Anda di halaman 1dari 17

Panduan

Kegiatan UKGS

UPTD PUSKESMAS KROBOKAN


SEMARANG
Jl. Aribuana No. 1 Krobokan
PANDUAN
UKGS

BAB I
DEFINISI
UKGS adalah suatu komponen dari UKS dan merupakan tekhnis pelayanan kesehatan
gigi dan mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh
kembang anak.

BAB II
RUANG LINGKUP
UKGS tahap 3 yang diperiksa adalah murid kelas 3 dan 5 SD atau MI di wilayah UPTD
Puskesmas Krobokan.

BAB III
TATA LAKSANA
1. Petugas melakukan pendataan ke sekolah
2. Petugas menetukan jadwal UKGS
3. Petugas meminta surat tugas ke bagian admin
4. Petugas melakukan UKGS sesuai jadwal
5. Petugas melakukan penyuluhan, sikat gigi masal, pemeriksaan gigi dan rujukan gigi ke
puskesmas
6. Petugas mencatat hasil kegiatan UKGS kedalam formulir UKGS
7. Petugas merekap hasil pemeriksaan
8. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan ke kepala puskesmas dan DKK

BAB IV
DOKUMENTASI
1. Petugas mencatat kegiatan kedala laporan kegiatan UKGS.
2. Petugas melaporkan hasilnya kepada Kepala UPTD Puskesmas Krobokan dan DKK
bagian kesehatan anak sekolah & remaja.
PEDOMAN

USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

DI UPTD PUSKESMAS KROBOKAN

KOTA SEMARANG

TAHUN 2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia


yang hidup dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang
diberikan di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan secara adil, merata, dan
optimal.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan 4 (empat) misi
pembangunan kesehatan, yaitu: (1) Menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan.(2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
(3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat beserta lingkungannya.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indicator status kesehatan gigi dan
mulut masyarakat yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang
dikembangkan oleh FDI, WHO dan IADR. Salah satu program teknis Departemen of
Communicable Disease Prevention and health Promotion yang mewadahi program
kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programmme
(GOHP).
Program ini menyarankan Negara-negara di dunia intuk mengembangkan
kebijakan Pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan
mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut
dengan program kesehatan umum. Salah satuaksi prioritas dari GOHP, khususnya
untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan gigi di sekolah.
Indikatornya Global Goals for Oral Health 2020 adalah :
Berkurangnya rasa sakit yang dinilai dari berkurangnya hari absen disekolah karena
sakit
Peningkatan proporsi bebas karies pada usia 6 tahun sebanyak X%
Penurunan komponen D dari DMFT pada usia 12 tahu sebanyak x %, dengan
perhatian khusus pada kelompok berisiko tinggi.
Berkurang sebanyak x% jumlah gigi diektraksi karena karies di usia 18 tahun . (Target
penurunan tidak diberikan secara spesifik karena ditentukan dengan factor local).
Salah satu resolusi dari The 60 th Word Health Assembly (WHA)oleh WHOtahun 2007
adalah mengembangkan dan meimplementasika promosi kesehatan gigi dan mulut
serta pencegahan penyakit gigi dan mulut sebagai bagian dari kegiatan promosi
kesehatan disekolah dengan focus pad PHBS dan praktik perawatan diri sendiri di
sekolah , yaitu dengan pelaksanaan sikat gigi setiap hari disekolah.

Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status kesehatan gigi pada
anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007
(Kemenkes), menunjukkan prevalensikaries gigi dalam 12 bulan terakhir di Indonesia
adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies sebesar 72,1%. Prevalensi
karies ak f kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8% sedangkan pengalaman karies
36,1%. Besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan/
pencabutan (RTI) pada usia 12 tahun sebesar 62,3% sedangkan persentasi dari
jumlah gigi tetap yang sudah di tumpat (PTI) pada usia ini baru mencapai 0,7% dan
26,2% telah terlanjur dicabut.

Standar Pelayanan Minimal (SPM)Bidang Kesehatan Kabupaten/ Kota


t6Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD dan se ngkat sebesar 100% pada tahun 2010,
sedangkan pada Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 disebutkan langkah-


langkah kegiatan UKGS. Oleh karena itu kegiatan UKGS harus dilaksanakan dan
dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan perlu


menerbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah untuk
dapat menjadi pedoman bagi pelaksana kesehatan gigi dan mulut di daerah yang
pelaksanaannya di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan daerah tanpa
mengabaikan target Indonesia Sehat.

B. TUJUAN

Pedoman ini disusun dengan tujuan memberikan arahan bagi petugas


kesehatan dan petugas lintas sektor terkait dalam pelaksanaan program UKGS guna
mewujudkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu, merata dan
terjangkau.

