Anda di halaman 1dari 85

RENCANA PROGRAM

BIMBINGAN KONSELING

KELAS XII
SMAS Semen Padang
NPSN: 10303447

www.smasemenpadang.sch.id
sma@semenpadangschools.id
Komplek Sosial PT Semen
Padang, Indarung Padang Kode
Pos. 25237 tlp. 0751 2025403
HALAMAN IDENTITAS

Nama Sekolah : SMAS Semen Padang

Alamat Sekolah : Komp. Social Centre PT. Semen Padang

NPSN : 10303447

NSS : '302086102019

Nomor Telepon : 0751 (2025403)

Email Sekolah : sma@semenpadangschools.id

Nama Kepala : April Chan, M.Pd


Sekolah

No. HP/Telp : 0811666673

Nama Ketua TPK : Moethia Varina Oemar, S.Pd

No. HP/Telp : 081364773411

Email Kepala
sekolah : april.chan@semenpadangschools.id

Email Ketua TPK : moethia.varina@semenpadangschools,id

Nilai Akreditasi 93/A/2022


: No SK: 1857/BAN-SM/SK/2022
Nilai KTSP
2022/2023 : Layak

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Modul Layanan
Bimbingan Konseling SMAS Semen Padang Tahun Pelajaran 2023/2024 dapat
tersusun. Rencana Program Layanan Bimbingan Konseling SMAS Semen Padang
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh SMAS Semen
Padang.
Rencana Program Layanan Bimbingan Konseling Sekolah ini diberlakukan pada
Tahun Pelajaran 2023/2024 yang mencerminkan merdeka belajar dan
pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila. Rencana Program ini memuat
karakteristik satuan pendidikan, visi dan misi Layanan BK satuan Pendidikan,
Perencanaan Layanan dan evaluasi.

Modul ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan ucapan terima kasih, kepada:
1. Pengawas Pembina SMAS Semen Padang yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam penyusunan Rencana Program layanan bimbingan
konseling;
2. Pendidik dan Tenaga kependidikan SMAS Semen Padang, yang telah secara
proaktif memberi masukan dan kelengkapan data;
Kami menyadari bahwa Rencana Program layanan bimbingan konseling Sekolah
yang telah kami susun ini memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik, saran, dan masukan yang konstruktif dari berbagai
pihak yang kompeten sangat kami harapkan.

Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua


pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian Rencana Program
layanan bimbingan konseling ini.

Padang, 26 Mei 2023


Kepala Sekolah

April Chan, M.Pd


NIP YISP. 370 03 73

ii
DAFTAR ISI

Cover
Halaman Identitas Sekolah .................................................................................................. i
Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ................................................................................................................. 1
B. Merumuskan Visi Dan Misi .................................................................................. 3
C. Mengidentifikasi Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling ....................... 4
D. Tujuan ................................................................................................................... 27
E. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling ....................................................... 27
F. Ruang Lingkup ....................................................................................................... 28
g. Pengguna ................................................................................................................ 29
BAB II KOMPONEN PROGRAM
A. Pelaksanaan Berbagai Pelayanan BK ................................................................. 30
B. Pendekatan Kolaboratif dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling ........... 32
C. Memfasilitasi Perkembangan Akademik, Karier, Personal, Dan Sosial Konseli ........ 33
D. Pengelolaan Sarana Dan Biaya Program Bimbingan Dan Konseling .............. 35
E. Jenis dan Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling pada Jalur Pendidikan Formal 37
BAB III RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN)
A. Metode Layanan ................................................................................................... 57
B. Pemilihan Minat Mata Pelajaran ........................................................................ 62
C. Rencana Operasional BK ...................................................................................... 72
D. Kebutuhan Anggaran ........................................................................................... 77
BAB IV EVALUASI, PELAPORAN, DAN TINDAK LANJUT
A. Evaluasi .................................................................................................................. 78
B. Pelaporan .............................................................................................................. 79
C. Tindak Lanjut ........................................................................................................ 80
BAB V PENUTUP

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan komponen integral sistem pendidikan


pada setiap satuan pendidikan, yang berupaya memfasilitasi dan memandirikan
peserta didik agar mencapai perkembangan yang utuh dan optimal. Sebagai
komponen integral, wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan secara
terpadu bersinergi dengan wilayah layanan administrasi dan manajemen, serta
wilayah kurikulum dan pembelajaran yang mendidik. Pribadi mandiri yang
dimaksud adalah pribadi yang mampu mengendalikan diri dengan baik serta
merespon kebutuhan lingkungan dengan tepat. Peserta didik pada akhirnya
diharapkan mampu mencapai kesejahteraan dalam hidupnya (wellbeing).

Peran bimbingan dan konseling saat ini dipandang semakin penting manakala
dikaitkan dengan tantangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.
Pengaruh teknologi dan informasi yang semakin canggih, perubahan orientasi
kehidupan yang begitu cepat akan berdampak pada perilaku peserta didik. Tidak
dipungkiri juga saat ini berkembang trans-ideology yang bisa berseberangan
dengan ideologi Pancasila sehingga perlu adanya upaya-upaya untuk
mengantisipasi hal tersebut. Dalam konteks perubahan yang terjadi saat ini
peran bimbingan dan konseling perlahan semakin eksis dan diakui, baik secara
keilmuan maupun praksis dan praktiknya. Bimbingan dan konseling dalam setting
pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan yang holistik.

Eksistensi bimbingan dan konseling dapat dilihat dari capaian layanan bimbingan
dan konseling (CLBK) dengan upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing),
profil pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik.
Dimensi wellbeing mencakup penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif
dengan orang lain (positive relationship with others), otonomi (autonomy),
penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life),
serta pertumbuhan pribadi (personal growth), (Ryff, 1989; 1995; 2014). Elemen
Profil Pelajar Pancasila mencakup

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan
global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Selanjutnya nilai
utama penguatan pendidikan karakter (PPK) mencakup religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong dan integritas.

1
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada setiap jenjang memiliki arah
dan tujuan sesuai tugas perkembangan konseli yang dirumuskan dalam bentuk
standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD). Dalam SKKPD terdapat
11 aspek perkembangan yaitu (1) landasan hidup religius, (2) landasan perilaku
etis, (3) kematangan emosi, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung
jawab sosial, (6) kesadaran gender, (7) pengembangan diri, (8) perilaku
kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis), (9) wawasan dan kesiapan karier,
(10) kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11) kesiapan diri untuk
menikah dan berkeluarga (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Merujuk pada
rumusan SKKPD maka tujuan dan arah layanan bimbingan dan konseling di SMA
adalah memfasilitasi tercapainya sebelas aspek perkembangan secara utuh dan
optimal.

Masa bersekolah di SMA merupakan waktu yang terbaik bagi peserta didik untuk
mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai pribadi yang unik dan efektif,
pembelajar sepanjang hayat, insan yang produktif, dan manusia yang hidup
harmonis dalam keragaman. Pengembangan jatidiri tersebut dapat diupayakan
dalam penyusunan program bimbingan dan konseling secara terencana dan
sistematis melalui layanan bimbingan dan konseling pribadi, belajar, sosial, dan
karir.

