DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS JEMARAS
Jl. Nyi Mas Endang Geulis No. 88 Desa Bangodua
Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon
Telp. (0231) 8825112 Email : PuskesmasJemaras@gmail.com, kode pos 45156
PEDOMAN
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)
DI UPT PUSKESMAS JEMARAS
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang
hidup dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang diberikan di seluruh
wilayah Indonesia harus dilakukan secara adil, merata, dan optimal.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan 4 (empat) misi
pembangunan kesehatan, yaitu: (1) Menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan.(2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. (3)
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat beserta lingkungannya.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indicator status kesehatan gigi dan
mulut masyarakat yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang
dikembangkan oleh FDI, WHO dan IADR. Salah satu program teknis Departemen of
Communicable Disease Prevention and health Promotion yang mewadahi program
kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programmme
(GOHP).
Program ini menyarankan Negara-negara di dunia intuk mengembangkan
kebijakan Pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut.
Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut dengan
program kesehatan umum. Salah satuaksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak
sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan gigi di sekolah.
Indikatornya Global Goals for Oral Health 2020 adalah :
Berkurangnya rasa sakit yang dinilai dari berkurangnya hari absen disekolah karena
sakit
Peningkatan proporsi bebas karies pada usia 6 tahun sebanyak X%
Penurunan komponen D dari DMFT pada usia 12 tahu sebanyak x %, dengan perhatian
khusus pada kelompok berisiko tinggi.
Berkurang sebanyak x% jumlah gigi diektraksi karena karies di usia 18 tahun . (Target
penurunan tidak diberikan secara spesifik karena ditentukan dengan factor local).
Salah satu resolusi dari The 60th Word Health Assembly (WHA)oleh WHOtahun 2007
adalah mengembangkan dan meimplementasika promosi kesehatan gigi dan mulut
serta pencegahan penyakit gigi dan mulut sebagai bagian dari kegiatan promosi
kesehatan disekolah dengan focus pad PHBS dan praktik perawatan diri sendiri di
sekolah , yaitu dengan pelaksanaan sikat gigi setiap hari disekolah.
Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status kesehatan gigi pada
anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007
(Kemenkes), menunjukkan prevalensikaries gigi dalam 12 bulan terakhir di Indonesia
adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies sebesar 72,1%. Prevalensi
karies ak f kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8% sedangkan pengalaman karies
36,1%. Besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan/
pencabutan (RTI) pada usia 12 tahun sebesar 62,3% sedangkan persentasi dari jumlah
gigi tetap yang sudah di tumpat (PTI) pada usia ini baru mencapai 0,7% dan 26,2%
telah terlanjur dicabut.
Standar Pelayanan Minimal (SPM)Bidang Kesehatan Kabupaten/ Kota
t6Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD dan se ngkat sebesar 100% pada tahun 2010,
sedangkan pada Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 disebutkan langkah-
langkah kegiatan UKGS. Oleh karena itu kegiatan UKGS harus dilaksanakan dan
dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan perlu
menerbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah untuk
dapat menjadi pedoman bagi pelaksana kesehatan gigi dan mulut di daerah yang
pelaksanaannya di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan daerah tanpa
mengabaikan target Indonesia Sehat.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman ini disusun dengan maksud memberikan arahan bagi petugas
kesehatan dan petugas lintas sektor terkait dalam pelaksanaan program UKGS guna
mewujudkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu, merata dan
terjangkau.
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman ini adalah tenaga kesehatan gigi dan mulut.
E. BATASAN OPERASIONAL
- Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelengggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama , dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventive untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
seetinggi-tingginya.
- Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kedehatan.
- Pelayanan kesehatan gigi adalah segala upaya pencegahan dan pengobatan
penyakit ,serta pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi yang dilaksanakan atas
dasar hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga kesehathan gigi lainya dengan
individu/masyarakat yang membutuhkannya.
- Anamnesa adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien /keluarga pasien dan
dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh
keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien.
- Diagnosa adalah penettapan jenis penyakit tertentu berdasarkan analisis hasil
anamnesa dan pemeriksaan yang diteliti
- Terapi adalah pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar indikasi medis
atau diagnosis yang ditemukan dokter.
- Tindakan medis , yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan pada seseorang
berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan integritas jaringan
atau organ terganggu.
LANDASAN HUKUM
11. Kepmenkes nomor 160 tahun 2010 tentang Renstra Kemkes 2010 -2014.
B. Standart Fasilitas
No JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
RANDULAWANG
I. UKGS KIT
BAB IV
A. Lingkup kegiatan
UKGS adalah suatu kegiatan diluar gedung pad pelayanan gigi dan mulut UPT
Puskesmas Jemaras
B. Langkah Kegiatan
Kegiatan UKGS meliputi :
1. Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
2. Sikat gigi bersama
3. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
4. Sistem rujukan pada kasus yang ditemukan
BAB V
LOGISTIK
Bahan habis pakai yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan UKGS adalah
sebagai berikut :
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Alkohol Sesuai kebutuhan
2 Kapas Sesuai kebutuhan
3 Handscoon Sesuai kebutuhan
4 Masker Sesuai kebutuhan
5 Sabun cuci tangan Sesuai kebutuhan
6 Ballpoint 2
7 Buku register UKGS 1
8 Blangko rujukan UKGS Sesuai kebutuhan
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Keselamatan kerja pada saat pelaksanaan UKGS harus dilakukan dengan cara
pengendalian resiko yang meliputi:
1. Elliminasi (menghilangkan bahaya)
Memastikan hand instrument yang digunakan disucihamakan
2. Rekayasa (engineering)
Yaitu dilakukan penggantian hand instrument yang sudah disucihamakan
dengan chlorine
3. Pengendalian administrasi
Dengan memberikan pelayanan UKGS sesuai SOP
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum melakukan pemeriksaan pada kegiatan UKGS, petugas memakai
masker, Handscoon
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk mencapai keberhasilan dari tujuan UKGS perlu adanya komunikasi yang
efektif dan berkesinambungan dengan seluruh sector terkait. Selain itu perlu juga
dilakukan monitoring yang berfungsi untuk mengurangi resiko kesalahan pengambilan
kesimpulan dari hasil akhir evaluasi. Misalnya, kesimpulan bahwa program tersebut
tidak efektif apabila program tidak berjalan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Evaluasi dilaksanankan untuk menilai keberhasilan dari tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, antara lain:
1. Terpenuhinya Ketenagaan pada puskesmas Jemaras yang sesuai dengan
standart permenkes No.75 tahun 2014
2. Terp[enuhinya fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. Terpenuhinya jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien
4. Tersedianya logistic setiap kali di butuhkan
5. Terjaminya keselamatan sasaran /pasien
6. Terjaminnya keselamatan petugas/tenaga kesehatan
7. Terkendali Mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulu