Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN RUSTIDA

AKADEMI KESEHATAN “RUSTIDA”


PROGRAM STUDI D- III KEPERAWATAN
Krikilan – Glenmore Banyuwangi telp./fax (0333) 821495

UJIAN SEMESTER AKHIR TAHUN AJARAN 2020-2021

Mata Kuliah : Agama Hindu


Nama : MOH. ESTU JIHAD SYAH
NIM : 1440120029
Hari/Tanggal : Rabu / 30 Desember 2020
Jam : 08.00 – 09.00 WIB

Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah ini dengan jelas

1. Sebagai falsafah agama Hindu di kenal dengan istilah “Panca Sradha”, coba sebutkan
dan jelaskan arti bagian-bagian dari Panca Sradha tersebut dengan singkat dan jelas ?

2. Sebagai landasan etika moral dalam setiap pola pikir, sikap, dan perilaku dalam agama
hindu dikenal dengan istilah Tri Kaya Parisudha.
a) sebutkan dan jelaskan arti bagian-bagian dari Tri Kaya Parisudha!
b) Bagaimana meimflementasikan ajaran Tri kaya parisudha terhadap pola hidup
sehat sebagai profesi tenaga keperawatan coba jelaskan ?

3. Sebagai profesi Keperawatan Apabila anda pernah melakukan tindakan yang melanggar
norma agama bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain. Bagaimana sikap anda
dalam memaknai fungsi agama untuk membantu persoalan hidup yang anda alami ?

4. Di dalam kitab suci Weda terdapat bagian kitab suci yang memuat tentang ilmu
kesehatan ,
a. Sebutkan nama kitab suci tersebut ?
b. Sebutkan empat jenis pengobatan atau perawatan menurut Weda ?

C .Agama Hindu dalam merawat jenazah dilakukan dengan istilah Ngaben apakah yang
anda keatahui tentang ngaben coba jelaskan dan dampak sosialnya ?

5. Bagaimana pandangan agama Hindu terhadap :


a. Aborsi
b. Inseminasi
c. Transplantasi
d. Eutanasia
e. KB
1. Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan sebagai dasar keimanan yang disebut dengan
Pancasradha. Pancasradha adalah merupakan lima keyakinan dasar agama Hindu.
Kelima keyakinan tersebut, yakni:
1. Widhi Tattwa - percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala wujud
Tuhan
2. Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap
perbuatan
4. Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali
(reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir
manusia yaitu bersatunya atman dengan Tuhan.

2. Ajaran Tri kaya Parisudha meliputi :

a. 1. Manacika berarti setiap orang hendaknya berpikir yang baik dan benar terhadap
sesama manusia maupun lingkungannya.
2. Wacika berarti setiap orang hendaknya berkata yang baik dan benar terhadap
sesama manusia maupun lingkungannya.
3. Kayika berarti setiap orang hendaknya berbuat yang baik dan benar terhadap
sesama manusia maupun lingkungannya.

b. Dalam setiap melakukan tindakan medis perawat membiasakan berpikir, berkata,


berbuat hal yang baik dalam menjalankan profesi keperawatan, berpikir hal yang baik
ketika bertemu dengan pasien, berkata yang baik dalam melayani pasien, berbuat yang
baik untuk pasien.

3. Ketika manusia jatuh kedalam jurang dosa maka agama hadir sebagai fungsi agama
yaitu : Agama mampu memberikan kedamaian bagi umat manusia sekalipun dalam
kondisi sangat “berdosa” dengan jalan memohon pengampunan dan penyucian diri .
Walaupun banyak dosa agama dapat menjadi sumber ketenangan.

4.a.Yayurveda
berisikan tentang ilmu kesehatan. Ayurveda merupakan ajaran bentuk pengobatan
alternatif yang biasa dilakukan di India atau bagi umat Hindu.

b. EMPAT JENIS PENGOBATAN (PERAWATAN)


Atharwani :Pengobatan ilmu jiwa ( Psiko terapy)
Angirasi : Pengobatan Pembedahan {surgical Terapy)
Daiwi Naturopathy ; sistem pengobatan/perawatan penyakit tanpa obat-obat dengan
menggunakan semacam cara pengobatan di rumah, dipercaya akan membantu untuk
mengatasi penyakit taersebut )
Manusia yajna : Perawatan dengan obat-obatan (Atharwa weda XI.4.16 )
c. Ngaben
adalah sebuah upacara pembakaran jasad yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali.
Upacara ini dimaksudkan untuk menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal
yang akan menuju ke tempat peristirahatan terakhir.

Pengaruh Upacara Ngaben massal pada masyarakat Hindu Bali terhadap integrasi
sosial yaitu meningkatkan partisipasi terutama untuk umat Hindu, meningkatkan
hubungan kerjasama dan kesatuan masyarakat Hindu dan non Hindu, membawa manfaat
sebagai lapangan kerja baru dan pariwisata untuk masyarakat non Hindu.

