B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Umum :
Kegiatan yang sesuai dengan tujuan program, tata nilai, visi dan misi UPTD Puskesmas
Brang Rea
Meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman tentang pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut serta pencegahannya pada ibu hamil dan balita
Membentuk kader kesehatan gigi dan mulut di posyandu agar memiliki pengetahuan
tentang penyakit dan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan balita yang optimal
Tujuan khusus :
Ibu hamil memahami bagaimana prosedur menggosok gigi yang benar, meliputi waktu,
frekuensi, dan cara menggosok gigi secara berkesinambungan
Ibu hamil dan ibu balita memahami macam-macam penyakit gigi pada bumil dan balita
serta tindak lanjut yang harus dilakukan bila menderita penyakit gigi dan mulut
Ibu hamil dan ibu balita memahami frekuensi kunjungan ke dokter gigi
Ibu hamil dan ibu balita memahami pola makan yang baik untuk kesehatan gigi dan
makanan apa sajaj yang boleh dimakan untuk pencegahan karies gigi
Ibu balita memahami model sikat gigi yang boleh digunakan untuk anak-anak dan jumlah
pasta gigi yang digunakan
Ibu hamil dan anak balita mempunyai kebiasaan/sikap memelihara kebiasan baik dalam hal
kesehatan gigi dan mulut
3
Memberikan pengertian dan pemahaman kesehatan gigi dan mulut pada kader posyandu
C. SASARAN PEDOMAN
1. 100% posyandu dengan ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut per tahun
(sesuai SPM)
2. 100% posyandu dengan ibu hamil yang dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan
mulut per tahun (sesuai SPM)
3. Rujukan pada ibu hamil yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Puskesmas
4. Memberikan pengetahuan dasar mengenai kesehatan gigi dan mulut pada kader melalui buku
pedoman UKGM
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Kegiatan di dalam gedung :
Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil pemeriksaan di posyandu
Penyuluhan dan konseling kesehatan (KIE dan DHE)
2. Kegiatan di luar gedung
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Demo sikat gigi
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Dokter Gigi Penanggung jawab pelaksanaan operasional
Bersama perawat gigi menyusun rencana kegiatan, menentukan target tahunan serta
jadwal kegiatan bulanan, memonitoring program dan evaluasi
Melaporkan serta mengkoordinasikan ke Kepala Puskesmas dan petugas UKGM
Membina integrasi dengan unit-unit yang terkait di Desa
Memberi bimbingan dan pengarahan kepada Kader
Bila tidak ada perawat gigi, dokter gigi dapat sebagai pelaksanan UKGM
Melakukan kegiatan analis teknis & edukatif
Perawat Gigi Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGM
Melakukan persiapan lokakarya mini untuk menyampaikan rencana kegiatan
Membina kerjasama dengan Kader Posyandu
Melakukan persiapan lokakarya mini untuk menyampaikan rencana kegiatan
pelaksana terkait
Pengumpulan data UKGM
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
Evaluasi cakupan program, pencapaian target untuk menjadi dasar Rencana
Kegiatan Tahunan berikutnya
5
C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan UKGM dilaksanakan setahun 2x pada seluruh Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Brang Rea.
JAN FEB MAR AP MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
R
Kegiatan
UKGM
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
Kegiatan UKGM Alat & Bahan
Kegiatan di luar gedung 1. Alat
Kaca mulut (alat diagnostik)
Ballpoint
Phantom gigi dan sikat gigi
Poster dan video penyuluhan
2. Bahan
Alkohol
H2O2
Register UKGM
Buku kegiatan lapangan UKM
Lembar rujukan
7
BAB IV
TATA LAKSANA UKGM
A. LINGKUP KEGIATAN
UKGM merupakan kegiatan diluar gedung yang termasuk dalam pelayanan kesehatan gigi dan
mulut UPTD Puskesmas Brang Rea. Kegiatan yang dilakukan adalah :
Pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil, balita
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk ibu hamil, ibu balita, dan balita
Demo sikat gigi
Rujukan
B. METODE
Menumbuhkembangkan kemampuan dan potensi masyarakat (empowering)
Menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Membangun semangat gotong royong dalam pembangunan kesehatan
Bekerja bersama masyarakat
Menggalang kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Masyarakat
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Melakukan koordinasi dengan Tim Posyandu
2. Membuat surat pemberitahuan dan jadwal kegiatan ke Posyandu
3. Mempersiapkan alat dan bahan di Puskesmas
4. Mendatangi lokasi/posyandu bersama tim
5. Pemeriksaan gigi dan mulut ibu hamil dan balita
6. Memberikan materi penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil secara
personal dan pada balita secara umum
7. Koordinasi dengan kepala kader posyandu untuk ibu hamil/balita yang memerlukan rujukan :
pencatatan nama ibu hamil/balita yang perlu dirujuk
8. Demo sikat gigi
9. Tanda tangan kader/bidan pada buku kegiatan UKGM/UKGS dan Kepala Desa pada SPT dan
buku kegiatan UKGM/UKGS
10. Mengisi buku tamu posyandu
8
BAB V
LOGISTIK
Alat yang digunakan :
1. Kaca mulut (diagnostik set)
2. Buku register UKGM
3. Poster, video, phantom gigi
Bahan habis pakai yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan UKGM adalah :
1. Betadine solution atau desinfektan lain Sesuai kebutuhan
2. Sabun tangan atau antiseptic Sesuai kebutuhan
3. Kasa Sesuai kebutuhan
4. Alkohol Sesuai kebutuhan
5. Kapas Sesuai kebutuhan
6. Masker Sesuai kebutuhan
7. Handscoon Sesuai kebutuhan
8. Ballpoint 2
9. Lembar rujukan UKGM Sesuai kebutuhan
9
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu
kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan dalam
mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi resiko
10
Sebelum melaksanakan kegiatan, penanggung jawab program harus melakukan identifikasi
resiko terhdap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Analisa resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisa terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana pencegahan resiko dan meminimalisasi resiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisa resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk emncegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan
Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi resiko yang ditimbulkan
oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat
dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran objektifitas dari suatu
program/kegiatan. Sedangkan evaluasi adalah penggunaan metode penelitian sosial untuk
secara sistematis mengivestigasi efektifitas program. Menilai kontribusi program terhadap
perubahan (goal/tujuan/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan
program (rekomendasi). Evaluasi memerlukan hasil dari monitoring dan digunakan untuk
kontribusi program UKGM yang sesuai dengan tujuan UKGM Puskesmas Brang Rea.
11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja pada saat pelaksanaan UKGM harus dilakukan dengan cara pengendalian
resiko yang meliputi :
1. Eliminasi (menghilangkan bahaya) : memastikan hand instrument yang digunakan
disucihamakan
2. Rekayasa (enginering) : dilakukan penggantian hand instrument yang sudah disucihamakan
dengan chlorine
3. Pengendalian administrasi : dengan memberikan pelayanan UKGM sesuai SOP
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) : sebelum melakukan pemeriksaan pada kegiatan
UKGM, petugas memakai masker dan handscoon.
Pelaksaaan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya :
A. Kebersihan Tangan pada Kegiatan UKGM di lapangan
Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama
infeksi nosokomial (HAIs) dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan
kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah.
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktek membersihkan tangan adalah
untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah untuk
menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme
pada kulit. Mikroorganisme di tangan ini diperoleh dari kontak dengan pasien dan lingkungan.
Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal di lapisan terdalam permukaan kulit yaitu
staphylococcus epidermidis. Selain memahami panduan rekomendasi untuk kebersihan tangan,
para petugas kesehatan perlu memahami indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan terutama
keterbatasan, pemakaian sarung tangan.
Alat yang digunakan untuk membersikan tangan:
a. air bersih
b. sabun
c. agen antiseptik (iodofor 7,5-10%, kloroksilenol 0,5- 4%, triklosan 0,2-2%)
d. emollient ( cairan organik seperti gliserol, propilen glikol, atau sorbital di tambahkan
pada handrub dan lotion)
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada kulit atau jaringan hidup
lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh mikroorganisme pada kulit. Antiseptik
memiliki bahan kimia yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa.
Antiseptik memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada kulit setelah
dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan reaksi kulit masing-masing
individu.
12
Cara pemakaian Handrub Antiseptik (handrub berbasis alkohol) :
a. Tuangkan handrub berbasis alkohol untuk dapat mencakup seluruh permukaan tangan dan
jari (kira-kira satu sendok teh)’
b. Gosokan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah dingin, khususnya diantara jari-
jari jemari dan dibawah kuku hingga kering
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga jika tangan sangat kotor
atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih
dahulu. Selain itu, untuk mengurangi “penumpukan” emolien pada tangan setelah pemakaian handrub
antiseptik berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali setelah 5-10
aplikasi handrub. Terakhir, handrub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek
residual yang terbatas dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik
seperti khlorheksidin.
13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktivitas pengawasan mutu,
sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator kesehatan gigi dan mulut
Pengendalian kegiatan UKGM Puskesmas Brang Rea dilakukan dengan cara :
1. Pengukuran dan analisa pelayanan
Persentase jumlah ibu hamil yang diperiksa
Jumlah ibu hamil yang mendapat pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut
2. Perbaikan berkelanjutan
i. Intervensi internal
Perbaikan perencanaan dan pengorganisasian
Pembangunan sarana dan pengadaan peralatan
Penyedia ketenagaan
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pelaksana UKGM dan kader posyandu
ii. Intervensi eksternal
Dilakukan dalam bentuk Pembinaan, yaitu suatu proses pemantauan dan penilaian terhadap
program yang dilaksanakan oleh SDM serta memberikan bantuan berupa pengarahan dan
bimbingan untuk menuju perbaikan guna pencapaian tujuan seperti yang diharapkan.
Pembinaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupatan.
14
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelaksanaan UKGM ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan
UKGM di Puskesmas Brang Rea. Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
puskesmas, disertai dengan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional.
Masih diperlukan perubahan perbaikan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil
optimal.
Untuk mencapai keberhasilan tujuan UKGM perlu adanya komunikasi yang efektif dan
berkesinambungan dengan seluruh sektor terkait. Perlu juga dilakukan monitoring yang berfungsi
untuk mengurangi resiko kesalahan pegambilan kesimpulan dari hasil akhir evaluasi. Evaluasi
dilakukan untuk menilai keberhasilan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, antara lain
terpenuhinya ketenagaan pada Puskesmas Brang Rea yang sesuai Permenkes no 75 tahun 2014,
terpenuhinya fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut, terpenuhinya jenis pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada seluruh lapisan masyarakat Puskesmas Brang Rea, tersedianya logistik yang sesuai
dengan strandar pelayanan, terjaminnya keselamatan sasaran/pasien, terjaminnya keselamatan petugas,
terkendalinya mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan program
UKGM di Puskesmas Brang Rea agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan
yang telah ditentukan.
15