Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING


SMP ISLAM YAPINAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

DI SUSUN OLEH :
KARYONO, S.Pd.I

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KABUPATEN KARAWANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM YAPINAS
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Program Bimbingan dan Konseling SMP Islam Yapinas tahun pelajaran 2021/2022

ini telah disetujui dan di sahkan pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 30 Juli 2021

Mengetahui Guru Bimbingan Konseling


Kepala Sekolah

HERI FEDRIANA, S.Pd.I KARYONO, S.Pd.I


NIP. - NIP. -

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME,yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan
Konseling tahun pelajaran 2021/2022.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81a lampiran IV Tahun 2013
tentang implementasi kurikulum 2013 menyebutkan bahwa program bimbingan dan
konseling terdiri dari program, tahunan, program semester, program bulanan, program
mingguan dan program harian yang berbentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL) atau
satuan layanan (Satlan). Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbingan dan konseling
perlu menyusun program guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun
angket kebutuhan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar
dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait.
Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
1. HERI FEDRIANA, S.Pd.I selaku kepala sekolah SMP Islam Yapinas
2. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMP Islam Yapinas
Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman
guru Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program
Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang
membantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala
dan mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Amin

Cibuaya, 30 Juli 2021


Hormat Kami

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan ................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ................................................................................... 1
B. Landasan ................................................................................... 3
1. Yuridis ................................................................................... 4
2. Religius ................................................................................... 5
3. Filosofis ................................................................................... 6
4. Psikologis ................................................................................... 7
5. Sosial Budaya ............................................................................... 10
6. Ilmu Pengetahuan & Teknologi .................................................. 11
C. Visi dan Misi ................................................................................... 12
1. Visi Misi SMP ISLAM YAPINAS ....................................................
12
2. Visi Misi Bimbingan dan Koseling ............................................... 13
D. Deskripsi Kebutuhan ....................................................................... 13
E. Tujuan Bimbingan dan Konseling .................................................... 13

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


A. Tugas Perkembangan ....................................................................... 17
B. Bidang Bimbingan dan Konseling ................................................... 17
1. Bidang Pribadi ....................................................................... 17
2. Bidang Sosial ....................................................................... 17

4
3. Bidang Belajar ....................................................................... 17
4. Bidang Karir ....................................................................... 19
C. Kegiatan Layanan dan Pendukung ................................................ 19
1. Jenis Layanan ....................................................................... 19
2. Kegiatan Pendukung ........................................................... 20
D. Penilaian Bimbingan dan Koseling ................................................. 21
E. Strategi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ............................ 22
1. Persiapan ....................................................................... 22
2. Pelaksanaan ........................................................... 23
3. Evaluasi ....................................................................... 24
F. Sarana dan Prasanana ........................................................... 26
G. Anggaran ....................................................................... 26

BAB III PENUTUP ....................................................................... 27

LAMPIRAN-LAMPIRAN

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) SMP ISLAM
YAPINAS sebagai satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu
pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga memfasilitasi
perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan pembekalan
ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) merupakan wilayah
garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk memfasilitasi perkembangan
peserta didik merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus
dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta didik
beserta faktor yang mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya
layanan bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan
kepala sekolah, guru, staf administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak
terkait begitu juga sebaliknya.
Keberadaan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia dijalani melalui proses panjang sejak kurang lebih 48 tahun yang lalu. Pada
saat ini keberadaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting pendidikan,
khususnya persekolahan, telah memiliki legalitas yang kuat dan menjadi bagian
terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pelayanan bimbingan dan konseling telah
mendapat tempat di semua jenjang pendidikan mulai dari jenjang Taman Kanak-
Kanak sampai Perguruan Tinggi. Pengakuan ini terus mendorong perlunya tenaga
profesional yang secara khusus dipersiapkan untuk menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling. Secara eksplisit telah ditetapkannya
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang
harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan
Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

6
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri
telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah
mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut
dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan
bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan,
pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 (seratus lima
puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap
muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang
dianggap perlu dan memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat
(5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan
bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung
secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus
lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa
per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang
menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi
konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub
kompetensi.

7
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan
Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau
pendalaman minat.
Disinilah peranan bimbingan dan konseling penting dalam membantu
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum pada
Lampiran IV: Pedoman Pembelajaran, Bagian VII Konsep dan Strategi Layanan
Bimbingan dan Konseling yang mengamanatkan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (diluar jam pembelajaran) di dalam jam
pembelajaran kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan volume
kegiatan 2 jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara
terjadwal).
Di Indonesia gerakan bimbingan dan konseling sejak awalnya berorientasi
pendidikan. Lebih-lebih dewasa ini, dalam implementasi Kurikulum 2013 mulai
tahun ini peranan pelayanan BK perlu lebih difokuskan sehingga benar-benar
mampu menunjang pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Dalam
hal ini, dikonsepkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar
sepenuhnya berada dalam wilayah pendidikan. Konsepsi ini semakin diperkuat,
khususnya dalam rangka mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 yang lebih
memberdayakan upaya pendidikan melalui proses pembelajaran secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik dalam
berdinamika berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan dan
konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan
pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara
khusus. Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada
pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan
kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan

8
peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan merupakan program yang
realistik dan layak untuk diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi
peserta didik di SMP Negeri 3 Godean secara optimal.

B. Landasan
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-
faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku
pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat
sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi
yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang
kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk.
Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari
oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah
individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari
beberapa sumber, secara umum terdapat lima aspek pokok yang mendasari
pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan yuridis, landasan
religius, landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan
bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan layanan Bimbingan dan konseling Sebagai bagian dari
Kurikulum 2013 di SMP Islam Yapinas adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan.

9
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Konselor
g. Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
h. Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
i. Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
j. Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar
dan Menengah;
k. Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMP/MTs
l. Permendikbud No 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum;

2. Landasan Filosofis
Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme,
Realisme,Pragmatisme, Pancasila,
a. Realisme
Menurut aliran realisme “pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui
pengalaman indra”. penganut Realisme mengutamakan metode mengajar
yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui
observasi,praktikum, dsb.) atau pengalaman.
Implikasi dari landasan filosofis pendidikan realisme ini dalam layanan
Bimbingan Konseling di SMP ISLAM YAPINAS akan mengutamakan kegiatan
layanan yang memberi kesempatan memperoleh pengalaman langsung
(experiental learning) pada konseli melalui kegiatan seperti observasi dan
praktik.
b. Idealisme,
Idealisme, berpandangan bahwa kenyataan akhir atau kenyataan
yangsebenarnya adalah spiritual/rokhaniah atau cita. Tujuan pendidikan
adalah mengembangkan individu sebagai pribadi yang terbatas, dan ia mampu

10
berbuat selaras dengan suatu kehidupan yang mulia. Tujuan ini dapat dicapai
dengan cara mengekspresikan dirinya secara positif, dengan mempergunakan
metode dialektis untuk mengembangkan kemampuan menilai dan menalar,
yang bisa dicapai melalui pengajaran..Implikasi dari landasan filosofis
idealisme tersebut diatas maka dalam layanan bimbingan dan konseling di
SMP ISLAM YAPINAS memperhatikan aspek spiritual/rohaniayah (sikap
spiritual) peserta didik dan mengarahkan peserta didik pada perilaku yang
mulia dan positif.
c. Pragmatisme:
Pragmatisme, berpandangan bahwa pengetahuan dan perbuatan bersatu tak
terpisahkan, dan semua pengetahuan bersumber dari dan diuji kebenarannya
melalui pengalaman. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, dan kondisi
optimum atau tertinggi dari pertumbuhan adalah kebebasan mengadakan
penelitian bersama dengan urun pemikiran yang tidak terkekang dalam suatusi
sistem kerjasama yang terbuka. Metode pemecahan masalah yang telah
dikembangkan dalam ilmu sebagai pendekatan ilmiah, juga merupakan
metode belajar dalam pendidikan. Implikasi dari pandangan pragmatism
tersebut diatas maka dalam layanan Bimbingan dan Konseling di SMP ISLAM
YAPINAS menekankan diperolehnya pengetahuan dan pengalaman agar
peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
d. Pancasila:
Pandangan filsafat Pancasila tentang hakikat manusia, tidaklah memandang
tubuh manusia sebagai materi belaka, namun di dalam materi itu terdapat jiwa
yang merupakan kesatuan utuh dari dua dimensi. Pancasila sebagai filsafat
hidup yang mengakui religi sebagai suatu nilai, yang fundamental bagi manusia
dan bangsa Indonesia pada khususnya mengembangkan nilai-nilai religius.
Pancasila ialah filsafat hidup yang memandang manusia sebagai makhluk yang
mulia yang mengaku adanya Tuhan Implikasi dari pandangan filsafat
pancasila maka dalam layanan bimbingan dan konseling di SMP ISLAM
YAPINAS diarahkan pada pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai
dengan nilai-nilai luhur pancasila.

