Anda di halaman 1dari 11

Urolithiasis

Batu saluran kemih adalah batu yang terletak di saluran kemih mulai dari ginjal, ureter,
kandung kemih dan uretra
Bagaimana batu saluran kemih dapat terbentuk?
o Supersaturasi (pemekatan urin) → kurang minum atau → penguapan cairan tubuh yang
berlebihan tanpa diimbangi intake cairan yang me madai
o Adanya inti atau benda asing berupa mucus, atau benda asing lainnya di dalam saluran
kemih memudahkan kristal-kristal pembentuk batu me ngendap dan menjadi suatu inti
batu yang makin lama makin bertambah besar
o Kurangnya zat penghambat (inhibitor) terhadap agre gasi kristal pembentuk batu,
terutama citrate, magnesium dan selulosa
Patofisiologi
o Batu ginjal dan ureter - supersaturasi urin → tingkat kejenuhan zat yang terlarut dalam
urin seperti kalsium, oksalat, fosfat dan ion h+ terlampaui → diikuti oleh nukleasi, shg
tbtk inti homogen atau heterogen > proses kinetik membentuk kristal → agregasi → batu
o Batu kandung kemih : karena stasis urin dan infeksi berulang
Inhibitor pembentuk batu
o Magnesium
 Mg dapat menghambat proses nukleasi dan pertumbuhan kristal kalsium oksalat
o Sitrat
 Menghambat nukleasi, pertumbuhan, dan aggregasi kristal kalsium oksalat.
 Efektif mencegah rekurensi batu kalsium pada pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik,
pasien rta, dan pembentuk batu dengan normostraturik.
 Meningkatkan ambang batas atas metastabilitas dengan meningkatkan sitrat urin dan
ph urin.
o Pirofosfat
 Penurunan rasio pirofosfat dengan kreatinin terjadi pada separuh pembentuk batu -
menurunkan pertumbuhan kristal kalsium fosfat dan kalsium oksalat
o Makromolekul
 Inhibitor potent terbentuknya kristal kalsium oksalat
 Sangat anionik dan terdiri dari asam amino bersifat asam yang telah mengalami
modifikasi post-translasi dengan sisi rantai yang bermuatan negative
 Osteopontin, protein Tamm-Horsfall, Bikunin, dan nefrokalsin
Faktor-faktor risiko untuk timbulnya batu:
Faktor intrinsik:
 Riwayat keluarga yang menderita batu
 jenis kelamin (laki-laki >3x
 kelainan metabolik,
 penyakit : asam urat, hipertiroid, hiperparatiroid
 pernah menderita batu saluran kemih,
 adanya sumbatan saluran kemih, dll
Faktor ekstrinsik :lingkungan, obat-obatan tertentu
Klasifikasi
BSK dibedakan atas :
o batu kalsium : kalsium oksalat, kalsium fosfat atau kombinasi keduanya. 75-80% bsk
merupakan batu kalsium.
o Batu non-kalsium : batu asam urat, struvit (magnesium ammonium fosfat), sistin, dll. 20-
25% bsk merupakan batu non-kalsium
Jenis bsk dan kelainan metabolik yang mendasarinya
Batu kalsium
o Hiperkalsiuria :  Ca urin pada laki2> 300 mg/24 jam, perempuan > 250 mg/24 jam
 Absorptif : peningkatan absorpsi kalsium di usus
 Resorptif : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang
 Renal : peningkatan ekskresi kalsium urin akibat adanya gangguan absorpsi tubulus
ginjal
Batu kalsium
o Hiperoksaluria : ekskresi oksalat melalui ginjal > 45 mg/24 jam
 Enterik : peningkatan absorpsi oksalat di usus akibat penyakit ileum
 Asupan oksalat meningkat
 Hiperoksaluria primer
o Hiperurikosuria  asam urat dalam urin > 800 mg/24 jam pada laki-laki dan >750
mg/24 jam pada perempuan
 Asam urat dapat bertindak sebagai inti untuk kristalisasi kalsium dan oksalat
 Hiperurikosuria ditemukan pada 10% batu kalsium batu kalsium
Batu asam urat
 Asam urat  hasil oksidasi metabolisme purin dan diekskresi melalui urin (70%)
 5-10% dari BSK
 Faktor yg mempermudah : hiperurikosemia, ph urin yang asam, dan volume urin yang
sedikit
 Diet tinggi purin, gout (20% pasien gout terjadi hiperurikosuria), penyakit
myeloproliferatif, tumor lysis syndrome dan kelainan metabolisme : diabetes melitus dan
sindrom metabolik
Batu struvi
 Infeksi oleh bakteri yang memproduksi urease (proteus, klebsiella, serratia, mycoplasma)
 Urea diubah menjadi ammonium > ph menjadi alkali > memudahkan terjadinya
kristalisasi dari magnesium ammonium fosfat dan karbonat apatit
