BIMBINGAN KONSELING
KELAS XII
SMAS Semen Padang
NPSN: 10303447
www.smasemenpadang.sch.id
sma@semenpadangschools.id
Komplek Sosial PT Semen
Padang, Indarung Padang Kode
Pos. 25237 tlp. 0751 2025403
HALAMAN IDENTITAS
NPSN : 10303447
NSS : '302086102019
Email Kepala
sekolah : april.chan@semenpadangschools.id
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Modul Layanan
Bimbingan Konseling SMAS Semen Padang Tahun Pelajaran 2023/2024 dapat
tersusun. Rencana Program Layanan Bimbingan Konseling SMAS Semen Padang
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh SMAS Semen
Padang.
Rencana Program Layanan Bimbingan Konseling Sekolah ini diberlakukan pada
Tahun Pelajaran 2023/2024 yang mencerminkan merdeka belajar dan
pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila. Rencana Program ini memuat
karakteristik satuan pendidikan, visi dan misi Layanan BK satuan Pendidikan,
Perencanaan Layanan dan evaluasi.
Modul ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan ucapan terima kasih, kepada:
1. Pengawas Pembina SMAS Semen Padang yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam penyusunan Rencana Program layanan bimbingan
konseling;
2. Pendidik dan Tenaga kependidikan SMAS Semen Padang, yang telah secara
proaktif memberi masukan dan kelengkapan data;
Kami menyadari bahwa Rencana Program layanan bimbingan konseling Sekolah
yang telah kami susun ini memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik, saran, dan masukan yang konstruktif dari berbagai
pihak yang kompeten sangat kami harapkan.
ii
DAFTAR ISI
Cover
Halaman Identitas Sekolah .................................................................................................. i
Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ................................................................................................................. 1
B. Merumuskan Visi Dan Misi .................................................................................. 3
C. Mengidentifikasi Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling ....................... 4
D. Tujuan ................................................................................................................... 27
E. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling ....................................................... 27
F. Ruang Lingkup ....................................................................................................... 28
g. Pengguna ................................................................................................................ 29
BAB II KOMPONEN PROGRAM
A. Pelaksanaan Berbagai Pelayanan BK ................................................................. 30
B. Pendekatan Kolaboratif dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling ........... 32
C. Memfasilitasi Perkembangan Akademik, Karier, Personal, Dan Sosial Konseli ........ 33
D. Pengelolaan Sarana Dan Biaya Program Bimbingan Dan Konseling .............. 35
E. Jenis dan Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling pada Jalur Pendidikan Formal 37
BAB III RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN)
A. Metode Layanan ................................................................................................... 57
B. Pemilihan Minat Mata Pelajaran ........................................................................ 62
C. Rencana Operasional BK ...................................................................................... 72
D. Kebutuhan Anggaran ........................................................................................... 77
BAB IV EVALUASI, PELAPORAN, DAN TINDAK LANJUT
A. Evaluasi .................................................................................................................. 78
B. Pelaporan .............................................................................................................. 79
C. Tindak Lanjut ........................................................................................................ 80
BAB V PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Peran bimbingan dan konseling saat ini dipandang semakin penting manakala
dikaitkan dengan tantangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.
Pengaruh teknologi dan informasi yang semakin canggih, perubahan orientasi
kehidupan yang begitu cepat akan berdampak pada perilaku peserta didik. Tidak
dipungkiri juga saat ini berkembang trans-ideology yang bisa berseberangan
dengan ideologi Pancasila sehingga perlu adanya upaya-upaya untuk
mengantisipasi hal tersebut. Dalam konteks perubahan yang terjadi saat ini
peran bimbingan dan konseling perlahan semakin eksis dan diakui, baik secara
keilmuan maupun praksis dan praktiknya. Bimbingan dan konseling dalam setting
pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan yang holistik.
Eksistensi bimbingan dan konseling dapat dilihat dari capaian layanan bimbingan
dan konseling (CLBK) dengan upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing),
profil pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik.
Dimensi wellbeing mencakup penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif
dengan orang lain (positive relationship with others), otonomi (autonomy),
penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life),
serta pertumbuhan pribadi (personal growth), (Ryff, 1989; 1995; 2014). Elemen
Profil Pelajar Pancasila mencakup
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan
global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Selanjutnya nilai
utama penguatan pendidikan karakter (PPK) mencakup religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong dan integritas.
1
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada setiap jenjang memiliki arah
dan tujuan sesuai tugas perkembangan konseli yang dirumuskan dalam bentuk
standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD). Dalam SKKPD terdapat
11 aspek perkembangan yaitu (1) landasan hidup religius, (2) landasan perilaku
etis, (3) kematangan emosi, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung
jawab sosial, (6) kesadaran gender, (7) pengembangan diri, (8) perilaku
kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis), (9) wawasan dan kesiapan karier,
(10) kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11) kesiapan diri untuk
menikah dan berkeluarga (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Merujuk pada
rumusan SKKPD maka tujuan dan arah layanan bimbingan dan konseling di SMA
adalah memfasilitasi tercapainya sebelas aspek perkembangan secara utuh dan
optimal.
Masa bersekolah di SMA merupakan waktu yang terbaik bagi peserta didik untuk
mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai pribadi yang unik dan efektif,
pembelajar sepanjang hayat, insan yang produktif, dan manusia yang hidup
harmonis dalam keragaman. Pengembangan jatidiri tersebut dapat diupayakan
dalam penyusunan program bimbingan dan konseling secara terencana dan
sistematis melalui layanan bimbingan dan konseling pribadi, belajar, sosial, dan
karir.
2
Model layanan bimbingan dan konseling yang sepenuhnya menstimulasi
perkembangan kompetensi dan karakter secara holistik, yang dapat dilaksanakan
melalui proses pelayanan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan memotivasi peserta didik dalam berdinamika berpikir, merasa, bersikap,
bertindak, dan bertanggung jawab. Program bimbingan dan konseling yang
disusun harus mewadahi seluruh kegiatan layanan untuk diberikan kepada peserta
didik dalam rangka menyelesaikan tahap capaian layanan dalam rangka
menyelesaikan tugas perkembangan sesuai jenjang usianya
Oleh karena itu layanan bimbingan dan konseling harus dirancang agar sejalan
dengan standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD) yang dijabarkan
dalam capaian layanan bimbingan dan konseling pada fase E dan F, serta
terintegrasi dalam struktur kurikulum untuk mendukung terwujudnya profil
pelajar Pancasila.
Rumusan visi dan misi layanan bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi
dan misi sekolah. Oleh karena itu, sebelum menetapkan visi dan misi program
layanan bimbingan dan konseling, perlu terlebih dahulu menelaah visi dan misi
sekolah, selanjutnya merumuskan visi dan misi program layanan bimbingan dan
konseling.
Visi adalah gambaran masa depan yang ingin diwujudkan pada kurun waktu
tertentu. Sesuai dengan definisi tersebut maka visi bimbingan dan konseling
adalah memfasilitasi perkembangan dan memandirikan peserta didik baik pada
aspek pribadi, sosial, belajar dan karier agar mencapai kemaslahatan hidup.
Adapun misi merupakan upaya untuk mencapai visi dan memastikan target yang
ada pada visi dapat dicapai. Misi bimbingan dan konseling meliputi: a)
memberikan layanan dasar yang berorientasi pada pencegahan (preventive) dan
pengembangan (development); b) layanan peminatan dan perencanaan individual
yang berorientasi pada pencegahan (preventive) dan pengembangan
(development); c) memberikan layanan responsif berorientasi pemulihan
(curative); dan d) mengembangkan dukungan sistem untuk membentuk
manajemen layanan bimbingan dan konseling yang baik dan akuntabel, serta
pengembangan profesionalitas konselor secara berkelanjutan.
Visi:
Terwujudnya Pelaksanaan Pelayan Konseling yang professional dalam
meningkatkan perkembangan diriserta kemandirian peserta didik/konseli menuju
pribadi yang Unggul, Berimtaq, Kompetitif dan Berwawasan Lingkungan‖.
3
Misi
1 Menyelenggarakan Pelaksanaa Pelayan Konseling yang memandirikan peserta
didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.
2 Membangun komunikasi dan koordinasi dengan guru mata pelajaran, wali
kelas, orang tua, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling.
3 Meningkatkan Kualitas guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
4 Membantu peserta didik untuk mampu bersaing dalam dunia karir
5 Meningkatkan konsep diri peserta didik dalam hal mencintai lingkungan
6 Berkolaborasi dengan guru agama dalam hal meningkatkan kesadaran peserta
didik dalam menunaikan ibadah
7 Menyelenggarakan kegiatan Ektrakurikuler demi terwujudnya peserta didik
yang unggul dalam bidang akademi maupun non akademik
8 Menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam hal peningkatkan potensi peserta
didik
Peserta didik memiliki tugas perkembangan dan dirumuskan dalam bentuk kalimat
pernyataan merujuk pada kompetensi yang ada pada Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik (SKKPD). SKKPD selanjutnya tertuang dalam bentuk
Capaian Layanan bimbingan dan konseling dan menjadi acuan dalam bentuk model
layanan BK yang akan diberikan kepada peserta didik.
Tabel 1
TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
4
6 Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya
sebagai pria atau wanita
7 Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan
yang sehat
8 Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
9 Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan
apresiasi seni
10 Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
11 Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
Tabel 2
LINGKUP BIDANG CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
PRIBADI
Aspek Capaian
Landasan Religius Peserta didik dapat memahami, menerima, mengarahkan,
Landasan Perilaku etis mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya
Kematangan Emosional secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek
Pengembangan Diri pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
Kesiapan diri untuk pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
menikah dan berkeluarga kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya
5
SOSIAL
Aspek Capaian
Kesadaran bertanggung Peserta didik dapat memahami lingkungannya dan dapat
jawab melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
Kematangan hubungan berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah
dengan teman sebaya sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan
memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan
Kesadaran gender sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.
AKADEMIK
Aspek Capaian
Peserta didik dapat mengenali potensi diri untuk
belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar,
terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
Kematangan intelektual menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga
dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya
KARIR
Aspek Capaian
Perilaku kewirausahaan Peserta didik dapat mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasarkan informasi potensi diri
Wawasan dan kesiapan
dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
karir
sehingga mencapai kesuksesan. Memiliki perilaku hidup
hemat, cerdas mengelola keuangan dan
mengaplikasikannya dalam setiap aspek kehidupan.
Tabel 3
PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
6
terhadap Tuhan beriman dan kehidupan beragama
Yang Maha Esa bertakwa kepada Melaksanakan
dengan ciri: Tuhan Yang Maha ibadah atas
Mempunyai Esa keyakinan sendiri
tujuan hidup disertai sikap
sesuai dengan toleransi
keyakinannya
(wellbeing)
Saling
menghormati
dan toleransi
terhadap
pemeluk agama
dan keyakinan
lain (Profil
Pelajar
Pancasila)
Melaksanakan
ajaran agama
dengan penuh
keyakinan dan
menghargai
perbedaan
(PPK)
7
dengan norma
dan etika yang
berlaku dalam
setiap
lingkungan
(wellbeing)
Menghargai
keragaman
sumber norma
sebagai rujukan
pengambilan
keputusan
(Profil Pelajar
Pancasila)
Memiliki
komitmen moral
terhadap
sistem etika
dan nilai
sebagai pribadi
maupun anggota
masyarakat
(PPK)
8
(wellbeing)
menunjukkan
inisiatif dan
bekerja secara
mandiri (Profil
Pelajar
Pancasila)
memiliki
karakter
tangguh dan
tahan banting
(PPK)
9
mengevaluasi
penalaran, dan
merefleksi
proses berfikir
(Profil Pelajar
Pancasila)
memiliki
karakter
kreatif dan
inovatif dalam
pengambilan
keputusan dan
pemecahan
masalah (PPK)
10
sesama
(wellbeing).
● Bekerjasama
dengan orang
disertai
perasaan
senang (Profil
Pelajar
Pancasila).
● Memiliki
karakter
solidaritas dan
bersahabat
dalam
berhubungan
dengan orang
lain (PPK).