3. Landasan Psikologis Pendidikan


a. Psikologi Perkembangan

11
Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa
konsepsi sampai dengan dewasa (proses belajar dan pematangan) melalui
interaksi dengan lingkungan, Berdasarkan teori psikologi perkembangan maka
dalam layanan Bimbingan dan konseling di SMP ISLAM YAPINAS akan
memfasilitasi terwujudnya:
1) Kemampuan belajar melalui persepsi
2) perkembangan berdasarkan pengalaman
3) kesempatan Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri
b. Psikologi Belajar
Belajar diartikan terjadinya perubahan perilaku ke arah positif melalui
pengalaman. Perkembangan belajar melalui proses peniruan, pengingatan,
latihan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, pemecahan masalah.
Dalalam layanan Bimbingan Konseling harus disadari bahwa:
Secara herediter anak mempunyai potensi tertentu.Belajar merupakan upaya
mengembangkan potensi-potensi tersebut
c. Psikologi Sosial
Psikologi Sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang
dimasyarakat, yang mengkombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu sosial
untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu
Sehingga dalam memberikan layanan Bimbingan konseling harus
memperhatikan perilaku dan latar belakang sosial anak.

4. Landasan Sosial Budaya Pendidikan


Pada dasarnya pendidikan sebagai proses kebudayaan (cultural process) bagi
setiap peserta didik. Dalam konteks pendidikan sebagai proses pembudayaan
maka setiap pendidikan itu berlangsung senantiasa harus dilakukan dengan
pendekatan budaya. Apabila pendidikan tidak dilakukan dengan pendekatan
budaya maka hanya akan melahirkan orang-orang yang tidak beradab. Layanan
Bimbingan Konseling merupakan pelayanan pengembangan pribadi dan
pemecahan masalah yang mementingkan pemenuhan kebutuhan sesuai dengan
martabat, nilai, potensi, dan keunikan individu berdasarkan kajian dan penerapan
ilmu dan teknologi dengan acuan dasar ilmu pendidikan dan psikologi yang
dikemas dalam kaji-terapan konseling yang diwarnai oleh budaya (termasuk di
dalamnya nilai dan norma) Indonesia.

12
Dengan demikian pelayanan bimbingan konseling di SMP ISLAM YAPINAS
dikembangkan dan dilaksanakan dengan paradigma sebagai berikut : konseling
adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam budaya Indonesia.
Konseling memiliki bidang singgung antara psikologi, pendidikan, dan budaya,
terutama berkenaan dengan segi isi dan muatan nilai yang perlu diperhatikan

5. Landasan Religius
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi
atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.
Ada tiga hal yang harus ditekankan bagi layanan BK:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan prikehidupan manusia berjalan ke
arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah individu.
Agama merupakan pandangan hidup yang mengajarkan manusia pada
kebenaran hakiki, sehingga dalam layanan bimbingan dan konseling tidak boleh
lepas dari kaidah-kaidah ajaran agama Oleh karena itu manusia harus sadar dan
mempunyai landasan hidup yang mereka pegang.

C. Visi dan Misi


1. Visi dan Misi SMP ISLAM YAPINAS
a. Visi
Melaksanakan pendidikan dan pengabdian serta penggalangan kerja sama
dengan elemen masyarakat sebagai upaya peningkatan mutu lembaga
b. Misi
- Memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan
- Membentuk pribadi yang berkualitas dan berakhlaqul karimah

13
- Memberdayakan masyarakat dalam rangka mewujudkan cita-cita
2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMP ISLAM YAPINAS
a. Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar
peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
b. Misi
1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku afektif - normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah,
keluarga dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

D. Diskripsi Kebutuhan dan Pemetaan Kebutuhan Peserta Didik

Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu


menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrumen
tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan siswa.
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk
mengetahui kebutuhan siswa, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan
(ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Siswa (IKMS) dan lain-lain. Selain itu
pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan
masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan
daftar kebutuhan peserta didik.
Angket daftar kebutuhan peserta didik di SMP ISLAM YAPINAS, di susun
bersama-sama oleh guru Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan DCM.
Adapun hasilnya pengolahan dengan aplikasi DCM tersebut (terlampir)

E. Tujuan Bimbigan dan Konseling


Tujuan pelayanan bimbingan adalah agar konseli dapat:

14
(1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan dating ; (2) mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin ; (3) menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya ; (4)
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkem-bangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta
rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-
kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,
kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan
keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi
dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli
agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, belajar (akademik), dan karir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah :
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat
kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

15
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah :
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar
yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

16
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa
harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan
karir keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan
minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami
kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan
apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

17
BAB II
PELAKSANAAN
PROGRAM BIMBINGAN KONSELING

A. TUGAS PERKEMBANGAN

Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan kegiatan


bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu,
seperti periode tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian. Penyusunan
program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan analisis kebutuhan
(needs assessment) untuk mengidentifikasi aspek-aspek kebutuhan peserta didik.
Analisis kebutuhan peserta didik digunakan sebagai upaya untuk memcukupi tugas
perkembangan peserta didik sesuai jenjang pendidikannya.
Adapun tugas perkembangan peserta didik jenjang pendidikan SMP/MTs adalah
sebagai berikut:
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
peru bahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang
sehat.
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya se
bagai pria atau wanita.
4. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima
dalam kehidupan yang lebih luas.
5. Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir dan
apre siasi seni.
6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan
dalam kehidupan di masya-rakat.
7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan warga negara.

B. Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling


1. Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa untuk menemukan dan memahami serta mengembangkan

18
pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, mandiri, aktif,
kreatif, serta sehat jasmani dan rohani.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan pribadi adalah sebagai berikut :
a. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan YME
b. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun untuk peranannya di masa
depan
c. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif
d. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-
usaha penanggulangannya
e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri
f. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat

2. Bidang Bimbingan Sosial


Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan sosial adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam
lisan maupun tulisan secara efektif
b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik
di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata
karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan
yang berlaku
c. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif
dengan teman sebaya
d. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah,
rumah, lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakannya

3. Bidang Bimbingan Belajar


Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam

19
menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan belajar adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencarai informasi dari
berbagai sumber belajar, bersikap terhadapa guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR),
mengembangkan keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun kelompok
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di sekolah
d. Orientasi belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

4. Bidang Bimbingan Karir


Dalam bidang bimbingan karir, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
siswa mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karir.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan karir adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenihi kebutuhan hidup
b. Pengenalan, orientasi dan informasi karir pada umumnya, secara sederhana
c. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berrkenaan
dengan kecenderungan karir yang hendak di kembangkan

C. KEGIATAN LAYANAN DAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Adapun jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
a. Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan
pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
b. Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan
bijak.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas
minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.

20
d. Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi
dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu
yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan
masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang
terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
e. Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya
melalui prosedur perseorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan
karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui
dinamika kelompok.
h. Layanan Konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik
i. Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang
terpuji.
j. Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan
tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

2. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling


Adapun kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a. Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun
non-tes
b. Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia

21
c. Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup
d. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau anggota keluarganya
e. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan
f. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang
dimaksud
3. Format Layanan
1) Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani peserta didik secara perorangan.
2) Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3) Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
4) Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan.
5) Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat dan
sarana elektronik

D. PENILAIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan bimbingan dan konseling.
Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian
keberhasilan layanan bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh
mana kegiatan layanan itu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

22
Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi yang
diharapkan telah dimiliki peserta didik. Untuk itu setiap akhir pemberian layanan
diperlukan adanya feedback untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan
dengan mengetahui apakah kompetensi yang diharapkan dari materi yang diberikan
sudah dimiliki oleh peserta didik. Dengan demikian maka yang perlu diketahui
adalah kondisi nyata keadaaan peserta didik terkait dengan materi layanan yang
diberikan.
Sasaran penilaian bimbingan dan konseling berorientasi pada perubahan tingkah
laku (termasuk di dalamnya pendapat, nilai, dan sikap) serta perkembangan siswa.
Oleh karena itu penilaian dilakukan dalam proses dan hasil pencapaian kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa tersebut.

1. Penilaian hasil
untuk memperoleh informasi keefektifan layanan peminatan ditinjau dari
hasilnya. Kegiatannya penilaian segera (laiseg) penilaian jangka
pendek (laijapen), dan penilaian jangka panjang (laijapang).
a. Penilaian segera: Penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan
pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani
Fokus Penilaian segera:
1) Understanding : diperolehnya informasi dan pemahaman baru
2) Comfort : dicapaianya keringanan beban perasaan
3) Action : disusunnya rencana kegiatan pasca konseling dalam
rangka perwujudan upaya pengembangan diri dan/atau pengentasan
masalah klien.
b. Penilaian Jangka Pendek: Penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu
sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung BK diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik
c. Penilaian Jangka Panjang: Penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai dengan satu semester) setelah satu atau bebe-rapa layanan dan
kegiatan pendu-kung BK diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
dam-pak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap pe-
serta didik.

23
2. Penilaian Proses
Penilaian proses kegiatan layanan BK dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum dalam SATLAN dan SATKUNG,
untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Penilaian
proses bimbingan dan konseling ditujukan kepada penilaian selama proses yang
dapat dilakukan dengan :
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegistan layanan
b. Mengungkapkan pemahaman siswa atas materi yang disajikan atau
pemahaman atas masalah yang dialaminya.
c. Mengungkapkan kegunaan layanan dan mengamati perkembangan siswa.
d. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan
layanan.

Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain peserta didik, kepala
sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para
pejabat Depdiknas, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara,
observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja peserta didik, dan
sebagainya.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian
baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar
dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program bimbingan dan
konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka
diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling yang kemudian dianalisis guna menentukan tindak lanjut. Data dan
informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/ akuntabiltas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.

24
E. STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui tahapan sebagai berikut :


1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini meliputi kegiatan :
a. Analisis kebutuhan peserta didik
Analisis ini didasarkan dari instrumen antara lain :
1) Daftar Cek masalah (DCM)
2) Pengalaman konselor
3) Masukan dari berbagai pihak terkait (orang tua peserta didik,
wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah dan lain-lain)
b. Konsultasi program
c. Penyusunan program
d. Penyediaan sarana dan prasarana
e. Pembagian tugas

2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan program BK meliputi dua kegiatan, yaitu :
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah meliputi :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan/penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/
kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas
2) Volume kegiatan tatap muka adalah dua jam perkelas perminggu
dan dilaksanakan secara terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelengggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi
kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustkaan, dan laih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah meliputi :


1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

25
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/
diluar jam pembelajaran ekuevalen dengan 2 jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, di
ketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah

3. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi terdiri dari :
a. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan layanan
b. Tindak lanjut
Dari hasil penilaian yang dilakukan merupakan bahan untuk program tahun
berikutnya.
c. Pelaporan
Pelaporan terdiri dari laporan bulanan, laporan semester dan laporan
tahunan kepada kepala sekolah.

E. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING

Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang
cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga
peserta dididk yang berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan tersebut
dapat digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan
konseling baik individu maupun kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik
bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang
mendukung terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana yang
akan digunakan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :

a. Alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, yaitu :


1) Instrumen / Aplikasi DCM
2) Sosiometri
3) Alat Ungkap Pemahaman Diri
4) Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMP

26
5) Alat Ungkap Masalah Seri PTSDL
6) Inventori Tugas Perkembangan
7)
8)
9)
10) Catatan Anekdot

b. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu :


1) Cummulative Record
2) Basis Data Prestasi Akademik
3) Daftar Peserta Didik Asuh

c. Kelengkapan penunjang teknis yaitu :


1) Data informasi meliputi: Peta Peserta Didik
2) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
3) Alat bantu bimbingan meliputi : Buku Saku, Poster.

d. Perlengkapan administrasi, yaitu :


1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blanko laporan kegiatan

Sedangkan prasarana penunjang layanan : Ruang bimbingan dan konseling terdiri


atas : ruang tamu, ruang kerja, ruang bimbingan dan konseling kelompok/diskusi,
ruang dokumentasi (terlampir)

G. ANGGARAN DAN BIAYA


Anggaran biaya menyesuaikan dengan anggaran sekolah yang dialokasikan
untuk kegiatan bimbingan dan Konseling dengan rincian kebutuhan sebagai berikut :
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang
dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran
untuk mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Rencana
anggaran disusun untuk mendukung implementasi program secara cermat, rasional
dan realistik. Adapun rencana anggaran kegiatan bimbingan dan konseling pada
tahun ini adalah sebagai berikut :

27
Besar Anggaran Sumber
No Uraian Jenis dan Volume Kegiatan
(Rp) Dana
1. Biaya cetak administrasi BK:
... keg x ... lbr x Rp. .... ---------------
2. Biaya penggandaan instrumen:
... jenis x ... org x .. lbr x Rp. .... ---------------
3. Biaya pengadaan alat penyimpanan data peserta
didik:
a. Snelhechter --- lbr x Rp. --- lbr ---------------
b. Flashdisk --- GB 1 bh -------------
4. Biaya jilid laporan pelaksanaan program BK:
--- eks x Rp. ----- -------------
5. Biaya transport kunjungan rumah:
--- bln x --- keg x Rp. ------ -------------
6. Biaya tes psikologi :
Bakat & Minat : --- org x Rp. ......... -------------
7. Bahan habis pakai pelayanan konseling:
a. Tisu wajah: --- bok x Rp ------ -------------
b. Spidol board marker: --- bh x Rp. ------- -------------
c. Penghapus white board: --- bh x Rp. ------ -------------
8. Biaya pembuatan media layanan BK:
a. Cetak poster A3 : --- lbr x Rp. ------ -------------
b. Cetak banner : --- lbr x --- m2 x Rp. ----- -------------
Jumlah Besar Anggaran -------------

Perencanaan sarana dan biaya disusun secara rasional berdasarkan kebutuhan


(Lihat di lampiran)

28
BAB III
PENUTUP

Jadwal kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling disesuaikan dengan kalender


pendidikan, adapun rentang waktunya adalah bulan Juli 2014 sampai dengan Bulan
Juni 2015, selanjutnya jadwal secara rinci dapat dilihat pada program tahunan,
semester, bulanan, mingguan dan program harian (RPL).
Program ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak baik di dalam maupun
di luar satuan pendidikan agar dapat terlaksana secara maksimal. sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pemenuhan kewajiban profesional seorang guru bimbingan
dan konseling.
Demikian, penyusunan program Bimbingan dan Konseling SMP ISLAM YAPINAS
tahun pelajaran 2021/2022. Kami menyadari tentu saja dalam penyusunan proram
Bimbingan dan Konseling ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan perngetahuan dan kemampuan kami, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan sarannya guna perbaikan di tahun yang akan datang
Kami berharap program Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi warga SMP ISLAM YAPINAS dan umumnya kepada teman-teman guru
Bimbingan dan Konseling. Dan semoga program Bimbingan dan Konseling ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Terima kasih.

29
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Pembagian Tugas Mengajar/Membimbing


2. Hasil Assesment – Pemetaan Kebutuhan Peserta Didik
3. Program Kerja Umum
4. Program Kerja Tahunan
5. Program Kerja Semestera
6. Program Kerja Bulanan
7. Program Kerja Mingguan
8. Pogram Kerja Harian
9. Rencana Pelaksanaan Program (RPL)
10. Daftar Peserta Didik Asuh
11. Angket Kebutuhan
12. Hasil Analisis Asessment
13. Dan lain-lain

30

Anda mungkin juga menyukai