Anda di halaman 1dari 7

Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi

Tindakan Fissure Sealant

A. Tahap Persiapan (Pra Interaksi)


1. Persiapan alat
a. Alat diagnostik set: Kaca mulut, pinset, sonde, excavator.
b. Alat poles: Brush dan contra angle.
c. Alat pengering gigi: Chip blower dan lampu spiritual.
d. Alat isolasi: Tongue holder.
e. Alat fissure sealant: Agate spatle, glass plate, mixing slab, aplikator khusus.
2. Persiapan bahan
a. Cotton roll, cotton pellet, kapas gulung.
b. Balan poles: pumice, kryte, dan pasta gigi dalam satu dappen dish.
c. Dentin conditioner (1 buah cotton pellet).
d. Aquadest (3 buah cotton pellet).
e. Bahan fissure sealant (fuji III/fuji VII) powder dan liquid.
f. Alkohol 70%.
3. Persiapan operator
a. Masker dan hand schoen.
b. Mempersiapkan diri untuk menerima pasien.
c. Mempersiapkan diri untuk tindakan yang akan dilakukan
4. Persiapan alat dan bahan tambahan
a. Celemek dan taplak bracket table.
b. Tempat kapas bersih dan tempat kapas kotor.

B. Tahap Orientasi ( perkenalan )


1. Menyapa Pasien
Pada suatu hari ada pasien laki-laki usia 17 tahun datang ke klinik gigi JKG. Perawat
Memberikan salam kepada pasien, mempersilahkan pasien masuk dan duduk di kursi.
Perawat gigi : “Selamat pagi kak, silahkan duduk kak.”
Pasien : “ Selamat Pagi juga mbak ( pasien duduk di kursi )
Kemudian perawat memperkenalkan diri kepada pasien. dan melakukan penggalian data
mengenai identitas pasien, seperti: nama pasien, umur, alamat rumah, nomor telepon
yang bisa dihubungi, dan lain-lain. untuk pasien anak-anak dapat ditanyakan pada orang
tuanya.
Perawat gigi : “Selamat datang di klinik jkg. Perkenalkan nama saya Nanda Amalia
Susilowati sebagai perawat gigi diklinik ini. Sebelumnya, sudah pernah
kesini belum ya kak ?”
Pasien : “Belum kak baru pertama kali saya datang kesini”
Perawat gigi : “Apakah kakak membawa kartu identitas ?
Pasien : “Bawa kak”
Perawat gigi : “Bolehkah saya meminjam kartu identitasnya kak ? untuk mengisi data
diri pasien kak”
Pasien : “Iya boleh kak” ( sambil memberikan kartu identitas pasien )
Perawat gigi mencatat data diri pasien berupa nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
alamat rumah, nomor telepon yang dapat dihubungi. Setelah selesai mencatat kemudian
mengembalikan kartu identitas kepada pasien
Perawat gigi : “saya buatkan antrian dulu ya kak, Silahkan tunggu di ruang tunggu ya
kak, nanti akan dipanggil gilirannya”
Pasien : “Baik kak” (pasien menunggu diruang tunggu)
2. Mengidentifikasi Masalah
Menambah keakuratan data dengan cara menanyakan kembali pada pasien mengenai data
diri dan masalah yang dialami oleh pasien. Setelah itu operator menggali pikiran dan
perasaan pasien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan tekhnik komunikasi
pertanyaan terbuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien tentang
fissure sealant
Perawat gigi : “Pasien atas nama Fauzi bisa masuk ruangan sekarang” (Perawat
memanggil pasien yang akan dilakukan tindakan)
Pasien : “Baik kak” ( pasien memasuki ruangan )
Perawat gigi : “ Silahkan duduk kak, Bagaimana posisinya sudah nyaman ?”
Pasien : “Sudah kak”
Perawat gigi : “Sebelumnya,saya cek kembali datanya ya” ( perawat gigi membacakan
kembali identitas pasien berupa nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
alamat, nama ortu)
Pasien : “Sudah benar kak”
Perawat gigi : “Kalau boleh tau apa keluhannya datang ke klinik JKG ya kak ?”
Pasien : “Di permukaan gigi geraham saya seperti ada noda hitam kak sudah saya
sikat beberapa kali tetapi tidak hilang,Terkadang pada waktu saya makan,
banyak makanan yang menempel di permukaan gigi geraham kak”
Perawat gigi : “Gigi bagian mana ya kak ?”
Pasien : “Gigi bawah sebelah kiri bagian belakang ( geraham ) ( pasien membuka