Program bimbingan dan konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan


program pengembangan semua aspek hidup peserta didik di sekolah. Bimbingan
dan konseling di SMA diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan aktivitas esensial dalam
menghadapi rintangan dalam mencapai prestasi sesuai potensi masing-masing
peserta didik. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan
karir merupakan kunci keberhasilan bagi keberhasilan hidup peserta didik
selanjutnya.

Kebutuhan kehidupan saat ini menghendaki adanya peranan layanan bimbingan


dan konseling yang inspiratif di SMA, mengingat kompleksitas dan keragaman
program pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
SMA, kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling semakin mendesak
sehingga penyiapan panduan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SMA
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, sejak awal satuan
pendidikan memiliki arah yang jelas yang akan diikuti oleh setiap penyelenggara
layanan bimbingan dan konseling di SMA. Oleh karena itu perlu dikembangkan
sebuah model layanan yang akan menjadi referensi bagi sekolah untuk diadaptasi
atau diadopsi oleh sekolah penggerak

2
Model layanan bimbingan dan konseling yang sepenuhnya menstimulasi
perkembangan kompetensi dan karakter secara holistik, yang dapat dilaksanakan
melalui proses pelayanan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan memotivasi peserta didik dalam berdinamika berpikir, merasa, bersikap,
bertindak, dan bertanggung jawab. Program bimbingan dan konseling yang
disusun harus mewadahi seluruh kegiatan layanan untuk diberikan kepada peserta
didik dalam rangka menyelesaikan tahap capaian layanan dalam rangka
menyelesaikan tugas perkembangan sesuai jenjang usianya

Oleh karena itu layanan bimbingan dan konseling harus dirancang agar sejalan
dengan standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD) yang dijabarkan
dalam capaian layanan bimbingan dan konseling pada fase E dan F, serta
terintegrasi dalam struktur kurikulum untuk mendukung terwujudnya profil
pelajar Pancasila.

B. Merumuskan Visi Dan Misi

Rumusan visi dan misi layanan bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi
dan misi sekolah. Oleh karena itu, sebelum menetapkan visi dan misi program
layanan bimbingan dan konseling, perlu terlebih dahulu menelaah visi dan misi
sekolah, selanjutnya merumuskan visi dan misi program layanan bimbingan dan
konseling.
Visi adalah gambaran masa depan yang ingin diwujudkan pada kurun waktu
tertentu. Sesuai dengan definisi tersebut maka visi bimbingan dan konseling
adalah memfasilitasi perkembangan dan memandirikan peserta didik baik pada
aspek pribadi, sosial, belajar dan karier agar mencapai kemaslahatan hidup.
Adapun misi merupakan upaya untuk mencapai visi dan memastikan target yang
ada pada visi dapat dicapai. Misi bimbingan dan konseling meliputi: a)
memberikan layanan dasar yang berorientasi pada pencegahan (preventive) dan
pengembangan (development); b) layanan peminatan dan perencanaan individual
yang berorientasi pada pencegahan (preventive) dan pengembangan
(development); c) memberikan layanan responsif berorientasi pemulihan
(curative); dan d) mengembangkan dukungan sistem untuk membentuk
manajemen layanan bimbingan dan konseling yang baik dan akuntabel, serta
pengembangan profesionalitas konselor secara berkelanjutan.

Visi:
Terwujudnya Pelaksanaan Pelayan Konseling yang professional dalam
meningkatkan perkembangan diriserta kemandirian peserta didik/konseli menuju
pribadi yang Unggul, Berimtaq, Kompetitif dan Berwawasan Lingkungan‖.

3
Misi
1 Menyelenggarakan Pelaksanaa Pelayan Konseling yang memandirikan peserta
didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.
2 Membangun komunikasi dan koordinasi dengan guru mata pelajaran, wali
kelas, orang tua, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling.
3 Meningkatkan Kualitas guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
4 Membantu peserta didik untuk mampu bersaing dalam dunia karir
5 Meningkatkan konsep diri peserta didik dalam hal mencintai lingkungan
6 Berkolaborasi dengan guru agama dalam hal meningkatkan kesadaran peserta
didik dalam menunaikan ibadah
7 Menyelenggarakan kegiatan Ektrakurikuler demi terwujudnya peserta didik
yang unggul dalam bidang akademi maupun non akademik
8 Menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam hal peningkatkan potensi peserta
didik

C. Mengidentifikasi Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling

Peserta didik memiliki tugas perkembangan dan dirumuskan dalam bentuk kalimat
pernyataan merujuk pada kompetensi yang ada pada Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik (SKKPD). SKKPD selanjutnya tertuang dalam bentuk
Capaian Layanan bimbingan dan konseling dan menjadi acuan dalam bentuk model
layanan BK yang akan diberikan kepada peserta didik.

Tabel 1
TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

No. TUGAS PERKEMBANGAN


1 Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2 Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan minat manusia
3 Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, dan ekonomi
4 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya
untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir
serta berperan dalam kehidupan masyarakat
5 Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan sosial yang lebih luas

4
6 Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya
sebagai pria atau wanita
7 Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan
yang sehat
8 Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
9 Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan
apresiasi seni
10 Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
11 Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga

Lingkup capaian layanan BK di SMA mencakup 4 (empat) bidang layanan. Empat


bidang layanan tersebut mencakup sebelas aspek perkembangan yang
dikembangkan dari tugas perkembangan peserta didik fase SMA. Layanan BK
diberikan untuk optimalisasi pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dalam rangka memandirikan peserta didik menyongsong
abad-21 dalam konteks keindonesiaan.

Keempat bidang tersebut adalah: 1) pribadi, mencakup aspek-aspek


perkembangan landasan religius, perilaku etis, kematangan emosional, dan
pengembangan pribadi; 2) sosial, yang mencakup aspek-aspek perkembangan
kesadaran bertanggung jawab, kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan
kesadaran gender; 3) akademik, yang mencakup aspek perkembangan kematangan
intelektual; 4) karir, yang mencakup aspek-aspek perkembangan perilaku
kewirausahaan, wawasan dan kesiapan karir. Secara lebih rinci, setiap bidang
layanan diuraikan sebagai berikut ini.

Tabel 2
LINGKUP BIDANG CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PRIBADI
Aspek Capaian
Landasan Religius Peserta didik dapat memahami, menerima, mengarahkan,
Landasan Perilaku etis mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya
Kematangan Emosional secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek
Pengembangan Diri pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
Kesiapan diri untuk pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
menikah dan berkeluarga kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya

5
SOSIAL
Aspek Capaian
Kesadaran bertanggung Peserta didik dapat memahami lingkungannya dan dapat
jawab melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
Kematangan hubungan berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah
dengan teman sebaya sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan
memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan
Kesadaran gender sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.

AKADEMIK
Aspek Capaian
Peserta didik dapat mengenali potensi diri untuk
belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar,
terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
Kematangan intelektual menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga
dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya

KARIR
Aspek Capaian
Perilaku kewirausahaan Peserta didik dapat mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasarkan informasi potensi diri
Wawasan dan kesiapan
dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
karir
sehingga mencapai kesuksesan. Memiliki perilaku hidup
hemat, cerdas mengelola keuangan dan
mengaplikasikannya dalam setiap aspek kehidupan.

Tabel 3
PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

NO. ASPEK DESKRIPSI CAPAIAN INTERNALISASI


LAYANAN TUJUAN
1 Landasan Mewujudkan Mencapai  Mempelajari hal
Hidup peserta didik perkembangan ihwal ibadah
Religiu yang diri sebagai  Mengembangkan
berkeyakinan remaja yang pemikiran tentang

6
terhadap Tuhan beriman dan kehidupan beragama
Yang Maha Esa bertakwa kepada  Melaksanakan
dengan ciri: Tuhan Yang Maha ibadah atas
 Mempunyai Esa keyakinan sendiri
tujuan hidup disertai sikap
sesuai dengan toleransi
keyakinannya
(wellbeing)
 Saling
menghormati
dan toleransi
terhadap
pemeluk agama
dan keyakinan
lain (Profil
Pelajar
Pancasila)
 Melaksanakan
ajaran agama
dengan penuh
keyakinan dan
menghargai
perbedaan
(PPK)

2 Landasan Mewujudkan Mengenal sistem  Mengenal keragaman


Perilaku peserta didik etika dan nilai- sumber norma yang
Etis yang memahami nilai bagi berlaku di
sekaligus pedoman hidup masyaraakat
mengenal sebagai pribadi,  Menghargai
keragaman anggota keragaman sumber
sumber norma, masyarakat, dan norma sebagai
aturan dan nilai umat manusia rujukan pengambilan
yang berlaku di keputusan
masyarakat  Berperilaku atas
dengan ciri: dasar keputusan
 Memiliki yang
keterampilan mempertimbangkan
untuk aspek-aspek etis
menempatkan
diri sesuai

7
dengan norma
dan etika yang
berlaku dalam
setiap
lingkungan
(wellbeing)
 Menghargai
keragaman
sumber norma
sebagai rujukan
pengambilan
keputusan
(Profil Pelajar
Pancasila)
 Memiliki
komitmen moral
terhadap
sistem etika
dan nilai
sebagai pribadi
maupun anggota
masyarakat
(PPK)

3 Landasan Mewujudkan Mengenal Mempelajari


Emosional peserta didik gambaran dan cara-cara
yang mampu mengembangkan  menghindari konflik
menilai situasi sikap tentang dengan orang lain
secara kritis kehidupan  Bersikap toleran
sebelum bereaksi mandiri secara  terhadap ragam
secara emosional emosional, sosial, ekspresi perasaan
dengan ciri: dan ekonomi diri sendiri dan
 memiliki sikap orang lain
positif  Mengekspresikan
terhadap diri  perasaan dalam
sendiri, serta cara-cara yang
memahami bebas, terbuka dan
kebutuhan tidak menimbulkan
pengembangan konflik
diri secara
positif

8
(wellbeing)
 menunjukkan
inisiatif dan
bekerja secara
mandiri (Profil
Pelajar
Pancasila)
 memiliki
karakter
tangguh dan
tahan banting
(PPK)

4 Kematangan Mewujudkan Mengembangkan  Mempelajari cara-


peserta
Intelektual pengetahuan dan cara pengambilan
didik yang
keterampilan keputusan dan
memiliki
sesuai dengan pemecahan masalah
kematangan dalam
kebutuhannya secara objektif
menghadapi
untuk mengikuti  Menyadari akan
segala persoalan
dan melanjutkan keragaman
dengan
pelajaran alternatif keputusan
menggunakan
dan/atau dan konsekuensi
nalar atau logika,
mempersiapkan yang dihadapinya
melakukan
karir serta  Mengambil
pertimbangan-
berperan dalam keputusan dan
pertimba ngan
kehidupan pemecahan masalah
yang logis,
masyarakat atas dasar
sistematis dan
informasi/data
efisien dengan
secara obyektif
ciri:
 memiliki
keyakinan
tentang dirinya
dan mampu
hidup mandiri
(wellbeing)
 memperoleh
dan memproses
informasi dan
gagasan,
menganalisis
dan

9
mengevaluasi
penalaran, dan
merefleksi
proses berfikir
(Profil Pelajar
Pancasila)
 memiliki
karakter
kreatif dan
inovatif dalam
pengambilan
keputusan dan
pemecahan
masalah (PPK)

5 Kesadaan Mewujudkan Memantapkan  Mempelajari


Tanggung peserta didik nilai dan cara keragaman interaksi
Jawab yang mampu bertingkah laku sosial.
Sosial memelihara yang dapat  Menyadari nilai-nilai
interaksi sosial, diterima dalam persahabatan dan
adanya kesadaran kehidupan sosial keharmonisan dalam
tingkah laku, dan yang lebih luas. konteks keragaman
kesadaran akan interaksi sosial.
akibatnya bagi  Berinteraksi dengan
orang lain dan orang lain atas dasar
masyarakat kesamaan.
dengan ciri :
● Memahami
cara bersikap
dan
berperilaku
yang tepat
dalam
hubungan yang
saling
menguntungkan
dengan orang
lain,
meningkatkan
empati
terhadap

10
sesama
(wellbeing).
● Bekerjasama
dengan orang
disertai
perasaan
senang (Profil
Pelajar
Pancasila).
● Memiliki
karakter
solidaritas dan
bersahabat
dalam
berhubungan
dengan orang
lain (PPK).

6 Kesadaran Mewujudkan Mencapai pola  Mempelajari


Gender peserta hubungan yang perilaku kolaborasi
didik yang sadar baik dengan antar jenis dalam
akan peran fungsi teman sebaya ragam kehidupan.
dan peran sosial dalam peranannya  Menghargai
antara laki-laki sebagai pria atau keragaman peran
dan perempuan wanita. laki-laki atau
dengan ciri :
perempuan sebagai
● Meningkatkan
aset kolaborasi dan
peran diri
keharmonisan hidup.
secara optimal
 Berkolaborasi
untuk
secara
perkembangan
harmonis dengan lain
hubungan
jenis dalam
sosial yang
keragaman peran.
baik
(wellbeing)
● mengutamakan
persamaan
dengan orang
lain,
menghargai
perbedaan, dan
berempati

11
dengan orang
lain (Profil
Pelajar
Pancasila)
● memiliki
karakter
solidaritas dan
bersahabat
dalam

7 Pengembang Mewujudkan Mempersiapkan  Mempelajari


an Pribadi peserta didik diri, menerima keunikan diri dalam
yang mempunyai dan bersikap konteks kehidupan
kesadaran dan positif serta sosial.
identitas diri dinamis terhadap  Menerima keunikan
untuk perubahan fisik diri dengan segala
mengembangkan dan psikis yang kelebihan dan
bakat dan terjadi pada diri kekurangannya.
potensi, sendiri untuk  Menampilkan
meningkatkan kehidupan yang keunikan diri secara
kualitas hidup sehat harmonis dalam
secara harmonis keragaman.
dengan ciri:
● memiliki
motivasi
intrinsik untuk
menjadi
pribadi yang
lebih baik,
memiliki
keyakinan
tentang dirinya
dan mampu
hidup mandiri.
(wellbeing)
● memiliki
keyakinan
tentang dirinya
dan mampu
hidup mandiri
(wellbeing)

12
● mengenali
kualitas dan
minat diri
serta
tantangan yang
dihadapi (Profil
Pelajar
Pancasila)
● memiliki
karakter
kejujuran dan
tanggung jawab
(PPK)

