MATA KULIAH
PENATALAKSANAAN KURATIF TERBATAS
Tim Penyusun:
KELOMPOK 4
1. RINA KURNIAWATI
NIM :P20625122034
2. ROULI NAIBAHO
NIM :P20625122035
3. SENNY RACHAYU
NIM :P20625122036
4. SITI AMINAH
NIM :P20625122037
5. SURYANDI
NIM :P20625122038
6. TATANG TARDIYANA
NIM:P20625122039
7. TIKA KARTIKA
NIM :P20625122040
8. YATI
NIM :P20625122041
9. YAYU SRI RAHAYU
NIM :P20625122042
10. .ZAINAL NURUL ARIPIN
NIM :P20625122043
Nomenklatur FDI
1.Gigi susu
Gigi susu berjumlah 20 buah dan mulai tumbuh pada umur 6 -9 bulan dan lengkap pada umur 2 –
2,5 tahun. Gigi susu terdiri dari 5 gigi pada setiap daerah rahang masing – masing adalah : 2 gigi
seri (incicivus),1 gigi taring, 2 gigi Molar
2. Gigi permanen
Gigi permanen berjumlah 28 – 32 terdiri dari 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi premolar, dan 3 gigi
molar pada setiap daerah rahang. Gigi permanen menggantikan gigi susu. Antara umur 6 – 14
tahun 20 gigi susu diganti gigi permanen. Gigi molar 1 dan 2 mulai erupsi pada umur 6 – 12
tahun sedangkan gigi molar 3 mulai erupsi pada umur 17 – 21 tahun.
Nomenklatur FDI merupakan nomeklatur yang digunakan hampir diseluruh cabang ilmu
kegigian diseluruh dunia. Nomenklatur ini memerlukan dua digit kode. Digit yang pertama untuk
menentukan regio gigi, dan digit kedua untuk urutan gigi dari arah garis midline ke lateral.
Berdasarkan regionya, maka gigi di bagi menjadi empat bagian, yakni Dextra Superior (ditandai
dengan angka 1 untuk gigi permanen dan 5 untuk decidui), Sinistra Superior (ditandai dengan
angka 2 untuk gigi permanen dan 6 untuk decidui), Sinistra Inferior (diatandai dengan angka 3
untuk gigi permanen dan 7 untuk decidui), dan Dextra Inferior (ditandai dengan angka 4 untuk
gigi permanen dan 8 untuk decidui).
Ada beberapa cara nomenklatur yaitu:
Cara FDI
Gigi Permanen
1817161514131211 2122232425262728
4847464544434241 3132333435363738
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
1. KURATIF TERBATAS PADA PENCABUTAN GIGI PERMANEN POSTERIOR RAHANG
BAWAH
Gigi 35 = Permanen, Premolar dua bawah Pencabutan gigi tetap akar tunggal
kiri tanpa penyulit menggunakan infiltrasi
anestesi
Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit
yang sudah goyang derajat 3 - 4
menggunakan infiltrasi atau topikal
anestesi
Gigi 36 = Permanen,Molar satu bawah kiri Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit
menggunakan infiltrasi anestesi
Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit
yang sudah goyang derajat 3 - 4
menggunakan infiltrasi atau topikal
anestesi
Gigi 37 = Permanen,Molar dua bawah kiri Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit
menggunakan infiltrasi anestesi
Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit
yang sudah goyang derajat 3 - 4
menggunakan infiltrasi atau topikal
anestesi
Gigi 45 = Permanen, Premolar dua bawah Pencabutan gigi tetap akar tunggal
kanan tanpa penyulit menggunakan infiltrasi
anestesi
Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit
yang sudah goyang derajat 3 - 4
menggunakan infiltrasi atau topikal
anestesi
Gigi 75 = Sulung, molar dua bawah kiri Pencabutan gigi susu tanpa
penyulit menggunakan infiltrasi
dan/atau topikal anestesi
Pencabutan gigi susu yang sudah
goyang derajat 3 – 4 tanpa penyulit
menggunakan infiltrasi dan/atau
topikal anestesi
Gigi 84 = Sulung, molar satu bawah kanan Pencabutan gigi susu tanpa
penyulit menggunakan infiltrasi
Gigi 85 = Sulung, molar dua bawah kanan dan/atau topikal anestesi
Pencabutan gigi susu yang sudah
goyang derajat 3 – 4 tanpa penyulit
menggunakan infiltrasi dan/atau
topikal anestesi
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Standar profesi Terapis Gigi dan Mulut tindakan terapeutik (Kuratif) terbatas dalam kerangka
kolaboratif Kuratif terbatas pada gigi Posterior rahang bawah yang menjadi kewenangan TGM
berdasarkan UU No 12 tahun 2016/KepMenKes RI No HK.01.07/MENKES/671/2020 Tentang standar
profesi terapis gigi dan mulut diantaranya pencabutan gigi tetap tanpa penyulit menggunakan infiltrasi
anestesi dan Pencabutan gigi tetap tanpa penyulit yang sudah goyang derajat 3 - 4 menggunakan
infiltrasi atau topikal anestesi.
2. SARAN
Dengan memahami regulasi dan kewenangan dalam melakukan tindakan kuratif terbatas pada
pencabutan gigi tetap posterior rahang atas diharapkan TGM mampu mengontrol, mewujudkan rasa
aman, dan menjaga mutu pelayanan