mulut untuk dilihat oleh perawat gigi )
Perawat Gigi : “Jadi, gigi geraham kak Fauzi ini memilki Kondisi gigi dengan pit dan
fissure yang dalam sehingga sangat berpotensi menjadi tempat
menumpuknya sisa makanan. Jika tidak dibersihkan, maka akan berubah
menjadi pusat berkembangnya bakteri, yang lama kelamaan bisa
menyebabkan karies gigi dan gigi berlubang. Terdapatnya noda hitam pada
Permukaan gigi geraham kak fauzi ini adalah sebagai tanda telah terjadi
proses karies makanya noda tersebut sulit dibersihkan oleh sikat gigi,
bahkan yang memiliki bulu sikat paling halus sekalipun. Jadi untuk
mengatasi hal tersebut perlu dilakukan fissure sealant. Apakah sebelumnya
sudah mengetahui fissure sealant kak ?”
Pasien : “Belum Kak, fissure sealant tu apa ya kak ?”
Perawat gigi : “Kalau begitu saya jelaskan sedikit mengenai fissure sealant. Fissure
sealant itu menutup pit dan fissure gigi yang dalam untuk mencegah
karies. Tindakan tersebut membuat permukaan gigi geraham menjadi lebih
rata dan datar tanpa celah. menggunakan bahan tambal adhesive berbahan
dasar resin yang dapat mengalir ke dalam pit dan fissure.
Pasien : “Lalu tindakan fissure sealant bagaimana caranya ya kak ?”
Perawat gigi : “Tindakan fissure sealant akan dilakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur kak, saya jelaskan prosedurnya ya kak. Pertama, Gigi
akan dikeringkan menggunakan udara hingga terlihat bagian yang dietsa
sebelumnya menjadi berwarna putih mengapur. kedua,aplikasikan bonding
pada bagian yang telah dietsa sebelumnya. Ketiga, lakukan curing
menggunakan light curing pada gigi selama 20 detik. Keempat, aplikasikan
flowable resin pada bagian pit fissure gigi yang dikerjakan. Kelima,
lakukan curing menggunakan light curing pada gigi selama 20 detik.
Keenam, cek apakah terdapat traumatic occlusion menggunakan
articulating paper. Ketujuh, lepas handscoon dan masker lalu cuci tangan
sesuai dengan prosedur.
Pasien : “Baik kak, kalau begitu saya mau dilakukan tindakan fissure sealant”
3. Menayakan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan perawatan ( anamnesa )
Perawat Gigi : “Apakah sebelumnya kak Fauzi pernah melaukan perawatan di klinik
atau puskkesmas ?”
Pasien : “Pernah kak
Perawat gigi : “Apakah sebelumnya pernah dilakukan fissure sealant ?”
Pasien : “Belum kak”
Perawat gigi : “kalau boleh tau kak fauzi menggosok gigi sehari berapa kali ya ?
Pasien : “Dua kali kak pagi dan sore”
Perawat Gigi : “Baiklah, apakah kak Fauzi suka makan makanan manis dan lengket
seperti coklat atau permen
Pasien : “suka kak”
Perawat gigi : “Apakah Kak Fauzi merokok ?”
Pasien : “Iya kak”
Perawat Gigi : “Apakah kak fauzi suka minum kopi atau teh ?
Pasien : “Suka minum kopi kak”
Perawat gigi : “Apakah kak Fauzi rutin memeriksakan gigi 6 bulan sekali ?
Pasien : “Tidak kak” (sambil tersenyum)
Perawat gigi : “Baiklah, apakah kak fauzi pernah mendapatkan penyuluhan tentang
kesehatan Gigi dan mulut,misalnya saja ketika di sekolah, seminar, televisi
ataupun ditempat pelayanan kesehatan ?”
Pasien : “Dulu waktu sd di sekolah pernah kak, saya juga sering melihat iklan-
iklan di telivisi”
4. Pemeriksaan keadaan umum
Perawat gigi : “maaf sebelumnya, apakah mas memiliki penyakit sistemik seperti
penyakit gula (diabetes mellitus), darah tinggi (hipertensi), penyakit
jantung (kardiovaskuler) ?”
Pasien : “Tidak punya kak”
Perawat : “Kalau begitu, sebelumnya saya melakukan pemeriksaan dahulu ya kak”
Pasien : “Baik kak”
Perawat Gigi : “Saya Tensi dulu ya kak” (sambil melakukan tensi )
Pasien : “baik kak”
Perawat Gigi : “Tekanan darah kak fauzi 90/60 jadi normal ya kak”
Pasien : “iya kak”
C. Tahap Kerja
1. Perawat gigi sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk melakukan perawatan kepada
