Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN UKGM

PUSKESMAS KENDALSARI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut
merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan
kesehatan. Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pelayanan
promotif, dan preventif kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada
upaya kesehatan berbasis masyarakat diantaranya posyandu dengan
sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia
pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, serta kelompok usia lanjut.
Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan RI tahun
2007,prevalensi masalah kesehatan gigimulut adalah 23%, dengan
prevalensikaries aktif sebesar 43,3%, oleh karena itu pemeliharaan gigi
harus diperhatikan dan ditingkatkan baik melalui kegiatanupaya
kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) serta upaya yang
dilakukanpuskesmas. Berdasarkan kebijakan Pemerintah melalui Undang-
UndangNo. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa
pelayanankesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang harus
dilaksanakan.
Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah satu diantaranya
pembagunan kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan gigi, diantaranya derajat kesehatan gigi dan
mulut masyarakat yang optimal, dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) program
layanan kesehatan dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan
dengan visi Indonesia Sehat 2020.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan,
diantaranya pembangunan kesehatan gigi dan mulut dibutuhkan peran
serta masyarakat sebagai salah satu strategi penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, meliputi perorangan misalnya kader kesehatan,
tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat, kelompok
masyarakat misalnya, posyandu, organisasi kemasyarakatan, organisasi

1
profesi, lembaga sosial masyarakat dan pemerintah yang berperan sebagai
agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup sehat.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut,
merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan
kesehatan, salah satu diantaranya dengan pemberdayaan kader
kesehatan. Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pelayanan
promotif, preventiv dan rujukan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan
pada upaya kesehatan berbasis masyarakat diantanya posyandu dengan
sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia
pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, kelompok usia lanjut.

2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan
kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia pendidikan
dasar, ibu hamil dan menyusui, serta kelompok usia lanjut.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulu tmasyarakat.
- Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
penyakit dan masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut.
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri
dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.
- Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
- Meningkatkan dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat.

C. Sasaran Pedoman
Kelompok resiko tinggi penyakit gigi dan mulut :
1. Anak usia bawah lima tahun
2. Ibu hamil
3. Ibu menyusui

D. Ruang Lingkup
1. Kegiatan di Luar Gedung

E. Batasan Operasional
1. Kegiatan di Luar Gedung
Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan langkah
sebagai berikut :
a. Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum
kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan fungsi bibir, gusi, lidah,
gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya dengan membuat berbagai
pertanyaan situasional dan mengungkit pengalaman pribadi
peserta.
b. Menjelaskan kelainan dan penyakit yang terjadi pada gigi dan
mulut antara lain gigi berlubang, radang gusi serta karang gigi.

3
c. Menjelaskan kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi dan
mulut.
d. Menjelaskan penyakit tubuh akibat kerusakan gigi.
e. Menjelaskan kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit
gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak balita, anak usia
pendidikan dasar, usila.
f. Menjelaskan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut
dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat
gigi, waktu menyikat gigi, penggunakan alat-alat bantu pembersih
gigi, makanan yang dapat merusak gigi, makanan yang baik
untuk kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur.
g. Menjelaskan pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap
penyakit gigi dan mulut

F. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 951/Menkes/SK/VI/2000
tentang Upaya Kesehatan Dasar di Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004
tanggal 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 296/Menkes/ SK/III/2008
tentang Pengobatan Dasar Puskesmas;
6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor:
HK.02.04/II/1181/2012HK tentang Pedoman Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Dan Anak Usia Balita Bagi
Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga UKGM


Berikut ini kualifikasi Tim UKGM yang ada di Puskesmas Kendalsari:
Kualifikasi
Kegiatan Realisasi
SDM
Penyuluhan kesehatan gigi Dokter gigi Menyesuaikan
dan mulut Perawat Gigi

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat :
Kegiatan Petugas Unit terkait
Penyuluhan 1. Drg Nur Hidayati Poli Gigi
kesehatan gigi dan 2. Drg Astin K.
mulut 3. Thoifatul H, Amd.kes. Gigi

C. Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan UKGM adalah:
N Kegiatan yang dilaksanakan Waktu Pelaksanaan
o
1. Agustus
( menyesuaikan
Pemeriksaan dan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
jadwal
Mulut Murid TK
pendistribusian
tablet Vit.A )
2. Menyesuaikan
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Kelas Ibu
Jadwal Kelas Ibu
Hamil
Hamil
3. Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut di Menyesuaikan
Posyandu Jadwal Posyandu

