Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KONSEP DASAR PELAYANAN ASUHAN


KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT I
( DENTAL AUXILARIES )

DISUSUN OLEH :

Widya astuti Darwis


Tri apriana

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN GIGI

STIKES AMANAH MAKASSAR

2016
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakathu.

Pertama- tama marilah kita sama- sama memanjatkan puji syukur atas

kehadirat Tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat dan barokah nya lah kita

dapat melaksanakan program perkuliahan sebagaimana semestinya.

Dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan taslim kepada Baginda

Rasulullah SAW, Nabi yang membawa kita dari alam yang gelap gulita menuju

alam yang terang benderang seperti saat ini.

Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh

pihak, baik itu teman- teman sekalian yang telah mendukung dan membantu

sehingga makalah yang berjudul “ Dental Auxilaries “ ini dapat diselesaikan

sebagaiman waktu yang telah ditentukan.

Dan saya sebagai penulis memohon kiranya sebuah kritikan dan saran

yang dapat membangun dan memperbaiki berbagai kesalahan dalam penulisan

makalah ini. Sebagaimana hakikat manusia yang tak pernah luput dari kesalahan.

Demikianlah makalah ini saya buat dengan sebenar- benarnya dan saya

memohon maaf atas segala kekeliruan yang terdapat di makalah ini.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakathu

Makassar, 2 September 2016

Wahdania
DAFTAR ISI

SAMPUL ...............................................................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................

D. Manfaat Penulisan ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................

A. Sejarah Dental Auxilaries ....................................................................

B. Falsafah Keperawatan Gigi ..................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................

B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSATAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini tuntutan akan pelayanan kesehatan yang

bermutu dengan memberikan kepuasan bagi para pengguna jasa pelayanan

kesehatan menjadi sangat penting. Profesionalisme yang ditunjukkan

dengan perilaku kesehatan yang senantiasa menerapkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilan diri dengan mengutamakan nilai-nilai moral

dan etika profesi sangat diperlukan. Salah satu penyedia pelayanan

kesehatan di Indonesia adalah seorang dokter gigi. Saat ini pelayanan

yang banyak berkembang di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah

tindakan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun mulai beberapa

tahun lalu mulai gencar dilakukan upaya dalam meningkatkan kualitas

kesehatan gigi dan mulut berupa tindakan promotif dan preventif, di

antaranya edukasi tentng kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu agar

seorang dokter gigi dapat bekerja secara optimal tentunya membutuhkan

kolaborasi dengan profesi yang bisa membantu dalam pelayanan

kesehatan gigi terutama tindakan preventif dan promotif. Oleh karena itu

saat ini mulai berkembang akan adanya kebutuhan seorang Dental

Auxilaries yang terdiri dari dental hygienist, dental terapis, dental asistent

di Indonesia.
Kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan

tubuh. Sehingga diperlukan adanya Dental Auxilaries dalam hal ini

seorang dental hygienist, dental asisten, dental terapis. Karena dalam

menjalankan suatu praktik keperawatan gigi diperlukan kerja sama untuk

memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Sejarah, Peran, Fungsi dan Kompetensi Dental Auxilaries

dalam praktik Keperawatan Gigi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah dari Dental Auxilaries.

2. Untuk mengetahui peran dari Dental Auxilaries.

3. Untuk mengetahui fungsi dari Dental Auxilaries.

4. Untuk mengetahui kompetensi dari Dental Auxilaries.

D. Manfaat Penulisan

Bagi penulis dapat dijadikan sebagai sumber ilmu dan sumber

pengetahuan tentang materi yang terkait dengan konsep dasar asuhan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut I.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Dental Auxilaries


Dental Auxilaries adalah tim kesehatan yang terdiri dari dentist,
hygienist,assistant, secretary, technician serta therapist. Adapun pengertiannya
sebagai berikut:

1. Dentist adalah Dokter gigi yang mempunyai wewenang lebih (mencakup

keseluruhan) dalam kesehatan gigi dibandingkan dengan anggota tim

lainnya.

2. Hygiene dalam hal ini memberikan pencegahan dan promosi kesehatan,

mengelola anestesi lokal dan radiografi, penggunaan X-ray, scaling,

polishing, dan pemberian fluorida.

3. Assistant adalah untuk menyiapkan peralatan yang digunakan dalam

praktik kesehatan gigi.

4. Secretary adalah untuk melayani, mendata data setiap pasien.

5. Technician adalah untuk membuat, mencetak, memperbaiki gigi palsu

serta membuat mahkota gigi.

6. Therapist adalah untuk terapi gigi atau pelengkap gigi.

Adapun sejarah Dental Auxilaries Internasional di Australia

1. Dental Asisten

Berdasarkan pengamatan dari bursa tenaga kerja yang dipublikasikan

di media masa cetak dan juga internet, dapat disimpulkan bahwa

tenaga kesehatan gigi paling populer dan dibutuhkan selain dokter gigi

di New South Wales adalah tenaga dental assistant atau asisten dokter
gigi yang sebagian kalangan juga menyebutnya sebagai dental nurse.

Pada umumnya, agar dapat bekerja menjadi dental assistant di New

South Wales, para asisten dokter gigi ini mendapatkan pendidikan dan

pelatihan melalui TAFE yang menyelenggarakan program sertifikasi

untuk dental assisting, akan tetapi dimungkinkan pula pekerjaan

asisten dokter gigi tersebut didapat melalui pelatihan internal atau on-

job training yang diselenggarakan oleh klinik kedokteran gigi yang

pada umumnya merupakan klinik gigi swasta.

Bentuk pendidikan sertifikasi dental asisten ini juga mengacu

kepada sistem pendidikan dan pelatihan umum pada TAFE Australia

yang menerapkan jenjang kualifikasi pendidikan atau pelatihan

vokasional yang menyelenggarakan pendidikan dengan jenjang

sertifikasi, diploma hingga graduate atau vocational graduate

diploma. Jenjang pendidikan sertifikasi biasanya dilaksanakan melalui

pelatihan dengan kurun waktu yang bervariasi dari tiga bulan hingga

tiga tahun. Durasi dan muatan kurikulum pendidikan sertifikasi

tersebut kemudian menentukan level kemampuan dan wewenang dari

lulusan program bersangkutan. Sebagai contoh level certificate I

diselenggarakan dalam kurun waktu paling lama tiga bulan dengan

materi yang terbatas sedangkan untuk mendapatkan certificate level IV

maka peserta didik harus menempuh pendidikan dalam kurun waktu

tidak kurang dari 24 bulan atau lebih dengan materi yang lebih
kompleks sehingga memungkinkan lulusannya bekerja dalam area

yang lebih kompleks pula.

Pelatihan dental assisting yang diselenggarakan oleh TAFE di

NSW terdiri dari beberapa tingkatan sertifikasi dimulai dari level

certificate III yang memberikan materi pendidikan atau pelatihan

dental asisten yang ditujukan untuk mendampingi dokter gigi umum

yang memberikan pelayanan kedokteran gigi dasar sampai kepada

certificate IV in dental assisting yang menyelenggarakan pendidikan

dental asisiten bagi dokter gigi spesialis. Pelatihan certificate III dental

assisting pada umumnya dijalankan menggunakan modul-modul yang

memungkinkan peserta didiknya menempuh pelatihan jarak jauh atau

online lewat internet sambil menjalankan on-job training pada klinik

gigi-klinik gigi tertentu. Sedangkan materi-materi yang diberikan pada

pelatihan tersebut dapat dikategorikan menjadi materi inti atau basic

structure in dental assisting dan materi pengkayaan (enrichment).

Materi inti biasanya terdiri dari materi tentang kontrol infeksi,

instrumen dan material kedokteran gigi, etika profesi, mekanisme

asistensi, keselamatan kerja dan manajemen klinik gigi . Sedangkan

materi pengkayaan biasanya terdiri dari materi-materi tentang

keterampilan dalam menulis, presentasi dan atau kepribadian. Berbeda

dari certificate III in dental assisting, selain durasi pendidikan yang

lebih lama, materi untuk certificate IV biasanya diperkaya dengan


materi-materi kekhususan bidang kedokteran spesialis seperti

orthodontic, prosthodontic dan lain sebagainya.

Profesi dental asisten di Australia dapat dikatakan cukup

menjanjikan mengingat penghasilan yang didapat dari pekerjaan ini

dapat menjamin standar kebutuhan hidup menengah di Australia.

Sayangnya popularitas dan kebutuhan profesi ini belum dapat

menandingi profesi kesehatan lain seperti nurse. Dan kesempatan bagi

tenaga dental asisten dari luar Australia untuk bekerja di negeri koala

itu sepertinya belum terbuka. Akan tetapi pelajaran berharga yang

dapat dipetik dari pola pendidikan / pelatihan serta pemanfaatan

profesi dental asisten di Australia seyogyanya dapat menjadi acuan

bagi penyelenggaraan pelatihan tenaga asisten dokter gigi / perawat

gigi di Indonesia. Sebagai contoh, pendidikan perawat gigi yang

diselenggarakan untuk mencetak tenaga dental asisten dapat

diselenggarakan bekerja sama dengan klinik-klinik gigi baik

pemerintah maupun swasta, sehingga keterkaitan antara kebutuhan

pasar dengan penyelenggaraan pendidikan perawat gigi dapat

dikembangkan dan ditingkatkan

2. Dental Hygienist

Di dunia internasional, profesi kesehatan gigi selain dokter gigi yang

lebih mempunyai kemandirian profesi adalah dental hygienist.

Kemandirian profesi dapat diterjemahkan sebagai konsep kepemilikan

wewenang dan pengambilan keputusan dalam menjalankan suatu


profesi yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan

khusus yang diakui sebagai dasar pengakuan profesi. Di New South

Wales, dental hygienist diakui keberadaannya dan diatur pelaksanaan

profesinya oleh Dental Board of NSW. Tidak seperti dental asisten

yang dalam melaksanakan tugasnya akan selalu terkait dengan

pekerjaan dokter gigi, dental hygienist ini mempunyai kekhususan dan

dapat melakukan pelayanan kesehatan gigi tanpa kehadiran dokter gigi

disampingnya, walaupun demikian dental hygienist tetap memerlukan

dokter gigi sebagai pengawas dalam pelaksanaan profesinya.

Kekhususan pelayanan dental hygienist ini tentu saja lebih terbatas

pada pelayanan kesehatan gigi preventif dan promotif, dan tidak

meliputi pelayanan kuratif operatif. Sebagai contoh seorang dental

hygienist bertugas sebagai penyuluh kesehatan gigi dan pemberi

perawatan total menggunakan prinsip-prinsip konsep dental hygiene.

Untuk menjadi seorang dental hygienist di NSW Australia,

seseorang harus menempuh pendidikan setingkat sarjana (bachelor

degree) dalam bidang oral health. Ada dua universitas terkemuka di

NSW yang menyelenggarakan program pendidikan tersebut yakni di

University of Sydney dan University of Newcastle. Struktur kurikulum

yang diberlakukan pada pendidikan Bachelor of Oral health didasari

oleh konsep keilmuan dental hygiene yang mula-mula berkembang di

Amerika Serikat. Pada dasarnya kurikulum dental hygiene ini

bertujuan untuk memberikan dasar keilmuan bagi para dental hygienist


yang memfokuskan diri di bidang pencegahan penyakit gigi,

peningkatan kualitas kesehatan gigi, pengendalian infeksi, perawatan

gigi pada pasien dengan kebutuhan-kebutuhan khusus. Muatan

kurikulum dari pendidikan dental hygienist ini terdiri dari mata kuliah-

mata kuliah kesehatan masyarakat, kedokteran dasar dan juga mata

kuliah keahlian praktek dental hygienist.

Lulusan dari program bachelor of oral health tersebut kemudian

dapat mempunyai kesempatan untuk terdaftar sebagai dental hygienist

yang kemudian dapat bekerja di klinik-klinik gigi yang tersebar di

seluruh NSW dan Australia. Berbeda dengan dokter gigi, peraturan

yang berlaku di NSW menyatakan bahwa dental hygienist ini tidak

dapat melakukan praktek yang sepenuhnya mandiri, tetapi harus

terafiliasi dengan praktek dokter gigi. Profesi dental hygienist ini juga

cukup menjanjikan mengingat rata-rata penghasilan seorang dental

hygienist dapat mencapai angka 75.000 dollar Australia pertahun,

sungguh sebuah profesi yang cukup dapat memberikan jaminan

kehidupan yang lumayan nyaman di negara semaju Australia.

Sungguh disayangkan profesi kesehatan gigi selain dokter gigi

memang belum banyak dikenal dan diminati secara luas. Pendidikan

dan pelatihan untuk profesi ini yang diselenggarakan di Australia pun

belum dibuka untuk para pendaftar yang bukan penduduk negara

tersebut. Walaupun demikian asosiasi dental hygienist Australia

(ADHA) telah membuka kesempatan bagi para perawat gigi dari luar
negara Australia untuk dapat bekerja di negara tersebut, tentunya

dengan persyarataan-persyaratan yang cukup ketat untuk dapat

memenuhi kriteria kualifikasi dental hygienist yang disyaratkan oleh

organisasi tersebut serta oleh Dental Board of NSW Australia. Kondisi

demikian hendaknya dapat menjadi suatu peluang dan tantangan bagi

dunia pendidikan tenaga kesehatan gigi di Indonesia, sehingga dapat

mendorong penyelenggaraan pendidikan kesehatan gigi yang dapat

diterima oleh standar internasional termasuk Australia.

3. Dental Terapist

Seorang terapis gigi adalah anggota tim gigi yang berperan tergantung

pada pendidikan, pelatihan dan kompetensi yang telah disetujui.

Mereka mampu mengobati anak-anak, remaja, atau orang dewasa

tergantung pada pelatihan yg mereka dapatkan. Namun peran utama

mereka dalam tim terapis gigi adalah penyediaan layanan pencegahan.

Halaman ini akan mengeksplorasi berbagai macam negara termasuk di

Australia yang mempekerjakan terapis gigi. informasi ini termasuk

tentang pelatihan mereka, tanggung jawab, peran dalam tim gigi, dan

sejarah.

Peraturan gigi lokal yang terus berubah untuk memasukkan tugas

diperpanjang dan pembebasan bagi terapis gigi, dengan masing-masing

negara memiliki peraturan dan pedoman mereka sendiri.


Adapun berbagai sejarah dan peristiwa penting lahirnya Dental

Auxilaries adalah sebagai berikut:

a. Tahun 1900-an Drg. Alfred Civilion Fones prihatin terhadap tingkat

kehilangan gigi yang tinggi di Amerika Serikat

b. Tahun 1906, Irene Newman menjadi Dental Hygiene pertama di dunia

c. Tahun 1913 didirikan sekolah Dental Hygiene

d. Tahun 1885 dikenal pertama kalinya dental assistant.

e. Saat itu, dokter gigi dari New Orleans, Dr. C Edmund Kells seorang

pelopor dalam profesi kedokteran gigi khususnya dalam penggunaan

X-ray dan pengobatan abses gigi, memasukan istrinya bernama

Malvina Cueria dalam praktiknya untuk mencampur bahan gigi dan

membersihkan setelah prosedurnya. Malvina Cueria menjadi dental

assistant pertama pada jaman modern tersebut. Tahun 1978 di akuinya

dental assistant

f. Tahun 1948 pemerintah Inggris mengakui banyaknya penderita

penyakit gigi di masyarakatnya sehingga didirikannya sekolah

pelatihan di rumah sakit New Cross, London, untuk melatih enam

puluh Organisasi Pelengkap Gigi (therapist gigi) oleh banyak tutor

dari Selandia Baru. Para siswa dilatih selama 2 tahun secara intensif

untuk menjadi dentally fit yakitu memahami konservasi (penambalan),

ekstraksi ( pencabutan) scaling, polishing dan pendidikan kesehatan

gigi. Sedangkan di Indonesia terdapat dokter gigi dan perawat gigi

Sejarah perawat gigi di Indonesia


g. SK Menkes tanggal 30 september 1950 No.27998/kab untuk

mendirikan Pendidikan Perawat Gigi

h. 1 agustus 1951 berdirinya Sekolah Perawat Gigi di Jakarta

i. Tahun 1953 lulusan pertama dari Sekolah Perawat Gigi di Jakarta

j. Tahun 1957 diubahnya Sekolah Perawat Gigi menjadi Sekolah

Pengatur Rawat Gigi (SPRG)

k. Tahun 1959 berdirinya Sekolah Pengatur Tehniker Gigi di Jakarta

(SPTG)

l. Tahun 1960 lulusan pertama dari Sekolah Pengatur Tehniker Gigi di

Jakarta (SPTG)

m. Tahun 1967 berdirinya Ikatan Perawat Gigi dan Tehniker Gigi

Indonesia (IPTGI)

n. Tahun 1989 disusunnya konsep Jabatan Fungsional Dokter Gigi,

Perawat Gigi, Tehnisi Gigi.

o. Tahun 1991 konsep Jabatan Fungsional Paramedis Gigi ditolak oleh

Menteri Pendayagunaan karena latar belakangnya yang berbeda

sehingga perlu dipisah

p. 13 september 1996 berdirinya Persatuan Perawat Gigi Indonesia

(PPGI)

q. Peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional menyatakan untuk menjadi Jabatan Fungsional

dipersyaratkan adanya profesi yang jelas, etika profesi, dan tugas


mandiri dari tenaga kesehatan tersebut dan Jabatan Fungsional

menghendaki adanya organisasi profesi.

r. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa

tenaga kesehatan harus mempunyai keahlian professional yang

ditunjang pendidikannya.

s. Undang-undang Nomor 32 tahun1996 tentang tenaga

kesehatan tidak termasuk perawat gigi

t. Perawat gigi adalah setiap orang yang telah mengikuti dan

menyelesaikan Pendidikan Perawat Gigi yang telah diakui oleh

pemerintah dan lulus ujian sesuai SK Menkes No.1035 tahun 1998

tentang perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan

kelompok keperawatan.

u. Registrasi dan ijin kerja perawat gigi tertuang dalam SK Menkes

No.1392 /SK/XII/2001

v. Tugas perawat gigi adalah memberikan pelayanan asuhan kesehatan

gigi dan mulut sesuai SK Menkes No.284 /SK/IV/2006

w. Perawat gigi telah mengalami banyak perubahan kurikulum sehingga

perawat gigi telah mempunyai beberapa wajah atau profil sesuai SK

Menkes No.62/KEP/DIKLAT/KES/81.

B. Falsafah Keperawatan Gigi

Falsafah keperawatan gigi adalah dasar pemikiran yang harus

dimiliki perawat sebagai kerangka dalam berpikir, mengambil keputusan,

dan bertindak yang diberikan pada klien dalam rentang sehat sakit yang
memandang manusia sebagai makhluk yang utuh (holistic), yang harus

dipenuhi dalam hal kebutuhan biologi, psikologi, sosial, kultural, dan

spiritual melalui upaya asuhan keperawatan yang komprehensif,

sistematis, logis dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari

kebutuhannya dengan memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa setiap

klien berhak mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, agama,

status sosial, dan ekonomi.

Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan,

bukan seorang penerima jasa yang pasif.

Keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam melakukan asuhan

keperawatan adalah:

1. Manusia adalah individu yang memiliki biopsikososio-spiritual yang

unik

2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia untuk meningkatkan

derajat kesehatan yang optimal

3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari

semua anggota tim kesehatan dengan pasien serta keluarganya.

4. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat menggunakan

proses keperawatan untuk memnuhi kebutuhan klien.

5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki

wewenang dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh

berdasarkan standar asuhan keperawatan.


6. Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan secara terus menerus untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan staf.

Ciri profesi sejati dari dental hygiene :

a. Bertanggung jawab atas kualitas pelayanan yang diberikan.

b. Bertanggung jawab pada standard yang sudah diakui oleh pemerintah

c. Menggunakan bukti ilmiah dalam membuat keputusan keperawatan

d. Memperhatikan etika dan hukum dalam membuat suatu keputusan

keperawatan

e. Menjalin hubungan dengan pasien dan pasien membuat keputusan

sendiri tanpa paksaan

f. Sebagai fasilisator

g. Menghormati nilai-nilai budaya, agama, keyakinan dari tiap individu

atau kelompok masyarakat yang dilayani.

