Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………....
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………
B. Tujuan Pedoman……………………………………………………………………..............
C. Sasaran Pedoman…………………………………………………………………………….
D. Ruang Lingkup Pedoman…………………………………………………………………
E. Batasan Operasional………………………………………………………………………..
F. Landasan Hukum……………………………………………………………………………..
BAB II. STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia……………………………..........
B. Distribusi Ketenagaan………………………………………………………………
C. Jadwal Kegiatan………………………………………………………………………….
BAB III . STANDAR FASILITAS

BAB IV .TATA LAKSANA PELAYANAN


A. Lingkup kegiatan……………………………………………………………
B. Metode………………………………..
C. Langkah kegiatan……………………………………………………………….
BAB V. LOGISTIK
PEDOMAN
PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI
SEKOLAH (UKGS)
PUSKESMAS BUMIAJI
Kata Pengantar

Puskesmas Bumiaji Kota Batu merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar milik
pemerintah kota Batu dan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Batu. Sesuai dengan
kedudukannya mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan di tingkat dasar.
Puskesmas Bumiaji dituntut untuk dapat memberikan pelayanan bukan hanya pelayanan
medis tetapi juga pelayanan promotif dan preventif di masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka diadakanlah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
yang merupakan upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara,meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya
kesehatan perorangan berupa upaya promotif dan preventif bagi peserta didik.
Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut peserta
didik di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) secara optimal melalui pengetahuan sikap
dan tindakan peserta didik dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut,meningkatkan peran serta
guru,dokter kecil dan orang tua dalam upaya promotif dan preventif serta terpenuhinya kebutuhan
pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik.
Demikian atas tersusunnya Pedoman Pelayanan Program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ini sehungga dapat bermanfaat bagi petugas di Puskesmas Bumiaji
dan kepada pihak yang telah membantu disampaikan terima kasih.

Batu,
Koordinator Program UKGS
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dan
berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.
Derajat kesehatan yang tinggi akan meningkatkan produktifitas bangsa dimana kesehatan
gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya juga berperan dalam
meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia.
Untuk pelaksanaan pembangunan kesehatan antara lain dapat dilakukan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah serta pencegahan penyakit gigi dan mulut sebagai
bagian dari kegiatan promosi kesehatan di sekolah dengan fokus pada PHBS dan praktek perawatan
diri sendiri di sekolah yaitu dengan pelaksanaan sikat gigi setiap hari di sekolah.
Adanya hasil penelitian yang menunjukkan prevalensi 10 (sepuluh ) penyakit yang
dikeluhkan masyarakat,penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dengan angka 61% dari
jumlah penduduk,sehubungan dengan situasi tersebut maka kebutuhan yang mendasar untuk
memenuhi pelayanan kesehatan gigi pada anak sekolah terutama pada aspek menyelamatkan apa
yang masih bisa diselamatkan pada gigi anak bangsa disamping upaya edukatif untuk
mempertahankan gigi yang masih sehat.
Tujuan UKGS adalah meningkatkan kesadaran,kemauan,kemampuan dan peran serta
masyarakat atau keluarga dalam pemeliharaan kesehatan gigi (self care) dan mampu memelihara
kesehatan gigi dan mulut nya sendiri dalam rangka terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat.

B.Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum
Sebagai pedoman dan arahan bagi dokter gigi dan perawat gigi dalam
pelaksanaan program UKGS guna mewujudkan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang bermutu ,merata dan terjangkau.
2. Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan,sikap dan tindakan peserta didik dalam
Memelihara kesehatan gigi dan mulut.
2. Meningkatnya peran serta guru,dokter kecil dan orang tua dalam upaya
Promotif dan preventif.
3. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta
didik yang memerlukan.

C .Sasaran Pedoman
1. Dokter gigi dan perawat gigi
2. Guru UKS dan murid-murid Sekolah Dasar SD/MI
3. Orang tua murid
D.Ruang Lingkup Pedoman
Pedoman ini menjelaskan tentang ruang lingkup program UKGS yang sesuai dengan Tiga Program
Pokok UKS (Trias UKS) yang meliputi:
1.Pendidikan kesehatan
a. Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. Demonstasi cara menyikat gigi
c. Pendidikan kebiasaan pola hidup sehat sehari hari.
2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut
d. Rujukan kesehatan gigi dan mulut.
3, Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara masyarakat
Sekolah (guru,murid,pegawai sekolah,orang tua murid dan masyarakat).

