung mengalami masalah konstipasi dan karena uterus yang penuh
selalu menekan pada pembuluh darah di bagian anus dan rectum. Pada waktu
melahirkan, hemorrhoids ini bisa menjadi lebih parah, atau sebagian wanita malah
mengalami hemorrhoids baru lagi oleh karena tekanan kepala bayi saat lahir dan
oleh karena upaya meneran. Bila anda sebelumnya tidak mengalami ini sebelum
hamil, maka mungkin hal tersebut akan lenyap dalam waktu beberapa minggu

17
kemudian. Akan tetap jika anda sudah mengalaminya sebelum kehamilan, maka
anda akan merasa sedikit lebih baik dalam waktu beberapa minggu kemudian
tetapi tidak akan lenyap sama sekali. Mengenai masalah daerah genital, penting
sekali untuk menjaga agar daerah anus anda selalu bersih untuk mencegah
terjadinya infeksi. Juga anda harus selalu ingat untuk mencuci tangan anda
sebelum dan sesudah menyentuh daerah anus anda. Ada beberapa hal yang anda
bisa lakukan untuk mengurangi rasa nyeri/sakit ini:

1) Anda bisa duduk di dalam air hangat (102-105°F) atau air dingin setinggi 4-6
inci yang anda tuang di dalam bak mandi. Duduklah di dalam air tersebut selama
kurang lebih 30 menit, 2 atau 3 kali dalam sehari. Jika anda menggunakan metoda
ini, maka pastikan agar bak mandi anda benar-benar bersih sebelum dan sesudah
menuangkan air kedalamnya untuk pengobatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah infeksi.

2) Hindari duduk terlalu lama dan, ketika berbaring, cobalah berbaring miring.

3) Anda harus banyak minum, terutama jus buah, dan pastikan anda memakan
makanan berserat agar supaya buang air besar bisa lancar. Bidan anda mungkin
akan toran untuk memastikan agar lebih nyaman pada saat memberitahukan agar
anda makan bahan pelembut kotoran untuk memastikan agar lebih nyaman pada
saat buang air besar.

4) Bidan anda mungkin akan menyuruh anda untuk menggunakan saleb


Nupercainal ointment atau TUCKS untuk meringankan nyeri akibat hemorrhoids
ini. Kebersihan rambut, Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami
kerontokan pada rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga
keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Namun akan pulih
kembali setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu
sisir menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
Kebersihan kulit, setelah persalinan ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat
hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh
karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan

18
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi
lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.

Perawatan payudara bagi ibu menyusui, Perawatan yang dilakukan terhadap


payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran susu. Lakukan
perawatan payudara secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini
mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.

2.1.5. Pemberian ASI

Selama kehamilan, payudara ibu akan membesar dalam persiapan penyusuan bayi.
Setelah melahirkan, antara hari kedua dan keempat, payudara tersebut akan
membesar lebih lanjut saat produksi susu dimulai. Pada hari ketiga, payudara ibu
mungkin akan terasa berat, hangat, lembut dan sakit. Jika ibu menyusui bayi ibu, ada
tiga hal yang ibu bisa lakukan untuk mencegah pembesaran payudara dengan
mendorong pengosongan payudara tersebut: Mulailah pemberian ASI sedini
mungkin; berilah ASI kepada bayi setiap 2 sampai 3 jam dan jangan memberi bayi
minum air atau bahan suplemen; gunakan kedua payudara pada setiap pemberian
ASI. Kadang-kadang payudara akan membengkak, kulitnya menjadi kençang,
mengkilap, dan berwarna merah, serta pembuluh darahnya menjadi terlihat. Hal ini
merupakan fenomena umum yang dinamakan pembesaran (engorgement). Sisi
baiknya ialah bahwa hal itu akan lenyap dengan sendirinya dalam tempo 24 hingga
48 jam setelah itu, sisi buruknya adalah hal tersebut bisa menjadi tidak nyaman bagi
wanita yang mengalaminya. Jika ibu melihat bahwa payudara ibu sudah membesar,
ada beberapa hal yang ibu bisa lakukan untuk meri- ngankan pembengkakan dan
rasa nyerinya:

1. Kenakan kehangatan ke payudara ibu, hal ini bisa berupa kain atau handuk yang
dicuci dan dihangatkan. atau air mandi yang hangat, atau dengan jalan merendam
payudara ibu di dalam air yang hangat.

