Anda di halaman 1dari 9

AGAMA BUDAYA SUKU BANGSA DAN KESEHATAN

Diajukan Oleh :
KELOMPOK 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN GIGI PROGRAM STUDI D- III GIGI
BANDA ACEH
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peran agama dalam kesehatan adalah topik yang sering untuk dibahas, padahal kita tahu hal
ini sangat berpengaruh di dalam pelayanan, hal ini terbukti dengan di dalam kesehatan kita juga
mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan
agama). Tapi kali ini dari kelompok kami hanya ingin membagi ide atau pemikiran kami, bukan
tentang pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi
keperawatan. Agama tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu
bagi masyarakat kita. Peran a gama sangat besar, tinggal bagaimana pemanfaatannya yang perlu
dibenahi. Bila mata kuliah agama hanya mengajarkan agama secara umum saja yang tidak
mengena dengan kehidupan profesional, maka menurut kami dari kelompok sembilan tidak ada
gunanya dan jadinya hanya formalitas mengajarkan,agama karena tidak mau disebut sebagai
institusi yang tidak mengajarkan akhlak pada mahasiswa. Dalam kehidupan profesional tiap
cabang ilmu keperawatan sudah mempunyai patokan tentang apa yang harus dilakukan ataupun
tidak ,tentang hal yang baik dan buruk. Selain itu juga ada mata etika kuliah keperawatan yang
akan membuat seorang perawat mempunyai akhlak yang baik dan terampil menjadi perawat
profesional.

B. Soal Rumus

1. Apa pengertian agama?


2. Apa kaidah dan etika agama dindonesia yang berhubungan dengan kesehatan?
3. Apa pelayanan dan aplikasi agama dalam keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup mereka yang
dianggap benar. Agama sangat menghargai seorang petugas kesehatan karena petugas ini adalah
petugas Kemanusiaan yang sangat mulia. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan pula tentang
agama sebagai berikut. Agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya Yang Suci;
Manusia itu insyaf bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan dan melebihi segala yang
ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal atau Khalik segala yang ada. Maka Tuhan
dianggap oleh manusia sebagai tenaga gaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau
sebagai khalik rohani. Pengertian agama dalam konsep Sosiologi adalah: kepercayaan
terhadap hal-hal yang spiritual; perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual
yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan ideologi mengenai hal-hal yang
bersifat supranatural. Dalam konsepsi ini, agama memiliki peranan yang paling penting dalam
kehidupan manusia. Dalam kehidupan sosial, keberadaan lembaga agamasangat mempengaruhi
perilaku manusia. Dengan agama manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.

B. Kaidah dan Etika Agama yang Berhubungan dengan Kesehatan

a. Islam
Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nadi binti Ka'ab Al Amziniyat,
Zainab dari suku Awad yang ahli dalam penyakit dan operasi mata. Tugas seorang perawat,
menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak putus asa apalagi Pasiennya tidak memiliki
harapan hidup lagi."Pernyataan tidak memiliki harapan hidup bagi seorang Muslim tidak dapat
dibenarkan, meski secara medis tidak dapat lagi menanganinya, tapi jika Tuhan dapat
menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum kausalitas," katanya. Perawat juga
membimbing pasiennya untuk lebih dekat kepada Allah SWT sampai kondisinya lebih saleh
sehingga bisa mengarah pada "devosi" terhadap doa. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari
ilmu politik, pendidikan atau seni.

b. Kristen Protestan dan Katolik


Kaidah dan etika agama yang berhubungan dengan kesehatan pada prinsipnya memiliki
persamaan walaupun agama yang dijadikan kepercayaan tersebut memiliki perbedaan.Pada
hakikatnya setiap agama akan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan yang
sama.Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia. Tanpa kesehatan, manusia
tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan optimal. Karena menyadari akan pentingnya
kesehatan, sejak dulu gereja telah secara aktif mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.Dari situ kemudian muncullah keinginan untuk membentuk suatu forum yang
dapat menyatukan langkah bersama. Setelah melalui tiga pertemuan pimpinan lembaga
pelayanan kesehatan Kristen, pada tahun 1983, terbentuklah Persekutuan Pelayanan Kristen
untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) di Balige, Sumatera Utara. Untuk saat ini, Sekretariat
PELKESI berada di RS PGI Cikini, Jakarta.PELKESI memiliki visi mewujudkan pelayanan
kesehatan di Indonesia yang mendatangkan damai sejahtera Allah bagi semua orang. Sedangkan
misinya, melaksanakan pelayanan kesehatan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Pelayananan
secara holistik meliputi fisik, sosial, ekonomi dan spiritual.