5
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas

Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan UKGM Puskesmas


Kendalsari memiliki penunjang yang harus dipenuhi :

Kegiatan UKGM Sarana Prasana


Luar Gedung 1. Alat :
a. Alat tulis
b. Model gigi dan sikatgigi
c. Poster / Leaflet

6
BAB IV

TATA LAKSANA UKGM

A. Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan UKGM dilakukan di luar gedung, antara lain :
a. Penyuluhan Kesehatan Gigi danMulut:
i. Persiapan
Penjadwalan kegiatan penyuluhan
ii. Pelaksanaan :
Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan langkah
sebagai berikut :
- Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum
kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan fungsi bibir, gusi,
lidah, gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya dengan membuat
berbagai pertanyaan situasional dan mengungkit pengalaman
pribadi peserta.
- Menjelaskan kelainan dan penyakit yang terjadi pada gigi dan
mulut antara lain gigi berlubang, radang gusi serta karang gigi.
- Menjelaskan kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi
dan mulut.
- Menjelas kan penyakit tubuh akibat kerusakan gigi.
- Menjelaskan kelompok masyarakat yang rawan terhadap
penyakit gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak balita,
anak usia pendidikan dasar, usila.
- Menjelaskan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut
dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan
sikat gigi, waktu menyikat gigi, menggunakan alat-alat bantu
pembersih gigi, makanan yang dapat merusak gigi, makanan
yang baik untuk kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur.
- Menjelaskan pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap
penyakit gigi dan mulut

B. Strategi / Metode
strategi pentahapan UKGM sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan kemampuan dan potensi masyarakat
(empowering).
2. Menumbuh kembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.

7
3. Membangun semangat gotong royong dalam pembangunan kesehatan.
4. Bekerja bersama masyarakat.
5. Menggalang kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan
Organisasi Masyarakat.
6. Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat.

C. Langkah Kegiatan
i. Persiapan
Penjadwalan kegiatan penyuluhan
ii. Pelaksanaan :
Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan langkah
sebagai berikut :
- Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum
kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan fungsi bibir, gusi, lidah,
gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya dengan membuat berbagai
pertanyaan situasional dan mengungkit pengalaman pribadi peserta.
- Menjelaskan kelainan dan penyakit yang terjadi pada gigi dan mulut
antara lain gigi berlubang, radang gusi serta karang gigi.
- Menjelaskan kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi dan
mulut.
- Menjelaskan penyakit tubuh akibat kerusakan gigi.
- Menjelaskan kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit
gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak balita, anak usia
pendidikan dasar, usila.
- Menjelaskan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut dengan
cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat gigi, waktu
menyikat gigi, menggunakan alat-alat bantu pembersih gigi,
makanan yang dapat merusak gigi, makanan yang baik untuk
kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur.
- Menjelaskan pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap
penyakit gigi dan mulut

8
BAB V

LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing
organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatanUKGM
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
1. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi :
a. Alat tulis
b. Model gigi dan sikat gigi
c. Poster

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh penanggung jawab UKGM


berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan
mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala
Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
direncanakan oleh penanggung jawab UKGM berkoordinasi dengan bendahara
puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk
selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan (POA – Plan Of Action).

9
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan
maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan.
Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya
menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran
antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan.Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya
resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk
mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat
dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
kegiatan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada
kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan.

10
Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.

11
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan
sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari
pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait.
Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin
meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan
terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus
mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum
bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh
yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang
benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat
pelindung diri yang benar.

12
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang


untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat
berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan
mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3. Ketepatan metoda yang digunakan.
4. Tercapainya indikator.
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini
tiap bulan.

13
BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelaksanaan UKGM ini dibuat untuk memberikan petunjuk


dalam pelaksanaan kegiatanprogram UKGM di Puskesmas Kendalsari,
penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas,
tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman
yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih
diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil
yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam
melaksanakan pelayanan program UKGM di puskesmas agar tidak terjadi
penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Penanggung Jawab UKGM

Thoifatul Hasanah A.Md.Kes.Gi


NIP. 19821012 200501 2 013

14
15

Anda mungkin juga menyukai