2. Jika puting susu ibu juga bengkak, secara manual perahlah air susu ibu sebelum
memberi ASI.

19
3. Jika bayi ibu sudah berhenti menyusu sedang payudara ibu masih terasa penuh,
maka ibu perlu mengosongkan payudara ibu secara manual (perah dengan tangan).

4. Gunakan BH penopang yang baik. Pastikan bahwa tidak ada daerah atau bagian
dari BH tersebut yang bisa menyebabkan penekakan pada payudara. Titik- titik
tonjolan (penekan) tersebut bisa menyebabkan pembengkakan lebih lanjut. dua saat
penyusuan untuk mengurangi rasa sakit

5. Letakkan kantung es di atas payudara ibu diantara dan pembengkakan.

6. Makanlah paracetamol/acetaminophen untuk menghilangkan rasa sakit.Jika ibu


tidak menyusui bayi ibu, maka ada bebeerapa hal yang ibu bisa lakukan untuk
mengurangi rasa sakit ketika payudara ibu membesar:

1. Gunakan BH yang dapat menunjang dan berukuran pas dengan payudara ibu
sedikitnya 6 jam setelah ibu melahirkan. Jika ibu tidak mempunyai BH yang baik,
gunakan penopang payudara (breast binder). Hal ini bukan hanya akan menopang
payudara tetapi juga akan mencegah ketidaknyamanan akibat pergerakan payudara
yang terasa sakit tersebut.

2. Kenakan kantung atau bungkusan es ke payudara untuk mengurangi rasa sakit


dan untuk mencegah aliran air susu. Hindari rangsangan payudara, karena hal itu
bisa mendorong pertambahan produksi ASI.

3. Ingat, pembesaran/pembengkakan ini hanya akan berlangsung 24 hingga 48 jam,


meskipun terasa sangat sakit.

Perawatan Puting Susu

Selama kehamilan, puting susu akan berubaha menjadi lebih gelap dan lebih besar
dalam persiapan penyusuan. Puting ibu mungkin akan membesar/membengkak bila
payudara ibu membesar/membengkak. Dalam hal tersebut puting tersebut akan
menjadi mengkilap dan keras. Sama seperti pada pembesaran, hal ini terjadi antara
hari ke dua dan ke empat setelah melahirkan dan biasanya akan berlangsung hanya
selama 24 hingga 48 jam. Gunakan teknik yang sama untuk pembesaran/
pembengkakan seperti yang diuraikan di atas.

20
Ketika ibu memberi ASI, ibu mungkin akan menemui masalah lain dengan puting
ibu. Mungkin puting ibu akan terasa sakit oleh karena posisi bayi pada saat
menghisap ASI, atau oleh karena puting tersebut sakit karena BH yang tidak sesuai.
Ada beberapa hal sederhana yang bisa ibu lakukan untuk mencegah atau me-
ngurangi rasa sakit ini:

1. Oleh karena tegangan terbesar atas puting tersebut adalah sejajar dengan dagu dan
hidung bayi, maka rasa sakit puting akan bisa dikurangi jika ibu memutar posisi bayi
saat ia sedang menyusu. Pastikan agar sebagian besar dari areola berada di dalam
mulut bayi.

2. Rasa sakit tersebut mungkin akan palıng terasa ketika bayi sedang akan mulai
menghisap, jadi kenakan sedikit es pada puting dan areola beberapa menit sebelum
memberi ASI.

3. Jaga agar puting ibu tetap bersih dan kering cuci selalu dengan air dan kemudian
keringkan dengan cara menepu-nepuknya dengan kain bersih.

4. Keringkan puting ibu dengan jalan membiarkannya terkena udara setelah memberi
ASI, dengan meniup kering, atau dengan mengenakan sinar ultra violet.

5. Hindari penggunaan krim atau saleb. Basahi sedikit dengan air susu lalu
kemudian biarkan mengering sendiri. Atau kenakan kantung yang hangat, lembab
terhadap puting tersebut.

6. Jika BH ibu menyebabkan gatal pada puting ibu, tidak usah memakai BH untuk
beberapa saat atau gunakan hanya BH yang terbuat dari bahan katun. Puting yang
terasa sakit adalah sangat tidak nyaman dan bisa menyebabkan pemberian ASI
menjadi traumatis. Ingatlah bahwa sebagian besar masalah tersebut akan segera
berakhir dengan sedikit bersabar.

