1.Pengertian Peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor resiko PTM Utama yang dilakukan secara terpadu,
rutin dan periodik
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan Posbindu
B. Petugas
Tim Petugas Posbindu PTM
C. Langkah-Langkah :
a. Melapor ke RT/ RW setempat dan melampirkan jadwal Posbindu.
b. Pemberitahuan kepada masyarakat melalui pengerasan suara di
mesjid.
c. Melaksanakan kegiatan 5 langkah.
d. Registrasi pemberian nomor kode/ urut yang sama serta
pencatatan ulang hasil pengisian KMS FR- PTM ke buku
pencatatan dilangkah 1. Melakukan wawancara di langkah 2.
e. Pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar Perut di langkah 3. Pengukuran
Tekanan Darah di langkah 4.
f. Konseling, Edukasi, dan tindak lanjut di langkah 5
6.Diagram
alir
I. PENDAHULUAN
Anak usia Sekolah merupakan bagian dari anak berusia 6 sampai 18
tahun yang jumlahnya mencapai seperempat dari total penduduk Indonesia, 80%
diantaranya ada di Sekolah, dan ini berarti mencakup lebih dari 50 juta peserta
didik.Mereka adalah sasaran yang Strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan., karena selain jumlahnya yang besar , merka juga sasaran yang mudah
dijangkau karena Terorganisir dengan baik.
diperkirakan jumlah anak sekolah dasar dan lanjutan mencapai 43 juta jiwa.
Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat kompleks dan bervariasi.
Pada usia sekolah dasar, permasalahan kesehatan peserta didik umumnya
berhubungan dengan ketidak seimbangan gizi, kesehatan gigi, kelainan refraksi,
kecacingan, dan penyakit menular yang terkait perilaku hidup bersih dan sehat.
Pada peserta didik ditingkat lanjutan SMP, MTS, SMU dan MA pada umumnya
lebih banyak terkait dengan perilaku berisiko diantaranya kebiasaan merokok,
mengkonsumsi minuman beralkohol dan melakukan hubungan seksual diluar
nikah
Oleh Karena itu berbagai terobosan harus dilakukan untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya secara optimal yang difokuskan pada pelaksanaan
UKS yang efektif, karwena hamper bisa dipastikan bahwa semua Upaya kesehatan
akan lebih cepat berhasil jika dikembangkan di Sekolah serta akan berdaya ungkit
besar, karena selain diadaptasi oleh peserta didik sendiri juga akan disebarluaskan
ke masyarakat, khususnya lingkungan keluarga peserta didik dan masyarakat
sekitar.
II. Latar Belakang
UPTD Puskesmas Kotabumi I Terdapat 24 SD/MI, 10 SMP/MTS dan 5
SMA/ MA Merupakan Komunitas yang potensial mengalami berbagai
permasalahan kesehatan. Melihat permasalahan yang ada Pelayanan Kesehatan
Disekolah Melalui UKS diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam
bentuk Promotif dan Preventif. Upaya Preventif antara lain Kegiatan Penjaringan
kesehatan peserta didik.
Penjaringan kesehatan anak Sekolah /Screening adalah salah satu bentuk
dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang
memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini
mungkin serta tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan pada peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun program pembinaan kesehatan di Sekolah.
Pemeriksaan Kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kebersihan
perorangan, pemeriksaan Status Gizi, pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan
Kesehatan dan ketajaman indera penglihatan dan pendengaran. Pemeriksaan
kebugaran jasmani,Pendeteksian riwayat kesehatan jasmani, Pendeteksian riwayat
kesehatan keluarga, Pendeteksian riwayat kesehatan diri, Gaya hidup,
pemeriksaan kesehatan Mental emosional.
Apabila ditemukan suatumasalah kesehatan yang membutuhkan
penanganan lebih lanjut maka tindak lanjut dari penjaringan ini adalah dengan
melakukan rujukan peserta Didik ke Puskesmas Kotabumi I.
III.Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal
2. Tujuan Khusus
Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila
tedapat masalah dapat ditindaklanjuti.
3. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program
pembinaan kesehatan sekolah.
II. SASARAN
Penjaringan kesehatan:
1. Peserta didik baru/ kelas 1, di 24 SD/MI wilayah kerja Puskesmas Kotabumi 1
2. Peserta didik baru/kelas 7, di 7 SMP/MTS wilayah kerja Puskesmas Kotabumi 1
3. Peserta didik baru/kelas 10, di 5 SMU/MA wilayah kerja Puskesmas Kotabumi 1
III. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
-Tempat penjaringan kesehatan dilaksanakan di sekolah.
-Waktu pelaksanaan kegiatan penjaringan kesehatan dilaksanakan pada bulan
agustus s.d oktober th. 2021.
V. UKS/UKGS kit : APD Level 2, Tensimeter, stetoskop, timbangan berat badan, Micro
Tois, senter, buku ishihara,snellen card, termometer, kaca mulut, pinset gigi, bak
instrumen, Hand Sanitizer.
VII. EVALUASI
Dilakukan pada saat evaluasi program rutin/ lokmin Puskesmas.