C. RUANG LINGKUP PEDOMAN

Ruang lingkup pedoman ini meliputi standart ketenagaan , standar fasilitas,


tatalaksana pelayanan, logistic, keselamatan sasaran kegiatan atau program,
keselamatan kerja , pengendalian mutu pada UKGS

D. BATASAN OPERASIONAL

1. pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelengggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventive untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang seetinggi-tingginya.

2. Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang


kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui
pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kedehatan.

3. Pelayanan kesehatan gigi adalah segala upaya pencegahan dan


pengobatan penyakit ,serta pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi
yang dilaksanakan atas dasar hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga
kesehathan gigi lainya dengan individu/masyarakat yang membutuhkannya.

4. Anamnesa adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien /keluarga


pasien dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk
memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang
diderita pasien.
5. Diagnosa adalah penettapan jenis penyakit tertentu berdasarkan analisis
hasil anamnesa dan pemeriksaan yang diteliti

6. Terapi adalah pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar


indikasi medis atau diagnosis yang ditemukan dokter.

7. Tindakan medis , yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan pada


seseorang berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan
integritas jaringan atau organ terganggu.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
2. Undang-Undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005 – 2025.
4. Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
6. Perpres nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota.
9. Kepmenkes nomor 374 tahun 2009 tentang SKN.
10. Kepmenkes nomor 375 tahun 2009 tentang RPJP-K 2005-2025.
11. Kepmenkes nomor 160 tahun 2010 tentang Renstra Kemkes 2010 -2014.
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 741/Menkes/Per/VII/2008, tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota.
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 2556/Menkes/PER/XII/2011
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan.
14. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Meteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230
A/2003,Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23 Juli tentang Pembinaan Dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
15. Keputusan Bersama Menteri Pendididkan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
2/P/SKB/2003, Nomor 1068/Menkes SKB/SKB/ VII/2003, Nomot MA/230
B/2003, Nomor 4415-404 Tahun 2003 Tanggal 23 Juli 2003 Tentang
Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pusat.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia Puskesmas teridiri atas tenaga kesehatan dan tenagas
non kesehatan

Jenis Tenaga Kesehatan yang dibutuhkan untuk melaksanakanUKGS adalah:


1. Dokter gigi
2. Perawat gigi
Kompetensi dokter gigi :
1. Mempunyai STR dan SIP
2. Mampu mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah,
mengevaluasi program kesehatan gigi
3. Mampu mengkoordinir dan memonitor program gilut di wilayah kerja
4. Mampu melaksanakan pelayan darurat gigi
5. Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan penyakit gigi
6. Mampu melaksanakan pelayanan medic dasar sesuai kompetensi dan
kewenangan
7. Mampu melaksanakan pelayanan medic khusus sesuai kompetensi dan
kewenangan
8. Kompetensi Perawat Gigi
9. Mempunyai STR dan SIPG
10. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan asuhan keperawatan
gigi dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan keahlian dan
kewenangan
11. Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesui dengan standart
operasional prosedur, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh pimpinan puskesmas.
12. Membuatkan catatan-catatan yang perlu dalam rekam medic gigi secara
baik dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan
13. Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesuai dengan standart
profesi dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
14. Melaksanakn dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi
15. Melaksanakan dan menjaga keselamatan poli pelayanan kesehatan gigi
meliputi keamanandan kebersihan alat dan ruangan serta pencegahan
pencemaran lingkungan

B. Distribusi Ketenagaan

Pelaksanaan program UKGS dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensinya.


Tim pelaksanaan UKGS terdidi dari :
1. Dokter gigi bertugas memeriksa kesehatan gigi dan mulut dan
melakukan perujukan pada kasus gigi tertentu
2. Perawat gigi bertugas memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut
3. Dokter gigi dan perawat gigi bertugas melaksanakan sikat gigi Bersama

C. Jadwal Kegiatan

UKGS dilaksanakan pada bulan Maret, dan terjadwal sehingga target UKGS dapat
terlaksana 100 %.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Disesuikan dengan kondisi sekolah yang dikunjungi untuk pelaksanaan UKGS

B. Standart Fasilitas

N JENIS PELAYANAN PUSKESMAS


o KROBOKAN

I. UKGS KIT

1 Kaca mulut Ada

2 Sonde Ada

3 Pinset Ada

4 Eskavator Ada

5 Sikat gigi Model Ada

6 Senter Ada

7 Phantom Model gigi Ada

II. Bahan Habis Pakai

1 Sabun cuci Sesuai Ad


tangan atau kebutuha a
antiseptik n

2 Alkohol Sesuai Ad
kebutuha a
n

3 Kapas Sesuai Ad
kebutuha a
n
4 Tissue Sesuai Ad
kebutuha a
n

5 Handscoon Sesuai Ad
kebutuha a
n

6 Masker Sesuai Ad
kebutuha a
n

III. Pencatatn dan pelaporan

1 Buku register Sesuai ada


UKGS kebutuhan

2 Formulir rujukan Sesuai ada


kebutuhan

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup kegiatan

UKGS adalah suatu kegiatan diluar gedung pad pelayanan gigi dan mulut UPTD
Puskesmas Krobokan