8 Perilaku Mewujudkan Memiliki  Mempelajari


Kewirausah peserta
kemandirian strategi
aan/ didik yang
perilaku ekonomis dan peluang untuk
Kemandiria n memiliki kemauan
berperilaku hemat,
Perilaku dalam
ulet,sungguh-
Ekonomis mewujudkan
sungguh dan
gagasan inovatif
kompetitif dalam
ke dalam dunia
keragaman
nyata secara
kehidupan
kreatif dengan
 Menerima nilai-nilai
ciri :
hidup hemat, ulet
● Terampil
sungguh-sungguh
memanfaatkan
dan kompetitif
potensi diri
sebagai aset untuk
dan peluang
mencapai hidup
yang ada untuk
mandiri
mengelola
 Menampilkan hidup
kemandirian
hemat, ulet,
secara ekonomi
sungguh-sungguh
(wellbeing)
dan kompetitif atas
● menunjukkan
dasar kesadaran
inisiatif dan
sendiri
bekerja secara
mandiri dan
menjadi
individu yang
percaya diri,

13
resilien dan
adaptif (Profil
Pelajar
Pancasila)

9 Wawasan Mewujudkan Mengenal  Mempelajari


dan peserta didik kemampuan, kemampuan diri,
Kesiapan yang memiliki bakat, minat, peluang dan ragam
Karir pengetahuan serta arah pekerjaan,
kondisi diri dan kecenderungan pendidikan, dan
informasi karir dan aktivitas yang
lingkungan karier apresiasi seni terfokus pada
yang diperlukan pengembangan
untuk alternatif karir yang
merencanakan lebih terarah
karier dengan ciri  Internalisasi nilai-
: nilai yang melandasi
● Memetakan pertimbangan
kebutuhan pemilihan alternatif
karier dan karir
upaya untuk  Mengembangkan
meraihnya alternatif
(wellbeing) perencanaan karir
● Menetapkan dengan
tujuan dan mempertimbangkan
rencana kemampuan, peluang
strategis dan ragam karir
pengembangan
diri (Profil
Pelajar
Pancasila)
● Memiliki
karakter
gemar
membaca dan
pembelajar
sepanjang
hayat (PPK)

10 Kematangan Mewujudkan Mencapai  Mempelajari


Hubungan peserta kematangan cara-cara membina

14
dengan didik yang hubungan dengan dan kerjasama dan
Teman memiliki teman sebaya toleransi dalam
seperangkat pergaulan dengan
keterampilan teman sebaya
sosial, emosional,  Menghargai
kognitif dan nilai-nilai kerjasama
perilaku yang dan toleransi
dibutuhkan sebagai dasar untuk
remaja untuk menjalin
bergaul dengan persahabatan
ciri : dengan teman
● memahami sebaya
konsep  Mempererat jalinan
memberi dan persahabatan yang
menerima lebih akrab dengan
dalam memperhatikan
hubungan antar norma yang berlaku
sesama
manusia
(wellbeing)
● Menghargai
nilai-nilai
kerjasama dan
toleransi
sebagai dasar
untuk menjalin
persahabatan
dengan teman
sebaya (Profil
Pelajar
Pancasila)
● Memiliki
karakter
solidaritas dan
bersahabat
dalam
berhubungan
dengan teman
sebaya (PPK)

Kesiapan Mewujudkan Kesiapan  Mengenal norma-

15
diri untuk peserta didik diri untuk norma pernikahan
menikah dan yang memiliki menikah dan Berkeluarga
berkeluarga kesadaran diri dan  Menghargai norma-
untuk berkeluarga norma pernikahan
mempersiapkan dan berkeluarga
pernikahan dan sebagai landasan
berkeluarga bagi terciptanya
dengan ciri kehidupan
: masyarakat yang
● Memiliki harmonis
keyakinan yang  Mengekspresikan
memberikan keinginannya untuk
tujuan hidup mempelajari lebih
dan cita-cita intensif tentang
(wellbeing) norma pernikahan
● Membangun dan berkeluarga
kepercayaan
dalam suatu
hubungan
(wellbeing)
● Menetapkan
tujuan dan
rencana
strategis
pengembangan
diri (Profil
Pelajar
Pancasila)
● Memiliki
karakter
komitmen
moral untuk
pernikahan dan
berkeluarga
(PPK)

16
Tabel 5
PEMETAAN CAPAIAN KOMPETENSI BERDASAR SKKPD
(STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

No Aspek Wellbei Profil Penguatan Capaian Kompetensi


Perkemb ng Pelajar Pendidika Layanan (Komponen
angan Dimensi Pancasila* Karakter Tugas
on Perkemban
gan dalam
tataran
Internalisa
si Tujuan)

1 Landasan Dimensi Beriman, Religiusitas Mencapai Pengenalan:


Hidup Tujuan bertakwa perkembang Mempelajari
Religius Hidup kepada an diri hal ihwal
Tuhan YME remaja yang ibadah
dan beriman dan
berakhlak bertaqwa
mulia. pada Tuhan
YME

Memilik Saling Melaksanaka Mencapai Akomodasi:


i tujuan menghormati n ajaran perkembanga Meng
dan dan agama n diri remaja mbangkan
arah toleransi dengan yang beriman pemikiran
hidup terhadap penuh dan tentang
sesuai perbedaan keyakinan bertaqwa kehidupan
dengan keyakinan dan toleransi pada Tuhan beragama
keyakin orang lain . terhadap YME
annya. perbedaan.
Tindakan:
Melaksanaka
n
ibadah atas
keyakinan
sendiri
disertai
sikap

17
toleransi
2 Landasan Dimensi Berkebhinek Integritas Mengenal Pengenalan:
Perilaku Penguas aan global sistem Mengenal
Etis aan etika dan keragaman
Lingkun nilai nilai bagi sumber
gan pedoman norma yang
hidup berlaku di
sebagai masyarakat
pribadi, .
anggota
masyarakat
dan minat
manusia
Memilik Menghargai Berkomitmen Akomodasi:
i keragaman moral Menghargai
ketera sumber terhadap keragaman
mpilan norma sistem sumber
untuk sebagai etika dan norma
menem rujukan nilai sebagai sebagai
patkan pengambilan pribadi rujukan
diri keputusan. maupun pengambilan
sesuai anggota keputusan.
dengan masyarakat
norma
dan
etika
yang
berlaku
dalam
setiap
lingkun
gan
Tindakan:
Berperilaku
atas dasar
keputusan
yang
mempertim
bangkan
aspek-
aspek etis.

18
3 Kematan Dimensi Mandiri Kemandirian Mengenal Pengenalan:
gan Penerim gambaran Mempelajari
Emosi aan Diri dan cara-cara
mengembang menghindari
kan sikap konflik
tentang dengan
kehidupan orang lain.
mandiri
secara
emosional,
sosial, dan
ekonomi
Memilik Menunjukkan Tangguh Akomodasi:
i sikap inisiatif (tahan Bersikap
positif dan bekerja banting) toleran
terhad secara terhadap
ap diri mandiri. ragam
sendiri, ekspresi
serta perasaan diri
memah sendiri dan
ami orang lain.
kebutu
han
pengem
bangan
diri
secara
positif.
Tindakan:
Mengekspre
sikan
perasaan
dalam cara-
cara yang
bebas,
terbuka dan
tidak
menimbulkan
konflik

19
4 Kematan Dimensi Bernalar Kemandirian Mengembang Pengenalan:
gan Otonom kritis kan Mempelajari
Intelekt i pengetahuan cara-cara
ual dan pengambilan
keterampilan keputusan
sesuai dengan dan
kebutuhannya pemecahan
untuk masalah
mengikuti dan secara
melanjutkan objektif
pelajaran
dan/atau
mempersiapk
an karier
serta
berperan
dalam
kehidupan
masyarakat

Memilik Memperoleh Kreatif dan Akomodasi:


i dan inovatif Menyadari
keyakin memproses dalam akan
an informasi pengambila keragaman
tentang dan gagasan, n keputusan alternatif
dirinya menganalisis dan keputusan
dan dan pemacahan dan
mampu mengevaluas masalah. konsekuens
hidup i penalaran, i yang
mandiri dan dihadapiny
. merefleksi a
proses
berfikir.

Tindakan:
Mengambil
keputusan
dan
pemecahan
masalah atas

20
dasar
informasi/da
ta secara
objektif

5 Kesadara Dimensi Gotong Gotong Memantapka Pengenalan:


n Hubung royong Royong n Mempelajari
Tanggu an nilai dan keragaman
ng yang cara interaksi
Jawab Hang bertingka sosial
Sosial at h laku
deng yang
an dapat
Oran diterima
g dalam
Lain kehidupan
sosial
yang lebih
luas

Memaha Bekerjasama Solidaritas Akomodasi:


mi cara dengan dan Menyadari
bersika orang bersahabat nilai-nilai
p dan disertai dalam persahaba
berperi perasaan berhubunga tan dan
laku senang. n dengan keharmoni
yang orang lain san dalam
tepat konteks
dalam keragaman
hubung interaksi
an yang sosial
saling
mengun
tungkan
dengan
orang
lain,
mening
katkan
empati
terhad

21
ap
sesama.

Tindakan:
Berinteraksi
dengan
orang lain
atas dasar
kesamaan
(equality)
6 Peran Dimensi Gotong Gotong Mencapai Pengenalan:
Sosial Hubung royong Royong pola Mempelajari
sebagai an yang hubungan perilaku
Pria atau Hangat yang baik kolaborasi
Wanita dengan dengan antar jenis
(Kesadar Orang teman dalam ragam
an Lain sebaya kehidupan
Gender) dalam
peranannya
sebagai pria
atau wanita

Mening Mengutamak Solidaritas Akomodasi:


katkan an dan Menghargai
peran persamaan bersahabat keragaman
diri dengan dalam peran laki-
secara orang lain, keragaman laki atau
optimal menghargai peran. perempuan
untuk perbedaan, sebagai aset
perkem dan kolaborasi
bangan berempati dan
hubunga dengan keharmonisa
n sosial orang lain. n hidup
yang
baik.
Tindakan:
Berkolabo
rasi
secara
harmonis
dengan

22
lain jenis
dalam
keragaman
peran.

7 Pengemb Dimen Mandiri Integritas Mempersiap Pengenalan:


angan si kan diri, Mempelajari
Pribadi Pertum menerima keunikan
buhan dan bersikap diri dalam
Pribadi positif serta konteks
Dimensi dinamis kehidupan
Otonom terhadap sosial
i perubahan
fisik dan
psikis yang
terjadi pada
diri sendiri
untuk
kehidupan
yang sehat

Memilik Mengenali Kejujuran Akomodasi:


i kualitas dan dan tanggung Menerima
motivasi minat diri jawab. keunikan
intrinsi serta diri dengan
k untuk tantangan segala
menjadi yang kelebihan
pribadi dihadapi. dan
yang Kekurangann
lebih ya
baik

Memilik Tindakan:
i Menampilkan
keyakin keunikan diri
an secara
tentang harmonis
dirinya dalam
dan keragaman
mampu
hidup

23
mandiri

8 Kemand Dimensi Mandiri Kemandirian, Memiliki Pengenalan:


irian Otonom kemandiria Mempelajari
Perilaku i n perilaku strategi &
Ekonom ekonomis peluang
i untuk
(Perilak berperilaku
u hemat, ulet,
Kewirau sungguh-
sahaan) sungguh, dan
kompetitif
dalam
keragaman
kehidupan

Teram Menunjukka Kerja Akomodasi:


pil n inisiatif keras Menerima
meman dan bekerja (etos nilai-nilai
faatka secara kerja), hidup
n mandiri dan tangguh hemat, ulet,
potensi menjadi dan sungguh-
diri individu disiplin. sungguh
dan yang dan
peluan percaya kompetitif
g yang diri, resilien sebagai
ada dan adaptif aset untuk
untuk mencapai
mengel hidup
ola mandiri
keman
dirian
secara
ekono
mi

Tindakan:
Menampilkan
hidup
hemat, ulet,

24
sungguh-
sungguh dan
kompetitif
atas dasar
kesadaran
sendiri

9 Wawasan Dimensi Mandiri Kemandirian, Mengenal Pengenalan :


dan Tujuan kemampuan, Mempelajari
Kesiapan Hidup bakat,minat, kemampuan
Karir serta arah diri, peluang
kecenderung dan ragam
an karier pekerjaan,
dan apresiasi pendidikan
seni dan aktivitas
yang
terfokus
pada
pengemb
angan
alternati
f karir
yang
lebih
terarah

Memeta Penetapan Gemar Akomodasi:


kan tujuan dan membaca dan Internalisasi
kebutu rencana pembelajar nilai-nilai
han strategis sepanjang yang
karier pengembang hayat melandasi
dan an diri. pertimbanga
upaya n pemilihan
untuk alternatif
meraih karir
nya.
Tindakan:
Mengemban
gkan
alternatif
perencanaan

25
karir dengan
mempertimb
angkan
kemampuan,
peluang dan
ragam karir

26
D. TUJUAN

Tujuan Umum Tujuan Khusus


 Merencanakan kegiatan  Memahami dan menerima diri dan
penyelesaian studi, lingkungannya
perkembangan karir serta
kehidupannya di masa
mendatang
 Mengembangkan seluruh  Merencanakan kegiatan menyelesaian
potensi dan kekuatan yang studi, perkembangan karir dan
dimiliki seoptimal mungkin kehidupannya di masa yang akan datang
 Menyesuaikan diri dengan  Mengembangkan potensinya seoptimal
lingkungan pendidikan, mungkin
masyarakat serta
lingkungan kerjanya
 Mengatasi hambatan dan  Menyesuaikan diri dengan lingkungannya
kesulitan dalam studi
ataupun penyesuaian diri
dengan lingkungan
 Mengatasi hambatan atau kesulitan yang
dihadapi dalam kehidupannya
 Mengaktualiasikan dirinya secara
pertanggung jawab

E. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

Pemahaman Membantu konseli agar memiliki pemahaman yang lebih


baik terhadap diri dan lingkungannya, baik pada aspek pendidikan,
pekerjaan/ karier, budaya, dan norma agama.

Fasilitasi Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai


pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh
aspek pribadinya.

Penyesuaian Membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri


sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.

Penyaluran Membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir


masa depan, termasuk juga memilih program peminatan, yang
sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri

27
kepribadiannya.

Adaptasi Membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan


pendidikan, staf administrasi, dan guru mata pelajaran atau guru
kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan
dengan latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan peserta didik/konseli

Pencegahan Membantu peserta didik/konseli dalam mengantisipasi


berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak mengalami
masalah dalam kehidupannya

Perbaikan dan membantu peserta didik/konseli yang bermasalah agar dapat


Penyembuhan memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan, berkehendak,
dan bertindak

Pemeliharaan membantu peserta didik/konseli supaya dapat menjaga kondisi


pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif
yang telah tercipta dalam dirinya.