 Cenderung bercabang dan membesar dengan pertumbuhan yang cepat dan dapat
membentuk batu cetak
Batu sistin
 1-2% BSK
 Pasien riwayat batu pada anak-anak atau adanya riwayat keluarga yang kuat, genetic
 Gangguan transport sistin di ginjal > reabsorpsi sistin di tubulus proksimal berkurang >
ekskresi sistin meningkat gen yang terbanyak mengalami mutasi : SLC3AI dan SLC7A9
Gejala bervariasi :
 mulai dari tanpa keluhan
 sakit pinggang ringan
 kolik → nyeri tajam
 nyeri saat
 kencing berdarah → kencing penurunan urine -> ginjal bekerja lebih keras ->
menyebabkan gerakan pada dinding pelvis ginjal -> kolik dan hematuria
 tidak bisa kencing
 kencing keluar pasir batu
Keluhan dapat disertai dengan penyulit :
 demam
 tanda - tanda gagal ginjal → kolik- -> peningkatan hci-> mual muntah
Evaluasi batu saluran kemih
 Evaluasi pada keadaan akut
 rasa nyeri atau kolik, keluhan gastrointestinal sering didapatkan seperti nyeri, mual
dan muntah
 pemeriksaan fisik pada pasien dengan batu saluran kemih tidak selalu didapatkan
kelainan
 urinalisa: peningkatan eritrosit dan leukosit dan kadang dapat dijumpai kristal.
 urinalisa yang penting: ph urin yang dapat membantu identifikasi komposisi batu
selain dari kristal, bakteri.
Pemeriksaan apa yang diperlukan?
 pemeriksaan darah (fungsi ginjali serta urin rutin
 pielografi intra vena avp) -> gold standard
 USG ginjal dan kandung kemih + foto polos abdomen
 CT-URO ATAU MRI
Pengobatan
 untuk nyeri kolik akut
 obat simtomatik penghilang nyeri :
 OAINS : 1st line tx, dpt digunakan utk pencegahan rekurensi nyeri
 Opioid : dihindari pethidin
 Spasmolitik intravena : 3rd line tx
Pengambilan batu
 batu yang dapat keluar spontan
 batu tidak diharapkan keluar bila:
 ukurannya 2 6mm,
 disertai dilatasi hebat pelvis renal
 infeksi atau sumbatan saluran kemih
 batu yang tidak keluar spontan
Modifikasi diet
 Asupan cairan ditingkatkan
 pengaturan ca, oksalat
 mengurangi asupan protein hewani
 penambahan k
 mengurangi sukrosa (ekskresi kalsium >)
 vitamin c
Penambahan cairan
 intake cairan 2,5-3 liter perhari, target diuresis 2-2,5 liter perhari dan bj urin <1,010.
 cairan diberikan sebaiknnya terdistribusi merata sepanjang hari dg ph nya netral.
Pengurangan asupan protein
 diet protein hewani tinggi :
o asam amino sulfurik tinggi (sistein dan metionin) → ion hidrogen >> →subclinical
asidosis > ekskresi ca >>, sitrat <<
o intake purine dan fosfor >> > asam urat urin >>, fosfat urin >>
o intake oksalat >>> urin oksalat >>
 Mengurangi asupan protein hewani > risiko <, terutama pada laki-laki
1 kg/ kgbb/hari
Menambah asupan sayur dan buah
Diet tinggi buah dan sayur :
 meningkatkan ekskresi kalium, magnesium, sitrat di urin
 meningkatkan volume urin
 menigkatkan ph urin
 menurunkan sekresi amonium
Asupan kalium >>→ ekskresi calsium <<
Mengurangi asupan garam
 rendah Na → 80 – 100 meq/hari:
- na urin <<
- ekskresi ca
 Muldowney, dkk. Asupan na dari 200 ke 80 → ekskresi ca menurun 100 mg/ hari (2.5
mmol/hari).
Diet kalsium
 diet tinggi kalsium → menurunkan risiko batu
- diberikan bersama makanan
- mengikat oksalat
 diet rendah kalsium > meningkatkan risiko batu oksalat ca + oksalat absorpsi
oksalat >> → supersaturasi oksalat dalam urin >> > batu ca oksalat
Vitamin c dosis tinggi: oksalat >> > batu CaOx
Sukrosa
 ekskresi kalsium >>
 tidak tergantung asupan ca
 resiko batu >>
Obat-obatan
 apabila batu masih aktif
 belum ada respon diet 3-6 bl
 tujuan - mencegah pengendapan lebih lanjut tidak melarutkan batu kalsium
Rta: renal tubulus asidosis
pengobatan berdasarkan pada jenis batu saluran kemih
 Batu kalsium oksalat
Pengobatan hiperparatiroidisme primer : pembedahan paratiroidektomi
 Pengobatan rta : pengobatan dengan alkalinisasi urin, alkalin sitrat atau natrium
bikarbonat, diikuti dengan pengobatan asidosis metabolik yang terjadi.
 Pengobatan infeksi : antibiotik diberikan sesuai hasil biakan dan resistensi kuman.