Dental hygiene

1) Praktek keilmuan yang telah diakui dalam pencegahan dan pengobatan

penyakit gigi dan mulut

2) Tenaga profesional yang telah lulus pendidikan dari institusi yang

terakreditasi

3) Mitra dokter gigi

4) Integrasi peran dokter sebagai edukator, advokasi manager dan peneliti

untuk mencegah penyakit gigi dan mulut dan promosi kesehatan gigi

5) Expert dalam bidang konsultasi tentang intervensi kebersihan gigi


6) Membuat keputusan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi komponen

kesehatan gigi dari pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut

7) Menetapkan diagnosa keperawatan gigi sesuai dengan tugas dan

wewenang yang ditetapkan (standard kompetensi)

Tingkat pendidikan perawat gigi Indonesia

a) Sekolah Perawat Gigi

b) Sekolah Pengatur Rawat Gigi

c) Akademi Kesehatan Gigi Program DIII

d) DIV Perawat Gigi Pendidik/ DIV Keperawatan Gigi

Kualifikasi pendidikan lanjutan formal

Bidang kesehatan

1. DIV Perawat Gigi Pendidik/ DIV Keperawatan Gigi

2. S2 promosi Kesehatan Gigi atau Managemen Kesehatan Gigi dan mulut

Bidang lain.

a. S1 Kesehatan Masyarakat

b. S1 Pendidikan

c. S1 Administrasi/Managemen

d. S1 Komputer

e. S1 Bahasa Asing

Kualifikasi pendidikan Informal

1) Belajar ke luar negeri dalam bidang kesehatan gigi untuk meningkatkan

kemampuan.
2) Mengikuti study banding/study tour, pertemuan- pertemuan

internasional yang berhubungan dengan perawat gigi

Tujuan pendidikan

a) Mengutamakan pendidikan melalui penguasaan keahlian dan

keterampilan dibidang kesehatan gigi

b) Menghasilkan tenaga-tenaga kesehatan yang kompeten dan berkualitas

c) Mampu dan bersikap positif secara mandiri mengembangan ilmu yang

dimilikinya dan menerapkannya secara arif bijaksana bagi tuntutan

kebutuhan pelayanan kesehatan gigi di masyrakat.

d) Mampu bekerja dan mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi

e) Meningkatkan keterampilan dan inovasi serta menganalisa pelayanan

asuhan keperawatan

Sarjana yang kompeten harus memiliki :

1. Kemampuan komunikasi secara lisan (Oral communications skills)

2. Keemampuan komunikasi secara tertulis (Written communications

skills)

3. Kemampuan logika (Logical skill)

4. Kemampuan menganalisis (Analytical skill )

5. Pengetahuan dalam bidangnya (Knowledge of fields)

6. Pengetahuan dalam mengajar (Knowledge of teaching)

7. Kemampuan untuk bekerja secara mandiri (Ability to work

independently)
8. Naluri untuk bekerja dalam pengaturan tim (Naluri to work in team

setting)

Practice Setting

a. Pendidik (Educator)

b. Advokasi (Advocate)

c. Administrator / manager

d. Peneliti (Researcher)

Jenis pelayanan

1) Pelayanan pencegahan untuk mempromosikan dan menjaga kesehatan

mulut yang baik

2) Pelayanan pendidikan untuk membantu pasien mengembangkan prilaku

yang mempromosikan kesehatan yang lebih baik

3) Pelayanan terapi pengobatan untuk menghentikan penyakit dan

memelihara jaringan sehat di mulut

Tugas perawat gigi

Promotif

a) Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada individu, kelompok,

masyarakat

b) Pelatihan kader

c) Pengunaan alat peraga penyuluhan

d) Pembuatan dan penyebaran poster, leaflet

Preventif

1. Periksa plak
2. Teknik sikat gigi

3. Pembersihan karang gigi

4. Pencegahan karien gigi dengan fluor dengan teknik kumur-kumur

dan pengolesan pada gigi

5. Penumpatan pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant

6. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien umum rawat inap

Kuratif

a. Pengobatan darurat sesuai standard pelayanan

b. Pencabutan gigi sulung dan topikal anestesi

c. Dokumentasi

C. Fungsi dan Peran Dental Auxilaries

1. Ruang lingkup kerja seorang Dental Assistant adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan berbagai hal untuk perawatan pasien Antara lain :

1. Membuat pasien merasa senyaman mungkin di kursi gigi

2. Menyiapkan segala sesuatu untuk perawatan

3. Menyiapkan rekam medis

4. Memberikan hand instruments dan bahan-bahan gigi kepada dokter

gigi

5. Menjaga mulut pasien tetap kering misalnya menggunakan

penghisap saliva

6. Mensterilkan alat perawatan

7. Memberikan instruksi kepada pasien setelah perawatan

8. Menyiapkan dan mengaduk bahan tambalan


9. Mengambil dan memproses X-Ray

10. Mengambil benang jahitan dari jaringan

11. Mengoleskan anastesi ke gusi atau gigi

12. Memasang rubber dam pada gigi dan lain-lain.

b. Melakukan tugas-tugas kantor Antara lain :

1. Menjadwal dan konfirmasi perjanjian dengan pasien

2. Menerima pasien

3. Memelihara rekam medis pasien

4. Mengirim tagihan biaya perawatan dan menerima pembayaran

perawatan

5. Memesan persediaan bahan-bahan dan material

c. Melakukan tugas laboratorium Antara lain :

1. Membuat cetakan gips gigi dan mulut dari alat cetak

2. Membersihkan dan memolis alat-alat gigi lepasan

3. Membuat mahkota gigi sementara

Sebagian Dental Assistant terlibat dalam prosedur pemutihan gigi

secara profesional, terutama di Republik Irlandia (Ireland), pemutihan gigi

dengan laser ini diklasifikasikan sebagai prosedur kosmetik, bukan

perawatan gigi. Praktek pemutihan gigi seperti ini biasanya dilakukan di

klinik yang berdiri sendiri khusus untuk pemutihan gigi bukan bersama

perawatan gigi secara rutin.


Di dalam perkembangan kerja, sebagian Dental Assistant menjadi

manajer kantor, instruktur asisten dental, sales produk dental, bisa menjadi

dental hygienist setelah menempuh pendidikan lanjut.

2. Ruang Lingkup Kerja Dental Asisten

dental surgery assistant (DSA) : orang yang dilatih membantu dokter

gigi dan bertanggung jawab bagi kebersihan dan kerapihan peralatan,

instrumen, dan material klinik gigi. DSA harus memiliki pemahaman

dan pengetahuan mengenai sterilisasi dan desinfeksi instrumen dan

peralatan praktek serta bertanggung jawab atas persiapan ruang

praktek bagi semua prosedur dental. Pelatihan untuk DSA biasanya

meliputi pengisian dan pengelolaan kartu status; membantu secara

aktif semua pekerjaan dokter gigi; membantu pasien sebelum, selama,

dan sesudah anestesi; memberikan nasihat mengenai pemeliharaan

kebersihan mulut kepada pasien; membuat, memproses, memasang

dan mengarsipkan radiograf; mengurus administrasi dan penerimaan

pasien; dan menjunjung tinggi etika profesi kedokteran gigi

3. Ruang lingkup kerja dental technician

dental technician = tekniker gigi : orang yang ahli dalam membuat

gigi palsu, mahkota, inlay, jembatan, perangkat ortodonsia, splin, dsb.,

sesuai dengan resep dokter gigi.

4. Ruang lingkup kerja dental therapist

dental therapist, dahulu disebut sebagai dental auxilliarry, orang yang

dilatih dan mempunyai kualifikasi melakukan perawatan gigi sesuai


dengan instruksi dokter gigi, perawatan anak-anak di rumah sakit, dan

pusat-pusat pelayanan kesehatan di Inggris. Diizinkan untuk

melakukan tambalan sederhana gigi sulung dan gigi tetap, aplikasi

cairan, gel, atau bahan penutup dalam upaya preventif, dan

memberikan pendidikan mengenai kesehatan dan kebersihan gigi


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Diketahui sejarah berdirinya Dental Auxilaries, beserta peran, fungsi dan

kompetensinya.

B. Saran

Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya Dental Auxilaries yang

dimana terdiri dari dental hygienist, dental terapist, dental asisten, dentist

untuk mengetahui dan mengimplementasikan ilmunya sesuai profesi dan

tanggung jawabnya.
Daftar Pustaka

American dental hygienist Association, access from


http://friska_ani.blog.ugm.ac.id/2012/02/17/dental- hygienist/\
Access from http://spice.edublogs.org/files/2011/05/3-1e7splx.pdf
Access from www.adha.org/downloads/future_oral_health.pdf
U.S. Department of Health and Human Services. Oral Health in America: A
Report of the Surgeon General. National Institute of Dental and
Craniofacial Research, Rockville, MD, National Institutes of Health 2000,
p.2

Anda mungkin juga menyukai