Langkah-langkah melakukan pengurutan payudara

1. Persiapan alat: Minyak kelapa secukupnya, Handuk, Kapas, Sampiran, Kom


berisi air hangat, Kom berisi air dingin, Waslap 2 buah.

2. Persiapan lingkungan: Pasang sampiran atau tempat tertutup.

21
3. Persiapan ibu: Ibu melepaskan pakaian atas dan BH, letakkan handuk posisi
melintang di bawah payudara, ibu duduk tegak di kursi.

Langkah-langkah :

1. Mencuci tangan.

2. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak.

3. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.

4. Dengan menggunakan telapak tangan, payudara diurut dari bagian tengah, ke atas
melingkar selanjut nya menuju ke arah bawah, lalu ke atas dan diangkat kemudian
perlahan-lahan dilepaskan, diangkat selama 5 menit (30 x).

5. Telapak tangan kiri menyokong buah dada ke arah puting susu dilakukan 30 x (5
menit) untuk setiap buah dada.

6. Seperti pengurutan II tetapi dengan tangan kanan yang digenggam mengurut


dengan buku-buku jari dilakukan 30 x (selama 5 menit) untuk setiap buah dada.

7. Merangsang buah dada dengan kompres air hangat lalu dengan dingin berganti-
ganti 5 x untuk setiap buah dada.

8. Buah dada dibersihkan dan dikeringkan.

9. Pakai BH yang menopang payudara.

10. Membereskan semua alat dan dikembalikan pada tempatnya.

11. Mencuci tangan.

2.1.6. Cara menyimpan ASI

Ketika bayi sudah kenyang menyusu atau belum jadwal menyusunya, terkadang Ibu
harus mengeluarkan ASI dari payudara. Entah karena payudara telah penuh dan
mengencang oleh ASI, atau karena ada ASI yang menetes keluar dari payudara. Setelah itu,
ASI harus disimpan dengan cara yang tepat supaya kualitasnya tetap terjaga sampai
diberikan kepada bayi. Nah, para Ibu perlu tahu seperti apa cara menyimpan ASI agar
selalu awet.

22
1. Pastikan tangan dan alat-alat penyimpan ASI sudah bersih

Sebelum memompa ASI dan menyimpannya, biasakan untuk selalu mencuci tangan Ibu
terlebih dahulu. Bukan itu saja, Ibu juga perlu memastikan semua alat-alat yang digunakan
untuk memompa dan menyimpan ASI sudah dalam kondisi steril.Pompa ASI juga harus
dibersihkan sesaat setelah dipakai supaya tetap bersih. Ibu bisa membersihkan semua
bagian peralatan dengan air hangat dan sabun. Jangan lupa dibilas sampai bersih dan
dikeringkan.Baru setelah itu Ibu boleh menyimpan kembali peralatan pompa dan
penyimpan ASI si Kecil di tempatnya. Sebisa mungkin, usahakan untuk selalu menjaga
kebersihan semua benda yang bersentuhan langsung ASI.

Tujuannya untuk mencegah agar bakteri tidak mudah berkembang biak di peralatan yang
digunakan untuk memompa dan menyimpan ASI.

2. Gunakan wadah yang sesuai

Cara menyimpan ASI tidak boleh sembarangan, termasuk dalam menggunakan wadah
penampung ASI. Melansir dari Mayo Clinic, idealnya Ibu disarankan untuk memakai
wadah tertutup dan bebas dari bahan kimia BPA (bisphenol-A). Ibu dapat menggunakan
wadah dalam bentuk botol kaca atau kantung khusus penyimpan ASI. Kantung penyimpan
ASI biasanya dilengkapi dengan pelindung ekstra agar tertutup rapat, sehingga memastikan
ASI di dalamnya tidak mudah bocor atau tumpah. Hindari menyimpan ASI di dalam botol
bekas pakai atau kantung plastik yang seharusnya digunakan untuk menyimpan bermacam-
macam kebutuhan rumah tangga.

3. Pakai metode first in first out

Sebelum memasukkan botol atau kantung penyimpan ASI, jangan lupa untuk memberikan
label keterangan pada bagian depan wadah tersebut. Tuliskan tanggal dan waktu Ibu
menyimpan ASI agar tidak lupa. Ibu harus menggunakan ASI yang sudah disimpan lebih
lama dan mengeluarkannya berurutan sesuai tanggal. Cara menyimpan ASI yang satu ini
dikenal dengan nama first in first out (FIFO). Supaya lebih mudah, Ibu bisa meletakkan
ASI yang sudah lama dipompa di bagian depan, hingga di bagian belakang berisi ASI yang

23
baru dipompa. Hal ini akan memudahkan Ibu dalam pengambilan ASI yang paling lama
disimpan.