pasien (memakai masker,sarung tangan dan mencuci tangan sesuai SOP serta alat dan
bahan perawatan)
2. Memberi tahu pasien bahwa pemeriksaan gigi akan segera dimulai dengan menanyakan
kesiapan pasien.
Perawat gigi : “(Setelah persiapan selesai perawat gigi menginstruksikan pasien untuk
duduk di dentai chair). “Silahkan kak duduk disini.”
Pasien : “Baik kak”
Perawat gigi : “saya akan memulai pemeriksaan, apakah kak Fauzi sudah siap?”
Pasien : “Sudah kak”
Perawat gigi : “Baiklah saya akan memasangkan celemek untuk melindungi pakaian
dari kotoran saat perawatan”
Pasien : “baik kak”
3. Melakukan oral diagnose
Perawat gigi : “maaf mba, bisa buka mulutnya saya akan melakukan pemeriksaan?”
Pasien : “baik kak”
4. Menjelaskan hasil Oral Diagnosa kepada pasien.
Setelah dilakukan pemeriksaan perawat gigi menjelaskan hasil oral diagnose kepada
pasien menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien supaya pasien dapat
memahaminya.
Perawat gigi : “Setelah saya periksa gigi mas sehat, tidak ada lubang gigi, bentuk
gigi yang bagus hanya saja terdapat sedikit noda hitam di permukaan gigi
geraham serta saya melihat ada beberapa gigi anda yang memiliki fissure
yang cukup dalam. Fissure ini merupakan bentuk permukaan gigi seperti
parit-parit kecil yang terdapat pada permukaan kunyah gigi-gigi bagian
belakang atau biasanya pada gigi geraham. Bentuk fissure yang cukup
dalam dapat menyebabkan plak menempel di daerah tersebut dan sulit
dibersihkan dengan sikat gigi. Parit-parit ini rentan terkena karies dan
menyebabkan gigi berlubang/rusak. Untuk mencegah terjadinya hal ini,
dapat dilakukan fissure sealant. Untuk perawatannya menggunakan bahan
GI Fuji tipe 3 atau 7. Dengan perawatan ini, fissure yang dalam akan
ditutup dengan bahan tambal. Penutup fisur adalah bahan yang memang
dirancang sebagai pencegah karies di fisur dan pit. Bagaimana apakah
anda siap untuk dilakukan perawatan Fissure Sealant ?”
Pasien : “Siap Kak” ( dengan anggukan kepala)
Perawat gigi mulai melakukan tindakan fissure sealant dan menyuruh pasien untuk
membuka mulut.
Perawat gigi : “ Baik kak, saya akan memulai mengolesi vaselin pada bibir kakak, serta
mengoleskan disclosing pada permukaan gigi”
Pasien : “Iya kak”
Perawat gigi : “Sekarang kumur-kumur ringan ya kak!”( Perawat gigi melanjutkan
tindakan fissure sealant)
Pasien : “Baik kak”
( setelah beberapa saat tindakan fissure sealant selesai )
Perawat gigi : “kak, ini tindakan fissure sealant sudah selesai, tapi sebelumnya saya
akan mengoleskan varnish diatas permukaan sealant”
Pasien : “Iya kak”
D. Tahap Terminasi
Perawat gigi : “Baiklah Perawatan sudah selesai, saya sarankan agar kakak untuk tidak
menggunakan makan pada sisi yang telah dilakukan fissure sealant, akan
tetapi jika ingin makan, bisa menggunakan pada sisi yang sebelahnya. Hal
ini dilakukan pada saat 1 jam setelah tindakan dilakukan. Biasakan untuk
menyikat gigi minimal 2x sehari yaitu sesudah makan pagi dan sebelum
tidur malam. Sebisa mungkin untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung air dan serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Kurangi
makan-makanan yang manis dan lengket seperti coklat dan permen. Jika
mengunyah makanan usahakan menggunakan bagian kanan dan kiri secara
bergantian untuk mengurangi terjadinya karang gigi dan Periksakan gigi
secara rutin minimal 6 bulan sekali”
Pasien : “Iya kak, Terimakasih atas saran dan juga tindakannya yang sudah
dilakukan”
Perawat gigi : “ Iya kak dengan senang hati. Saya lepas celemeknya ya kak”
Pasien : “ Oh iya silahkan kak”
(Perawat mempersilahkan pasien untuk meninggalkan ruang perawatan, memberi salam
dan memohon maaf jika ada kesalahan. Serta mengucapkan terimakasih atas
kunjungannya)

Anda mungkin juga menyukai