I. Pendahuluan
Prevalensi kebutaan menurut WHO (1990 ) adalah berkisar antara 0,08% pada anak-anak-
anak sampai 4,4% pada dewasa usia diatas 60 tahun.Secara keseluruhan prevalensinya
0,7%.Jumlah orang yang mengalami kebutaan di dunia meningkat 1-2 juta orang setiap
tahunnya.
Prevalensi kebutaan di ASEAN adalah sekitar 0,8%.Angka ini bervariasi mulai dari 0,3% di
Thailand hingga 1,5% di Indonesia.Negara kita merupakan negara dengan angka kebutaan yang
tertinggi dibandingkan dengan Negara –negara ASEAN lainnya (WHO,2001).
-1-
1. OMSK ( Otitis Media Supuratif Kronis)
2. Pemaparan bising
3. Pemakaian obat ototoksik
4. Infeksi selaput otak ( meningitis)
5. Pernikahan antar keluarga
Bhutan 1 2 3 4
India 1 2 4 3
Indonesia 1 2 4 3
Maldives 1 2 3
Myanmar 1 2 4 3
Nepal 1 2 3
Srilanka 1 2 4 3
Thailand 1 2 4 3
Tabel 1:
Perbandingan prioritas penanganan penyakit telinga di beberapa negara SEARO
-2-
Dari tabel terlihat bahwa di semua Negara SEARO prioritas pertama dan kedua adalah
sama yaitu OMSK dan tuli kongenital. Sedangkan secara khusus Indonesia ditugaskan untuk
lebih banyak memusatkan perhatian pada penanggulangan OMSK, tuli kongenital,
pemaparan bising (NIHL) dan presbikusis.
Pelaksanaan penjaringan gangguan pendengaran dilaksanakan sesuai dengan visi
puskesmas Rajapolah yaiti Prima Dalam Pelayanan Mencapai Masyarakat Rajapolah Sehat
Mandiri,sesuai dengan tata nilai UPT Puskesmas Rajapolah yaitu:
Santun,Optimis,Motivatif,Empati dan Harmonis.
III. Tujuan
a. Umum
Mencegah kecacatan yang ditimbulkan akibat penyakit telinga dan pendengaran
yang sering ditemukan pada anak sekolah dengan melaksanakan pencegahan
terhadap penyakit telinga.
b. Khusus
1. Mengenali tanda-tanda komplikasi
2. Mampu merujuk kasus-kasus gangguan telinga dan pendengaran
3. Promosi kesehatan telinga dan pendengaran
4. Pencegahan gangguan pendengaran
5. Evaluasi Pelaksanaan
2. Menangani dan merujuk pasien dengan a.Hasil laporan dari Pembina desa
gangguan telinga dan pendengaran dikumpulkan dan dianalisa.
b.Apabila ada kasus yang perlu
-3-
ditangani di puskesmas penderita
disuruh ke puskesmas,oleh dokter
puskesmas diobati.
c.Dan apabila kasus nya tidak bisa
ditangani puskesmas,penderita dirujuk
ke RS
Lintas
Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Program Ket
Terkait
Terkait
1. Screening gangguan a.Sosialisasi kepada - - -
telinga dan Pembina desa
pendengaran tentang waktu dan
cara pemeriksaan
gangguan telinga
dan pendengaran.
b.Pemberitahuan
kepada pihak
1.UKS 1. UPT
sekolah.
Koordinasi Pendidikan
c. Melakukan
saat - Membantu
pemeriksaan
pelaksanaan dalam
gangguan
penjaringan pelaksanaan
pendengaran pada
penjaringan
siswa kelas 1 SD/MI
2.Promkes gangguan
oleh petugas
- Melakukan pendengaran
pembina desa
konseling
masing – masing.
kesehatan
telinga
d.,Hasil
pemeriksaan
-4-
dilaporkan ke
petugas pemegang
program indera
VI. Sasaran
Siswa SD/MI kelas 1 di Kecamatan Rajapolah.
-5-
N Kegiatan Bulan
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a. Sosialisasi X
kepada
Pembina desa
tentang waktu
dan cara
pemeriksaan
gangguan
telinga dan
pendengaran.
b. Pemberitahuan X
kepada pihak
sekolah.
c Melakukan X
pemeriksaan
gangguan
pendengaran
pada siswa
kelas 1 SD/MI
oleh petugas
pembina desa
masing –
masing.
d. Hasil X
pemeriksaan
dilaporkan ke
petugas
pemegang
program indera
-6-
IX. Pencatatan,pelaporan,dan evaluasi kegiatan
Pencatatan memngunakan Register dan format laporan yang telah
ditetapkan.Pelaporan ditujukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten paling lambat setiap
tanggal 5 bulan berikutnya.
-7-