11
dengan orang
lain (Profil
Pelajar
Pancasila)
● memiliki
karakter
solidaritas dan
bersahabat
dalam
12
● mengenali
kualitas dan
minat diri
serta
tantangan yang
dihadapi (Profil
Pelajar
Pancasila)
● memiliki
karakter
kejujuran dan
tanggung jawab
(PPK)
13
resilien dan
adaptif (Profil
Pelajar
Pancasila)
14
dengan didik yang hubungan dengan dan kerjasama dan
Teman memiliki teman sebaya toleransi dalam
seperangkat pergaulan dengan
keterampilan teman sebaya
sosial, emosional, Menghargai
kognitif dan nilai-nilai kerjasama
perilaku yang dan toleransi
dibutuhkan sebagai dasar untuk
remaja untuk menjalin
bergaul dengan persahabatan
ciri : dengan teman
● memahami sebaya
konsep Mempererat jalinan
memberi dan persahabatan yang
menerima lebih akrab dengan
dalam memperhatikan
hubungan antar norma yang berlaku
sesama
manusia
(wellbeing)
● Menghargai
nilai-nilai
kerjasama dan
toleransi
sebagai dasar
untuk menjalin
persahabatan
dengan teman
sebaya (Profil
Pelajar
Pancasila)
● Memiliki
karakter
solidaritas dan
bersahabat
dalam
berhubungan
dengan teman
sebaya (PPK)
15
diri untuk peserta didik diri untuk norma pernikahan
menikah dan yang memiliki menikah dan Berkeluarga
berkeluarga kesadaran diri dan Menghargai norma-
untuk berkeluarga norma pernikahan
mempersiapkan dan berkeluarga
pernikahan dan sebagai landasan
berkeluarga bagi terciptanya
dengan ciri kehidupan
: masyarakat yang
● Memiliki harmonis
keyakinan yang Mengekspresikan
memberikan keinginannya untuk
tujuan hidup mempelajari lebih
dan cita-cita intensif tentang
(wellbeing) norma pernikahan
● Membangun dan berkeluarga
kepercayaan
dalam suatu
hubungan
(wellbeing)
● Menetapkan
tujuan dan
rencana
strategis
pengembangan
diri (Profil
Pelajar
Pancasila)
● Memiliki
karakter
komitmen
moral untuk
pernikahan dan
berkeluarga
(PPK)
16
Tabel 5
PEMETAAN CAPAIAN KOMPETENSI BERDASAR SKKPD
(STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
17
toleransi
2 Landasan Dimensi Berkebhinek Integritas Mengenal Pengenalan:
Perilaku Penguas aan global sistem Mengenal
Etis aan etika dan keragaman
Lingkun nilai nilai bagi sumber
gan pedoman norma yang
hidup berlaku di
sebagai masyarakat
pribadi, .
anggota
masyarakat
dan minat
manusia
Memilik Menghargai Berkomitmen Akomodasi:
i keragaman moral Menghargai
ketera sumber terhadap keragaman
mpilan norma sistem sumber
untuk sebagai etika dan norma
menem rujukan nilai sebagai sebagai
patkan pengambilan pribadi rujukan
diri keputusan. maupun pengambilan
sesuai anggota keputusan.
dengan masyarakat
norma
dan
etika
yang
berlaku
dalam
setiap
lingkun
gan
Tindakan:
Berperilaku
atas dasar
keputusan
yang
mempertim
bangkan
aspek-
aspek etis.
18
3 Kematan Dimensi Mandiri Kemandirian Mengenal Pengenalan:
gan Penerim gambaran Mempelajari
Emosi aan Diri dan cara-cara
mengembang menghindari
kan sikap konflik
tentang dengan
kehidupan orang lain.
mandiri
secara
emosional,
sosial, dan
ekonomi
Memilik Menunjukkan Tangguh Akomodasi:
i sikap inisiatif (tahan Bersikap
positif dan bekerja banting) toleran
terhad secara terhadap
ap diri mandiri. ragam
sendiri, ekspresi
serta perasaan diri
memah sendiri dan
ami orang lain.
kebutu
han
pengem
bangan
diri
secara
positif.
Tindakan:
Mengekspre
sikan
perasaan
dalam cara-
cara yang
bebas,
terbuka dan
tidak
menimbulkan
konflik
19
4 Kematan Dimensi Bernalar Kemandirian Mengembang Pengenalan:
gan Otonom kritis kan Mempelajari
Intelekt i pengetahuan cara-cara
ual dan pengambilan
keterampilan keputusan
sesuai dengan dan
kebutuhannya pemecahan
untuk masalah
mengikuti dan secara
melanjutkan objektif
pelajaran
dan/atau
mempersiapk
an karier
serta
berperan
dalam
kehidupan
masyarakat
Tindakan:
Mengambil
keputusan
dan
pemecahan
masalah atas
20
dasar
informasi/da
ta secara
objektif
21
ap
sesama.
Tindakan:
Berinteraksi
dengan
orang lain
atas dasar
kesamaan
(equality)
6 Peran Dimensi Gotong Gotong Mencapai Pengenalan:
Sosial Hubung royong Royong pola Mempelajari
sebagai an yang hubungan perilaku
Pria atau Hangat yang baik kolaborasi
Wanita dengan dengan antar jenis
(Kesadar Orang teman dalam ragam
an Lain sebaya kehidupan
Gender) dalam
peranannya
sebagai pria
atau wanita
22
lain jenis
dalam
keragaman
peran.
Memilik Tindakan:
i Menampilkan
keyakin keunikan diri
an secara
tentang harmonis
dirinya dalam
dan keragaman
mampu
hidup
23
mandiri
Tindakan:
Menampilkan
hidup
hemat, ulet,
24
sungguh-
sungguh dan
kompetitif
atas dasar
kesadaran
sendiri
25
karir dengan
mempertimb
angkan
kemampuan,
peluang dan
ragam karir
26
D. TUJUAN
27
kepribadiannya.
F. Ruang Lingkup
28
G. Pengguna
29
BAB II
KOMPONEN PROGRAM
Dukungan 10 – 15 % 10 – 15 % 10 – 15 %
Sistem
Kolaborasi dengan Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orangtua konseli.
Orang tua Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap konseli
tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah
Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan
beberapa upaya, seperti:
1. kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua
untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor
2. Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat)
tentang kemajuan belajar atau masalah konseli
3. orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah
ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku
sehari-harinya.
32
Kolaborasi dengan Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak:
pihak-pihak 1. instansi pemerintah
terkait di luar 2. instansi swasta
sekolah 3. organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia),
4. para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog,
psikiater, dan dokter
5. MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling),
6. Kemnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan
pekerjaan), dan para alumni dalam rangka memberikan informasi
aktual di bidang masing-masing dan memberikan motivasi pada
adik-adik kelas.
34
D. Pengelolaan Sarana Dan Biaya Program Bimbingan Dan Konseling
Pengelolaan Biaya Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola anggaran
Program (Gibson & Mitchell, 2008).
Bimbingan dan 1. Setiap item anggaran berkaitan dengan sebuah aktivitas, yang
Konseling pada gilirannya berkaitan dengan tujuan dan sasaran layanan.
2. Belanjakan anggaran hanya apa yang dimiliki oleh konselor
3. Belanjakan anggaran sehemat mungkin
4. Pastikan semua tanda terima, kuitansi atau nota
5. Catat semua pengeluaran
6. Sadarilah batasan hukum atau kontrak yang lazim atau tidak
E. Jenis dan Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling pada Jalur Pendidikan Formal
Layanan Orientasi Merupakan kegiatan membantu peserta didik agar memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, terutama
lingkungan di mana mereka menempuh pendidikan. Orientasi
dapat dilaksanakan dengan pertemuan tatap muka dalam
kelompok besar (beberapa kelas diadakan pertemuan di aula
misalnya) ataupun dalam setting lainnya
37
Layanan Informasi Merupakan pemberian informasi tentang berbagai hal sesuai
dengan kebutuhan, dalam rangka perkembangan optimal konseli.
Teknik dalam layanan orientasi dapat digunakan dalam layanan
informasi.
Bimbingan Merupakan pelayanan bimbingan yang diberikan kepada kelompok
Kelompok kecil (anggota kelompok antara 5 – 10 orang) topik sifatnya umum
Teknik yang dipakai diskusi kelompok dengan berbagai macam
variasinya, bermain peranan, permainan simulasi, permainan
kelompok, cinema edukasi dan lain sebagainya. Dengan
memanfaatkan dinamika kelompok
c. Jenis dan Teknik Layanan pada Pelayanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Di dalam Permendikbud 111 tahun 2014, disebutkan bahwa aktivitas guru BK/
konselor dalam pelayanan peminatan
memberikan informasi kepada peserta didik tentang program sekolah
melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik
layanan lintas minat
layanan pendalaman minat
layanan pindah minat
layanan pendampingan peminatan
pengembangan dan penyaluran
evaluasi dan tindak lanjut
41
Teknik observasi sebagai salah satu teknik merekam data tingkah laku
individu
melalui proses pengamatan oleh orang lain baik langsung dan/atau tidak
langsung
Manfaat observasi
Diperoleh data perilaku spontan secara natural
diketahui intensitas perilaku secara detail
Diketahui penyebab munculnya perilaku
Berikut dipaparkan instrumen observasi yang dapat dipilih untuk
kepentingan asesmen individu
Pemahaman Teknik Teknik sosiometri merupakan alat untuk meneliti struktur sosial
sosiometri sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi
sosial, status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang
bersangkutan
51
Aplikasi Prosedur a. Tahap Persiapan
Pengadminsitrasian 1. Menetukan kelompok siswa yang diselidiki
Sosiometri 2. Memberikan informasi tentang tujuan diselenggarakannya
sosiometri
3. Menyusun angket sosiometri sesuai dengan tujuan
b. Tahap Pelaksanaan
1. .Membagikan dan mengisi angket sosiometri
2. Mengumpulkan kembali dan memeriksa kelengkapan
pengisisan angket
Beberapa hal yang perlu diingat dalam melancarkan
sosiometri
a. sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha
menciptakan hubungan
baik dengan kelompok
b. petunjuk diberikan dengan jelas
c. diterapkan maksud pelancaran sosiometri
d. sosiometri hendaknya diselenggarakan dalam kondisi
dimana siswa tidak saling mengetahui jawabannya
e. petugas harus menyadari bahwa pilihan individu
merupakan informal yang
bersifat rahasia
f. individu harus saling mengenal
c. Tahap analisis hasil
1. Memeriksa kelengkapan hasil angket sosiometri
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri
3. Membuat sosiogram
4. Menghitung indeks pilihan, yakni indeks pemilihan dibuat
dengan rumus
5. Kesimpulan dan pengiterpretasian hasil
52
Daftar Cek Masalah (DCM)/ (Tenik Non Tes )
Pemahaman Daftar Daftar cek masalah adalah sebuah daftar kemungkinan masalah
Cek Masalah yang disusun
(DCM) untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang
pernah atau sedang
dialami oleh seseorang, yang menyangkut keadaan pribadi
Daftar Cek Masalah ini dibuat dan digunakan karena beberapa
pertimbangan-pertimbangan faktor tertentu, (1) Efisiensi, (2)
Intensifikasi, dan (3) Validitas dan reliabilitas.
54
yang bersifat khusus (Fauzan, 2001). Bakat inipun
mempengaruhi prestasi/keberhasilan seseorang
terhadap bidang dan
jenis belajar yang bersifat khusus.
a. Tes Kemampuan Berfikir Verbal
Tes ini dirancang untuk melihat seberapa baik
seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-
konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata
b. Kemampuan Berfikir Numerikal
Tes ini dirancang untuk melihat seberapa baik
seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-
konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka
c. Tes Kemampuan Skolastik
Kemampuan skolastik merupakan gabungan antara
kemampuan berfikir verbal dan numerikal
d. Tes Berfikir Abstrak
Tes ini dirancang untuk mengetahui seberapa
mudah seseorang memecahkan masalah-masalah
meskipun tidak berupa kata-kata atau angka-
angka
e. Tes Berfikir Mekanik
Tes ini dirancang untuk mengetahui seberapa
mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum
ilmu pengetahuan alam dan seberapa baik
mengerti tatakerja yang berlaku dalam perkakas
sederhana, mesin, dan peralatan lainnya
f. Tes Relasi Ruang
Tes ini untuk mengukur seberapa baik seseorang
dapat memvisualkan, mengamati, atau membentuk
gambaran-gambaran mental dari obyek-obyek
dengan jalan melihat pada pola dua dimensi dan
seberapa baik seseorang dapat berfikir dalam tiga
dimensi.
g. Tes Kecepatan dan Ketelitian Klerikal
Tes ini untuk mengetahui seberapa cepat dan
teliti seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas
tulis menulis, pekerjaan pembukuan, atau ramu-
meramu yang
sangat diperlukan di kantor-kantor, laboratorium,
perusahaan, dagang, dan tempat sejenis di mana
pencatatan harus diatur, disimpan, dan/atau
dicek, dan sebagainya.
3. Tes Minat Vokasional
Tes minat jabatan adalah tes mengungkap
55
kecenderungan aspek-aspek individu yang bersifat
nonkemampuan, seperti kecenderungan reaksi emosi,
sikap, sosiabilitas dan sebagainya.
3. Catatan Kumulatif
Catatan kumulatif adalah sebuah catatan perkembangan konseli yang mencakup:
identitas diri dan keluarga, perkembangan akademik, perkembangan kesehatan
atau fisik, perkembangan psikologis, perkembangan sosial, permasalahan-
permasalahan dan hambatan (Hidayah, 1998, 2010)
Data dalam catatan kumulatif bersifat prediktif, diagnostis, dan futuristik
4. Kode Etik Penggunaan Asesmen Teknik Tes Dan Teknik Non Tes
Ciri-ciri tes yang baik adalah memiliki: validitas, reliabilitas, kesukaran,
diskriminasi, balans, efisiensi, obyektivitas, kespesifikasikan, dan kecepatan
Laporan hasil tes psikologis dalam bentuk data kuantitatif (angka) dan kualitatif
(pendeskripsian) digunakan oleh Guru BK atau konselor dalam rangka pelayanan
bimbingan dan konseling
56
BAB III
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN)
A. Metode Layanan
Istilah metode layanan dapat disejajarkan dengan metode pembelajaran, Uno dan
Mohamad (2013) menjelaskan istilah metode dalam pembelajaran sebagai cara guru
dalam menjalankan fungsinya dalam mencapai tujuan pembelajaran, Telah disebutkan
di bagian sebelumnya bahwa dalam strategi bimbingan klasikal maupun strategi
bimbingan kelompok, menggunakan pendekatan bimbingan kelompok. Di dalam
bimbingan kelompok, menurut Gazda (dalam Romlah, 2006) dapat menggunakan
metode instruktional dengan menerapkan konsep-konsep dinamika kelompok
Metode layanan bimbingan
a. Metode Metode ekspositori yaitu cara melaksanakan layanan dalam
Ekspositori bimbingan klasikal maupun bimbingan kelompok, dengan
menyampaikan informasi atau penjelasan kepada sekelompok
konseli. Penyampaian informasi dapat diberikan secara lisan
maupun dalam bentuk tertulis. Ekspositori secara lisan biasa
juga disebut dengan metode ceramah.
f. Metode Permainan simulasi terdiri dari dua kata yaitu permainan dan
Permainan simulasi. Permainan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dua
Simulasi orang atau lebih, mereka mengadakan pertemuan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, terdapat aturan dan batasan waktu
Permainan simulasi merupakan salah satu jenis permainan yang
digunakan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat
dalam kehidupan nyata
Permainan simulasi merupakan gabungan antara bermain peran
dan berdiskusi
Teknik ini tepat digunakan untuk mengenalkan konsep, nilai-nilai
maupun keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Konseli belajar tentang kehidupan
dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan melalui
permainan
Tujuan bimbingan pada aspek kognitif, afektif maupun motorik.
Kelebihan :
a. menyenangkan sehingga tidak membosankan, sebab konseli
diajak bermain-main
b. konseli dapat belajar melalui penghayatan secara langsung
dari suatu peristiwa, meskipun peristiwa yang diangkat hanya
imajinatif
c. melalui permainan simulasi dapat disajikan
d. model peristiwa ataupun model perilaku, sehingga konseli
dapat belajar melalui model yang disajikan.
Kelemahan :
a. membutuhkan waktu yang lebih lama;
b. menuntut kecermatan dalam mengobservasi para konseli baik
pada kelompok pemain maupun penonton agar dapat
menangkap secara cermat setiap perilaku atau peristiwa yang
60
terjadi dalam proses permainan
c. menuntut keterampilan yang lebih dari konselor dalam
mengelola kelas sebab kelas terbagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok pemain dan kelompok penonton yang sama-
sama menuntut perhatian sepanjang proses permainan
Peserta didik kelas 10 belajar untuk menyiapkan diri dan menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas 11. Pilihan ini harus berdasarkan pada minat dan rencana pilihan
karir di masa yang akan datang, oleh karenanya dalam jangka waktu 1 tahun di kelas
10 peserta didik dapat menyiapkan diri lebih matang. Proses pemilihan mata
pelajaran ini berlangsung melalui beberapa tahapan dengan pendampingan penuh dari
guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas dan orang tua agar
dapat diminimalisir kesalahan dalam pemilihan mata pelajaran sesuai dengan minat
dan potensi serta rencana karir di masa depan.
Adapun tahapan yang dilakukan pada proses pemilihan mata pelajaran sesuai minat
adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data Informasi
62
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :
data pribadi peserta didik : potensi dasar (intelegensi), bakat dan
minat , kepribadian serta kecenderungan khusus.
kondisi keluarga dan lingkungan
kata pelajaran yang tersedia dan profile masing-masing mata pelajaran
sistem pembelajaran
informasi pekerjaan/karir
informasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja
data kegiatan dan hasil belajar
data khusus tentang pribadi peserta didik.
harapan orangtua terhadap pilihan karir peserta didik
Data-data tersebut dapat di peroleh dengan cara pemberian angket atau
himpunan data kepada peserta didik (sesuai dengan kebutuhan).
63
melalui demonstrasi program studi dan kunjungan kampus, bengkel jurusan,
mini worshop di jurusan dan perguruan tinggi atau lembaga kerja yang dapat
memperkaya arah peminatan pilihan peserta didik, dan layanan (misalnya
layanan bimbingan kelompok) yang memungkinkan peserta didik ber-BMB3
(berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab) berkenaan
dengan arah peminatan akademik dan vokasional serta studi lanjutan.
Fokus pada tahap ini adalah menemukan kecocokan antara kondisi pribadi
peserta didik dengan syarat-syarat atau tuntutan karakteristik mata
pelajaran dan program studi pada studi lanjut, arah pengembangan karir,
kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka
peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan.
Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik yang benar-
benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan
persyaratan dan kesempatan studi lanjut.
Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada pada
satuan pendidikan yang cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial
yang memadai pula (terutama dari orang tuanya).
Langkah identifikasi dan penetapan arah minat dilaksanakan melalui kontak
langsung guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik
melalui penyajian angket dan/atau wawancara.
Identifikasi dan penetapan arah minat disertai pembahasan individual,
diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasional-
BMB3 atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang
diambil
Pada tahap identifikasi dan penetapan arah minat diharapkan berlangsung
secara intensif selama peserta didik duduk di bangku SMP, sehingga
setamat dari SMP itu, untuk melanjutkan studi ke SMA, peserta didik
telah memiliki keputusan atau setidak-tidaknya ketetapan tentang SMA
mana yang hendak mereka masuki beserta jalur peminatannya di SMA itu.
Ketegasan tentang arah peminatan itu sedapat-dapatnya disertai
rekomendasi dari guru
bimbingan dan konseling atau konselor di SMP yang dimaksud. Pada
akhirnya ada kesinambungan program antara pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di SMP dan di SMA.
Tahap identifikasi dan penetapan arah minat terfokus pada
mengidentifikasi potensi diri, minat, dan kelompok peminatan mata
pelajaran, prasyarat jurusan yang akan dijadikan pilihan karir di masa yang
akan datang dengan karakteristik mata pelajaran.
64
Dalam hal ini, minimal ada 2 (dua) hal yang menjadi pertimbangan
penetapan peminatan peserta didik, yaitu pilihan minat kelompok mata
pelajaran dan pilihan jurusan atau program studi lanjutan setelah lulus
SMA serta kemampuan yang dicapai peserta didik.
Dalam hal pemilihan mata pelajaran dan arah jurusan atau program studi di
perguruan tinggi, peserta didik diminta mempertimbangkan potensi diri,
prestasi belajar dan prestasi non akademik yang telah diperoleh, cita-cita,
minat belajar dan harapan orang tua. Peserta didik harus
membicarakannya dengan orang tua.
Apabila terjadi kesulitan atau ketidakcocokan antara pilihan peserta didik
dengan orang tua, maka peserta didik dan/atau orang tua dapat
berkonsultasi dengan guru bimbingan dan konseling.
Untuk mengetahui kemampuan yang dicapai peserta didik guru bimbingan
dan konseling menganalisis nilai raport kelas 7, 8 dan 9 SMP/Mts dan kelas
10 serta prestasi non akademik. Dari analisis tersebut ditetapkan
kecenderungan peminatan peserta didik dalam pilihan mata pelajaran pada
peminatan kelompok mata pelajaran dan kesesuaian pilihan mata pelajaran
dengan studi lanjut. Bila tersedia data lain seperti deteksi potensi peserta
didik dan rekomendasi guru BK SMP dapat juga dijadikan pertimbangan.
Rekomendasi guru mata pelajaran juga bisa menjadi bahan pertimbangan.
Sebagai contoh: peserta didik 10 akan memilih program studi Teknik
industri setelah lulus SMA maka Peserta didik 10 ini selain mata pelajaran
wajib yang diambil maka peserta didik 11 akan memilih mata pelajaran
Matematika tingkat lanjut, Fisika di kelompok mata pelajaran MIPA dan
akan memilih
d. Penyesuaian
Tahap identifikasi dan penetapan arah minat yang berlangsung secara intensif,
diharapkan dapat menghasilkan pilihan yang tepat bagi peserta didik dan
orang lain yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat
bagi peserta didik tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila
ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan peninjauan kembali atau
langkah penyesuaian melalui layanan konseling perorangan dan layanan lain
serta kegiatan pendukung yang relevan baik terhadap peserta didik
65
dilakukan konseling perorangan dengan peserta didik yang bersangkutan
dan dengan orang tuanya untuk sinkronisasi keinginan anak dan orang
tuanya itu.
Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan tersedia, tetapi
dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling perorangan
dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan terhadap peserta
didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan
atau beapeserta didik peserta didik.
Apabila pilihan ―tidak tepat‖, maka peserta didik yang bersangkutan perlu
mengganti pilihan lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada
diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Selanjutnya
diperlukan layananan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan
pendukung yang relevan bagi peserta didik yang bersangkutan.
Apabila pilihan semula dianggap ―tepat‖ dan mendapatkan ―tempat‖ untuk
mewujudkannya di sekolah, tetapi kemudian pilihan itu berubah ke pilihan
lain, maka perlu dilakukan konseling perorangan untuk menentukan pilihan
yang lebih dimungkinkan keberhasilannya dengan berbagai resiko yang
perlu dihadapi.
66
b. Membentuk Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK) di sekolah yang
dipimpinnya dengan kelengkapan yang cukup sehingga guru bimbingan dan
konseling atau konselor dapat bekerja dalam kondisi nyaman, efektif dan efisien
berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling
c. Memberikan waktu khusus bagi guru bimbingan dan konseling untuk dapat
memberikan pelayanan kepada peserta didik secara klasikal
d. Mendorong dan memfasilitasi guru bimbingan dan konseling, Guru Mata
Pelajaran, dan Wali Kelas untuk berpartisipasi/berperan dalam upaya pelayanan
peminatan peserta didik, melalui kegiatan pembimbingan menemukan
ketertarikan minat untuk membuat essai
e. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi dan memperoleh
informasi tentang program pendidikan yang ada di satuan pendidikan, adanya
mata pelajaran wajib dan pilihan, serta upaya pengembangan program
pendidikan sesuai dengan bakat/minat/ kecenderungan peserta didik.
f. Mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami dan belajar keras
menjalani sistem dan jalur peminatan sesuai dengan kurikulum dan sistem
pembelajaran yang berlaku pada satuan pendidikan, melalui berbagai kegiatan
positif.
67
konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang
relevan.
d. Menyelenggarakan instrumentasi dan mengolah data tentang aspek-aspek
dasar arah peminatan serta mempertimbangkan penggunaan hasil-hasilnya
dalam rangka layanan peminatan studi peserta didik terutama dalam
penempatan arah dan jalur peminatan studi peserta
e. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi dan didik,
melalui kegiatan memperoleh informasi tentang pilihan mata pelajaran, arah
pekerjaan/karir, dan pendidikan lanjutan (peminatan akademik, vokasional,
dan studi lanjutan) yang dapat dipilih oleh peserta didik mengacu pada bakat/
minat/ kecenderungan peserta didik, serta materi, prosedur, dan mekanisme
pelayanan arah peminatan studi peserta didik, melalui kegiatan
f. Berkonsultasi dengan Kepala Satuan Pendidikan tentang keseluruhan upaya
pelayanan peminatan peserta didik dan hasil- hasilnya disertai fasilitas yang
diperlukan, melalui kegiatan
4. Orangtua
Orangtua sangat berkepentingan pada kemandirian, kebahagiaan dan kesuksesan
anaknya, oleh karena itu orangtua berperan :
a. Berusaha memperoleh informasi dan berkonsultasi tentang
bakat/minat/kecenderungan peserta didik serta kemungkinan kecocokan
dengan aspek-aspek pilihan yang ada pada program pendidikan yang dijalani
peserta didik, baik dari kepala sekolah, maupun dari guru bimbingan dan
konseling atau konselor dan pihak-pihak lain (seperti wali kelas dan guru mata
pelajaran)
b. Memberikan dorongan dan fasilitas yang memadai kepada peserta didik
searah dengan pilihan minat dalam menjalani pendidikannya
68
5. Peserta didik
sebagai subjek dalam proses pembelajaran maka peserta didik sudah semestinya
turut bekerjasama dengan semua pihak yang terlibat agar tercapai tujuan
pendidikan dengan sempurna.