4. Perhatikan suhu penyimpanan ASI

Selain wadah tempat ASI disimpan, cara menyimpan ASI lainnya yang tidak boleh luput
dari perhatian Ibu yakni mengenai suhu ruangan penyimpannya. Menyimpan ASI di suhu
yang tepat dapat membantu menjaga kualitas ASI senantiasa baik sampai nantinya
diberikan pada si kecil. Berikut tempat yang biasanya dijadikan ruangan penyimpan ASI
beserta suhu simpan idealnya: Suhu kamar atau ruang, 25 derajat Celcius tahan selama
sekitar 4 jam. Kulkas, 4-10 derajat Celcius atau kurang dari 4 derajat Celcius, tahan selama
5-8 hari. Freezer dengan kulkas, suhu -10 derajat Celcius tahan selama 2-4 bulan untuk
freezer dan kulkas 2 pintu, serta 2 minggu untuk freezer dan kulkas 1 pintu. Freezer tanpa
kulkas, 18 derajat Celcius atau di bawahnya, tahan selama 6-12 bulan. Ibu juga bisa
menyimpan ASI perah di dalam cooler box selama bepergian jauh bersama bayi. Namun,
ASI yang disimpan di dalam cooler box biasanya hanya mampu bertahan selama sekitar 1
hari.

5. Hindari menggabungkan ASI perah baru ke dalam ASI beku

Meski sama-sama ASI perah, Ibu tidak dianjurkan untuk mencampurkan ASI yang baru
saja dipompa ke dalam ASI beku yang telah disimpan sebelumnya. Lebih baik Ibu simpan
ASI yang baru diperah ke dalam wadah baru dari berbeda dari ASI yang sudah disimpan.
Menyimpan ASI dengan cara ini akan membantu menjaga kualitasnya agar tetap awet.

2.1.7. Latihan/senam nifas

Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu
biasanya khawatir gerakan- gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang
tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa
memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula). Salah

24
satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam
nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh.
Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu.Tujuan
senam nifas ini diantaranya memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah
hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot
abdomen/perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan
meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul. Program
senam nifas dimulai dari tahap yang paling sederhana hingga yang sulit. Dimulai dengan
mengulang tiap 5 gerakan. Setiap hari ditingkatkan sampai 10 kali. Adapun gerakan-
gerakannya sebagai berikut:

a. Hari pertama, ambil napas dalam-dalam, perut dikembungkan, kemudian napas


dikeluarkan melalui mulut. Ini dilakukan dalam posisi tidur terlentang.

b. Hari kedua, tidur terlentang, kaki lurus, tangan direntangkan kemudian ditepukkan ke
muka badan dengan sikap tangan lurus, dan kembali ke samping.

C. Hari ketiga, berbaring dengan posisi tangan di samping badan, angkat lutut dan pantat
kemudian diturunkan kembali.

d. Hari keempat, tidur terlentang, lutut ditekuk, kepala diangkat sambil mengangkat pantat.

e. Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala,
tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya.

f. Hari keenam, tidur terlentang, kaki lurus, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90° secara
bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan.

9. Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah
luar secara bergantian. Hari 8, 9, 10, tidur terlentang kaki lurus, Kedua telapak tangan
diletakkan di tengkuk kemudian bangun untuk duduk (sit up).

2.1.8. Hubungan seks

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu

25
darah merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya, yang mempunyai
tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari
atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersang
kutan. Jangan Terlalu Memaksaartinya: Jangan menyalahkan diri sendiri karena turunnya
libido ibu itu. Nanti ibu bisa bertambah stres! Mengurus bayi saja sudah cukup stressful,
jangan menambah beban pikiran ibu dengan those sex things. Kehidupan sex yang sehat
memang penting dalam perkawinan. Tapi kehidupan perkawinan kan tidak melulu diisi
dengan sex. Sekarang ini saatnya ibu mendengarkan tubuh ibu. Jika tubuh ibu tidak
menginginkan sex, ya jangan dipaksa karena jika ibu memaksakan diri bisa merugikan
kehidupan sex ibu sendiri nantinya. Bicarakan kondisi ini dengan suami untuk mencari
jalan keluar yang terbaik bagi ibu berdua. Dengan komunikasi yang lancar, niscaya suami
bisa mengerti. Jangan Terlalu Menuntut Diri artinya: Ibu mungkin menuhi kebutuhan
biologisnya. Ibu mungkin juga malu dengan tubuh ibu saat ini. Bicarakan semua itu dengan
suami ibu. Selain itu libatkan juga suami ibu untuk mengurusi si kecil. Walaupun mungkin
sudah ada baby sitter yang siap membantu ibu, jangan segan-segan meminta bantuan
suami. Toh, si kecil adalah buah hati ibu berdua juga kan. Siapa tahu dengan begitu ia akan
lebih memahami kondisi ibu, dan hubungan ibu berdua sebagai suami istri jadi semakin
dekat. Jangan terlalu terganggu dengan keadaan rumah yang tidak serapi atau seteratur
biasanya. Dibandingkan dengan urusan rumah, untuk saat ini kebutuhan bayi ibu jelas lebih
penting. Nikmatilah saat-saat ibu mengurus Si kecil. Karena ibu nyaris tidak tidur pada
malam hari, cobalah untuk tidur ketika bayi ibu tidur di pagi/siang hari. Dan jangan sampai
kesibukan mengurus si kecil membuat ibu melewatkan waktu makan. Mengurus bayi itu
pekerjaan yang butuh banyak energi lho. Kalau sering makan tidak teratur dan asal-asalan,

bagaimana ibu bisa mengembalikan energi tubuh lagi?! apalagi mengharapkan libido ibu
secepatnya kembali seperti semula. Keintiman tidak melulu diperoleh melalui sex, bukan?
Jika sex memang belum memungkinkan, untuk sementara bermesraan saja dulu. Ibu berdua
bisa tiduran sambil berpelukan, atau misalnya hanya dengan berpegangan tangan, sentuhan
lembut dan saling mengutarakan kata-kata mesra. Bahkan, melihat suami yang dengan

26
lapang hati membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau mau terjun langsung ikut
mengurus si kecil, bisa menjadi aphrodisiac bagi kehidupan sex ibu berdua. Anggap saja
masa-masa tanpa sex itu masa ibu untuk me recharge energi. Daripada memikirkan kapan
bisa having sex, lebih baik ciptakan romansa di hati ihu dan suami dulu. Berlakulah seperti
ketika pacaran dulu. Be patience! Dan ketika ibu sudah siap lahir batin untuk berhubungan
intim lagi dengan suami, rasanya seperti pengantin baru lagi. Penyesuaian utama yang
perlu ibu lakukan dalam hidup ibu ialah perubahan dalam hubungan ibu dengan mitra atau
pasangan ibu. Memiliki seorang bayi baru akan merubah perasaan ibu satu sama lain dan
mengenai diri ibu sendiri, serta akan merubah caranya ibu berhubungain dengan satu sama
lain. Ibu akan perlu mencari cara untuk membuat penyesualan penting bagi peran ibu yang
baru ini. Pada permulaannya, ibu mungkin akan merasa kewalahan dalam menjaga bayi
ibu. Pasangan ibu mungkin akan merasa diabaikan dan seakan seluruh perhatian ibu sudah
tersita untuk bayi tersebut. Dan ibu sendiri mungkin akan merasa bahwa pasangan ibu tidak
cukup membantu atau membiarkan ibu melakukan seluruh pekerjaan tersebut. Situasi ini
dengan mudah dapat menguras tenaga ibu jika ibu tidak membuka komunikasi. Pasangan
yang mau mendiskusikan secara terbuka dan bisa menyepakati tentang tanggung jawab dan
pembagian tugas umumnya bisa lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap perubahan
ini. Cobalah untuk membicarakannya sebelum meledak menjadi masalah. Ibu juga akan
perlu memupuk hubungan ibu sebagal pasangan, suatu hubungan yang ada sebelum
kehadiran bayi dan akan terus ada setelah bayi tumbuh dewasa dan akhirnya pergi
meninggalkan rumah. Carilah jalan untuk mengerjakan hal-hal persis selayaknya sebagai
pasangan, yang bisa mengenali dan mengakui keunikan hubungan yang terpisah dari bayi
tersebut. Memupuk hubungan ibu bisa merupakan satu cara untuk memupuk diri ibu
sendiri dan juga memupuk bayi ibu sendiri. Seksualitas merupakan satu aspek yang penting
dari hubungan ibu sebagai pasangan dan mungkin merupakan pokok pembahasan yang bisa
menimbulkan berbagai pertanyaan selama masa segera setelah kelahiran Dayi. Banyak hal
yang bisa mempengaruhi caranya ibu memibung hal seksualitas ini. Ibu mungkin merasa
letih dan hal ini bisa mengganggu seksualitas ibu pada mulanya, meskipun hal itu akan
surut secara perlahan.

