Anda di halaman 1dari 40

TUGAS PPAKG

ALAT KEDOKTERAN GIGI


MANUAL DAN ELEKTRIK

OLEH;

HASANUDDIN

STIKES AMANAH MAKASSAR


PROGSUS D-III KEPERAWATAN GIGI
ANGK. III TAHUN 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tindakanekstraksigigimerupakansuatutindakan yang sehari-


harikitalakukansebagaidoktergigi.Walaupundemikiantidakjarangkitatemukankomplika
sidaritindakanekstraksigigi yang
kitalakukan.Karenanyakitaperluwaspadadandiharapkanmampumengatasikemungkin
an-kemungkinankomplikasi yang dapatterjadi.Pencabutangigi,
merupakansuatutindakanpembedahan yang
melibatkanjaringantulangdanjaringanlunakdarironggamulut,
tindakantersebutdibatasiolehbibirdan pipi danterdapatfaktor yang
dapatmempersulitdenganadanyagerakandarilidahdanrahangbawah.Pencabutangigip
ertama kali dilakukanhanyadenganmenggunakan
tang.Olehkarenatimbulnyaberbagaimacammasalahdalamprosedurpencabutangigi
yang menyebabkangigitersebutsulituntukdicabut/dikeluarkanbilahanyamenggunakan
tang sajamakakemudiandilakukanpembedahan.

Pencabutangigidenganpembedahanharusdilakukanapabilapencabutandengan
tang tidakmungkindilakukan, gagalatauapabilagigiimpaksi (terpendam).
Baikuntukpencabutangigierupsi yang menimbulkanmasalah, atauimpaksi molar
ketiga, prinsip-prinsippembedahanbiasanyarelatifserupa.Diawalidenganpembuatan
flap untukmencapaijalanmasukketulangrahang,
kemudianjalanmasukkegigidicapaidenganmengasahtulangsecarakonservatif.
Akhirnya, jalanmasuk yang
tidakterhalangdiperolehdenganpengasahankembaliketulangataulebihbaikdenganme
motonggigisecaraterencana.Padaakhirprosedurinijaringanlunakdikembalikanketemp
atnyadandistabilkandenganjahitan.

Pembedahantidakbolehdilakukansecarasembaranganolehkarenadapatmenim
bulkanefeksamping/komplikasi yang tidakdiinginkan, misalkanperdarahan, edema,
trismus, dry soketdanmasihbanyaklagi.Doktergigiharusmengusahakan agar
setiappencabutangigi yang ialakukanmerupakansuatutindakan yang ideal,
dandalamrangkauntukmencapaitujuanituiaharusmenyesuaikantekniknyauntukmengh

2
adapikesulitan-kesulitandankomplikasi yang
mungkintimbulakibatpencabutandaritiap-tiapgigi.

Untukitulahpengetahuan yang mendalamtentangteknik-


teknikpencabutanmutlakdiperlukandalammelakukantindakanpencabutankhususnyad
enganjalanpembedahan, agar
dapatmencegahataumengurangiterjadinyaefeksamping/komplikasi yang
tidakkitainginkan.Di sampingitu, perawatanpasca-pembedahan juga
merupakansuatuhal yang penting agarprosedurpencabutangigi yang
dilakukanberhasildenganbaikdansempurna.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah membedakan tang pencabutan gigi sulung dan permanent?


2. Apa saja alat – alat bedah mulut sederhana ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perbedaan tang sulung dan permanent dan
keggunaanya
2. Untuk mengetahui apa saja alat bedah mulut sederhana
3. Serta alat penunjang apa saja yang ada pada klinik bedah mulut

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai acuan dalam penulisan karya tulis.
2. Bagi Institusi, sebagai referensi tambahan pengetahuan dalam
perpustakaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alat oral diagnostik

1. Kaca Mulut / Mouth Mirror / Spregel

ciri - ciri :

 alat yang tangkainya dari logam / non logam dengan diujungnya terdapat
kaca berbentuk bulat
 macam permukaan kaca : datar dan cekung
 diameter kaca ada beberapa macam
 Kegunaan :
 melihat permukaan gigi yang tidak dapat di lihat langsung oleh mata
 membantu memperluas daerah pekerjaan dengan menahan pipi, lidah, dan
bibir
 mengetahui ada tidaknya lubang (karies)
 melihat hasil preparasi (tumpatan)

4
 melihat kelainan rongga mulut
 tangkai pada ujungnya dapat digunakan untuk pemeriksaan dengan cara
diketuk (perkusi) dan drag (digigit) / diberi tekanan pada gigi.
 Resiko Pemakaian :
 semi kritis yaitu masuk kedalam rongga mulut tetapi tidak melukai jaringan
/ mukosa.

2. Pinset (dental Pinset)

Ciri - ciri :

 alat yang menjepit dari stainles stell dengan ujung jepitan yang melekung

Kegunaan :

 menjepit kassa, kapas, tampon, dan cotton roll


 untuk mobility yaitu menggoyangkan gigi sampai derajat keberapa

Resiko :

 kritis yaitu menembus mukosa. contohnya pada saat menggambil sisa akar
sehingga pinset masuk dalam socket gigi.

3. Sonde

5
Ciri -ciri :

 terbuat dari (logam stainles) dengan ujung runcing


 ujung yang runcing hanya pada satu sisi (single end ) atau kedua sisi (double
end)
 macam-macam sonde : sonde bengkok/ melengkung setenggah lingkaran /
half moon

Kegunaan :

 mencari karies dan kedalamannya


 memeriksa adanya debris dan calculus
 mengetahui adnya perforan pulpa
 tangkai untuk perkusi
 mengetahui tumpatan / tapi tumpatan sudah rata atau belum
 sonde lurus dapat digunakan pada pemeriksaan caries yang dalam

Resiko pemakaian :

 kritis yaiti dapat menembus kedalam mucosa

6
4. Excavator

Ciri - ciri :

 alat dan stainless stell dengan bagian ujungnya menyerupai sendok kecil

Kegunaan

 membersihkan jaringan caries yang lunak dan kotoran -kotorannya makanan


yang terdapat didalam kavita
 membongkar tumpatan sementara

Resiko pemakaian : kritis

B. Alat pencabutan gigi sulung

1. Tang anak untuk mahkota gigi anterior RA


• Ciri – ciri :
1. Handle sampai dengan beaknya lurus
2. Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
3. Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
4. Bentuknya kecil
• Kegunaan :
 Untuk mencabut mahkota gigi anterior atas sulung
• Keterangan :
 Alat kritis

7
2. Tang anak untuk mahkota gigi posterioCiri – ciri :
• Ciri – ciri :
 Handle sampai dengan beeknya bengkok/membentuk sudut seperti bayonet
 Kedua beek tidak bertemu
• Kegunaan :
 u/ mencabut gigi posterior atas sulung
• Keterangan :
 Kritis

8
3. Tang anak untuk sisa akar gigi posterior Ciri – ciri :

• Ciri – ciri :
 Handle dan sampai dengan beeknya berbentuk bayonet, ada yang berbentuk
S
 Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
 Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
 Bentuknya kecil
• Kegunaan : u/ mencabut akar gigi posterior atas sulung
• Keterangan : kritis

9
4. Tang anak untuk mahkota gigi anterior rahang bawah
• Ciri – ciri :
 Handle sampai beeknya membentuk sudut 90°
 Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
 Tang untuk mahkota gigi kiri dan kanan sama
 Bentuknya kecil
• Kegunaan :
 Untuk mencabut mahkota gigi anterior bawah sulung
• Keterangan : kritis

10
5. Tang anak untuk mahkota gigi posterior rahang bawah
• Ciri – ciri :
 Handle sampai beeknya membentuk sudut 90°
 Kedua paruhnya bila ditutup tidak bertemu
 Kedua paruhnya berlekuk-lekuk
 Tang anak untuk mahkota gigi posterior kiri dan kanan sama
 Bentuknya kecil
• Kegunaan :
 Untuk mencabut mahkota gigi posterior bawah sulung
• Keterangan : kritis

6. Tang anak untuk akar gigi bawah sulung


Ciri – ciri :
1. Antara handle sampai dengan beaknya 90°
2. Kedua paruh/beaknya bila ditutup akan bertemu
3. Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
4. Bentuknya kecil
Gunanya : untuk mencabut akar gigi bawah
Termasuk : alat kritis

C. Alat pencabutan gigi permanent

1. Tang untuk mahkota gigi anterior rahang atas permanent


• Ciri – ciri :
 Handle sampai beeknya lurus
 Kedua paruh/ beek tidak bertemu
 Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
• Kegunaan :
 Untuk mencabut gigi depan atas permanent
• Keterangan : kritis

11
2. Tang untuk mahkota gigi premolar RA ciri-ciri:
 Antara handle dengan beaknya seperti S
 Kedua paruh beak bila ditutup tidak bertemu
 Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
 Kegunaannya :
 Untuk mencabut gigi premolar atas permanent
 Termasuk : alat kritis

3. Tang untuk mahkota gigi molar rahang atas permanent

12
• Ciri – ciri :
 Handle sampai beeknya seperti huruf “S”
 Kedua paruh beek tidak bertemu
 Bagian bucal berlekuk dan yang tidak berlekuk bagian palatal
 Kiri dan kanan berbeda
• Kegunaan :
 Untuk mencabut gigi molar atas permanent
• Keterangan : kritis

4. Tang akar gigi anterior rahang atas permanent


• Ciri – ciri :
 Handle sampai beeknya lurus
 Kedua paruh bila ditutup bertemu
 Tang gigi anterior kiri dan kanan sama
• Kegunaan :
 Untuk mencabut gigi anterior atas permanent
• Keterangan : kritis

13
5. Tang akar gigi posterior RA permanent
• Ciri – ciri :
 Handle sampai beeknya seperti bayonet
 Kedua paruh beek bertemu
 Tang gigi posterior kiri dan kanan sama
• Kegunaan :
 Untuk mencabut gigi posterior atas permanent
• Keterangan : kritis

14
6. Tang molar tiga RA permanent
• Ciri – ciri :
 Handle sampai beeknya seperti ” Bayonet ”
 Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
 Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
• Kegunaan :
 Untuk mencabut gigi posterior rahang atas permanent
Keterangan : kritis

15
7. Tang posterior gigi premolar 1 dan 2 RB permanent
• Ciri – ciri :
 Handle dan sampai dengan beeknya 45°
 Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
 Kedua paruh beak tidak berlekuk
 Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
• Kegunaan :
 Untuk mencabut mahkota gigi premolar bawah permanent
• Keterangan : kritis

16
8. Tang bermahkota gigi molar RB permanent
• Ciri – ciri :
 Handle dan sampai dengan beeknya 90°
 Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
 Kedua paruh berlekuk
 Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
• Kegunaan :
 Untuk mencabut gigi molar bawah permanent
• Keterangan : kritis

9. Tang akar gigi anterior RA permanent


• Ciri – ciri :
 Antara handle sampai dengan beeknya lurus
 Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
• Kegunaan : untuk mencabut akar gigi anterior rahang atas permanent
• Keterangan : kritis

17
10. Tang akar gigi posterior rahang bawah permanent
• Ciri – ciri :
 Handle sampai dengan beeknya membentuk sudut 90°
 Kedua paruh beek bila ditutup akan bertemu
 Tang untuk akar gigi rahang bawah permanent
• Kegunaan :
 Untuk mencabut akar gigi rahang bawah permanent
• Keterangan : kritis

18
11. Bein bengkok
• Ciri ciri :
 Alat dari bahan stenless steel yg bagian ujungnya tajam dan rapih
 Bentuknya bengkok : mesial dan distal
• Kegunaan : u/ melepaskan gigi dari jaringan periodontium
• Untuk mengambil akar gigi
• Keterangan : kritis

19
12. BEIN LURUS
• Ciri-ciri :
1. Alat terbuat dari stenles steel bagian ujungnya tajam dan pipih
2. Bentuknya lurus
Kegunaan :
1. Untuk melepaskan gigi dari jaringan periodontium
2. Mengambil sisa akar gigi
Termasuk alat : kritis

13. Crayer
Ciri – ciri :
Alat dari bahan stenless steel yg berbentuk “T”
Bentuk ujungnya berbeda –beda untuk kiri dan kanan
Kegunaannya :
Untuk mengambil sisa akar
Apabila mencabut gigi dengan dua akar, baru satu akar yg tercabut
Memisahkan akar gigi yg fraktur diatas bifurkasi
Keterangan : kritis

20
14. ALAT SUNTIK
• Cito ject
 Ciri – ciri :
 Berbeda dengan spuit biasa harus menggunakan obat injeksi yang khusus
dengan jarum yg lebih kecil
 Cara memasukan/menekan pada waktu mengeluarkan obat ada yang dari
samping dan dari belakang tanpa aspirasi
 Kegunaan : sebagai alat suntik
 Keterangan : kritis

21
15. DISPOSIBLE
 Ciri – cirinya :
 Kecuali jarumnya, seharusnya terbuat dari plastik, alat ini dibuat dengan
maksud untuk sekali pakai kemudian dibuang
 Kegunaanya : sebagai alat suntik
o keterangan : kritis

D. Alat bedah mulut sederhana


Instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni
instrumen dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam
jenis gunting), instrumen dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi,
pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen dengan fungsi menghentikan
perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta instrumen dengan
fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).

GAMBAR INSTRUMENT DASAR BEDAH MINOR

22
Kesemua intrumen tersebut akan dijelaskan secara detail sebagai berikut:
A. Instrumen Dengan Fungsi Memotong
1. Pisau Scalpel + Pegangan
• Scalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama
pegangannya. Alat ini bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong
jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengangkat
jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit. Setiap pisau scalpel memiliki
dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai bagian pemotong
dan yang lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya
pegangan scalpel. Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan
needle-holder dan hubungkan lubang pada area tersebut pada lidah
pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara pelepasan: pegang ujung
pisau dengan needle-holder dan lepaskan dari lidah pegangan, kemudian
buang di tempat sampah. Pegangan scalpel yang sering digunakan adalah
yang berukuran 3 yang dapat digunakan bersama pisau scalpel dalam ukuran
beragam. Sedangkan pisau scalpel yang sering digunakan adalah yang
berukuran no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk insisi abses dan hematoma
perianal. Pegangan scalpel digunakan seperti pulpen dengan kontrol
maksimal pada waktu pemotongan dilakukan. Dalam praktek keseharian,
pegangan scalpel biasanya diabaikan sehingga hanya memakai pisau
scalpel. Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan pisaunya masih dalam
keadaan steril (paket baru) dan harus digunakan dengan pengontrolan yang
baik agar tidak menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.

23
Resiko

• Elevator / raspatoriumdigunakan untuk:

• 1. Menggerakkan dan mengeluarkan gigi yang tidak dapat


dipegang forceps(misalnya pada gigi malposisi dan gigi impaksi)

• 2. Mengambil akar gigi, akar gigi yang fraktur, dan gigi berkaries

• 3. Melonggarkan gigi sebelum aplikasi forceps

• 4. Memisahkan akar gigi dengan mahkota gigi, akar dengan akar lain pada
gigi berakar jamak

24
• 5. Mengambil tulang intrara

2. Gunting

Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris


dan mencukur. Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling
bertentangan antara ibu jari dan anak jari lainnya. Gerakan mencukur ini
biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang bersifat tidak disadari dan
berdasarkan insting. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua
lubang gunting. Hal ini akan menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen
pada waktu memotong sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain
itu, penggunaan ibu jari dan jari telunjuk pada lubang gunting biasanya
pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting berdasarkan objek kerjanya,
yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban dan gunting
iris.

25
a. Gunting Jaringan (bedah)

Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama,


berbentuk ujung tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung
tumpul digunakan untuk membentuk bidang jaringan atau jaringan yang
lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam. Gunting dengan ujung
bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar dengan cermat. Pemotongan
dengan gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya
dilakukan dengan cara mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus
dipastikan kalau pemotongan dilakukan jangan melewati batas lesi karena
dapat menyebabkan kerusakan.

b. Gunting Benang (dressing scissors)

Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting


ini berbentuk lurus dan berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting
benang, tidak untuk jaringan. Gunting ini juga digunakan saat mengangkat
benang pada luka yang sudah kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya
pemotongan benang menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam
pemotongan jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat
resiko memotong struktur lainnya.

c. Gunting Perban

Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan


ujung yang tumpul. Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang
bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong perban. Jenis gunting ini
terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini lebih panjang dan
digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya
didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain
untuk membentuk dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka,
gunting ini juga aman digunakan untuk memotong perban saat perban telah
ditempatkan di atas luka. (wikipedia)

d. Gunting Iris

Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan


berukuran kecil sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan
ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah minor, gunting iris digunakan untuk
memotong benang oleh karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip
saat remove benang dilakukan. (dictionary online)

26
B. Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam

3. Pinset Anatomi

Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum,


pinset digunakan oleh ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu
tangan. Tekanan pegas muncul saat jari-jari tersebut saling menekan ke arah
yang berlawanan dan menghasilkan kemampuan menggenggam. Alat ini
dapat menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan mudah,
serta memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang
beragam. Pinset Anatomi ini juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa
eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari.
(wikipedia)

4. Pinset Chirurgis

Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi


pada satu bidang). Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan
perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan
dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan genggaman halus). Alat ini
memiliki fungsi yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk
pola jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.(wikipedia)

5. Klem Jaringan

Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas


yang saling berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini
bervariasi, ada yang panjang dan adapula yang pendek serta ada yang
bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang jaringan
dengan tepat. Biasanya dipegang oleh tangan dominan, sedangkan tangan
yang lain melakukan pemotongan, atau menjahit. Cara pemegangannya:
klem dipegang dalam keadaan relaks seperti memegang pulpen dengan
posisi di tengah tangan. Banyak orang yang memegang klem ini dengan
salah, yang memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan
tangan menjadi tegang. Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan.
Pegang klem selembut mungkin, usahakan genggam jaringan sedalam batas
yang seharusnya. Klem jaringan bergigi memiliki gigi kecil pada ujungnya
yang digunakan untuk memegang jaringan dengan kuat dan dengan
pengontrolan yang akurat. Hati-hati, kekikukan pada saat menggunakan alat
ini dapat merusak jaringan. Kemudian, klem tidak bergigi juga memiliki resiko
merusak jaringan jika jepitan dibiarkan terlalu lama, karena klem ini memiliki
tekanan yang kuat dalam menggenggam jaringan.

27
C. Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan

6. Klem Arteri

Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan


perdarahan pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya
dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan. Secara
umum, klem arteri dan needle-holder memiliki bentuk yang sama.
Perbedaannya pada struktur jepitan (gambar 2), dimana klem arteri, struktur
jepitannya berupa galur paralel pada permukaannya dan ukuran panjang pola
jepitannya sampai handle agak lebih panjang dibanding needle-holder. Alat ini
juga tersedia dalam dua bentuk yakni bentuk lurus dan bengkok (mosquito).
Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok digunakan pada bedah
minor.

• Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah
yang menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci).
Ratchet umumnya memiliki tiga derajat, dimana pada saat penutupan jangan
langsung menggunakan derajat akhir karena akan mengikat secara otomatis
dan sulit untuk dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan cara pertama
harus ditekan ke dalam handlenya, kemudian dipisahkan handlenya sambil
membuka keduanya. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis karena hal ini
akan menyebabkan jari telunjuk mendukung instrumen bekerja sehingga
dapat memposisikan jepitan dengan tepat.

• Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang
membentuk chanel lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran
relatif panjang terhadap handled yang memungkinkan genggaman jaringan
lebih halus tanpa pengrusakan. Jepitan dengan ujung bengkok (mosquito)
berfungsi untuk membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan
menggunakan klem ini untuk menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak
mendukung dalam memegang needle.

D. Instrumen Dengan Fungsi Menjahit

7. Needle Holder

• Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan


dilakukan. Secara keseluruhan antara needle holder dan klem arteri
berbentuk sama. Handled dan ujung jepitannya bisa berbentuk lurus ataupun
bengkok. Namun, yang paling penting adalah perbedaan pada struktur
jepitannya (gambar 2). Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross di
permukaannya dan memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari
jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam menggenggam needle. Oleh
karena itu, jangan menggenggam jaringan dengan needle holder karena akan
menyebabkan kerusakan jaringan secara serius.

28
• Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet
yang telah dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle
digenggam pada jarak 2/3 dari ujung berlubang needle, dan berada pada
ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan tusukan jaringan pada
saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat
dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle menekuk.
Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen
karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi dilakukan
dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan
needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk.

• Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle
saat menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan.
Pegang needle holder dengan telapak tangan akan memberikan pengontrolan
yang baik. Secara konstan, jangan mengeluarkan jari dari lubang handled
karena dapat merusak ritme menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari
pada lubang handled yang menetap, namun manipulasi lubang lainnya
dengan jari manis dan kelingking.

Gambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem arteri danNeedle
Holder

29
8. Benang Bedah

• Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang


absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat
pembuluh darah dan kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-
absorbable biasanya digunakan untuk jaringan tertentu dan harus diremove.
Selain itu, benang bedah ada juga yang bersifat alami dan sintetis. Benang
tersebut dapat berupa monofilamen (Ethilon atau prolene) atau jalinan (black
silk). Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan menggunakan benang
non-absorbable. Namun, jahitan subkutikuler harus menggunakan jenis
benang yang absorbable.

• Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak
digunakan. Meskipun demikian, benang ini dapat menimbulkan reaksi
jaringan, dan menghasilkan luka yang agak besar. Jenis benang ini harus
dihindari, karena saat ini telah banyak benang sintetis alternatif yang
memberikan hasil yang lebih baik. Luka pada kulit kepala yang berbatas
merupakan pengecualian, oleh karena penggunaan jenis benang ini lebih
memuaskan.

• Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon (nama


dagang). Benang ini berbentuk monofilamen yang merupakan benang terbaik.
Jenis benang ini cukup halus dan luwes dan menghasilkan sedikit reaksi
jaringan. Namun, jenis benang ini lebih sulit diikat dari silk sehingga sering
menyebabkan jahitan terbuka. Masalah ini dapat diselesaikan dengan
menggunakan tehnik khusus seperti menggulung benang saat jahitan
dilakukan atau mengikat benang dengan menambah lilitan. Prolene
(monofilamen polypropylene) dapat meningkatkan keamanan jahitan dan
lebih mudah diremove dibandingkan dengan Ethilon (monofilamen
polyamide).

• Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami.


Jenis benang ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari usus
domba dan sapi. Terdapat dua macam catgut, plain catgut dan chromic
catgut. Plain catgut memiliki kekuatan selama 7-10 hari. Sedangkan chromic
catgut memiliki kekuatan selama 28 hari. Namun, kedua jenis benang ini
dapat menghasilkan reaksi jaringan.

• Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon


(polyclycalic acid) yang merupakan benang multifilamen. Benang ini
berukuran lebih panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi jaringan.
Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler yang tidak perlu
diremove. Selain itu, juga dapat digunakan untuk jahitan dalam pada
penutupan luka dan mengikat pembuluh darah (hemostasis).

30
• Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni dengan
sistem metrik dan sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan
diameter benang dalam per-sepuluh milimeter. Misalnya, benang dengan
ukuran 2 berarti memiliki diameter 0.2 mm. Sistem tradisional kurang rasional
namun banyak yang menggunakannya. Ketebalan benang disebutkan
menggunakan nilai nol misalnya 3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya. Paling besar
nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0 merupakan nomor dengan diameter
paling halus yang tebalnya seperti rambut, digunakan pada wajah dan anak-
anak. 3/0 adalah ukuran yang paling tebal yang biasa digunakan pada
sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit yang keras (kulit bahu).
4/0 merupakan nilai pertengahan yang juga sering digunakan.

• Dalam suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan
needlenya secara lengkap di cover paketnya. Setiap paket jahitan memiliki
dua bagian luar, pertama yang terbuat dari kertas kuat yang mengikat pada
cover transaparan. Paket jahitan ini dijamin dalam keadaan steril sampai
covernya terbuka. Oleh karena itu, saat membuka paket, simpan ke dalam
wadah steril. Bagian kedua yakni amplop yang terbuat dari kertas perak yang
dibasahi pada satu sisinya. Basahan ini memudahkan paket jahitan
dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian dengan menggunakan needle-
holder, angkat needle tersebut dari lilitannya dan luruskan secara hati-hati.
Kemudian, gunakan untuk tindakan penjahitan.

9. Needle bedah / suture needle

Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang
adalah jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang
merupakan tempat insersi benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa
menimbulkan kerusakan jaringan (trauma). Pada needle model lama memiliki
mata dan loop pada benangnya sehingga dapat menimbulkan trauma. Needle
memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian
memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi benang.
Sebagian besar needle berbentuk kurva dengan ukuran ¼, 5/8, ½ dan 3/8
lingkaran. Hal ini menyebabkan needle memiliki range untuk bertemu dengan
jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga bentuk needle yang lurus namun
jarang digunakan pada bedah minor. Needle yang berbentuk setengah lingkaran
datar digunakan untuk memudahkan penggunaannya dengan needle holder.

31
10. Minnesota

Ciri :

 Terbuat dari steanless still berbentuk seperti huruf S

Kegunaan :

 Untuk menarik bagian pipi dan lidah

Resiko :

 Semi kritis

32
11. micromotor bor tulang

Ciri ;

 Suatu alat eloktronik menggunakan aliran listrik dilengkapi dengan mesin


dan foot control

Kegunaan :

 Untuk mengikis dan memotong bagian tulang dan gigi

Resiko :

 Kritis

Pemeliharaan :

 Desinfeksi menggunakan alkohol dan disimpan pada tempatnya

33
D. Alat penunjang klinik
1. NIER BEKKEN/BENGKOK

Ciri-ciri: Suatualat/tempatdariSteanlessstellberbentukginjal yang terdiridari


bermacam2 ukuran
Kegunaan: Tempatalat / kotoran2 padawaktubekerja
2. KORENTANG

Ciri-ciri:

Ciri-ciri: Seperti Needle Holder tetapilebihpanjang


Kegunaan: Untukmengambil alat2 daridalam sterilisasi

34
3. DRESSING DRUM

Ciri-ciri:
– Terbuatdaristeanlessstell
– Bentuknyaseperti Drum
– Ada bagian yang berlubang2 yang bisadilihatdanditutup
Kegunaan: Untukmenyimpan alat2/bahanygterbuatdarikartun yang akandisterilkan.

3. FINGER PROTECTOR

Ciri-ciri: Alatterbuatdaristeanlessstelldanberbentukjaritangan
Kegunaan:
– Untukmelindungijaritangandarigigitanpenderitapadawaktuperawatangiginya.

10. HAND SCHOEN / RUBBER GLOVES


Ciri-ciri: Sarungtangan yang terbuatdarikaret
Kegunaan: Untukmelindungitangan / jaridarikontaminasilangsungdengan mucosa

35
E.Bagian-Bagian dan Fungsi Pada Dental Unit

Gambar 2.1 Bagian-Bagian Dental Unit

1. Dentist chair (kursi dokter gigi)

Yaitu kursi yang digunakan oleh para dokter gigi saat memeriksa pasien.Kursi
ini memili roda yang dimaksutkan untuk memudahkan gerakan dokter.Pada
seperangkat Dental Unit biasanya terdapat dua buah kursi yaitu untuk dokter
dan asisten control.

2. Air-controlled feet (pengendali air)

Untuk memudahkan dokter gigi saat merawat pasien pengendali air ini
biasanya terletak dibawah kursi pasien yang dikendalikan oleh dokter gigi
dengan menggunakan kaki.

3. Assistant control (asisten control)

Adanya asisten control yaitu untuk lebih memudahkan dokter dalam bekerja.
Asisten control ini tentunya decontrol oleh asisten dokter/perawat.

36
4. Electric dental patient chair switch assembly (kursi pasien)

Kursi pasien yaitu kursi dimana pasien berbaring/duduk saat memeriksa gigi.

5. Spittoon assembly (wadah kumur)

Wadah kumur berada di sebelah kiri pasien yang diperuntukkan sebagai


tempat pasien membuang ludah/kumuran saat memeriksa gigi.

6. Bowl rinse (bowl bilas)

Bowl bilas yaitu wadah sebagai tempat pasien ataupun dokter/perawt saat
membilas sesuatu ketika pemerisaan gigi.

7. Cup fill (keran air)

Keran air pada Dental Unit jug terletak di sebelah kiri pasien. Keran air ini
berfungsih sebagai sumber air dan memudahkan dokter/perwat serta asisten
control saat membutuhkan air ketika pemeriksaan gigi.

8. Dental complex treatment unit (unit pengolahan gigi yang komplex)

Dental complex treatment unit merupakan salah satu yang terpentting pada
Dental Unit dimana pada Dental complex treatment unit ini adalah unit
pengolahan gigi seperti Handpieces "bor gigi".

9. Instrument arm (instrument lengan)

Instrument arm yaitu bagian Dental Unit yang berkaitan dengan tangan seperti
Handpieces "bor gigi".

10. Operating light (pencahayaan)

Operating light yaitu lampu yang difungsikan sebagai pencahayaan kedalam


rongga mulut pasien saat melakukan pemeriksaan.Operating light ini teletak
dihadapan pasien yang dapat diatur posisinya oleh dokter/perawat sesuai
keinginan/kebutuhan.

11. Tray assembly (baki perakitan)

37
Tray assembly yaitu bagian dari Instrument tray assembly.

12. Instrument tray assembly (instrument nampan perakitan)

Instrument tray assembly yaitu bagian pada Dental Unit yang berfungsih
sebagai tempat menaru komponen komponen yang dibutuhkan saat
melakukan perawatan gigi oleh dokter/perawat gigi.

BAB III

38
A. Kesimpulan
1. Mengetahui nama- nama alat pencabutan gigi sulung dan permanent beserta
alat pendukungnya
2. Mengetahui alat – alat bedah mulut sederhana dan kegunaannya

B. Saran

Diharapkan bagi perawat gigi dan yang berkecimpung dalam kesehatan gigi
dan mulut agar mengetahui tentang apa saja alat – alat pencabutan baik gigi
sulung atau permanent serta mengetahui alat – alat bedah mulut sederhana, agar
perawat gigi makin lebih profesional pada saat bekerja di lapangan .

39
DAFTAR PUSTAKA

Datarkar , Abhay N , 2007. Exodontia Practice , New Delhi , Jaypee Brothers


Medical Publisher.

Pedersen GW. 1996 . buku ajar praktis bedah mulut (oral surgery) , alih bahasa :
purwanto . jakarta ; EGC

Howe , GE , 1993. Pencabutan gigi geligi . (the extraction of teeth) , alilh bahasa :
ssbudiman, JA . jakarta : EGC

40

Anda mungkin juga menyukai