Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM KESEHATAN INDRA PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN

I. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan Undang-Undang Nomer
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Agar tujuan pembangunan kesehatan tersebut tercapai,
berbagai upaya kesehatan perlu dilakukan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu.Kesehatan indra merupakan faktor penting dalam peningkatan mutu dan daya saing
sumber daya manusia Indonesia karena akan mempengaruhi kecerdasan, produktifitas dan
kesejahteraan masyarakat.

II. Latar Belakang


Untuk indra penglihatan, WHO memperkirakan jumlah penderita kebutaan di dunia
ada 45 juta, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara dan di perkirakan 12 orang
menjadi buta tiap menit di dunia serta 4 orang di antaranya berasal dari Asia Tenggara. Di
Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu orang yang menjadi buta dan sebagian besar
orang buta tersebut berada di daerah miskin dengan kondisi sosisal lemah. Hasil survei
Kesehatan Indra Kesehatan dan Pendengaran tahun 1993-1996 menunjukan angka
kebutaan di Indonesia adalah 1,5%. Dimana penyebab utama kebutaan berdasarkan hasil
survei tersebut adalah Katarak (0,78%),Glaukoma (0,20%) dan kelainan Refraksi (0,14%).
Katarak adalah penyakit degenerative yang berkaitan erat dengan defisiensi mikro-nutrient
(antioksidan seperti Vit-C, E dan A, riboflavin, niasin, sebagainya), terutama diderita oleh
penduduk usia lanjut.Sementara untuk Indra Pendengaran menurut WHO (1998), 21%
penduduk dunia (120 juta) mengalami ketulian, 25 juta diantaranya berada di Asia
Tenggara dan 850.000 (0,4%) penduduk berada di Indonesia. Hasil survei kesehatan Indra
Pendengaran yang dilaksanakan di 7 Propinsi (1994-1996) menunjukkan bahwa Prevalensi
Morbiditas Telinga, hidung dan tenggorokan 38,6%, Morbiditas Telinga 18,5%, Gangguan
Pendengaran 16,8% dan Ketulian 0,4% cukup memperihatinkan, meskipun Program Upaya
Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan Pendengaran melalui Pusekesmas dan
rujukannya telah dilakukan.Apabila keadaan ini tidak ditangani secara sungguh-sungguh,
akan
berdampak negative pada perkembangan kecerdasan anak dan proses pembelajarannya
yang selanjutnya juga mempengaruhi mutu, kreatifitas dan produktifitas angkatan kerja (15-
55 tahun), yang diperkirakan berjumlah 95 juta orang (BPS, tahun 2000). Pada gilirannya
nanti akan mengganggu laju pembangunan ekonomi Nasional yang kini dititik beratkan
pada pengembangan dan penguatan usaha kecil menengah (UKM) untuk mengentaskan
golongan ekonomi lemah dari kemiskinan. Kondisi-kondisi tersebut sudah menjadi masalah
social yang tidak mungkin ditangani sendiri oleh Depkes, tetapi harus ditanggulangi secara
terpadu oleh pemerintah dan seluruh unsur masyarakat. Sampai saat ini pelaksanaan
program kesehatan Indra Penglihatan dan Pendengaran di Kabupaten atau Kota belum
optimal. Lemahnya pengelolaan program untuk kesehatan Indra baik dari sisi perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan merupakan salah satu penyebab. Selain itu
pengetahuan, sikap, serta perilaku masyarakat terhadap kesehatan Indra masih
memperihatinkan.Berdasarkan hal tersebut upaya pengelolaan program Kesehatan Indra di
Kabupaten atau Kota perlu lebih dimantapkan lagi.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kejadian gangguan kesehatan Indra dalam rangka mencapai
Vision 2020 dan Sound Hearing 2030.

B. Tujuan Khusus :
1. Teridentifikasinya besaran masalah Kesehatan Indera
2. Tersusunnya rencana penanggualangan masalah sesuai prioritas
3. Terlaksannya pelayanan dalam rangka meningkatkan cakupan
4. Meningkatkan komitmen Pemda Kabupaten bekasi lainnya dan profesi dalam
penanggulangan Kesehatan Indera
5. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalm
6. Penanggulangan kesehatan Indera
7. Mengembangkan system informasi pelayanan Kesehatan Indera

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Puskesmas yang akan mengembangkan Upaya Kesehatan Indera mempersiapkan :
1. Sumber daya yang ada :
a. Tenaga yang terlibat :
Ø Dokter, perawat dan tenaga medis lainnya
Ø Kader, tokoh masyarakat
Ø Sarana dan prasarana
Ø Dana
2. Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
3. Penyusunan Usulan Kegiatan
Tabel 1. Rencana Kegiatan
NO Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Biaya
1. Pemeriks Agar Anak Puskesmas Pemegan Bulan BOK
aan terjaring Sekolah Bahagia g Program September, Tahun
indera nya Dasar di indra Oktober 2019
penglihat ganggu wilayah
an anak an mata kerja
sekolah refraksi Puskesmas
pada Bahagia
anak
sekolah
2. Pemeriks Masyarakat Rumah Pemegan Januari, juli,
aan di wilayah sakit yang g Program september,
indera kerja sudah indra desember
pendenga Puskesmas ditentukan
ran Bahagia oleh dinas
kesehatan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Sosialisasi
2. Pelatihan
3. Pelayanan kesehatan Indera di luar puskesmas
a. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dan lain-lain
b. Penjaringan kasus-kasus penyakit mata dan kebutaan serta gangguan
fungsi penglihatan dan pendengaran melalui kelompok masyarakat
lain, Anak Sekolah, posyandu lansia
c. Rujukan kasus ke puskesmas

4. Pembinaan peran serta masyarakat


Langkah-langkah untuk menjalin kemitraan :
a. Identifikasi dan analisis masalah kesehatan indera
Analisis Masalah
Masalah Kesehatan Indra Perilaku yang diharapkan dari individu/keluarga
Penglihatan
Dalam mencegah Dalam mengatasi
Katarak
Kelainan refraksi
Glukoma
b. Pemberdaaan masyarakat
c. Promosi kesehatan indra penglihatan dan pendengaran
d. Bina suasana
VI. SASARAN
Sasaran pengelolaan program kesehatan Indera di Kabupaten/Kota antara lain :
A. Primer :
1. Pengelola program
2. Stakeholder
3. Tokoh masyarakat, PKK dan Karang Taruna
B. Sekunder :
1. Bayi-usila
2. Masyarakat miskin

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Untuk memperlancar kegiatan ini dibuat matrik kegiatan sebagaiberikut:
2017
No Kegiatan Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
1 Pembentukan Tim x x
KeselamatanLaboratorium
2 Pembuatan SK Tim x

3 Pelaksanaankegiatan x x x x x x x x x x
4 Membuatlaporankegiatan x x x x x x x x x x
5 Evaluasikegiatan x x x x x x x x x x

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan setelah selesai pertemuan konsultatif dengan masyarakat.
Selanjutnya disusun rencana peerbaikan dan dilaporkan kepada kepal puskesmas.

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan dicatat dalam notulen pertemuan dan catatan pribadi pelaksana upaya
untuk kemudian dianalisis dan dibuat rencana tindak lanjut.
Pelaporan dilakukan oleh tim setelah selesai kegiatan pelayanan
kepada kepala puskesmas 4 kali dalam 1 tahun. Evaluasi dilakukan setelah pelaporan untuk
peningkatan pelayanan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai