DI SUSUN OLEH :
DEWI WULANDARI, S.Pd
1
LEMBAR PENGESAHAN
Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 10 Palangka Raya tahun pelajaran
Hari :
2
KATA PENGANTAR
____________2018
Hormat Kami
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan ................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ................................................................................... 1
B. Landasan ................................................................................... 3
1. Yuridis ................................................................................... 4
2. Religius ................................................................................... 5
3. Filosofis ................................................................................... 6
4. Psikologis ................................................................................... 7
5. Sosial Budaya ............................................................................... 10
6. Ilmu Pengetahuan & Teknologi .................................................. 11
C. Visi dan Misi ................................................................................... 12
1. Visi Misi SMA Negeri 10 Palangka Raya ..................................... 12
2. Visi Misi Bimbingan dan Koseling ............................................... 13
D. Deskripsi Kebutuhan ........................................................... 13
E. Tujuan Bimbingan dan Konseling ................................................ 13
4
D. Penilaian Bimbingan dan Koseling .............................................. 21
E. Strategi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ......................... 22
1. Persiapan ....................................................................... 22
2. Pelaksanaan ........................................................... 23
3. Evaluasi ....................................................................... 24
F. Sarana dan Prasanana ………............................................... 26
G. Anggaran ....................................................................... 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Th. 2003) SMA Negeri
10 Palangka Raya sebagai satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan
ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga
memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif)
merupakan wilayah garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling
yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta
didik beserta faktor yang mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam
pelaksanaannya layanan bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara
konselor dengan kepala sekolah, guru, staf administrasi, orang tua peserta didik dan
pihak-pihak terkait begitu juga sebaliknya.
Keberadaan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia dijalani melalui proses panjang sejak kurang lebih 48 tahun yang lalu. Pada
saat ini keberadaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting pendidikan,
khususnya persekolahan, telah memiliki legalitas yang kuat dan menjadi bagian
terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pelayanan bimbingan dan konseling telah
mendapat tempat di semua jenjang pendidikan mulai dari jenjang Taman Kanak-
Kanak sampai Perguruan Tinggi. Pengakuan ini terus mendorong perlunya tenaga
profesional yang secara khusus dipersiapkan untuk menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling. Secara eksplisit telah ditetapkannya
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang
harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan
Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
6
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri
telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah
mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam
penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan
bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian,
dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta
didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di
kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan
memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22
ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan
bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung
secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima
puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa per
tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang
menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi
konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub
kompetensi.
7
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, Nomor
69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan
Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau
pendalaman minat.
Disinilah peranan bimbingan dan konseling penting dalam membantu
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum pada
Lampiran IV: Pedoman Pembelajaran, Bagian VII Konsep dan Strategi Layanan
Bimbingan dan Konseling yang mengamanatkan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (diluar jam pembelajaran) di dalam jam
pembelajaran kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan volume
kegiatan 2 jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara
terjadwal).
Di Indonesia gerakan bimbingan dan konseling sejak awalnya berorientasi
pendidikan. Lebih-lebih dewasa ini, dalam implementasi Kurikulum 2013 mulai
tahun ini peranan pelayanan BK perlu lebih difokuskan sehingga benar-benar
mampu menunjang pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Dalam hal
ini, dikonsepkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar
sepenuhnya berada dalam wilayah pendidikan. Konsepsi ini semakin diperkuat,
khususnya dalam rangka mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 yang lebih
memberdayakan upaya pendidikan melalui proses pembelajaran secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik dalam
berdinamika berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan dan
konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan
pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara
khusus. Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada
pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan
kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
8
peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan merupakan program yang
realistik dan layak untuk diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi
peserta didik di SMA Negeri 3 Godean secara optimal.
B. Landasan
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-
faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku
pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat
sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi
yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang
kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk.
Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari
oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah
individu yang dilayaninya (klien). Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari
beberapa sumber, secara umum terdapat lima aspek pokok yang mendasari
pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan yuridis, landasan
religius, landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan
bimbingan dan konseling tersebut :
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan layanan Bimbingan dan konseling Sebagai bagian dari
Kurikulum 2013 di SMA Negeri 10 Palangka Raya adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan
diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
9
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Konselor
g. Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
h. Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
i. Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
j. Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar
dan Menengah;
k. Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SMA/MA
l. Permendikbud No 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum;
b.
2. Landasan Filosofis
Landasan Filosofis Pendidikan. Landasan filosofis pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme,
Realisme,Pragmatisme, Pancasila,
a. Realisme
Menurut aliran realisme “pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui
pengalaman indra”. penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi,praktikum, dsb.) atau
pengalaman.
Implikasi dari landasan filosofis pendidikan realisme ini dalam layanan
Bimbingan Konseling di SMA ................................ akan mengutamakan
kegiatan layanan yang memberi kesempatan memperoleh pengalaman
langsung (experiental learning) pada konseli melalui kegiatan seperti
observasi dan praktik.
b. Idealisme,
Idealisme, berpandangan bahwa kenyataan akhir atau kenyataan
yangsebenarnya adalah spiritual/rokhaniah atau cita. Tujuan pendidikan adalah
mengembangkan individu sebagai pribadi yang terbatas, dan ia mampu berbuat
selaras dengan suatu kehidupan yang mulia. Tujuan ini dapat dicapai dengan
10
cara mengekspresikan dirinya secara positif, dengan mempergunakan metode
dialektis untuk mengembangkan kemampuan menilai dan menalar, yang bisa
dicapai melalui pengajaran..Implikasi dari landasan filosofis idealisme
tersebut diatas maka dalam layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri
10 Palangka Raya memperhatikan aspek spiritual/rohaniayah (sikap
spiritual) peserta didik dan mengarahkan peserta didik pada perilaku yang
mulia dan positif.
c. Pragmatisme:
Pragmatisme, berpandangan bahwa pengetahuan dan perbuatan bersatu tak
terpisahkan, dan semua pengetahuan bersumber dari dan diuji kebenarannya
melalui pengalaman. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, dan kondisi
optimum atau tertinggi dari pertumbuhan adalah kebebasan mengadakan
penelitian bersama dengan urun pemikiran yang tidak terkekang dalam suatusi
sistem kerjasama yang terbuka. Metode pemecahan masalah yang telah
dikembangkan dalam ilmu sebagai pendekatan ilmiah, juga merupakan metode
belajar dalam pendidikan. Implikasi dari pandangan pragmatism tersebut
diatas maka dalam layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 10
Palangka Raya menekankan diperolehnya pengetahuan dan pengalaman
agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
d. Pancasila:
Pandangan filsafat Pancasila tentang hakikat manusia, tidaklah memandang
tubuh manusia sebagai materi belaka, namun di dalam materi itu terdapat jiwa
yang merupakan kesatuan utuh dari dua dimensi. Pancasila sebagai filsafat
hidup yang mengakui religi sebagai suatu nilai, yang fundamental bagi manusia
dan bangsa Indonesia pada khususnya mengembangkan nilai-nilai religius.
Pancasila ialah filsafat hidup yang memandang manusia sebagai makhluk yang
mulia yang mengaku adanya Tuhan Implikasi dari pandangan filsafat
pancasila maka dalam layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 10
Palangka Raya diarahkan pada pembentukan pribadi peserta didik yang
sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.
11
interaksi dengan lingkungan, Berdasarkan teori psikologi perkembangan maka
dalam layanan Bimbingan dan konseling di SMA Negeri 10 Palangka Raya
akan memfasilitasi terwujudnya:
1) Kemampuan belajar melalui persepsi
2) perkembangan berdasarkan pengalaman
3) kesempatan Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri
b. Psikologi Belajar
Belajar diartikan terjadinya perubahan perilaku ke arah positif melalui
pengalaman. Perkembangan belajar melalui proses peniruan, pengingatan,
latihan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, pemecahan masalah.
Dalalam layanan Bimbingan Konseling harus disadari bahwa:
Secara herediter anak mempunyai potensi tertentu.Belajar merupakan upaya
mengembangkan potensi-potensi tersebut
c. Psikologi Sosial
Psikologi Sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang
dimasyarakat, yang mengkombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu sosial
untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu
Sehingga dalam memberikan layanan Bimbingan konseling harus
memperhatikan perilaku dan latar belakang sosial anak.
12
Indonesia. Konseling memiliki bidang singgung antara psikologi, pendidikan,
dan budaya, terutama berkenaan dengan segi isi dan muatan nilai yang perlu
diperhatikan
5. Landasan Religius
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi
atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.
Ada tiga hal yang harus ditekankan bagi layanan BK:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan prikehidupan manusia berjalan ke
arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah individu.
Agama merupakan pandangan hidup yang mengajarkan manusia pada
kebenaran hakiki, sehingga dalam layanan bimbingan dan konseling tidak boleh
lepas dari kaidah-kaidah ajaran agama Oleh karena itu manusia harus sadar dan
mempunyai landasan hidup yang mereka pegang.
