Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya,
Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksana UKS akhirnya dapat diselesaikan.
Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi Tim Pembina UKS mulai dari tingkat
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga tingkat Kecamatan dan Tim pelaksana di
Sekolah dalam melakukan percepatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan wadah untuk berbagai kegiatan
kesehatan yang ada disekolah, telah lama diimplementasikan dan pertama kali
diujicobakan pada tahun 1956 melalui rintisan kerjasama Departemen
Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Departemen Dalam Negeri dalam
bentuk proyek UKS perkotaan di Jakarta dan UKS pedesaan Bekasi.
Hasil evaluasi selama ini menyatakan bahwa walaupun UKS telah dilaksanakan
sejak lebih dari 57 tahun yang lalu, pencapaian masing - masing Provinsi dan
Kabupaten/Kota sangat beragam dan sangat tergantung pada tingkat kepedulian
dan komitmen dari Gubernur dan Bupati/Walikota masing - masing terhadap UKS
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya terobosan dengan 7
strategi Akselerasi UKS yaitu 1). Memperkuat dasar hukum, 2). Meningkatkan
kemampuan, peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan dan kompetensi
personil TP UKS, 3). Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS 4).
Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS, 5). Meningkatkan
peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah, 6).
Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat dan 7). Memfasilitasi kearifan
lokal (lokal wisdom) yang dapat mempercepat pencapaian dari tujuan UKS.
Akhir kata, Kami menghargai dan berterima kasih atas kontribusi semua
pihak dalam penyusunan pedoman ini. Masukan dan saran dengan senang hati
kami terima untuk penyempurnaan buku ini.

Brang Rea, April 2017

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i

I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Analisis Situasi .......................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 5
D. Pengertian ................................................................................................ 6
E. Tujuan ...................................................................................................... 6
1. Tujuan Umum ...................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 6
F. Sasaran...................................................................................................... 6

II. STRATEGI OPERASIONAL ......................................................................... 7.


A. Strategi ..................................................................................................... 7
B. Kegiatan.................................................................................................... 8

III. PENGUATAN KEMITRAAN SEKTOR TERKAIT............................................ 13


A. Peran Pusat ............................................................................................ 13
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan......................................... 14
2. Kementerian Agama .......................................................................... 16
3. KementerianDalam Negeri ................................................................ 18
4. Kementerian Kesehatan..................................................................... 19
5. Pemangku Kepentingan Lainnya ........................................................ 22
B. Peranan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Sekolah ................ 23
1. Provinsi............................................................................................... 23
2. Kabupaten/Kota ................................................................................. 31
3. Kecamatan ......................................................................................... 39
4. Sekolah dan Madrasah ...................................................................... 43

IV. PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN ....................................... 45


A. Pemantauan ........................................................................................... 45
B. Penilaian ................................................................................................ 45
C. Pelaporan ............................................................................................... 46
D. Indikator Keberhasilan ........................................................................... 46
V. PENGEMBANGAN MODEL AKSELERASI PEMBINAAN DAN
PELAKSANAAN UKS DI PUSAT DAN DAERAH .................................................... 49
A. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Pusat ................................ 49
B. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
di Provinsi DKI Jakarta ........................................................................................... 55
C. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
di Provinsi D.I Yogyakarta..................................................................................... 67

VI. PENUTUP ........................................................................................................................ 83


Daftar Kepustakaan .................................................................................................... 84
Daftar Penyusun dan Kontributor .......................................................................... 85

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 86
A. Lampiran 1 : Kalender Kegiatan UKS ................................................................ 87
B. Lampiran 2 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pelaksana UKS Sekolah/
Madrasah........................................................................................ 89
C. Lampiran 3 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Kecamatan ....... 99
D. Lampiran 4 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina
UKS Kabupaten/Kota ................................................................ 109
E. Lampiran 5 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina
UKS Provinsi 121
F. Peraturan bersama antara Mendikbud, Menkes, Menag dan Mendagri
tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah

iiiiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wadah untuk berbagai program seperti
Kesehatan Reproduksi, Gizi, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA, Pengendalian
Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Pengobatan sederhana dan
lain lain. Wadah ini menjadi penting dan strategis, karena pelaksanaan program
melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit lebih besar.

UKS telah dikenal sejak lama, dan pertama kali diujicoba pada tahun 1956 melalui
rintisan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan dan
Departemen Dalam Negeri dalam bentuk proyek UKS perkotaan di Jakarta dan UKS
perdesaan di Bekasi. Sejak tahun 1984, pelaksanaan UKS dikukuhkan melalui Surat
Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, dan kemudian
diperbaharui pada tahun 2003 sesuai dengan perkembangan di era Otonomi
Daerah. Mengikuti tuntutan kebutuhan dan perkembangan program, saat ini sedang
dilakukan proses revisi kedua terhadap SKB 4 Menteri tahun 2003 tersebut.

Dasar pelaksanaan UKS adalah Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang


Kesehatan, pasal 45 ayat 1, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-Undang
No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 79 yang berbunyi: Kesehatan
sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.

Sementara Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


yaitu pada Pasal 3 menyatakan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Anak Usia Sekolah merupakan bagian dari anak, berusia 6 sampai 18 tahun yang
jumlahnya mencapai seperempat dari total penduduk Indonesia, 80 % diantaranya
ada di sekolah, dan ini berarti mencakup lebih dari 50 juta peserta didik. Mereka
adalah sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena
selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sifat keingin tahuan yang tinggi dan
kecenderungan untuk mencoba - coba, menyebabkan mereka mudah dimotivasi
dan cepat menerima serta mengadopsi hal-hal baru termasuk pesan pesan
kesehatan. Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai
agent of change (agen pengubah) di lingkungannya masing-masing.

Oleh karena itu, berbagai terobosan harus dilakukan untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya secara optimal yang difokuskan pada pelaksanaan
Usaha Kesehatan Sekolah yang Efektif (Focusing Resources on Effective School
Health FRESH), karena hampir bisa dipastikan bahwa semua upaya kesehatan,
akan lebih cepat berhasil kalau dikembangkan di sekolah dan madrasah serta
akan berdaya ungkit besar, karena selain diadaptasi oleh peserta didik sendiri,
juga akan disebarluaskan ke masyarakat, khususnya di lingkungan keluarga
peserta didik dan masyarakat sekitar.

Untuk mendorong dan memacu pelaksanaan UKS, di tingkat sekolah dan madrasah
dibentuk Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah, sementara di tingkat yang lebih
tinggi mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, dibentuk
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS) yang bertugas untuk membina,
mendorong, memfasilitasi dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan UKS di
wilayah kerjanya. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan UKS, antara lain pelaksanaan Lomba Sekolah
Sehat yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan stimulasi
dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengembangan UKS oleh pemangku
kepentingan melalui TP UKS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

Mengingat penting dan strategisnya pelaksanaan UKS ini, sejak tahun 2003
ditetapkanlah penjaringan kesehatan sebagai Standar Pelayanan Minimal (SPM) UKS
yang diatur berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457 tahun
2003 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu pelaksanaan penjaringan kesehatan sebagai salah satu kegiatan
UKS, wajib dilaksanakan di semua Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Mengacu pada SPM tersebut Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota


berkewajiban menyediakan dana dalam Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi, Kabupaten/Kota dan sumber lain untuk melaksanakan UKS di
wilayah kerjanya, memenuhi target yang telah ditetapkan dalam SPM secara

2
Nasional tersebut, dan hasilnya harus dipertanggung-jawabkan oleh Gubernur
dan Bupati/Walikota kepada rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) masing masing.

Namun kenyataannya, hampir semua Provinsi dan Kabupaten/Kota belum


menyediakan anggaran dalam jumlah yang memadai untuk pelaksanaan UKS,
bahkan di daerah tertentu anggaran untuk pelaksanaaan UKS semata mata
bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui dana
dekonsentrasi, tanpa dukungan yang memadai melalui APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota atau sumber lainnya.

Oleh karena itu bisa difahami hasil evaluasi yang menyatakan bahwa walaupun UKS
telah dilaksanakan sejak hampir 57 tahun yang lalu, pencapaian masing masing
Provinsi dan Kabupaten/Kota, khususnya pelaksanaan penjaringan kesehatan
belum memenuhi target yang sudah disepakati, dengan hasil yang tidak merata
serta sangat tergantung pada tingkat kepedulian dan komitmen dari Gubernur
dan Bupati/Walikota masing masing terhadap UKS.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu dilakukan upaya terobosan untuk
mempercepat pencapaian tujuan UKS melalui Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, dengan menggali, memanfaatkan dan
memaksimalisasi semua potensi sumber daya yang tersedia serta memperkuat
kemitraan dengan semua pemangku kepentingan.

Agar implementasi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan


Sekolah ini dapat diwujudkan sesuai dengan tujuan, perlu disusun pedoman
yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pengelola program di berbagai tingkat
administrasi pemerintahan.

B. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan


hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas.

b. Tujuan Khusus

a. Semua TP UKS, Sekretariat TP UKS, dan Tim Pelaksana UKS berfungsi.


b. Semua sekolah dan madrasah memiliki minimal 1 guru pembina UKS
dan 10% peserta didik sebagai kader kesehatan aktif
c. Semua sekolah dan madrasah melaksanakan penjaringan kesehatan
terhadap semua peserta didik kelas 1 (SD dan MI), 7 (SMP dan MTs), dan 10
(SMA dan MA )

d. 50 % sekolah dan madrasah memiliki rasio jamban dan peserta didik yang
sesuai standar dan berfungsi
e. Semua sekolah dan madrasahmemiliki sarana Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) dan tempat sampah yang berfungsi di semua kelas.