c. Hindu
Menurut Prof. Dr. IGN Nala, pakar pengobatan tradisional, dalam tulisannya pernah
menyampaikan bahwa kitab-kitab umat Hindu memuat berbagai macam jenis penyakit dan
teknik pengobatan. Dicontohkan penyakit kencing Manis (diabetes mellitius). Penyakit ini,
menurut Nala, sudah ditemukan sekitar 3.000 tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan
disebutkannya penyakit ini dalam kitab Ayur Veda. Kitab Ini merupakan bagian dari kelompok
kitab Upa Veda.Sementara kitab Upa Veda ini sendiri termasuk dalam kitab suci umat Hindu,
yakni kitab Veda Smerti. Kitab Ayur Veda, kata Nala, sering dikelirukan dengan kitab suci Yajur
Veda, salah satu dari kitab suci Catur Veda Sruti. Padahal, lanjut Nala, isi dari kitab Ayur Veda
hampir tidak ada hubungannya dengan kitab Yajur Veda yang mengupas masalah yadnya atau
upacara serta upakara keagamaan.Sementara itu, menurut Gede Suwindia, dosen STAHN
Denpasar, dalam agama Hindu dikenal adanya konsep keseimbangan. Karena itulah, dalam
Upanisad disebutkan bahwa keberadaan berbagai tanaman yang ada di dunia ini memiliki guna
dan fungsi yang sangat vital bagi manusia. Ada banyak tanaman di muka bumi ini yang memiliki
kegunaan bagi manusia, terutama dalam penyembuhan penyakit. ''Di sini diwajibkan bagi
manusia untuk menghargai alam terutama tumbuh-tumbuhan,'' kata Suwindia.

d. Budha
Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang
kesehatan mental, Buddha menunjukkan bahwa setiap orang secara terus-menerus mendengarkan
suatu suara dalam dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya. Keseluruhan terapi
Buddhis menjadi suatu pedoman yang disebut dengan jalan utama beruas delapan, yang
merupakan terapi penolong dan terapi yang sebenarnya, terapi ini mencakup prilaku setiap hari
dari disiplin mental serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha Dharma, terapi yang
sebenarnya adalah adalah Meditasi (Dhyana) dalam terapi Buddhis dalam melenyapkan
kekacuaan mental memiliki beberapa kesamaan seperti test wawancara dan diskusi, meditasi
mirip dengan teknik terapi perilaku karena bagaimanapun terdapat beberapa aspek meditasi yang
merupakan keunggulan dalam terapi Buddhis, hal yang penting dalam meditasi adalah perhatian,
sempurna dalam perilaku, suci dalam cara hidup, sempurna dalam sila, terjaga pintu indriya,
memiliki perhatian murni dan pengertian yang jelas. Terapi Buddhis mengatakan bahwa
penyebab tubuh ini menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya melalui perasaan jasmani (rasa
sakit) dan keadaan pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu apabila tubuh
ini ingin tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran emosi-emosi yang
timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan penderitaan karena
mempunyai beberapa hal yaitu : (1). Keserakahan, (2). Harga diri yang terluka, (3). Iri hati,
(4). Kebencian, (5). Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi).Tri Ratna adalah
obyek penghormatan tertinggi dalam agama Buddha yang merujuk pada Buddha (sebagai pendiri
agama Buddha), Dhamma (ajaran-ajaran Buddha), dan Sangha (siswa Buddha yang telah
memahami dan mendapatkan manfaat dari ajaran Buddha).

e Kong Hu Cu
Secara teori ajaran agama untuk kesehatan bersumber pada : Inti Taoisme pencapaian
hidup abadi/bersatu dengan alam semesta. Inti Konfusianisme/Konghucu : moralisme, menjaga
hubungan antar manusia serta manusia dengan langit.Kalau ditanya mengapa ada patung Buddha
di sana selain yang disebutkan oleh saudara Jingkhe mungkin disebabkan karena inti dari
konfusianisme itu sendiri yaitu menjaga hubungan antar sesama (dengan agama lain) dan dengan
langit (Buddha).Pada abad ke-10 sampai ke-12 masayarakat China sendiri berpendapat 3 ajaran
adalah satu adanya maka sering terdapat Buddha, Lao zi, dan Konghucu dalam 1 gambar. Dan
klenteng dianggap sebagai tempat ibadah umat Tridharma tersebut. Agama Khonghucu di
Indonesia: Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi

C. Pelayanan Dan Aplikasi Kesehatan Dalam Agama

1. Sistem Pelayanan Kesehatan


Keberhasilan sistem pelayanan keehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk
dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Sistem terdiri dari: input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.
a. Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem.
Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan
sebagainya.
b. Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari
sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam
pelayanan kesehatan.
c. Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan kesehatan dapat berupa
pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
d. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif lama.
Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian
menurun.
e. Umpan balik kembali
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat
berupa kualitas tenaga kesehatan.
f. Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

