Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT KESEHATAN GIGI

“CONSERVATION SET FOR AMALGAM”

Dosen Pengampu : Yodong, S.ST, MH.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Elsi Utami Auliya Rohmah

Nim : P1337425120077

PRODI D-III KESEHATAN GIGI

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak dengan
bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk mencegah
kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi. Restorasi terdiri
dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin komposit, dan
GIC,dan restorasi jenis nonplastis yaitu inlay. Oleh karena itu diperlukan instrument-
instrumen untuk mendukung kerja dari restorasi maupun preparasi suatu kavitas untuk
mencapai hasil yang maksimum. Sebelum mempertimbangkan pembuatan suatu kavitas,
instrument yang diperlukan hendaknya Disiapkan lebih dahulu sehingga pada pelaksanaan
nantinya sudah tersedia alat yang sesuai.
Dental Amalgam merupakan bahan ini semakin berkembang material yang digunakan dalam
restorasi gigi. Amalgam telah digunakan sebagai bahan tambalan bagi lesi karies sejak abad ke-15
dan sampai ini amalgam yang Dewasa paling banyak digunakan oleh dokter gigi, khususnya untuk
tumpatan gigi posterior. Sejak pergantian abad ini, formulasinya tidak banyak berubah, yang
mencerminkan bahwa bahan tambalan lain tidak ada yang seideal amalgam. Komponen utama
amalgam terdiri dari liquid yaitu logam merkuri dan bubuk / powder yaitu logam paduan yang
kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga (Craig, 2002).

1.2 Tujuan
bertujuan untuk mencegah, merawat dan merestorasi penyakit, kerusakan, dan kelainan yang
mengenai jaringan keras dan lunak gigi untuk mengembalikan fungsi, bentuk, estetik dan
perlindungan jaringan pendukung gigi serta mempertahankan gigi selama mungkin di dalam
rongga mulut
BAB II

PEMBAHASAN

 Instrument Putar
1) Instrumen Kecepatan Tinggi

Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya digunakan
bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan bahan tambal
tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya berkisar antara
250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang mempunyai kecepatan sedikit di atas 250.000,
mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan kepalanya dibuat menguncup agar
ujung bur mudah dilihat (Pittford)

Gambar : Dental High Speed Fiber Optic

Selama pemakaian hendaknya diperhatikan; semprotan pendingin harus selalu cukup


untuk mencegah terlalu panasnya kepala bur. Selain itu semprotan air ini tak boleh terhalang
oleh tonjol gigi sehingga air tidak dapat mencapai kavitas yang sedang didalamkan. Keuntungan
pendingin dengan semprotan air adalah dapat membersihkannya semua debris tanpa harus
menghentikan semua pekerjaan, air kemudian dibuang dari daerah operasi oleh alat penyedot.

Gambar : Henpis berturbin


Gambar : Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure intan sejajar

Bagian pemotong turbin terbuat dari tungsten carbide atau partikel intan. Kedua macam
bur ini digunakan untuk prreparasi intarkorona. Untuk ekstrakorona, bur intan lebih baik karena
tidak regas dalam bentuknya yang panjang pipih.

Bur tungsten carbide dibentuk dengan menyolderkan tungsten carbide/komposit cobalt


ke atas tangkai bur yang terbuat dari baja sebelum alur pemotongnya diasah sampai ujung.
Ketika masih baru daya potong bur ini sangat efisien, tetapi akhirnya bur tersebut akan menjadi
tumpul. Kamampuannya biasanya mencapai puluhan kavitas. Jika sudah tumpul seperti ini daya
potongnya tidak lagi efektif dan sebaiknya dibuang. Blade bur tungsten carbide biasanya
mempunyai tepi yang tidak terputus-putus da ini disebut bur plain cut dan bur ini akan
menghasilkan permukaan gigi yang halus.

Intrumen kecepatan rendah digunakan bagi prosedur seperti pengerokan karies,


menyempurnakan alur retensi dikavitas, penyelesaian akhir kavitas dan restorasi, serta
pemolesan.

Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah

Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus. Yang
terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses, tetapi banyak
digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain henpis tidak banyak
megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang pas dengan tangkai pemutarnya,
dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui gear. Kini, sumber putaran biasanya
diperoleh dari motor elektrik atau motor udara kecil kemudian dialirkan melalui selang lentur.
Dahulu dipakai tali dan kerekan yang dihubungkan dengan mesin besar.
Dalam kepala henpis, pegangan untuk bur bisa berupa Grendel (latch-joint) atau dengan
chuck genggam (friction grip chuck). Pada pangkal bur terdapart satu permukaan yang rata yang
bisa pas dengan gir serta satu dudukan gerendel dalam satu alur pada bur untuk mencegah
lepasnya bur dari henpis.

Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted

Sebagian orang memakai mandril bersekrup sementara disk yang lentur cenderung
dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril Moore) karena penggantinya
lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan untuk memotong bagian restorasi yang
dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk ini kebanyakan dipakai di laboratorium.

Gambar : Bur sikat

Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukar-tukar yang
fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk meningkatkan
kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat mencapai 160.000 rpm.
Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi prosedur pemolesan
sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk
menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk digunakan disk fine grit. Sedangkan
untuk menghaluskan restorasi pada permukaan fasioproksimal dan linguoproksimal digunakan
finishing strip (Ariningrum, 2001:33)
 Instrumen untuk Preparasi
a. Pahat
Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas; yang bilahnya satu bidang dengan
tangkainya disebut pahat-kapak. Pahat digunakan untuk membuang email yang terdukung yang
timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan instrumen putar, dan harus digunakan
sekalipun kavitas tekah dibuat dengan menggunakan bur tungsten carbide karena prisman email
tak terdukung mungkin masih ada.

Gambar : Pahat sudut


ganda dan Pahat pemotong tepi ginggiva

b. Eskavator
Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung pemotongnya
demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang sama pada penggunaan
pahat untuk pembuatan bevel. Eskavator juga

digunakan untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak. Kedua
ujung eskavator dibuat agar berfungsi sehingga bisa juga dipakai bagi yang kidal.

Gambar : Eskavator

1. Instrumen Penumpatan dan Pembentukan Tumpatan


Pemampatan(plugger)
Gambar : Plastis datar

Alat ini berbentuk silinder lecil digunakan untuk menekan tumpatan ke dalam kavitas
yang telah selesai, terutama amalgam. Pemampatan amalgam kini mempunyai ujung yang rata
agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam masih dicampur secara
manual, pemampatan yang dipakai adalah pemampatan yang bergerigi.

Plastis

untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti semen, bahan
tumpat sewarna gigii amalgam

Pengukir

Gambar : Pengukir Hollenbach dan Ward no.2

Instrumen ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya amalgam
sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi dikedua sisi dan telah
dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan yaitu: Hollenbach ½ dan Ward
no. 2.

Burniser

Gambar : Burniser buah pir

Alat ini menyerupai pemampat tetapi ujungnya bulat, tidak datar. Burnisher dapat
digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di permukaan
ukiran, ketika ukiran amalgam selesai.

Amalgam Consender

Amalgam consender digunakan dalam Konservasi gigi untuk memadatkan atau


mengepak isi campuran bahan ke dalam rongga preparasi.

Spatula
Gambar : Spatula

1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab

2. Agate Spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit

Gambar : agate spatel

Mixing slab (glass plate)

Gambar : Mixing slab

Untuk mengaduk fletcher, semen fosfat silikat dan tumpatan sementara

Semen stopper

Gambar : cemen stopper

Untuk memasukkan dan meratakan semen lining (basis) ke dalam kavitas.


Amalgam Stopper

Untuk menekan atau memampat amalgam di dalam kavitas agar padat

Pistol Amalgam

Gambar : amalgam pistol

Untuk memasukkan amalgam ke dalam kavitas terutama untuk rahang atas

Amalgam Karver

Gambar : amalgam carver

Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan bentuk anatomi gigi
yang ditumpat.

Amalgamator

Gambar : amalgamator
Untuk mengaduk amalgam yang tersedia dalam bentuk kapsul

Mortar dan Pestle

Gambar : Mortar dan pestle

Untuk mengaduk alloy dan air raksa

Matriks

Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua untuk dua
permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan mesio disto oklusal.

Celluloid Strip

Gambar : celluloid strip

Sebagai dinding sementara penambalan sewarna gigi.

Pemeliharaan Instrumen

Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya pemakaian
instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan menyebabkan rusaknya alat, aus,
atau patah.
Henpis harus dibersihkan setelah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran pabriknya.
Instrumen juga jangan dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya akan berkurang dan
akan mudah sekali bengkok walau dipakai secara normal.

Pahat, eskavator, dan skeler secar teratur harus diasah agar ketajaman ujung kerjanya
dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara manual dengan batu asahan (Arkansas); ini merupakan
prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak berpengalaman. Bevel pahat diletakan
mendatar pada batu asahan dengan bilah memebentuk sudut 50-60 derajat. Ketajamannya diuji
dengan mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan datarnya
dengan beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit ditajamkan disisi-sisnya
agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan sekaligus mencegah bengkoknya alat pada
saat membersihkan kalkulus.

Gambar A : Menguji ketajaman Gambar B : menajamkan pahat

Gambar : alat penajam tipe oscilating, menajamkan hachet email

Cara lain dengan menggunakan disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang pada
mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung memotong
terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan melunakan ujung
pemotong.
BAB III

PENUTUP

lmu konservasi gigi adalah ilmu yang paling tertua di bidang Kedokteran Gigi yang
berkembang sejak abad ke-18 sebagai sebuah solusi bagi masyarakat yang mengalami
kerusakan gigi dan mempertahankan gigi mereka selama mungkin di dalam mulut. Ilmu
Konservasi Gigi mempelajari tentang fenomena abnormalitas jaringan gigi yang terdiri
dari palatum keras, pulpa, periapikal, dan pencegahan terhadap gejala abnormal melalui
tindakan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif untuk mendapatkan kembali fungsi
sistem stomatignatik.

Anda mungkin juga menyukai