Penggunaan media dan teknologi informasi di masa ini menjadi sebuah keniscayaan.
Disaat teknologi begitu maju dan berkembang sangat cepat, lajunya informasi tak
dapat terbendung lagi. Semua informasi akan sangat mudah sampai dan diterima oleh
pengguna media yang terhubung dengan jaringan internet. Hal ini tentunya sangat
membantu memudahkan dalam mendapatkan pengetahuan yang terkini tanpa harus
menunggu waktu yang lama.
Namun disisi lain jika tidak ada edukasi yang positif akan memberikan dampak buruk
pada pengguna informasi tersebut. Guru bimbingan dan konseling berdiri di garda
terdepan untuk memberikan edukasi tersebut. Guru bimbingan dan konseling harus
dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai manfaat baik
teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Untuk dapat memberikan
pemahaman tersebut tentunya guru bimbingan dan konseling harus memiliki dasar
keilmuan yang memadai dalam hal teknologi informasi. Guru dituntut belajar untuk
menggunakan teknologi ini dalam berbagai apikasi atau platform untuk dapat
mengimbangi kemajuan teknologi informasi ini. Melalui teknologi informasi ini guru
bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan yang dilakukan secara online.
Disamping memberikan edukasi kepada pesera didik, guru dapat memanfaatkan
teknologi ini untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling. Beragam model
pelaksanaan pelayanan melalui media online akan memberikan inspirasi terbaik untuk
guru lainnya. Kreativitas dalam menggunakan media digital menjadi tantangan
tersendiri bagi guru untuk terus belajar dan memutakhirkan kompetensi digitalnya.
69
mana saja. Tentu perkembangan ini, dapat membawa dampak yang positif dan
negatif. Untuk itu,agar tak terjebak pada penyalahgunaan penggunaannya, maka
teknologi informasi menjadi penting untuk dipelajari dan dikuasasi. Khususnya dalam
bidang bimbingan dan konseling.
1. Layanan Bimbingan dan Konseling melalui Media Pembelajaran Daring di Sekolah
Pembelajaran melalui media daring baik sinkronus maupun asinkronus sudah
menjadi moda penyampaian materi ajar di hampi skolah di seluruh wilayah
Indonesia. Berawal dari pandemic yang melanda seluruh warga negara di dunia, dan
berdampak kepada pemanfaatan teknologi untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan yang timbul sebagai akibatnya. Sektor pendidikan segera merespon
dengan cepat untuk tetap menyelenggarakan kegiatan pembelajaran meskipun tak
bisa bertatap muka.
70
2. Metode Penggunaan Teknologi Informasi
Dalam layanan bimbingan dan konseling teknologi informasi pada umumnya
digunakan dengan dua metode, yaitu:
a. Online
Jaringan internet dan perangkatnya (handphone, komputer dan laptop,
tablet/iphod, dll) menjadi dukungan utama untuk terselenggaranya layanan
secara online atau daring. Tanpa keduanya layanan ini tak dapat dilaksanakan,
sebaik apapun perencanaan yang telah dipersiapkan. Kegiatan pelayanan
bimbingan yang dilakukan secara langsung melalui jaringan internet ini sangat
membantu dan memudahkan disaat terkendala jarak dan waktu yang terbatas
untuk bertatap muka secara langsung atau peserta didik yang lebih suka
mengungkapkan perasaannnya melalui chatting. Dalam bimbingan dan konseling
hal ini dikenal dengan istilah e counseling.
Contohnya: pelayanan melalui chatting, web blog, email, video call, dan
lainnnya.
b. Offline
Layanan bimbingan dan konseling berbasis teknologi tetap dapat dilakukan
meskipun tidak terhubung dengan internet secara langsung. Sebelum
memberikan layanan guru bimbingan dan konseling dapat menyiapkan bahan
dan materi layanan yang kemudian dapat diberikan kepada peserta didik
melalui media lain yang tidak terhubung dengan internet, seperti video player,
bahan layanan dalam bentuk file yang memiliki tampilan menarik. Penggunaan
teknologi dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan mode offline (tidak
tersambung dengan ineternet maupun media komunikasi jarak jauh yang lain)
lebih pada pemanfaatan komputer sebagai media pengolah data serta alat
bantu dalam pelayanan bimbingan dan konseling misalnya dengan menggunakan
beberapa program komputer seperti microsoft power point, video player dan
beberapa media interaktif lain dalam melayani peserta didik. Selain itu,
beberapa program pengolah data seperti microsoft excel juga dapat dilakukan
dalam upaya memberikan layanan terbaik untuk peserta didik.
71
C. RENCANA OPERASIONAL (ACTION PLAN)
Bidang Kompone
Strategi Kela Evaluas Ekuivalen
Layana Capaian Layanan n Materi Metode Media
Layanan s i si
n Layanan
Peserta didik
dapat memahami,
menerima,
mengarahkan,
mengambil
keputusan, dan
merealisasikan
keputusannya
secara
Kartu
bertanggungjawa
minat, bakat, Diskusi , Tanda
b tentang Proses
Layanan Bimbinga dan kemampuan Brainstormin Pilihan,
Pribadi perkembangan XII Dan 2 Jam
Dasar n Klasikal arah Perguruan g dan tanya Link
aspek pribadinya Hasil
Tinggi jawab Media,
sehingga dapat
WA Web
mencapai
perkembangan
pribadinya secara
optimal dan
mencapai
kebahagiaan,
kesejahteraan
dan keselamatan
dalam
72
kehidupannya.