27
Mungkin vagina ibu terasa sakit karena mengalami perobekan, atau menjalani episiotomi,
atau hanya karena melahirkan. Ibu mungkin telah diperingatkan oleh ibu atau ibu mertua
bahwa ada pantangan/larangan untuk melakukan hubungan seksual.

2.1.9. Keluarga berencana

Setelah hamil selama 9 bulan dan kemudian melahirkan bayi, tubuh ibu akan
memerlukan waktu untuk bisa kembali ke siklus haid yang biasa. Seberapa cepat si ibu
bisa kembali haid akan bergantung pada banyak faktor. Faktor yang paling penting
ialah apakah si ibu menyusui bayinya atau tidak, dan jika ia menyusui, seberapa sering
dan seberapa banyak ia menyusui. Pada saat bayi menyusu, sejenis bahan akan
disekresi (dikeluarkan) yang bisa mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat
produksi hormon-hormon tertentu yang dapat merangsang ovulasi. Jadi, bila seorang
ibu menyusui bayinya, mungkin ia tidak akan mengalami haid selama antara 30 hingga
36 minggu. Wanita yang tidak menyusui bayinya akan mulai mengalami haid, secara
pukul rata 8 minggu kemudian. Setiap wanita akan bereaksi dalam caranya sendiri
secara individu. Sebagian wanita merasa bahwa jika mereka tidak mengalami haid
mereka tidak bisa hamil. Hal ini tidak benar dalam kebanyakan kasus. Untuk sebagian
besar kasus, wanita akan berovulasi sebelum mereka mengalami haid. Inilah sebabnya
wanita bisa hamil kembali setelah baru saja melahirkan anak dan sebelum mereka
mengalami haidnya. Ovulasi juga dipengaruhi oleh pemberian ASI. Wanita yang tidak
menyusui bayinya akan ber ovulasi, secara pukul rata, setelah 11 minggu, sedang
wanita yang menyusui selama 3 bulan akan berovulasi setelah 17 minggu, dan wanita
yang menyusui selama 6 bulan akan berovulasi setelah 28 minggu. Adalah penting
untuk memahami bahwa sebagian wanita bisa ber ovulasi secara dini yakni 35 hari
setelah melahirkan. Jika ibu tidak sedang menyusui bayi ibu, maka saat untuk mulai
memikirkan tentang ber KB ialah pada saat ibu sudah mulai aktif lagi melakukan
kegiatan seksual. Hal ini adalah disebabkan karena ibu tidak terlindung oleh
pemberian ASI dan bisa menjadi hamil lagi dengan cepat. Jika ibu sedang menyusi
bayi ibu, maka saat yang tepat untuk memikirkan mulai ber KB akan bergantung pada
bagaimana mana caranya ibu memberi ASI. Jika bayi ibu tidak minum apapun, bahkan
airpun tidak, selain ASI, maka ibu akan bisa terlindungi selama hingga 4 sampai 6

28
bulan. Sebaliknya, jika bayi ibu juga meminum cairan lain atau juga makan makanan
lain di luar ASI,

maka ibu akan menghadapi risiko ovulasi dan mungkin akan bisa hamil. Pada
umumnya, ibu perlu mempertimbangkan penggunaan alat KB apabila bayi
mengkonsumsi ASI yang semakin berkurang, atau pada saat ibu mulai memberi
makanan tambahan kepada bayi. Hal terbaik yang perlu dilakukan ialah
membicarakannya dengan bidan pada saat ibu sudah mulai aktif kembali dengan
kegiatan seksual ibu. Bidan akan bisa menjelaskan metoda terbaik untuk digunakan
dan kapan ibu perlu mulai menggunakannya. Hal penting dalam melakukan keluarga
berencana menurut literatur (Saifuddin, 2006).

1. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil


kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan


lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenorea laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Risiko cara
ini ialah 2% kehamilan.