5. a.Aborsi
dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut “Himsa karma” yakni
salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa.
Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa”
mendasari falsafah “atma” atau roh yang sudah berada dan melekat pada janin , sekalipun
masih berbentuk gumpalan darah yang belum sempurna seperti tubuh manusia. setelah
terjadi pembuahan pada sel telur maka pada detik itu juga jiwatman sudah ada atas
kuasa Hyang Widhi. Dalam agama Hindu istilah aborsi disebut dengan “Brunahatya”.

b. Inseminasi
atau pembuahan secara suntik bagi umat hindu dipandang tidak sesuai dengan tata
kehidupan agama hindu, karena tidak melalui ciptaan Tuhan. Hal ini di jelaskan
dalamsloka dibawah ini
Proses terciptanya dijelaskan oleh beberapa kitab dan sastra Agama Hindu, antara lain :
“So’bhidyaya carirat swatsisrksur wiwidhah prajah, apa ewasa sarja dan tasu bija mawa
bijat”
(Manawa Dharmasastra 1.9)
Artinya : Ya Tuhan yang menciptakan diri darinya sendiri semua makhluk hidup
beraneka ragam, mula-mula dengan pikirannya, terciptalah air dan meletakan benih-benih
kehidupan pada air itu.
“Mama yonir mahad brahma, tasmin garbham dadhamy aham sambhavah’
sarwabhutanam tato bhavati bharata”.
(Bhagawadgita XIV.3)
Artinya : KandunganKu adalah Brahma Yang Esa di dalamnya Aku letakan benih dan
dari sanalah terlahir semua makhluk, wahai Bharata. Walaupun bayi tabung bisa
dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan menginginkan anak, Agama hindu
tidak mengizinkan atau memperbolehkan teknologi fertilisasi ini.

c.Transplantasi
Menurut ajaran agama Hindu, transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan,
bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar ia bebas dari penderitaan
dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan
luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Tetapi sekali lagi,
perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa
pamrih dan buka dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan
yang lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai berikut:
“Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro parani, tatha sarirani wihaya jirnany
anyani samyati nawani dehi”
Artinya:
seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka pakaian lama, begitu
pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-
badan lama yang tiada berguna.

d.Euthanasia
Dalam agama hindu euthanasia dianggap bertententangan dengan ajaran himsa karma,
karena perbuatan ini dianggap sebagai perbuatan keji menghilangkan nyawa makhluk
hindup hal ini disebutkan dalam Yajur Veda Samhita 12.32 Engkau Tidak Boleh
Menggunakan Tubuh Yang Diberikan Tuhan Untuk Membunuh Mahluk Tuhan,Apakah
Mereka Manusia,Binatang Atau Apapun.

Euthanasia/hak untuk mati, bunuh diri,


semuanya itu tidak dapat dibenarkan menurut ajaran Hindu : “ Berlawanan dengan
ajaran ahimsa (tidak membunuh). Hanya tuhan (Shang Hyang Widhi Wasa) yang
berwenangmenentukan lahir, hidup dan mati manusia (utpeti,stiti, dan pralina). Menurut
ajaran agamaHindu Parasara Dharmasastra IV.2, mengenai bunuh diri, adalah sebagai
berikut :
“ Selama 60.000 tahun, roh orang yang bunuh diri, dicampakan dalam kegelapan neraka
yang
penuh dengan nanah dan darah yang berbau busuk

e. KB
Keluarga berencana adalah: Bagaimana keluarga merealisasikan periode kehidupan
Grihasta yang sejahtera dan bahagia dengan merencanakan lahirnya anak yang suputra.
Ditinjau dari sifat dan kegunaannya alat kontrasepsi sebagai tindakan preventif atau
pencegahan terhadap kehamilan atau bertemunya seperma dan sel telur (ovum) artinya
tidak terjadi pebuahan, ini berarti pula juga belum adanya benih –benih kehidupan ,
dalam konsep Hindu disebut belum adanya pertemuan antara Purusah dan Prakerti.
Karena belum terjadinya benih-benih kehidupan maka tindakan pemasangan alat
kontrasepsi tidak dilarang karena tindakan pemasangan alat kotrasepsi tidak ada unsur
tindakan Himsa Karma (tindakan pembunuhan)

Upaya Terwujudnya kwalitas keluarga perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:


Mengatur jarak kelahiran (kehamilan)
Syarat umur untuk mendapat pengesahan hidup sebagai Grhasta
( berkeluarga)adalah minimal 20 tahun
Membatasi kelahiran (kehamilan)
Ketentuan tersebut terdapat dalam sloka berikut :
Taki-takining sewaka guna wdya , semara wisaya Rwang puluh ing ayusa, tengah i
tuwuh san wacana gegonta, patilaring ,Atmeng paguroken .( Niticastra, V.1)
Artinya :Seseorang pelajar wajib menuntut pengetahuan dan keutamaan . Jika sudah
berumur (minimal) 20 tahun , ia boleh dikawinkan . Jika sudah setengan tua usahan
berpegang pada ucapan yang baik dan berguru tentang hal-hal yang menyebabkan atma
(jiwa) lepas dari kesengsaan.
Rtu kalabhigamisyat , svadaranitaratan sada, parvajan wrajeccainam tad wrato rati
kamyaya
Artinya: Haendaknya suami menggauli isrtinya dalam waktu –waktu tertentu dan selalu
puas dengan istrinya seorang. Ia juga boleh dengan menyenangkan hati istrinya dengan
mengadakan hubungan kelamin (senggama) pada hari apa saja , kecuali perwani.

Anda mungkin juga menyukai