Menentukan
alternatif
Formulir
perencanaan
AAA
karier dengan Diskusi ,
manajeme Proses
mempertimbangk Layanan Bimbinga Manajemen Brainstormin
Karir XII n stress, Dan 2 Jam
an kemampuan, Dasar n Klasikal Stress g dan tanya
Link Hasil
nilai, persyaratan, jawab
Media,
peluang, dan
WA Web
ragam pendidikan
lanjutan
Peserta didik
dapat memahami,
menerima,
mengarahkan,
mengambil
keputusan, dan
Animasi,
merealisasikan Diskusi ,
6 Tingkatan kertas, Proses
keputusannya Layanan Bimbinga Brainstormin
Pribadi XII Stres dan sipdol dan Dan 2 Jam
secara Dasar n Klasikal g dan tanya
Mengatasinya whiteboar Hasil
bertanggungjawa jawab
d
b tentang
perkembangan
aspek pribadinya
sehingga dapat
mencapai
perkembangan
73
pribadinya secara
optimal dan
mencapai
kebahagiaan,
kesejahteraan
dan keselamatan
dalam
kehidupannya.
Peserta didik
dapat mengalami
pertumbuhan,
perkembangan,
eksplorasi,
Kartu
aspirasi dan
Tanda
pengambilan
Pilihan,
keputusan karir
Link
sepanjang Alternatif Diskusi ,
Media, Proses
rentang hidupnya Layanan Bimbinga Pilihan Karir Brainstormin
Karir XII WA Web, Dan 2 Jam
secara rasional Dasar n Klasikal Setelah Lulus g dan tanya
Video Hasil
dan realistis SMA-MA jawab
setiap
berdasarkan
Sub
informasi potensi
Pilihan
diri dan
Karir
kesempatan yang
tersedia di
lingkungan
hidupnya sehingga
mencapai
74
kesuksesan.
Memiliki perilaku
hidup hemat,
cerdas mengelola
keuangan dan
mengaplikasikann
ya dalam setiap
aspek kehidupan.
Menentukan
alternatif
Spidol,
perencanaan
sticky
karier dengan Diskusi ,
Kiat Sukses note, Link Proses
mempertimbangk Layanan Bimbinga Brainstormin
Karir XII Masuk Dunia Media, Dan 2 Jam
an kemampuan, Dasar n Klasikal g dan tanya
Kerja WA Web, Hasil
nilai, persyaratan, jawab
kartu
peluang, dan
Ranking
ragam pendidikan
lanjutan
Menentukan
alternatif
perencanaan
Spidol,
karier dengan Memilih Diskusi ,
sticky Proses
mempertimbangk Layanan Bimbinga Lembaga Brainstormin
Karir XII note, Link Dan 2 Jam
an kemampuan, Dasar n Klasikal Kursus/Pelatiha g dan tanya
Media, Hasil
nilai, persyaratan, n jawab
WA Web,
peluang, dan
ragam pendidikan
lanjutan
75
Peserta didik
dapat mengalami
pertumbuhan,
perkembangan,
eksplorasi,
aspirasi dan
pengambilan Kartu
keputusan karir Tanda
sepanjang Pilihan,
rentang hidupnya Link
secara rasional Media,
dan realistis WA Web,
berdasarkan Diskusi , Video
Proses
informasi potensi Layanan Bimbinga PTN, PTS dan Brainstormin setiap
Karir XII Dan 2 Jam
diri dan Dasar n Klasikal PTK g dan tanya Sub
Hasil
kesempatan yang jawab Pilihan
tersedia di Karir,
lingkungan Spidol,
hidupnya sehingga Kertas
mencapai Stiker,
kesuksesan. Stikinote
Memiliki perilaku dll
hidup hemat,
cerdas mengelola
keuangan dan
mengaplikasikann
ya dalam setiap
aspek kehidupan.
76
D. KEBUTUHAN ANGGARAN
77
BAB VI
EVALUASI, PELAPORAN, DAN TINDAK LANJUT
A. Evaluasi
Ada 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil
penilaianproses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling
berlangsung. Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan
kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari
hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil
yang diacapi oleh peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan dan konseling.
Fokus penilaian dapat diarahkan pada berkembangnya :
1. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan
materi / topik / masalah yang dibahas
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah
yang dibahas
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka
78
mewujudkan upaya pengembangan/pengetasan masalah.
Tabel 2
Kriteria keberhasilan program Bimbingan pada aspek hasil
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data
B. Pelaporan
1. Pengertian
Laporan adalahinformasi tertulis yang dimaksdukan sebagai bukti
pertanggung jawaban atas sesuatu penugasan. Dengan kata lain laporandapat
dikatakan sebagai suatu dokumen yang disampaikan atau menyampaikan
informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam
bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran atau tindakan yang akan
diambil.
2. Tujuan Penyusunan Laporan
Laporan disusun sebagai wujud pertanggungjawaban tugas yang diberikan dari
kepala sekolah. Disamping itu laporan juga bisa dijadikan bukti keterlaksanaan
suatu program, selain itu juga bisa dijadikan dasar guna perencanaan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjut.
3. Komponen Laporan
Komponen yang harus dijelaskan daam laporan pelaksanaan program pencapaian
layanan bimbingan dan konseling, antara lain :
• Jenis kegiatan layanan yang dilakukan
• Waktu Pelaksanaan kegiatan
• Sasaran kegiatan
• Hasil yang dicapai didasarkan pada hasil penilaian proses dan hasil
79
• Analisis hasil penilaian proses dan hasil
• Rencana tindak lanjut, serta
• Faktor-faktor yang menunjang dan/ atau menghambat pelaksanaan
kegiatan
C. Tindak Lanjut
80
BAB V
P E N U T U P
Demikianlah program kerja ini kami susun dengan harapan dapat dijadikan pedoman
bagi setiap personil penyelenggaraan Bimbingan Konseling tahun pelajaran
2023/2024. Berhasil tidaknya pelaksanaan program kerja ini tidak semata-mata
tergantung pada biaya, sarana dan alat-alat perlengkapan material yang cukup, serta
fasilitas yang tersedia tetapi terutama tergantung kepada faktor-faktor
manusia/para pelaksananya, khususnya dedikasi dan semangat pengabdian kepada
tugas negara yang dibebankan pada masing-masing individu.
Berdasarkan hal tersebut maka marilah kita tingkatkan dedikasi dan semangat yang
tinggi kepada negara dan bangsa kita yang sedang giat melaksanakan pembangunan
nasional ini.
Akhirnya atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam penyusunan
program ini, kami mohon maaf dan dengan segala keterbukaan kami harapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan program ini.
Semoga program kerja ini dapat mendekati sasaran maupun tujuannya serta
bermanfaat bagi kita semua, Amien …
81