VIII. Dilakukan setiap akhir bulan bersamaan dengan laporan bulanan Puskesmas.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kotabumi I
Kec.Kotabumi. Kab. Lampung Utara
Triyana putri,SST,M.Kes
NIP.197501131993022001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENJARINGAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
UPTD PUSKESMAS KOTABUMI I, KECAMATAN KOTABUMI,
TAHUN 2021
I. PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, selain jumlahnya yang besar (25% ) diantara jumlah penduduk, mereka
juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
Menurut data Angka Partisipasi Murni th.2012 diperkirakan jumlah anak sekolah
dasar dan lanjutan mencapai 43 juta jiwa. Masalah kesehatan yang dialami peserta
didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada usia sekolah dasar, permasalahan
kesehatan peserta didik umumnya berhubungan dengan ketidak seimbangan gizi,
kesehatan gigi, kelainan refraksi, kecacingan, dan penyakit menular yang terkait
perilaku hidup bersih dan sehat.
Pada peserta didik ditingkat lanjutan SMP, MTS, SMU dan MA pada umumnya
lebih banyak terkait dengan perilaku berisiko diantaranya kebiasaan merokok,
mengkonsumsi minuman beralkohol dan melakukan hubungan seksual diluar
nikah.
Berdasarkan data Riskesdas 2007 disebutkan bahwa untuk masalah kesehatan
mata, 1,1% anak usia 6-14 tahun mengalami kelainan refraksi dan 0,2%
mengalami kebutaan. Prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut 21,6% terjadi
pada usia 5-9 tahun dan 20,6% pada anak usia 10-1 4 tahun. Untuk status gizi,
65% anak usia 6-12 tahun dan 82 % anak usia 13-18 tahun mengalami kurang
kecukupan energi dan 52 % anak usia 6-12 tahun, 82% anak usia 13-18 tahun
mengalami kurang kecukupan protein ( Riskesdas 2007). Masalah pada kelompok
umur remaja sangat terkait dengan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan nya.
SKKRI 2007 menunjukkan sekitar 31,9% remaja
perempuan dan 24,2% remaja laki-laki mulai merokok sebelum usia 13 tahun.
Selain itu 12,5% remaja perempuan dan 11,9% remaja laki-laki mengawali
minuman keras sejak usia kurang dari 14 tahun.
III. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal
2.Tujuan Khusus
-Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila
tedapat masalah dapat ditindaklanjuti.
-Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
program pembinaan kesehatan sekolah.
VII. SASARAN
1. 100 % Peserta didik baru/ kelas 1 (756 siswa), di 24 SD/MI.
2. 100% Peserta didik baru/kelas 7 (831 siswa), di 10 SMP/MTS.
3. 100 % Peserta didik baru / kelas 10 ( 575 siswa), di 5 SMU/MA.
1. 24 SD/MI PJ UKS √
2. 10 SMP/MTS PJ UKS √
3. 5 SMA/MA PJ UKS √
MENGETAHUI KOTABUMI,
KEPALA UPTD PUSKESMAS PENANGGUNG JAWAB UKS
KOTABUMI I,
I. PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program
kesehatan, selain jumlahnya yang besar (25% ) diantara jumlah penduduk, mereka
juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.
Menurut data Angka Partisipasi Murni th.2012 diperkirakan jumlah anak sekolah
dasar dan lanjutan mencapai 43 juta jiwa. Masalah kesehatan yang dialami peserta
didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada usia sekolah dasar, permasalahan
kesehatan peserta didik umumnya berhubungan dengan ketidak seimbangan gizi,
kesehatan gigi, kelainan refraksi, kecacingan, dan penyakit menular yang terkait
perilaku hidup bersih dan sehat.
Pada peserta didik ditingkat lanjutan SMP, MTS, SMU dan MA pada umumnya
lebih banyak terkait dengan perilaku berisiko diantaranya kebiasaan merokok,
mengkonsumsi minuman beralkohol dan melakukan hubungan seksual diluar
nikah.
Berdasarkan data Riskesdas 2007 disebutkan bahwa untuk masalah kesehatan
mata, 1,1% anak usia 6-14 tahun mengalami kelainan refraksi dan 0,2%
mengalami kebutaan. Prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut 21,6% terjadi
pada usia 5-9 tahun dan 20,6% pada anak usia 10-1 4 tahun. Untuk status gizi,
65% anak usia 6-12 tahun dan 82 % anak usia 13-18 tahun mengalami kurang
kecukupan energi dan 52 % anak usia 6-12 tahun, 82% anak usia 13-18 tahun
mengalami kurang kecukupan protein ( Riskesdas 2007). Masalah pada kelompok
umur remaja sangat terkait dengan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan nya.
SKKRI 2007 menunjukkan sekitar 31,9% remaja
perempuan dan 24,2% remaja laki-laki mulai merokok sebelum usia 13 tahun.
Selain itu 12,5% remaja perempuan dan 11,9% remaja laki-laki mengawali
minuman keras sejak usia kurang dari 14 tahun.
III. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal
2.Tujuan Khusus
-Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila
tedapat masalah dapat ditindaklanjuti.
-Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
program pembinaan kesehatan sekolah.
VII. SASARAN
1. 100 % Peserta didik baru/ kelas 1 (756 siswa), di 24 SD/MI.
2. 100% Peserta didik baru/kelas 7 (831 siswa), di 10 SMP/MTS.
3. 100 % Peserta didik baru / kelas 10 ( 575 siswa), di 5 SMU/MA.
1. 24 SD/MI PJ UKS √
2. 10 SMP/MTS PJ UKS √
3. 5 SMA/MA PJ UKS √
.
MENGETAHUI KOTABUMI,
KEPALA UPTD PUSKESMAS PENANGGUNG JAWAB UKS
KOTABUMI I,