B. Langkah Kegiatan

Kegiatan UKGS meliputi :


1. Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
2. Sikat gigi bersama
3. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
4. Sistem rujukan pada kasus yang ditemukan

BAB V

LOGISTIK
Bahan habis pakai yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan UKGS adalah
sebagai berikut :

NO NAMA BAHAN JUMLAH

1 Alkohol Sesuai kebutuhan

2 Kapas Sesuai kebutuhan

3 Handscoon Sesuai kebutuhan

4 Masker Sesuai kebutuhan

5 Sabun cuci tangan Sesuai kebutuhan

6 Ballpoint 2

7 Buku register UKGS 1

8 Blangko rujukan UKGS Sesuai kebutuhan

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/KESELAMATAN PASIEN


Indikator pengukuran keselamatan pasien meliputi :

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien,

Pasien diidentifikasi menggunakan presensi dari sekolah yang bersangkutan, setiap


siswa dipanggil presensi

2. Tidak terjadinya kesalahan diagnose

Tiap siswa dianamnesa, dan diperiksa secara objektif

3. Tidak terjadinya salah rujukan

Siswa yang pada pemeriksaan ditemukan suatu kasus dan harus ditangani, dirujuk ke
Puskesmas Krobokan dengan pemberian blanko rujukan UKGS.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja pada saat pelaksanaan UKGS harus dilakukan dengan cara
pengendalian resiko yang meliputi:
1. Elliminasi (menghilangkan bahaya)
Memastikan hand instrument yang digunakan disucihamakan
2. Rekayasa (engineering)
Yaitu dilakukan penggantian hand instrument yang sudah disucihamakan
dengan chlorine
3. Pengendalian administrasi
Dengan memberikan pelayanan UKGS sesuai SOP
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum melakukan pemeriksaan pada kegiatan UKGS, petugas memakai
masker, Handscoon

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Kegiatan UKGS Puskesmas Randulawang dilakukan dengan


cara:
1. Pengukuran dan Analisa Pelayanan
Dari hasil pemeriksaan diperolah
a. Prosentase jumlah murid yang diperiksa
Jumlah murid yang ada dibagi jumlah murid yang diperiksa x 100%
b. Prosentase jumlah murid yang mendapatkan pelayanan
Jumlah murid yang mendapat pelayanan dibagi jumlah murid yang perlu
perawatan x100%
2. Perbaikan Berkelanjutan
a. Intervensi internal
1) Perbaikan perencanaan dan pengorganisasian
2) Pembangunan sarana dan pengadaan peralatan
3) Penyedia ketenagaan
4) Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pelaksana UKGS
b. Intervensi ekternal
Dilakukan dalam bentuk Pembinaan, yaitu suatu proses pemantauan dan
penilaian terhadap program yang dilaksanakan oleh SDM serta memberikan
bantuan berupa pengarahan dan bimbingan untuk menuju perbaikan guna
pencapaian tujuan seperti yang diharapkan. Pembinaan dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten

BAB IX
PENUTUP

Untuk mencapai keberhasilan dari tujuan UKGS perlu adanya komunikasi yang
efektif dan berkesinambungan dengan seluruh sector terkait. Selain itu perlu juga
dilakukan monitoring yang berfungsi untuk mengurangi resiko kesalahan pengambilan
kesimpulan dari hasil akhir evaluasi. Misalnya, kesimpulan bahwa program tersebut
tidak efektif apabila program tidak berjalan sesuai dengan rencana kegiatan yang
telah ditentukan sebelumnya.

Evaluasi dilaksanankan untuk menilai keberhasilan dari tujuan yang telah


ditentukan sebelumnya, antara lain:
1. Terpenuhinya Ketenagaan pada puskesmas Krobokan yang sesuai dengan
standart permenkes No.75 tahun 2014
2. Terpenuhinya fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. Terpenuhinya jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien
4. Tersedianya logistic setiap kali di butuhkan
5. Terjaminya keselamatan sasaran /pasien
6. Terjaminnya keselamatan petugas/tenaga kesehatan
7. Terkendali Mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulu

Kepala Puskesmas Krobokan, Koordinator Program UKGS

dr. Retno Wulansari drg. Conita Aulia W

Anda mungkin juga menyukai