3. Meskipun beberapa metode KB mengandung risiko, menggunakan kontrasepsi tetap


lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.

a. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu


kepada ibu: Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya,
kekurangannya, efek samping, bagaimana menggunakan metode itu, kapan metode itu
dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui.

4. Jika seorang ibu/pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk
bertemu dengannya lagi dalam dua minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin

29
ditanyakan oleh ibu/pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja
dengan baik.

2.1.10. Tanda-tanda bahaya

Jika ibu melihat hal-hal berikut ini atau memperhatikan bahwa ada sesuatu yang tidak
beres atau melihat salah satu dari hal-hal berikut ini, maka ibu tersebut akan Der lu
menemui seorang bidan dengan segera:

1. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba (melebihi haid biasa
atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut saniter dalam waktu
setengah jam).

2. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.

3. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung.

4. Sakit Kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau, masalah penglihatan.

5. Pembengkakan pada wajah dan tangan.

6. Deman, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan.

7. Payudara yang memerah, panas, dan/atau sakit.

8. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan.

9. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada kaki.

10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayi.

11. Merasa sangat letih atau bernapas terengah-enqah.

Infeksi Masa Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya


pembentukkan urine untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa
bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan
sekitar 0,5°C yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari
pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam

30
tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi
peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan
ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38°C tanpa menghitung hari pertama dan
berturut-turut selama dua hari.Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk:

1. Infeksi Lokal seperti: Pembengkakan luka episiotomi, Terjadi penanahan, Perubahan


warnalokal, Pengeluaran lochia bercampur nanah, Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri,
Temperatur badan dapat meningkat.

2. Infeksi General seperti: Tampak sakit dan lemah, Temperatur meningkat di atas 39° C.
Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat, Pernapasan dapat meningkat dan
napas terasa sesak, Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, Terjadi gangguan
involusi uterus, Lochia: Berbau, bernanah serta kotor.

Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah:

1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.

2. Tindakan operasi persalinan.

3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.

4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.

5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan
post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan
penyakit infeksi. Terjadinya Infeksi Masa Nifas Terjadinya infeksi masa nifas adalah
sebagai berikut:

1. Manipulasi penolong: Terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai
kurang suci hama.

2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).

3. Hubungan seks menjelang persalinan.


31
4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: Persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari
enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).

Keadaan abnormal pada rahim

Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah:

1. Sub involusi uteri: Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,
sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri
adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya,
terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.

2. Pendarahan masa nifas sekunder: Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam
pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa
plasenta dan selaputnya.

3. Flegmansia alba dolens: Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang
mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah:

a. Terjadi pembengkakan pada tungkai.

b. Berwarna putih.

c. Terasa sangat nyeri.

d. Tampak bendungan pembuluh darah.

e. Temperatur badan dapat meningkat.

Keadaan abnormal pada payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah:

1. Bendungan ASI: Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mammae
bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.

2. Mastitis dan Abses Mammae: Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada
mammae, pemadatan mammae dan terjadi perubahan warna kulit mammae.

Keadaan abnormal pada psikologis

32
1. Psikologi Pada Masa Nifas: Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai
bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12
setelah melahirkan. Pada 0-3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak
kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang
berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang
hari dan sulit tidur di malam hari. Pada 3-10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues
biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya
berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal bluesa
adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap
kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan
pada kondisi dirinya atau bayinya. Pada 1-12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai
membaik dan menuju pada tahap normal.

Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya
perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka
semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.

2. Depresi Pada Masa Nifas Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah
melahirkan dan 10% nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini
berlangsung antara 3- 6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama
kehidupan bayi. Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul
saat melahirkan dan karena sebab- sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset
yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu
karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan
perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara. Penutup
Periode setelah melahirkan bayi ibu merupakan masa yang akan penuh dengan perubahan
fisik dan emosional yang beraneka ragam. Tidak ada satu cara yang paling tepat untuk
mengatasi saat-saat tersebut masing-masing orang mempunyai caranya sendiri-sendiri yang
unik untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut. Carilah bagaimana cara ibu untuk
menjadikan saat-saat ini sebagai peluang untuk membuat penemuan dan petualangan.

33
Penemuan dan petualangan ibu sendiri. Namun ingat, bahwa ibu tidak sendirian dan bisa
mencakup banyak orang lain dalam perjalanan hidup baru serta perubahan-perubahan ini.

Persiapan Pasien Pulang

1. Yakinkan ibu dan bayi tidak mengalami masalah dalam masa ini. Kebutuhan bayi dan
ibu terpenuhi dengan meninjau kembali catatan/rekam medis ibu dan bayi untuk melihat
hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dsb. Obat-obatan yang diberikan ataupun yang akan
dibawa pulang harus ditinjau kembali.

2. Bila ibu lahir di rumah sakit. Dokter hanya dibutuhkan dalam perencanaan pulang
seorang ibu dan bayi yang mengalami komplikasi persalinan atau pada awal masa pasca
persalinan.

3. Berikan informasi mengenai kebutuhan dan perawatan ibu dan bayi selama di rumah.
Informasi mengenai tibu bahaya dan saat dimana ibu harus menghubungi tenaga kesehatan
(Bidan) dan bagaimana cara menghubunginya.

4. Informasi yang lengkap mengenai pendidikan kesehatan ibu dan bayi harus ditinjau
kembali apakah ibu benar-benar mengerti atau tidak.

5. Berikan kesempatan pada ibu atau keluarga untuk dapat menghubungi bidan atau
petugas kesehatan terkait kapan saja ibu memerlukan (misalnya: Lewat telepon).

6. Bila lahir dirumah sakit pastikan semua administrasi sudah lengkap, benda-benda ibu
sudah disiapkan untuk dibawa pulang, gelang ibu dan bayi diperiksa untuk menyamakan
identitas.

7. Ingatkan ibu kapan harus control ke rumah sakit atau klinik.

8. Sebagian besar ibu walaupun ibu lahir di rumah sakit terutama yang berasal dari rujukan
bidan komunitas. maka perawatan ibu dan bayi akan dikembalikan pada bidan
dikomunitas, dengan surat rujukan balik/resume hasil perawatan ibu dan bayi diberikan
pada bidan yang akan merawatnya di rumah. Dan ingatkan ibu atau keluarga agar segera
menghubungi bidan tersebut sesampainya di rumah.

34
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk pemeriksaan postpartum
lanjut. Kunjungan rumah direncanakan untuk bekerja sama dengan keluarga dan dijadwalkan
berdasarkan kebutuhan. Kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Kunjungan
berikutnya direncanakan di sepanjang minggu bila diperlukan.

Pada masa nifas terdapat minimal 4 kali kunjungan yaitu kunjungan 1 (6-8 jam post partum),
kunjungan 2 (2-7 hari post partum), kunjungan 3 (2 minggu setelah post partum), kunjungan 4
( 6 minggu setelah post partum).Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun
psikis berupa perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan
antara orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut perlu di lakukan
suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manejemen kebidanan (Rahayu, 2012 : 2).

3.2 Saran

Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah
(Satuan Acara Penyuluhan-SAP)” berharap agar mahasiswi dapat mengetahui tindakan apa
yang harus dilakukan saat pemberian Asuhan nifas di rumah dan beberapa satuan acara
Penyuluhan (SAP) yang diberikan meliputi: penyuluhan pemberian nutrisi,gizi yang cukup
untuk ibu dan bayi, kebersihan diri ibu dan bayi, kebutuhan istirahat tidur,hubungan
seks,latihan senam nifas, cara pemberian ASI dan cara penyimpanan ASI,dan yang terakhir
penyuluhan agar ibu mengetahui tanda-tanda bahaya yang benar dan disetujui sesuai dengan
pembahasan yang ada di dalam makalah ini.

35
DAFTAR PUSTAKA

Inch S. Feeding. Dalam: Fraser DM, Cooper MA. 2010.”Myles buku ajar bidan. Edisi
14".Jakarta: EGC
Rukiyah, Yeyen A.2010."Asuhan Kebidanan III (Nifas)". Jakarta: CV. Trans Info Media

Prawirohardjo,S.2010."Ilmu Kebidanan".Jakarta:PT Bina Pustaka SP

Tuheteru, E.2011."Mata Kuliah ASI ".Bogor:Akbid Al Ikhlas


Notoatmodjo S. 2010. "Ilmu Perilaku Kesehatan". Jakarta: Rineka Cipta.

Lia Yulianti. 2018."Buku Saku Asuhan Kebidanan pada Masa Ibu Nifas". Jakarta timur: CV.
Trans Info Media

ASDI, IDAI, PERSAGI, 2015. Penuntun Diet Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

36

Anda mungkin juga menyukai