Pengobatan berdasarkan pada jenis batu saluran kemih


 Batu asam urat
 Alkalinisasi urin
 target ph urin 7,0-7,2 yaitu dapat dg alkalin sitrat atau natrium bikarbonat.
Minuman yang diberikan adalah air mineral dengan bikarbonat konsentrasi tinggi
(> 1500 mg hco3/l) atau dengan juice sitrat. Bila ph urin < 6, dapat diberikan
preparat kalium sitrat atau natrium bikarbonat.
 Batu asam urat
Menurunkan ekskresi asam urat
Target urat dalam urin adalah < 4,0 mmol/ 24 jam. Dapat diberikan allopurinol
dengan dosis antara 100-300 mg/hari dan diet rendah purin (<500 mg/hari). Asupan
protein o,8 g/kg/hari maksimal 150 g daging, produk daging atau ikan, dan diberikan
4 hari dalam seminggu.
 Batu struvit
 Pengobatan pembedahan → pilihan utama
 Pengobatan terhadap infeksi sangat penting karena batu akan terus tumbuh bila
infeksi tidak dieradikasi.
 Antibiotik diberikan sesuai hasil kultur dan sensitivitas kuman.
 Batu struvit
 BSK struvit hanya tumbuh pada keadaan alkalis, maka pengobatan bertujuan
mengasamkan urin yaitu dengannl-methionine atau ammonium klorida
 Batu sistin
 Pemberian obat-obatan bertujuan meningkatkan ph urin > 7,5. Dapat diberikan
alkalin sitrat atau natrium bikarbonat.
 Bila ekskresi sistin melebihi 3 mmol/24 jam dapat diberikan
Mercaptopropionylglycine.
Tatalaksana batu saluran kemiin
 Batu yang berukuran < 5mm keluar spontan
 Sedangkan untuk batu yang berukuran > 5mm atau sudah ada komplikasi
dipertimbangkan untuk melakukan intervensi dapat berupa tindakan yang
noninvasive, minimal invasive ataupun invasive

Tatalaksana batu saluran kemih


 Operasi terbuka
 ESWL
 PCNL
 URS
extracorporeal shock wave lithotripsy
ESWL menggunakan alat yang dapat memancarkan gelombang kejut. Gelombang kejut ini
dikonsentrasikan di sekitar ginjal yang berguna untuk menghancurkan batu ginjal menjadi
pecahan-pecahan yang lebih kecil sehingga dapat dikeluarkan bersama urine.
percutaneous nephrolithotomy
PNCL merupakan salah satu tidakan minimal invasif di bidang urologi yang digunakan untuk
mengeluarkan batu ginjal ukuran besar berdiameter lebih dari 2 cm dan batu keras. Pasien
yang dilakukan tindakan PCNL tidak perlu dilakukan bius umum, cukup bius spinal
Ureteroscopic Lithotripsy (URS)
prosedur tindakan pemeriksaan saluran kandung kemih yang menggunakan suatu alat yang
dimasukkan melalui saluran kemih kedalam ureter kemudian batu dipecahkan dengan
gelombang pneumatik. Pecahan batu akan keluar bersama air seni.
Apakah bisa dicegan?
 efisien & murah → meningkatkan intake cairan 2 liter/24 jam
 mencegah terjadinya infeksi saluran kemih
 dan untuk meningkatkan kadar faktor penghambat agregasi kristal disarankan unt uk
minum jus lemon ieruk nipisi minimal sekali dalam 2 minggu
MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa aman nyaman : nyeri
2. Retensi urin
3. Defisit pengetahuan
4. Resiko nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
5. Resiko infeksi
6. Resiko syok
ASKEP TUMOR GINJAL

Definisi & Faktor Risiko


 Karsinoma sel ginjal merupakan tumor yang berasal dari epítel tubulus ginjal terutama
terletak di korteks.
 Etiologi
Penyebabnya belum diketahui.
 Faktor risiko
Merokok, kegemukan, tekanan darah tinggi, hemodialisis pada PCOS, sindrom VHL,
Jenis kelamin, genetik, pekerjaan (tereksposur kadmium, asbestos, petroleum)
 Sindrom von Hippel-Lindau
 Autosomal dominant
 Mutasi pada
 3p >70% berkembang menjadi RCC -> retinal angiomas, CNS hemangioblastoma,
pheochromocyt oma, pancreatic cancer
MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa aman nyaman: nyeri
2. Retensi urin
3. Gangguan perfusi jaringan perifer
4. Resiko syok

Anda mungkin juga menyukai