D. Aspek Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Perilaku Proses Kesehatan

Prospek pengembangan pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada perkembangan


social budaya khusunya keperawat sangat cerah pada masa mendatang ditinjau dari kekayaan
budaya di indonesia. Namun dapat menimbulkan masalah dalam penerapan pelayanan kesehatan
ketika budaya tidak sesuai dengan penerapan asuahan keperawatn. Antara faktor penyokongnya
tersedianya sumber kekayaan alam Indonesia dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di
dunia, sejarah pengobatan tradisional yang telah dikenal lama oleh nenek moyang dan diamalkan
secara turun temurun sehingga menjadi warisan budaya bangsa, isu global back to nature
sehingga meningkatkan pasar produk herbal termasuk Indonesia, krisis moneter menyebabkan
pengobatan tradisional menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat dan kebijakan
pemerintah.
Social budaya erat kaitannya dengan pendekatan ilmu antropoligi yaitu Kata Antropologi
berasal dari bahasa Yunani, anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos berarti
pikiran atau ilmu. Secara sederhana, Antropologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari
manusia. Tentunya kita akan semakin bertanya-tanya, begitu banyak ilmu yang mempelajari
manusia.
Menurut William A. Haviland, seorang antropologi Amerika, Antropologi adalah ilrnu
pengetahuan yang mempelajari keanekaragaman manusia dan kebudayaannya. Dengan
mempelajari kedua hal tersebut, Antropologi adalah studi yang berusaha menjelaskan tentang
berbagai macam bentuk perbedaan dan persamaan dalam aneka ragam kebudayaan manusia.
Berusaha mencapai sebuah pemahaman tentang manusia secara fisik, manusia dalam
masyarakatnya, dan manusia dengan kebudayaannya. Secara praktis, Antropologi berusaha
membangun suatu pandangan bahwa perbedaan manusia dan kebudayaannya merupakan suatu
hal yang harus dapat diterima, bukan sebagai sumber konflik tetapi sebagai sumber pemahaman
baru, agar secara terus-menerus manusia dapat merefleksikan dirinya. Secara praktis, kajian ilmu
Antropologi dapat digunakan untuk membangun masyarakat dan kebudayaannya tanpa harus
membuat masyarakat dan kebudayaan itu, kehilangan identitas atau tersingkir dari peradaban.
Dengan demikian jelas bahwa prospek social budaya dalam pelayanan kesehatan adalah
untuk menerapkan pendekatan antropologi yang berorintasi pada keaneka ragaman budaya baik
antar budaya maupaun lintas budaya terhadap asuhan keperawatan yang tidak membedakan
perbedaan budaya dan melaksanakan sesuai dengan hati nurari dan sesuai dengan standar
penerapan tanpa membedakan suku, ras, budaya, dan lain-lian
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk
tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya
globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan
adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan pelayanan kesehatan.

E. Konsep Sehat dan Sakit Menurut Budaya Masyarakat

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor
faktor lain diluar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua
pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain.
Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu
pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari
masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya.
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau
gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun
seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu
untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya,
perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang
disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor
yaitu:
1. Environment atau lingkungan.
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological
balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah
laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas
social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang
ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi
yang berbeda di kalangan pasien.
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, social dan pengertian profesional yang
beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan
dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai
aspek. WHO melihat sehat dari berbagai aspek. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai
suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan social seseorang. Sebatas
mana seseorang dapat dianggap sempurna jasmaninya?
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya yang
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena
penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran
normalnya secara wajar.
Seorang pengobat tradisional yang juga menerima pandangan kedokteran modern,
mempunyai pengetahuan yang menarik mengenai masalah sakit-sehat. Baginya, arti sakit adalah
sebagai berikut: sakit badaniah berarti ada tanda-tanda penyakit di badannya seperti panas tinggi,
penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur terganggu, dan badan lemah atau sakit,
maunya tiduran atau istirahat saja.
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam
masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai
saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan
bahkan dapat berkembang luas.
Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di
beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu
yang tumbuh di daerah rawa -rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat
hutan lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang
dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya.
Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan
diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah.
Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian
memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh
tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh.
Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana
dan mudah secara turun temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-
roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya. Pada sebagian penduduk
Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam
hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang
disegani digunakan sebagai obat malaria.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran agama di dunia kesehatan itu sangat penting, untuk menjadikan seorang perawat
profesional akhlak yang baik dan terampil menangani pasien. Dengan memiliki etika dan akhlak
yang baik perawat profesional dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Peran
keperawatan dalam setiap agama berbeda , jadi sebagai seseorang perawat profesional kita harus
memahami agama masing-masing, bagaimana kebiasaan mereka. Agar kita dapat menerapkan
keahlian dengan posisi yang benar tanpa membedakan agama. Kaidah dan etika agama dalam
kesehatan berbeda-berbeda tergantung kepercayaaan dari agama masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai