Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DENTAL RESTORATIF

RESTORASI KELAS I OKLUSAL M1 RA DAN M1 RB

Disusun oleh :

Nayla Azhar Salama

P17325118433

D-IV Keperawatan Gigi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG


Jl. Prof. Eyckman No.40, Pasteur, Sukajadi, Kota Bandung, 40161
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tuntas.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada nabi Muhammad SAW yang selalu kita
nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Selain untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Dental Restoratif di jurusan
Keperawatan Gigi. Makalah yang berjudul “Restorasi kelas I oclusal M1 RA dan M1
RB” ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna baik
dari segi tatanan bahasa ataupun tatanan kalimatnya. Oleh karena itu, penulis menerima
segala usulan dan kritikan dari pembaca supaya bisa melakukan perbaikan kedepannya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan inspirasi bagi para pembaca.

Bandung, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4

A. Restorasi Kelas I Oclusal M1 RA Dan M1 RB ............................................................4


1. Instrumentasi .............................................................................................................4
2. Posisi pasien dan operator nya..................................................................................5
3. Tahap tahap preparasi................................................................................................9
4. Tahap tahap penambalan dengan menggunakan bahan Glass Ionomer..................10
5. Instruksi pasien..........................................................................................................12
6. Sterilisasi alat (tahapan dan sop) .............................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................................16

A. Kesimpulan.......................................................................................................................16
B. Saran..................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karies gigi rentan pada daerah permukaan gigi yaitu pit dan fisur di permukaan
oklusal molar, oklusal premolar, pit bukal molar dan pit palatal insisivus (Kidd & Bechal,
2012). Bentuk anatomi gigi geraham pertama permanen lebih banyak pit dan fisur
dibandingkan gigi yang lain sehingga gigi ini lebih beresiko paling sering terjadi karies,
sedangkan waktu erupsinya yang lebih cepat dari gigi geraham lain menjadi salah satu
penyebab gigi tersebut rentan terhadap karies karena pada masa ini permukaan oklusal
gigi molar pertama sedang berkembang (Silaban, et al., 2013) atau dalam klasifikasi
Black disebut Klas I, Klas I terjadi pada permukaan oklusal gigi posterior, bukal atau
lingual gigi molar dari permukaan oklusal dua pertiga dan permukaan palatal gigi anterior
rahang atas (Tambahani, et al., 2013).
Karies tidak akan terjadi tanpa kehadiran mikroorganisme (Mc Donald, et al.,
2004). Serangan asam yang terjadi berulang–ulang akan menyebabkan kristal email
runtuh dan kemudian terjadi kerusakan di permukaan email (Cameron & Winder, 2008).
Karies gigi yang sudah terjadi memerlukan perawatan. Perawatan karies gigi yang
efektif digunakan adalah dengan melakukan penumpatan. Tujuan utama dilakukan
restorasi gigi adalah mengembalikan fungsi gigi yang normal, menghilangkan proses
terjadinya karies, dan menghilangkan rasa nyeri yang di alami oleh pasien (Hollins,
2008). Pengelolaan karies harus terarah bukan hanya sebatas gigi tetapi pada keseluruhan
pasien. Penumpatan saja tidak cukup untuk menaggulangi proses karies.
Mengidentifikasikan dan menghilangkan faktor–faktor penyebab karies harus menjadi
perhatian utama, kemudian baru memperbaiki kerusakan akibat karies gigi (Putri, et al.,
2011). Perawatan karies salah satunya dengan dilakukan penumpatan. Penggunaan bahan
tumpatan gigi anak sangat mempengaruhi keawetan dan ketahanan tumpatan (Sajow, et
al., 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Restorasi kelas I oclusal M1 RA dan M1 RB

3
C. Tujuan
Untuk mengetahui Instrumentasi, posisi pasien dan operator nya, tahap tahap
preparasi, tahap tahap penambalan dengan menggunakan bahan Glass Ionomer,
instruksi pasien, sampai dengan sterilisasi alat (tahapan dan sop) pada restorasi
Klas 1 RA dan RB.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Restorasi kelas I oclusal M1 RA dan M1 RB


1. Instrumentasi
Instrumentasi berikut ini digunakan dalam proses restorasi baik rahang atas dan
bawah :
- Alat diagnostic :
 Kaca Mulut Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung
oleh mata Membantu memperluas daerah pekerjaan dengan menahan pipi,
lidah dan bibir Mengetahui ada tidaknya lubang gigi (karies) Melihat hasil
preparasi (tumpatan) Melihat kelainan rongga mulut Tangkai pada
ujungnya dapat digunakan untuk pemeriksaan dengan cara diketuk
(diperkusi) dan drag (digigit)/ diberi tekanan pada gigi
 Sonde mencari karies dan kedalamannya memeriksa adanya debris dan
calculus mengetahui adanya perforan pulpa tangkai untuk perkusi
mengetahui tumpatan / tumpatan sudah rata atau belum Sonde Lurus
Dapat digunakan pada pemeriksaan caries yang dalam dan membantu
memasukkan bahan pengisian saluran akar.
 Pinset Menjepit kassa, kapas,tampon dan cotton roll Untuk mobility yaitu
menggoyangkan gigi sampai derajat keberapa Ekskavator Membersihkan
jaringan caries yang lunak dan kotoran-kotoran makanan yang terdapat di
dalamkavita Membongkar tumpatan sementara
- Cheek Retraktor : untuk menahan pipi
- Bur untuk preparasi :
 Bur bundar
 Bur fissure
 Bur inverted cone
- Dappen disk : berisi alcohol untuk menaruh bur preparasi, dan air mineral untuk
sterilisasi kavita
- Sement spatel : untuk mengaduk bahan tambalan

5
- Paper pad : alas untuk mengaduk bahan tambalan
- Sement stopper : untuk memasukkan bahan tambalan ke dalam kavita
- Amalgam stopper : untuk menekan bahan amalgam agar padat di dalam kavita
- Burnisher : untuk meratakan tambalan dan memudahkan membentuk fissure
sehingga sesuai dengan bentuk anatomi gigi sebelum menggunakan bur poles
- Seluloid strip : sebagai dinding sementara pada waktu penambalan silikat,
biasanya pada gigi depan
- Alat-alat poles :
 Batu poles : untuk mengambil tumpatan amalgam yang berlebihan
 Finier bur : untuk memoles tambalan dan membentuk fissure sehingga
sesuai dengan bentuk anatomi gigi sebelumnya
 Brush : untuk membersihkan gigi dari plak dan membuat tambalan bersih
dan mengkilap
 Rubber cup : untuk membuat tambalan mengkilap
- High Speed Alat ini digunakan untuk membersihkan dan membentuk saluran atau
kavita

- Low Speed Alat ini digunakan untuk membersihkan dan membentuk saluran atau
kavita yang melengkung

- Suction Untuk menghisap air ludah (saliva)


- Bahan : Alkohol 70 %, Aquades, Glass Ionomer, Artikulating paper

2. Posisi pasien dan operator nya

6
7
8
3. Tahap tahap preparasi

Untuk membuat suatu restorasi yang baik dan tahan terhadap beban daya
kunyah, dalam menggambar outline form operator harus memperhatikan PRINSIP
DESIGN PREPARASI menurut GV.Black ,yaitu:

1. Extension for prevention yang berarti perluasan untuk pencegahan, bahwa pit
dan fissure yang dalam perlu diikutsertakan dalam preparasi untuk mencegah
terjadinya karies sekunder menggunakan bur bundar.
2. Resistance form yang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan dengan tidak
terlalu banyak membuang jaringan gigi yang sehat sehingga sisa jaringan gigi
tersebut cukup kuat menahan beban daya kunyah dan restorasi disanggah oleh
jaringan dentin yang sehat menggunakan bur fissure
3. Retention form yang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan dengan
mengingat bahan restorasi tidak mudah lepas, jadi perlu dilakukan pembuatan
retensi, misalnya berupa undercut atau pembuatan dinding aksial yang tegak
atau konvergen kearah oklusal/divergen kearah servikal menggunakan bur
inverted cone.

9
4. Removal of caries yang berarti membuang seluruh jaringan karies yang
infeksius terutama jaringan dentin yang lunak.
5. Finish of the enamel wall yang berarti menghaluskan seluruh bidang
preparasi.
6. Convenience form yang berarti bahwa preparasi dilakukan sedemikian rupa
sehingga memudahkan operator dalam menggunakan peralatan dan
menempatkan bahan tumpatan kedalam kavitas gigi.
7. Toilet of the cavity yang berarti melakukan pembersihan sisa jaringan nekrotik
dan bekas preparasi serta sterilisasi kavitas dengan menggunakan bahan
sterilisasi kavitas yang ada.

4. Tahap tahap penambalan dengan menggunakan bahan Glass Ionomer


- Tahap conditioning cavity

Teknik conditioning kavitas untuk menghilangkan lapisan smear layer pada dentin
agar bahan tambal Glass Ionomer dapat berikatan adhesi dengan dentin. Ada dua teknik
yaitu :

 Jika digunakan dentin conditioning yang paten:


a. Satu tetes conditioner diletakkan di atas mixing pad
b. Sebuah cotton pellet diletakkan dalam tetesan conditioner
c. Kavitas dan fissur sekitarnya di bersihkan dengan conditioner selama 10-
15 detik
d. Kavitas dan fissure segera di cuci paling sedikit dua kali dengan cotton
pellet yang telah direndam air bersih
e. Kavitas dikeringkan dengan cotton pellet kering
f. Tindakan di atas diulangi jika kavitas terkontaminasi Saliva atau darah
 Jika liquid Glass Ionomer digunakan sebagai dentin conditioner
a. Letakkan satu tetes liquid diatas mixing pad
b. Satu butir cotton pellet direndam dalam air bersih
c. Hilangkan kelebihan air pada cotton pellet dengan menyentuhkan pada
cotton roll, tissue atau kain kassa kering

10
d. Selanjutnya prosedur untuk dentin conditioner sama dengan diatas
- Tahap penambalan
1. Siapkan alat dan bahan penambalan, dengan rasio bahan disesuaikan
dengan aturan pabrik
2. Kocok bubuk terlebih dahulu, takar menggunakan sendok takarnya,
tuangkan keatas mixing slab/ paper pad, kemudian bagi menjadi 2
3. Tuangkan liquid, posisikan botol tegak lurus dan pastikan tidak ada
udara didalamnya, tuangkan dekat dengan bubuk.
4. Lebarkan liquid menggunakan sement spatel, masukkan bagian pertama
bubuk lakukan dengan gerakan memutar dan melipat selama 10 detik
5. Masukkan bubuk bagian ke dua lakukan dengan gerakan yang sama
selama 15 detik
6. Pengadukan harus selesai dalam waktu 25-30 detik
7. Hasil adukan licin seperti permen karet, bila adukan tampak kering buat
adukan baru karena daya adhesinya sdh berkurang
8. Aplikasikan bahan tambalan ke dalam kavita, pastikan kavita terisi dan
padat oleh bahan tambalan
9. Membentuk tambalan dengan menggunakan stopper semen atau
ash/carver dan dihaluskan dengan burnisher, membuang kelebihan
dengan sonde.
10. Mengaplikasikan varnish/vaselin pada tumpatan glass icnomer untuk
melindungi kavitas dari air. Selama proses pengerasan.
11. Melakukan test artikulasi dengan cara menginstruksikan pasien untuk
melakukan gerakan mengunyah atau dengan menggunakan articulating
paper
12. Menyesuaikan gigitan pasien sehingga tidak mengganjal.
13. Memberikan instruksi pada pasien
14. Pemolesan :
- Melakukan pemolesan dengan dengan menggunakan batu arkansas
- Hasil Poles (Halus, tidak menyangkut, sesuai anatomi gigi, licin,
mengkilat)

11
5. Instruksi pasien
1. Tidak digunakan untuk mengunyah selama kurang lebih 1 jam, untuk
memastikan tambalan melekat dan mengeras pada gigi
2. Pilih gigi di sisi lain saat mengunyah. Saat sudah mulai boleh makan seperti
biasa, hindari mengunyah menggunakan gigi yang baru saja ditambal atau
sensitif. Disarankan untuk menggunakan gigi di sisi yang lain, hingga
tambalan gigi padat dengan sempurna dan tidak ada yang rusak.
3. Tidak makan dan minum yang berwarna, karna dapat membuat tambalan
berwarna.
4. Hindari makanan yang sulit dikunyah. Setelah penambalan, hindari
mengonsumsi makanan yang keras, kenyal, dan lengket karena bisa merusak
tambalan gigi. Contohnya es, cokelat, permen, keripik, atau kentang goreng.
Sebaiknya konsumsi makanan yang lembut dan renyah, seperti tomat, brokoli,
bayam, serta beragam sayuran lainnya.
5. Bila terjadi sesuatu yang kurang nyaman segera hubungi atau kunjungi dokter
gigi.

6. Sterilisasi alat (tahapan dan sop nya)


- Tahap Dekontaminasi
1. Memakai sarung tangan (SOP).
2. Menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 % dengan
cara : Mencampur 1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air.
3. Mengaduk larutan sampai terlarut.
4. Memasukkan alat – alat kesehatan yang sudah terpakai dan bisa digunakan
lagi kedalam bak perendaman dengan cara : Memasukan satu persatu alat
kesehatan kedalam bak perendaman klorin 0,5% dengan korentang.
5. Biarkan selama kurang lebih 10 menit.
- Pencucian dan pembilasan
1. Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam (model kran bukan
putaran) dengan tangan kanan.

12
2. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hatihati bila
memegang peralatan yang tajam, seperti sonde, agar tidak merusak benda –
benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara bersamaan
dengan peralatan dari logam atau kaca.
3. Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda dengan
mengambil satu persatu alkes atau peralatan laboratorium yang sudah
didekontaminasi dengan korentang.
4. Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat dari kaca
dengan cara :
 Menggunakan sikat dengan air dan sabun untukmenghilangkan sisa
darah dan kotoran dengan cara : menyikat dengan perlahan, searah dan
berulang-ulang di bawah air mengalir sampai sisa darah dan kotoran
bersih di semua permukaan.
 Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar skrup secara
perlahan ke kiri sampai terlepas. Menyikat dengan seksama terutama
pada bagian sambungan dan sudut peralatan dengan cara : menyikat
dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air mengalir
sampai tidak tampak noda darah atau kotoran.
 Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal
pada peralatan dengan cara melihat dengan membolak balik di bawah
penerangan yang cukup terang.
5. Mengulangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya tiga kali ( atau lebih bila
perlu ) dengan air dan sabun atau detergen.
6. Membilas benda- benda tersebut dengan air bersih.
7. Jika peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi ( misalkan
dalam larutan klorin 0,5% ), tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih
dan biarkan kering sebelum mulai proses (DTT) dengan cara
 Menyiapkan baki yang bersih dan kering.
 Ambil alat satu-persatu sesuai dengan jenisnya

13
8. Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus / rebus,
atau di sterilisasi di dalam autoclave / oven panas kering, tidak perlu
dikeringkan dulu sebelum proses sterilisasi dimulai.
9. Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan
sabun, kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih dengan cara :
 Meletakan tangan yang masih bersarung tangan di bawah air mengalir.
 Mengambil sabun. Menggosokkan kedua tangan dengan sabun sampai
bersih.
10. Melepas sarung tangan (SOP).
11. Menggantung sarung tangan dan biarkan kering.
12. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (SOP).
- Sterilisasi Instrument STERILISASI PANAS KERING ( OVEN )
1. Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan disterilisasi dengan
rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam nampan sesuai dengan klasifikasi
penggunaannya dengan cara : Menyusun alat yang akan disterilkan dalam bak
instrument tertutup dengan posisi yang sama (searah).
2. Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam oven.
3. Menutup pintu oven dengan cara : Memastikan semua peralatan sudah masuk
dengan benar. Menutup pintu oven dengan rapat.
4. Tunggu sampai suhu mencapai 1700 C dan biarkan selama 60 menit.
5. Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven, keluarkan alat-
alat yang sudah steril dengan menggunakan korentang steril dengan cara :
Menunggu sekitar 15 menit setelah lampu indikator mati, membuka pintu
oven pelan-pelan, mengeluarkan alat yang telah disterilkan dengan korentang.
6. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus atau
tutupnya.
- Penyimapanan Istrument
1. Alat yang sudah disteril dikeluarkan dari autoclave atau sterilisasi panas
kering.

14
2. Kemudian alat steril tersebut dimasukkan ke dalam lemari kaca di ruang
penyimpanan alat steril sesuai dengan tempat set yang sudah disediakan.
Kassa dimasukkan ke dalam lemari kassa, tromol di simpan dimeja instrumen.
3. Setiap hari alat dicek tanggal kadaluarsanya jika sudah melewati tanggal
kadaluarsa alat disterilkan kembali.
4. Pintu lemari/ruang steril harus selalu dalam keadaan tertutup
5. Petugas yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan masuk pada daerah
alat-alat steril
6. Catatan : Suhu ruangan 18°C – 22°C, Kelembaban 35 % - 75 % dan tekanan
udara ruangan positif

15
BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Karies gigi rentan pada daerah permukaan gigi yaitu pit dan fisur di permukaan
oklusal molar, oklusal premolar, pit bukal molar dan pit palatal insisivus (Kidd & Bechal,
2012). Bentuk anatomi gigi geraham pertama permanen lebih banyak pit dan fisur
dibandingkan gigi yang lain sehingga gigi ini lebih beresiko paling sering terjadi karies.
Karies gigi yang sudah terjadi memerlukan perawatan. Perawatan karies gigi yang efektif
digunakan adalah dengan melakukan penumpatan. Tujuan utama dilakukan restorasi gigi
adalah mengembalikan fungsi gigi yang normal, menghilangkan proses terjadinya karies,
dan menghilangkan rasa nyeri yang di alami oleh pasien (Hollins, 2008).

B.         Saran
Sebaiknya bagi seorang pendidik dapat memilih dan menggunakan media
pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran yang disampaikan dan meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/13027/Penelitian%20Tumpatan
%20di%20RSGM.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://www.academia.edu/31608591/ALAT_ALAT_KONSERVASI_GIGI_POWER_POINT
http://dental.id/yuk-cek-lagi-posisi-operator-terhadap-pasien/
https://www.alodokter.com/ini-yang-harus-dilakukan-setelah-menjalani-tambal-gigi

17

Anda mungkin juga menyukai