Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN No Dokumen : 081/KAK/UKM/I/2017

PENANGANAN GANGGUAN No Revisi :0


PENDENGARAN Tanggal Terbit : 09 Januari 2017
Halaman : 1/7
UPT PUSKESMAS RAJAPOLAH

I. Pendahuluan

Prevalensi kebutaan menurut WHO (1990 ) adalah berkisar antara 0,08% pada anak-anak-
anak sampai 4,4% pada dewasa usia diatas 60 tahun.Secara keseluruhan prevalensinya
0,7%.Jumlah orang yang mengalami kebutaan di dunia meningkat 1-2 juta orang setiap
tahunnya.

Prevalensi kebutaan di ASEAN adalah sekitar 0,8%.Angka ini bervariasi mulai dari 0,3% di
Thailand hingga 1,5% di Indonesia.Negara kita merupakan negara dengan angka kebutaan yang
tertinggi dibandingkan dengan Negara –negara ASEAN lainnya (WHO,2001).

Pelaksanaan kegiatan penanganan gangguan pendengaran dilaksanakan sesuai dengan visi


puskesmas Rajapolah yaiti Prima Dalam Pelayanan Mencapai Masyarakat Rajapolah Sehat
Mandiri,sesuai dengan tata nilai UPT Puskesmas Rajapolah yaitu:
Santun,Optimis,Motivatif,Empati dan Harmonis.

II. Latar Belakang


Menurut perkiraan WHO pada tahun 1995 terdapat 120 juta penderita gangguan pendengaran
di seluruh dunia. Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang sangat bermakna pada tahun
2001 menjadi 250 juta orang; 222 juta diantaranya adalah penderita dewasa sedangkan sisanya (
28 juta ) adalah anak berusia di bawah 15 tahun. Dari jumlah tersebut kira kira 2/3 diantaranya
berada di negara berkembang. Peningkatan jumlah penderita gangguan pendengaran ini
kemungkinan disebabkan oleh peningkatan insidens, identifikasi yang lebih baik atau akibat
meningkatnya usia harapan hidup.
Pertemuan WHO (Geneve, 2000) menyatakan bahwa 50 % gangguan pendengaran dapat
dicegah (Preventable deafness) melalui kegiatan Primary Health Centre (PUSKESMAS). 
Adapun faktor faktor penyebab gangguan pendengaran yang dapat dicegah adalah :

1. OMSK ( Otitis Media Supuratif Kronis)


2. Pemaparan bising
3. Pemakaian obat ototoksik
4. Infeksi selaput otak ( meningitis)
5. Pernikahan antar keluarga

-1-
Dari tabel terlihat bahwa di semua Negara SEARO prioritas pertama dan kedua adalah
sama yaitu OMSK dan tuli kongenital. Sedangkan secara khusus Indonesia ditugaskan untuk
lebih banyak memusatkan perhatian pada penanggulangan OMSK, tuli kongenital,
pemaparan bising (NIHL) dan presbikusis.

III. Tujuan
a. Umum
Mencegah kecacatan yang ditimbulkan akibat penyakit telinga dan pendengaran
yang sering ditemukan pada anak sekolah dengan melaksanakan pencegahan
terhadap penyakit telinga.
b. Khusus
1. Mengenali tanda-tanda komplikasi
2. Mampu merujuk kasus-kasus gangguan telinga dan pendengaran
3. Promosi kesehatan telinga dan pendengaran
4. Pencegahan gangguan pendengaran
5. Evaluasi Pelaksanaan

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


2. Menangani dan merujuk pasien dengan a.Hasil laporan dari Pembina desa
gangguan telinga dan pendengaran dikumpulkan dan dianalisa.
b.Apabila ada kasus yang perlu
ditangani di puskesmas penderita
disuruh ke puskesmas,oleh dokter
puskesmas diobati.
c.Dan apabila kasus nya tidak bisa
ditangani puskesmas,penderita dirujuk
ke RS

-2-
V. Cara Melaksanakan Kegiatan

Lintas
Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Program Ket
Terkait
Terkait
1. Menangani dan a.Hasil laporan dari - Guru UKS: -
merujuk pasien Pembina desa Pendampingan
dengan gangguan dikumpulkan dan saat rujukan ke
telinga dan dianalisa. RSU
pendengaran b.Apabila ada kasus
yang perlu ditangani
di puskesmas
penderita disuruh ke
puskesmas,oleh
dokter puskesmas
diobati.
c.Dan apabila kasus
nya tidak bisa
ditangani
puskesmas,penderita
dirujuk ke RS
3. Pencatatan - Membuat
rekapan hasil
kegiatan

VI. Sasaran
Siswa SD/MI kelas 1 di Kecamatan Rajapolah.

-3-
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

N Kegiatan Bulan
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
c Melakukan X
pemeriksaan
gangguan
pendengaran
pada siswa
kelas 1 SD/MI
oleh petugas
pembina desa
masing –
masing.
d. Hasil X
pemeriksaan
dilaporkan ke
petugas
pemegang
program indera

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap ada kegiatan operasi
katarak gratis,dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.

IX. Pencatatan,pelaporan,dan evaluasi kegiatan


Pencatatan memngunakan Register dan format laporan yang telah
ditetapkan.Pelaporan ditujukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten paling lambat setiap
tanggal 5 bulan berikutnya.

-4-

Anda mungkin juga menyukai