13
2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 10 Palangka Raya
a. Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta
didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
b. Misi
1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku afektif - normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah,
keluarga dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
14
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin ; (3) menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya ; (4)
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkem-bangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta
rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan
sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan
yang dimilikinya secara optimal.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli
agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, belajar (akademik), dan karir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah :
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
15
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah :
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
16
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat
yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami
kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan
apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
17
BAB II
PELAKSANAAN
PROGRAM BIMBINGAN KONSELING
A. TUGAS PERKEMBANGAN
18
pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, mandiri, aktif, kreatif,
serta sehat jasmani dan rohani.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan pribadi adalah sebagai berikut :
a. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan YME
b. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya
untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah, maupun untuk peranannya di masa depan
c. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran
dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif
d. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha
penanggulangannya
e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri
f. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat
19
mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan
keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
kelompok
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di sekolah
d. Orientasi belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
20
e. Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya
melalui prosedur perseorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji
melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
h. Layanan Konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik
i. Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
j. Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji.
21
e. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan
f. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang
dimaksud
3. Format Layanan
1) Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani peserta didik secara perorangan.
2) Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3) Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
4) Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau lapangan.
5) Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
6) Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani kepentingan siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh,
seperti surat dan sarana elektronik
22
Sasaran penilaian bimbingan dan konseling berorientasi pada perubahan tingkah
laku (termasuk di dalamnya pendapat, nilai, dan sikap) serta perkembangan siswa.
Oleh karena itu penilaian dilakukan dalam proses dan hasil pencapaian kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa tersebut.
1. Penilaian hasil
untuk memperoleh informasi keefektifan layanan peminatan ditinjau dari
hasilnya. Kegiatannya penilaian segera (laiseg) penilaian jangka
pendek (laijapen), dan penilaian jangka panjang (laijapang).
a. Penilaian segera: Penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan
pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani
Fokus Penilaian segera:
1) Understanding : diperolehnya informasi dan pemahaman baru
2) Comfort : dicapaianya keringanan beban perasaan
3) Action : disusunnya rencana kegiatan pasca konseling dalam
rangka perwujudan upaya pengembangan diri dan/atau
pengentasan masalah klien.
b. Penilaian Jangka Pendek: Penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu
sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung BK diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik
c. Penilaian Jangka Panjang: Penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai dengan satu semester) setelah satu atau bebe-rapa layanan dan
kegiatan pendu-kung BK diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
dam-pak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap pe-serta
didik.
2. Penilaian Proses
Penilaian proses kegiatan layanan BK dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.
Penilaian proses bimbingan dan konseling ditujukan kepada penilaian selama
proses yang dapat dilakukan dengan :
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan
23
b. Mengungkapkan pemahaman siswa atas materi yang disajikan atau
pemahaman atas masalah yang dialaminya.
c. Mengungkapkan kegunaan layanan dan mengamati perkembangan siswa.
d. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan
layanan.
Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain peserta didik, kepala
sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para
pejabat Depdiknas, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara,
observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja peserta didik, dan
sebagainya.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian
baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar
dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program bimbingan dan
konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka
diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling yang kemudian dianalisis guna menentukan tindak lanjut. Data dan
informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/ akuntabiltas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
24
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan program BK meliputi dua kegiatan, yaitu :
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah meliputi :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan/penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/ kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas
2) Volume kegiatan tatap muka adalah dua jam perkelas perminggu
dan dilaksanakan secara terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelengggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus,
himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustkaan, dan
laih tangan kasus.
3. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi terdiri dari :
a. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan layanan
b. Tindak lanjut
Dari hasil penilaian yang dilakukan merupakan bahan untuk program tahun
berikutnya.
c. Pelaporan
25
Pelaporan terdiri dari laporan bulanan, laporan semester dan laporan tahunan
kepada kepala sekolah.
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang
cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga peserta
dididk yang berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan tersebut dapat
digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan
konseling baik individu maupun kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik
bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang
mendukung terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana yang
akan digunakan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :
a. Alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, yaitu :
1) Instrumen / Aplikasi DCM
2) Sosiometri
3) Alat Ungkap Pemahaman Diri
4) Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMA
5) Alat Ungkap Masalah Seri PTSDL
6) Inventori Tugas Perkembangan
7) Catatan Anekdot
26
d. Perlengkapan administrasi, yaitu :
1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blanko laporan kegiatan
27
BAB III
PENUTUP
28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
29