E.Batasan Operasional
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dengan
mengintegrasikan upaya promotif dan preventif .
1. Kegiatan di luar gedung:
a. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut murid-murid SD kelas I
b. Penyuluhan
c. Sikat gigi massal

2. Kegiatan dalam gedung


a. Pemeriksaan kesehatan rujukan dari hasil penjaringan
b. Tindakan perawatan gigi

F.Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 951/Menkes/SK/VI/2000 tentang Upaya
Kesehatan Dasar di Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tanggal 10 Februari
2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama
dan Meteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor
1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26 Tahun 2003 tentang
Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor: HK.02.04/II/963/2012
tentang Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
7. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor: HK.02.04/II/1181/2012
tentang Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di Smp Dan Sma Atau Yang
Sederajat
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tenaga pelaksana UKGS meliputi: dokter gigi dan perawat gigi .

B. Distribusi Ketenagaan

 Dokter gigi:
1) Sebagai penanggung jawab pelaksanaan UKGS
2) Bersama kepala puskesmas dan perawat gigi menyusun rencana kegiatan, monitoring
dan evaluasi program.
3) Memberi bimbingan dan pengarahan kepada perawat gigi
4) Bertindak sebagai pelaksana UKGS

 Perawat gigi:
1) Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS
2) Mengumpulkan data yang diperlukan dalam pelaksanaan UKGS
3) Monitoring pelaksanaan UKGS
4) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
5) Evaluasi program.

C. Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan UKS/UKGS yang terbaik adalah pada tahun ajaran baru yaitu bulan
Agustus dan September.

No Kegiatan yang dilaksanakan Waktu Pelaksanaan

1. Pelatihan dokter kecil anak SD/MI kelas I

2. Sikat gigi missal

3. Penjaringan Kesehatan dan Pendataan anak SD/MI kelas I

4. Penjaringan Kesehatan dan Pendataan anak SD/MI kelas I

5. Penjaringan Kesehatan dan Pendataan anak SMP/MTs kelas 7


Penjaringan Kesehatan dan Pendataan anak SMA/SMK/MA kelas
6.
10
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas

Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan UKS/UKGS Puskesmas Bumiaji memiliki


penunjang yang harus dipenuhi :

Kegiatan UKS/UKGS Sarana Prasana


1. Alat :
a. Meja
b. Diagnostik Set
c. Neerbeken
d. Timbangan
e. Otoskop
f. Meteran
g. Test Ichihara
h. Snellent Chart
i. Alat tulis
Dalam Gedung j. Model gigi dan sikat gigi
k. 1 set tang cabut gigi anak
l. Dental unit
m. Tensimeter
2. Bahan :
a. Betadine
b. Kapas
c. Alkohol
d. Handskun
e. Masker
f. Poster
1. Alat :
a. Diagnostik Set
b. Neerbeken
c. Timbangan
d. Otoskop
e. Meteran
f. Test Ichihara
g. Snellent Chart
h. Alat tulis
Luar Gedung i. Model gigi dan sikat gigi
j. UKGS Kit
k. Tensimeter
2. Bahan :
a. Betadine
b. Kapas
c. Alkohol
d. Handskun
e. Masker
a. Poster
BAB IV

TATA LAKSANA UKS/UKGS

A. Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan UKS/UKGS dilakukan di dalam gedung, antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil penjaringan kesehatan pada peserta didik
Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS, SLTA di wilayah Puskesmas Bumiaji.
b. Penyuluhan dan konseling kesehatan.
2. Kegiatan UKS/UKGS dilakukan di luar gedung, antara lain :
a. Penjaringan kesehatan peserta didik Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS, SLTA di
wilayah Puskesmas Bumiaji.
b. Pelatihan dokter kecil
c. Sikat gigi massal.
d. Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.

1. Kegiatan di Dalam Gedung


a. Persiapan Ruangan
b. Pelayanan dengan alur
 Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari tim UKS/UKGS ke
Puskesmas Bumiaji.
 Pasien mendaftar diloket pendaftaran Puskesmas.
 Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatannya
di poli umum, poli gigi oleh petugas medis atau para medis.
c. Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang dihadapi pasien.
2. Kegiatan di luar gedung
a. Persiapan
Penjadwalan Kegiatan
Penjadwalan kegiatan penyuluhan
b. Pelaksanaan :
- Penjaringan kesehatan peserta didik Siswa/Siswi kelas 1 SD/MI, SMP/MTS,
SLTA di wilayah Puskesmas Bumiaji.
- Pelatihan dokter kecil
- Sikat gigi massal.
- Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.

B. Strategi / Metode
Untuk pemerataan jangkauan UKS/UKGS dan adanya target kesehatan tahun 2020 yang harus
dicapai maka diterapkan strategi pentahapan UKS/UKGS sebagai berikut:
1. Target jangka pendek 2020
a. Penjaringan kelas 1 pada awal tahun ajaran tercapai 100%
b. Prevalensi bebas karies pada M1 sebanyak 50%

c. Penyuluhan kesehatan 100%

d. Kegiatan pelatihan dokter kecil dan sikat gigi bersama dilaksanakan dimana satu desa

mewakili satu sekolah

2. Target jangka panjang 2030


a. Angka bebas karies (gigi bercampur) umur 6 tahun ≥ 50%

b. Angka bebas karies ≥ 70%.

c. DMF-T usia 12 tahun ≤ 1

e. Kegiatan pelatihan dokter kecil dan sikat gigi di semua sekolah dasar.

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Kegiatan dijalankan dalam rangka mempersiapkan suasana yang mendukung kelancaran
program, mencakup:
- Penjelasan dan pengarahan kepada pimpinan Puskesmas serta staf pelaksanaan teknis.
- Perencanaan bersama menentukan SD dan MI sasaran operasional.
- Pendekatan kepada para guru SD dan MI sebagai sasaran operasional, karena guru
merupakan orang yang berpengaruh (key person) dalam proses merubah perilaku
murid. Karena itu hubungan baik dengan para guru harus dibina terlebih dahulu oleh
pelaksana teknis.
- Penjelasan kepada orang tua murid/Komite Sekolah melalui Kepala Sekolah dan atau
guru kelas.
2. Pelaksanaan Lapangan
Pelaksanaan lapangan mencakup perangkat kegiatan yang dilaksanakan pada tingkat
Puskesmas, yang terdiri atas:
- Pengumpulan data
a. Jumlah SD/MI, SLTA dan SLTA
b. Data tentang situasi pelaksanaan UKS
c. Data tentang situasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD dan MI khususnya
sehubungan dengan persentase sekolah menurut pentahapan UKGS.
- Intervensi perilaku
a. Pemeriksaan kesehatan siswa
b. Pelatihan dokter kecil
c. Sikat gigi massal
d. Penanaman kebiasaan hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan.
BAB V

LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya


dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur
yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKS/UKGS direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
1. Alat : 2. Bahan :
a. Meja a. Betadine
b. Diagnostik Set b. Kapas
c. Neerbeken c. Alkohol
d. Timbangan d. Handskun
e. Otoskop e. Masker
f. Meteran f. Poster
g. Test Ichihara
h. Snellent Chart
i. Alat tulis
j. Model gigi dan sikat gigi
k. 1 set tang cabut gigi anak
l. Dental unit

2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
1. Alat : 2. Bahan :
a. Diagnostik Set a. Betadine
b. Neerbeken b. Kapas
c. Timbangan c. Alkohol
d. Otoskop d. Handskun
e. Meteran e. Masker
f. Test Ichihara f. Poster
g. Snellent Chart
h. Alat tulis
i. Model gigi dan sikat gigi
j. UKGS Kit
m. Tensimeter

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh penanggung jawab UKS/UKGS berkoordinasi


dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh penanggung jawab UKS/UKGS berkoordinasi dengan bendahara
puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan (POA – Plan Of Action).
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko
yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas
sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak
hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan
lainnya. Tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi
resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. Hal
ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan.
Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah
melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah
tercapai.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety
saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko
pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan,
maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan
orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan
harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja
dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan
desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan
harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur
dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan
mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan
dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3. Ketepatan metoda yang digunakan.
4. Tercapainya indikator.
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelaksanaan UKS/UKGS ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam


pelaksanaan kegiatan program US\KS/UKGS di Puskesmas Bumiaji penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-
inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan,
kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil
yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
program UKS/UKGS di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.

Penanggung Jawab UKS/UKGS

Anda mungkin juga menyukai