C. Sasaran Pedoman

1. Peserta didik mulai dari jenjang TK dan RA sampai SMA/SMK dan MA termasuk
Pondok Pesantren dan Kelompok Belajar yang setara.
2. Kepala Sekolah, Guru, Orang tua peserta didik, Komite Sekolah, dan mas-
yarakat.
3. Pemangku kepentingan.
4. Penentu kebijakan.

D. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang lingkup pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS


meliputi penyediaan tenaga, sarana, prasarana dan pelaksanaan berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan baik ekstra maupun intra kurikuler;
Pelayanan Kesehatan yang mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
serta Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat baik fisik, mental maupun sosial.

E. Batasan Operasional

1. Sekolah terbentuk tim Pelaksana UKS, adalah


Apabila di sekolah sudah ada Tim pelaksana UKS yang ditetapkan dengan
SK Kepala Sekolah, dan ada program kerja yang melaksanakan Trias UKS

2. Sekolah Melaksanakan UKS ( Paket Standar ) , adalah :


Apabila dalam UKS telah ada kegiatan membentuk Tim Pelaksana UKS
dan ada kegiatan Penyuluhan Kesehatan Imunisasi ( di SD / MI ),
Kebersihan Pribadi, Kebersihan Lingkungan, Program Dokter Kecil / KKR,
P3K / P3P, screening Kesehatan Kela 1, Pemeriksaan Kesehatan Berkala (
TB, BB, dan Visus ), UKGS Tahap II, dan Pembinaan Warung Sekolah
Sehat.
3. Sekolah ada Dana Sehat UKS, adalah :
Apabila di sekolah secara rutin telah ada kegiatan penggalangan dana atau
sarana untuk kegiatan UKS , yang bersumber swadaya dari warga sekolah
atas Mufakat Komite Sekolah, dari TP UKS atau dari sumber lain yang
syah

4. Sekolah ada Warung Sekolah Sehat, adalah :


Apabila di sekolah telah ada warung sekolah yang memiliki ruang dan
perlengkapan, sarana pencucian dengan air mengalir, tidak menggunakan
bahan berbahaya serta ada pembinaan dan pengawasan dari Tim Pelaksana
UKS dalam aspek variasi Gizi dan kesehatan dari makanan / minuman
yang dijajakan

5. Sekolah ada Ruang dan Perlengkapan UKS adalah :


Apabila di sekolah telah ada ruang khusus atau sudut UKS serta sarana
administrasi dan pelayanan UKS yang dimanfaatkan dengan baik sesuai
fungsinya

6. Sekolah Ada Program Dokter Kecil / Kader Kesehatan Remaja


( KKR ) adalah :
Apabila di sekolah sudah ada pelatihan kesehatan / UKS bagi peserta
didik sesuai persyaratan dan modul pelatihan, yang berjumlah 10% dari
jumlah peserta didik di sekolah, yang selanjutnya berperan sebagai Kader
Kesehatan Sekolah / UKS

7. Sekolah ada Program PMR adalah :


Apabila di sekolah sudah terlaksana pelatihan Kepalangmerahan sesuai
modul pelatihan dari PMI, serta aktivitas PMR sesuai fungsinya.

8. Sekolah ada Program Saka Bhakti Husada ( SBH ) adalah :


Apabila disekolah telah ada anggota pramuka yang berminat di bidang
kesehatan, dan telah memperoleh pelatihan sesuai model 6 krida SBH

9. Sekolah Degan Kegiatan Penyuluha Kesehatan adalah :


Apabila di sekolah sudah ada kegiatan pendidikan kesehatan dan
penyuluhan secara berkala dalam menunjang upaya kesehatan / UKS

10. Sekolah Ada Guru UKS terlatih, adalah :


Apabila dalam kegiatan UKS di sekolah telah dibina dan digerakkan oleh
Guru yang telah pernah mengikuti pelatihan UKS
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualitas Sumber Daya Manusia

D. Pengertian

1. Akselerasi adalah serangkaian kegiatan terencana dan terarah yang dilakukan


untuk mempercepat pencapaian tujuan.
2. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS adalah berbagai strategi dengan
serangkaian kegiatan terencana dan terarah yang dilakukan secara terpadu
oleh pemangku kepentingan untuk mempercepat proses dan pencapaian
tujuan UKS
3. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kewajiban bagi semua
perusahaan (korporat) untuk menyisihkan sebagian keuntungannya yang
harus digunakan untuk kepentingan sosial masyarakat di sekitar perusahaan,
sebagai wujud tanggung jawab sosial dari perusahaan tersebut.
4. Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang terintegrasi berdasarkan prinsip
prinsip kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan dalam
melaksanakan suatu program/kegiatan secara efektif dan efisien sesuai
bidang, kondisi dan kemampuan masing masing, sehingga hasil yang
dicapai menjadi lebih optimal.
5. Memorandum of Understanding (MoU) adalah suatu Nota Kesepahaman
antara dua pihak atau lebih tentang kerjasama yang saling menguntungkan
dalam pelaksanaan suatu atau sejumlah kegiatan.
6. Penentu kebijakan adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
6

Anda mungkin juga menyukai