Pengembangan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang


memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui
pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif

Advokasi membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan


terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

F. Ruang Lingkup

Model inspiratif ini disusun mencakup ruang lingkup sebagai berikut:


1. Pendekatan layanan Bimbingan dan Konseling melalui layanan langsung (tatap muka
dan tatap maya) dan tidak langsung (melalui media);
2. Strategi layanan Bimbingan dan Konseling melalui: (1) konseling individual, (2)
konseling kelompok, (2) bimbingan kelompok, (4) bimbingan klasikal, (5) bimbingan
kelas besar atau lintas kelas, (6) konsultasi, (7) kolaborasi, (8) alih tangan kasus,
(9) konferensi kasus, (10) layanan advokasi, dan (11) layanan peminatan;
3. Komponen program layanan Bimbingan dan Konseling meliputi layanan dasar, layanan
peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif dan dukungan sistem; dan
4. Bidang Bimbingan dan Konseling meliputi pribadi, belajar, sosial dan karir

28
G. Pengguna

1. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor, dalam menyelenggarakan kegiatan


Bimbingan dan Konseling.
2. Kepala sekolah dalam memfasilitasi terselenggarannya layanan, supervisi, dan
evaluasi layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah masing-masing.
3. Dinas pendidikan dalam memberikan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.
4. Pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi dan pembinaan penyelenggaraan
program pendidikan di sekolah, khususnya Bimbingan dan Konseling.
5. Lembaga pendidikan calon guru Bimbingan dan Konseling atau konselor dalam
menyiapkan calon guru Bimbingan dan Konseling atau konselor mengembangkan
kurikulum.
6. Organisasi profesi Bimbingan dan Konseling dalam memberikan dukungan dalam
pengembangan profesionalitas anggotanya, sehingga guru Bimbingan dan Konseling
atau konselor yang menyelenggarakan program Bimbingan dan Konseling pada
satuan pendidikan sekolah menengah atas tepat sasaran.
7. Komite sekolah dalam memberikan dukungan bagi penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling.
8. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling (PPPPTK PENJAS dan BK) dalam
menggunakan sebagai bahan sosialisasi, pelatihan, dan atau bimbingan teknis.

29
BAB II
KOMPONEN PROGRAM

A. Pelaksanaan Berbagai Pelayanan BK

Di dalam Permendikbud RI No 111/2014 dijelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan dan


konseling harus memperhatikan aspek penggunaan data dan penggunaan waktu yang
tersebar ke dalam kalender akademik

Aspek pertama penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan informasi


penting dalam pelaksanaan program dan akan diperlukan untuk
mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang
dicapai peserta didik. Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data
tiga:
a. data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas
b. data jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode
waktu tertentu, misalnya program semesteran maka data yang
dimaksud adalah data selama satu semester untuk mengukur
indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan
c. data jangka panjang merupakan data akhri serangkaian program
misalnya program tahunan yang merupakan data hasil seluruh
aktivitas dan dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karier peserta didik

Aspek kedua penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender akademik.


Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan
bidang bimbingan
dan konseling harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau guru bimbingan dan
konseling, jumlah peserta didik yang dilayani. Perhatian utama
ditujukan kepada kebutuhan peserta didik sebagai hasil analisis
kebutuhan.
Adapun perkiraan alokasi waktu pelayanan keempat komponen
program layanan BK tersebut dalam keseluruhan program BK di
sekolah/madrasah adalah sebagaimana tertera pada Tabel 6.1
(Depdiknas, 2007).

KOMPONEN JENJANG PENDIDIKAN


PELAYANAN SD/MI SMP/MTs SMA/MAN/SMK
Pelayanan 45 – 55 % 35 – 45 % 25 – 35 %
Dasar
30
Pelayanan 20 – 30 % 25 – 35 % 15 – 25 %
Responsif
Pelayanan 5 -10% 15 – 25 % 25 – 35 % (Porsi
Perencanaan untuk SMK lebih
Individual besar

Dukungan 10 – 15 % 10 – 15 % 10 – 15 %
Sistem

Strategi pelaksanaan program BK perkembangan yang komprehensif untuk masing-


masing komponen layanan BK dapat dijelaskan berikut ini (ABKIN, 2007; Flurentin,
2012)

a. Pelayanan b. Pelayanan Responsif c. Peminatan dan d. Dukungan Sistem


Dasar BK perencanaan
Individual
1. Bimbingan 1. Konseling Individual 1. Pemberian 1. Pengembangan
Klasikal dan Kelompok informasi Profesi
2. Pelayanan 2. Referal (Rujukan program 2. Manajemen
Orientasi atau Alih Tangan) peminatan Program
3. Pelayanan 3. Kolaborasi dengan 2. Asesmen 3. Riset dan
Informasi Guru Mata Pelajaran individual atau Pengembangan
4. Bimbingan atau Wali Kelas kelompok
Kelompok (dijelaskan di bagian 3. Pertimbangan
5. Pelayanan Pedekatan individual atau
Pengumpulan Kolaboratif ) kelompok
Data (Aplikasi 4. Kolaborasi dengan 4. Penempatan
Instrumentasi) Orang tua
(dijelaskan di bagian
Pedekatan
Kolaboratif)
5. Kolaborasi dengan
pihak-pihak terkait
di luar sekolah
(dijelaskan di bagian
Pedekatan
Kolaboratif )
6. Konsultasi
7. Bimbingan Teman
Sebaya (Peer
Guidance/Peer
Facilitation)
31
8. Konferensi Kasus
9. Kunjungan Rumah

B. Pendekatan Kolaboratif dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Berikut beberapa pendekatan kolabotatif yang dapat dilakukan (ABKIN, 2007;


Flurentin, E. 2012).

Kolaborasi dengan Aspek-aspek itu diantaranya :


Guru Mata 1. menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi
Pelajaran atau belajar konseli
Wali Kelas 2. memahami karakteristik konseli yang unik dan beragam
3. menandai konseli yang diduga bermasalah
4. membantu konseli yang mengalami kesulitan belajar melalui
program remedial teaching;
5. merujuk (mengalihtangankan) konseli yang memerlukan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor
6. memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata
pelajaran dengan bidang kerja yang diminati konseli;
7. memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada konseli
tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja);
8. menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,
sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru
merupakan ―figur sentral‖ bagi peserta didik)
9. memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya secara efektif.

Kolaborasi dengan Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orangtua konseli.
Orang tua Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap konseli
tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah
Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan
beberapa upaya, seperti:
1. kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua
untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor
2. Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat)
tentang kemajuan belajar atau masalah konseli
3. orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah
ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku
sehari-harinya.
32
Kolaborasi dengan Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak:
pihak-pihak 1. instansi pemerintah
terkait di luar 2. instansi swasta
sekolah 3. organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia),
4. para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog,
psikiater, dan dokter
5. MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling),
6. Kemnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan
pekerjaan), dan para alumni dalam rangka memberikan informasi
aktual di bidang masing-masing dan memberikan motivasi pada
adik-adik kelas.

C. Memfasilitasi Perkembangan Akademik, Karier, Personal, Dan Sosial Konseli

Pelayanan Bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan akademik konseli


Bimbingan dan dijelaskan dalam rangkuman dari pengertian, tujuan, dan ruang
Konseling Bidang lingkup berikut ini (Permendikbud, 2014; Flurentin, 2016).
Akademik Bidang ini bertujuan membantu peserta didik untuk:
1. menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami
berbagai hambatan belajar
2. memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;
3. memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;
4. memiliki keterampilan belajar yang efektif;
5. memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan
selanjutnya;
6. memiliki kesiapan menghadapi ujian.

Pelayanan Bidang bimbingan yang memfasilitasi perkembangan karier


Bimbingan dan dijelaskan dalam rangkuman dari pengertian, tujuan, dan ruang
Konseling Bidang lingkup berikut ini (Permendikbud, 2014;
Karier Flurentin, 2016). Bimbingan dan konseling karier merupakan
proses pemberian bantuan konselor kepada peserta didik untuk
mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karier sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan
kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga
mencapai kesuksesan dalam kehidupannya
Dengan BK karier diharapkan konseli akan :
1. memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian)
yang terkait dengan pekerjaan
2. memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier
33
yang menunjang kematangan kompetensi karier
3. memiliki sikap positif terhadap dunia kerja
4. memahami kaitan kemampuan menguasai pelajaran dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang
dicita-citakan di masa depan
5. memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan
cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja,
dan kesejahteraan kerja
6. memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu
merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-
peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau
kematangan untuk mengambil keputusan karier.

Pelayanan Bimbingan dan konseling pribadi dimaksudkan untuk membantu


Bimbingan dan peserta didik agar mampu:
Konseling Bidang 1. memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan
Pribadi kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis,
2. mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya
3. menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik,
4. mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa
5. mencapai kematangan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam
kehidupannya sesuai nilai-nilai luhur
6. mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara
optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama

Pelayanan BK sosial bertujuan untuk membantu peserta didik agar mampu:


Bimbingan dan 1. berempati terhadap kondisi orang lain
Konseling Bidang 2. memahami keragaman latar sosial budaya
Sosial 3. menghormati dan menghargai orang lain,
4. menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku
5. berinteraksi sosial secara efektif
6. bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab,
7. mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang
saling menguntungkan

34
D. Pengelolaan Sarana Dan Biaya Program Bimbingan Dan Konseling

Pengelolaan Mengelola sarana yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan


Sarana Program program BK, pada dasarnya adalah berkenaan dengan bagaimana
Bimbingan dan konselor dan lembaga mengatur, mulai dari perencanaan,
Konseling pengadaan, penggunaan ruang BK dan fasilitas penunjangnya

Pengelolaan Biaya Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola anggaran
Program (Gibson & Mitchell, 2008).
Bimbingan dan 1. Setiap item anggaran berkaitan dengan sebuah aktivitas, yang
Konseling pada gilirannya berkaitan dengan tujuan dan sasaran layanan.
2. Belanjakan anggaran hanya apa yang dimiliki oleh konselor
3. Belanjakan anggaran sehemat mungkin
4. Pastikan semua tanda terima, kuitansi atau nota
5. Catat semua pengeluaran
6. Sadarilah batasan hukum atau kontrak yang lazim atau tidak

Evaluasi Program Dalam Lampiran Permendikbud RI No 111/2014 dijelaskan bahwa


Bimbingan dan evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses
Konseling pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan
dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling
berdasar pada ukuran (standar) tertentu
Akhirnya konselor melakukan kegiatan yang dimaksudkan sebagai
tindak lanjut temuan tersebut.
1. Evaluasi Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Evaluasi program atau proses adalah prosedur yang digunakan
untuk menentukan sejauh mana program bimbingan dan
konseling komprehensif berfungsi sepenuhnya. Penilaian dibuat
tentang status program dengan menggunakan standar evaluasi
program dan kriteria yang bersumber langsung dari kerangka
kerja program bimbingan dan
konseling komprehensif (Gysbers & Henderson, 2006).
2. Evaluasi Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam Farozin dkk (2012) disebutkan bahwa evaluasi hasil
merupakan prosedur yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan ―Apa dampak program bimbingan dan konseling
komprehensif (kegiatan dan layanan) terhadap keberhasilan dan
kemandirian siswa, terutama pada prestasi akademik mereka?
Hasil yang biasanya dibahas dalam
evaluasi hasil meliputi tingkat kehadiran di kelas, perilaku
disiplin, nilai rata-rata, nilai tes prestasi belajar, dan perilaku
siswa di kelas/sekolah, kemampuan siswa dalam mengambil
keputusan.
35
3. Penyesuaian Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Rancangan aktivitas bimbingan dan konseling yang disepakati
pihak-pihak yang berkepentingan sebagai program BK
perkembangan yang komprehensif merupakan instrumen yang
digunakan konselor melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling untuk membantu konseli mencapai kompetensi yang
diharapkan
4. Pelaporan dan Akuntabilitas Program Bimbingan dan Konseling
Dalam Lampiran Permendikbud RI No 111/2014 dijelaskan
bahwa pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta
didik berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan
konseling
Laporan yang disusun atas dasar hasil evaluasi berfungsi :
a. memverifikasi atau menolak praktik-praktik dengan
menyediakan bukti,
b. mengukur penyempurnaan dengan menyediakan sebuah
landasan yang berkesinambungan
c. mengembangkan probabilitas pertumbuhan,
d. membangun kredibilitas
e. menyediakan pemahaman yang semakin baik
f. meningkatkan dan menyempurnakan partisipasi di dalam
pengambilan keputusan
g. menempatkan tanggung jawab yang benar ke pihak yang
tepat,
h. menyediakan rasionalitas yang benar bagi upaya yang dibuat
dengan menyempurnakan semua akuntabilitas
5. Tindak lanjut Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Terkait dengan tindak lanjut ini, Shertzer & Stone (1981)
menjelaskan suatu rangkaian langkah kerja sebagai berikut:
a. mendapatkan kesempatan bahwa akan diusahakan perubahan
dalam program BK kalau hasil evaluasi menunjukkan
kelemahan
b. menentukan dalam hal apa dibutuhkan perubahan yang paling
mendesak, sesuai dengan hasil evaluasi proses dan hasil
c. menganalisis keseluruhan situasi dan kondisi sekolah untuk
mengetahui letak sumber hambatan yang utama
d. menjelaskan keadaan sekarang kepada pihak terkait dalam
perencanaan dan pelaksanaan program BK, dan
menggambarkan keadaan ideal yang dicita-citakan
e. memperoleh dukungan dari pejabat sekolah yang seharusnya
mengetahui tentang perubahan yang direncanakan dan cara
implementasinya
36
f. memperoleh dukungan dari guru terhadap perubahan yang
direncanakan
g. mendapatkan dukungan dari komite sekolah yang ikut
berpartisipasi dalam penentuan kebijakan sekolah

E. Jenis dan Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling pada Jalur Pendidikan Formal

a. Jenis dan Teknik Layanan pada Pelayanan Dasar

Tujuan Umum Tujuan Khusus


Untuk membantu  memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
konseli lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial
memperoleh budaya dan agama),
perkembangan yang
normal, memiliki
mental yang sehat,
dan memperoleh
keterampilan hidup
 mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang
layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya

 mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu mengatasi


masalahnya sendiri

 mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan


hidupnya.

Bimbingan Merupakan layanan bimbingan yang diberikan kepada semua


kelas/bimbingan konseli/ peserta didik dalam seting kelas. Teknik-teknik
klasikal bimbingan kelompok dapat digunakan dalam layanan bimbingan
klasikal, seperti teknik ekspositori, diskusi kelompok, diskusi
kelas, teknik permainan simulasi, bermain peran dan sebagainya

Layanan Orientasi Merupakan kegiatan membantu peserta didik agar memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, terutama
lingkungan di mana mereka menempuh pendidikan. Orientasi
dapat dilaksanakan dengan pertemuan tatap muka dalam
kelompok besar (beberapa kelas diadakan pertemuan di aula
misalnya) ataupun dalam setting lainnya

37
Layanan Informasi Merupakan pemberian informasi tentang berbagai hal sesuai
dengan kebutuhan, dalam rangka perkembangan optimal konseli.
Teknik dalam layanan orientasi dapat digunakan dalam layanan
informasi.
Bimbingan Merupakan pelayanan bimbingan yang diberikan kepada kelompok
Kelompok kecil (anggota kelompok antara 5 – 10 orang) topik sifatnya umum
Teknik yang dipakai diskusi kelompok dengan berbagai macam
variasinya, bermain peranan, permainan simulasi, permainan
kelompok, cinema edukasi dan lain sebagainya. Dengan
memanfaatkan dinamika kelompok

Layanan Merupakan aktivitas mengumpulkan data tentang diri konseli dan


Pengumpulan Data lingkungannya. Data ini diperlukan untuk mendapatkan kebutuhan
(Aplikasi dan memahami diri pribadi konseli, yang dapat digunakan sebagai
Instrumentasi dasar dalam mengembangkan program pelayanan dasar. Data
dikumpulkan dengan berbagai variasi instrumen, baik teknik tes
maupun non tes.

b. Jenis dan Teknik Layanan pada Pelayanan Responsif


Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi
masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar tidak mengalami
hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Bantuan
yang diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat
perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih
serius. Hasil dari layanan ini, konseli diharapkan dapat mengalami perubahan
pikiran, perasaan, kehendak, atau perilaku yang terkait dengan perkembangan
pribadi, sosial, belajar, dan karir

Konseling Melalui konseling baik individual maupun kelompok sesuai dengan


Individual dan kebutuhan, konseli dibantu untuk mengidentifikasi masalah yang
Konseling Kelompok sedang dialami hingga dapat menemukan solusi yang tepat untuk
memecahkan masalahnya.

Referal Merupakan layanan yang diberikan kepada konseli dengan cara


mengalih tangankan konseli kepada pihak lain yang lebih
berkompeten sehubungan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi konseli

Kolaborasi dengan Layanan bimbingan untuk memahami dan memecahkan masalah


Guru Mata konseli dengan melibatkan guru mata pelajaran/ guru wali kelas.
Pelajaran atau Wali Pelibatan tidak sebatas perolehan informasi, tetapi juga
Kelas pelibatan dalam hal pemecahan permasalahan konseli
38
Konsultasi Layanan konsultasi dilaksanakan dalam rangka memberikan
bantuan kepada konseli. Konsultasi ditujukan kepada pihak-
pihak yang mungkin terkait dengan upaya pemecahan masalah
konseli, seperti konsultasi dengan guru bidang studi atau wali
kelas, orang tua siswa, kepala sekolah

Bimbingan Teman Merupakan bimbingan yang diberikan oleh teman sebayanya


Sebaya atau sesama peserta didik. Sebagai pembimbing teman sebaya,
sebelumnya dibekali melalui pelatihan bimbingan teman sebaya.
Pembimbing teman sebaya berperan sebagai mentor atau tutor
bagi temannya dalam memecahkan masalah-masalah yang
sederhana.

Konferensi kasus Merupakan bimbingan dengan mengadakan pertemuan yang


melibatkan pihak-pihak tertentu yang terkait untuk
membicarakan kasus yang sedang dihadapi oleh konseli. Tujuan
yaitu untuk mengumpulkan informasi tentang kasus yang
dibicarakan dan selanjutnya dicarikan solusi secara bersama-
sama

Kunjungan Rumah Merupakan kegiatan untuk memperoleh data konseli yang


sedang dalam proses pengentasan masalahnya dengan
mengadakan kunjungan ke rumah konseli. Melalui kunjungan
rumah, konselor dapat mengobservasi secara langsung kondisi
lingkungan rumah konseli, dan memperoleh data dari orang tua
konseli atau orang yang ada di rumah

c. Jenis dan Teknik Layanan pada Pelayanan Peminatan dan Perencanaan Individual

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS


 Memiliki pemahaman tentang diri  pemberian informasi program
dan lingkungannya, peminatan/mapel lanjutan tergantung
kurikulum

 mampu merumuskan tujuan,  melakukan pemetaan dan penetapan


perencanaan, atau pengelolaan peminatan/mapel lanjutan peserta didik
terhadap perkembangan dirinya, baik (pengumpulan data, analisis data,
menyangkut aspek pribadi, sosial, interpretasi hasil analisis data dan
belajar, maupun karir, penetapan peminatan peserta didik)

 karir, dan (3) dapat melakukan  layanan lintas minat


kegiatan berdasarkan pemahaman,
39
tujuan, dan rencana yang telah
dirumuskannya.
 layanan pendalaman minat/Mapel
Lanjutan fase F

layanan pindah Mapel Lanjutan

pendampingan dilakukan melalui


bimbingan klasikal, bimbingan kelompok,
konseling individual, konseling kelompok,
dan konsultasi

 pengembangan dan penyaluran

 evaluasi dan tindak lanjut

Di dalam Permendikbud 111 tahun 2014, disebutkan bahwa aktivitas guru BK/
konselor dalam pelayanan peminatan
 memberikan informasi kepada peserta didik tentang program sekolah
 melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik
 layanan lintas minat
 layanan pendalaman minat
 layanan pindah minat
 layanan pendampingan peminatan
 pengembangan dan penyaluran
 evaluasi dan tindak lanjut

d. Jenis dan Teknik Komponen Dukungan Sistem


dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen,
tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan
konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

Tujuan Dukungan Sistem memberikan dukungan kepada konselor atau guru


bimbingan dan konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-
komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, sedangkan bagi personel pendidik
lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan pada
satuan pendidikan
40
Pengembangan konselor berusaha mengembangkan kompetensi sebagai
Profesi konselor secara berkelanjutan dengan menambah pengetahuan dan
keterampilan melalui aktivitas
 in-service trainin
 aktif dalam pertemuan MGBK dan atau asosiasi/ orgasisasi profesi
di bidang bimbingan dan konseling
 mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop,
pelatihan
 melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Manajemen Program bimbingan dan konseling dikelola/ di menej sebagai bagian


Program yang integral dengan seluruh program sekolah

Riset dan Konselor melakukan kegiatan penelitian dalam rangka


Pengembangan pengembangan bimbingan dan konseling. Penelitian dapat dilakukan
dalam bentuk penelitian tindakan kelas/ penelitian tindakan bimbingan

e. Mengidentifikasi Bidang Layanan


Identifikasi dilakukan terhadap empat bidang layanan bimbingan dan konseling
yang mencakup seluruh tugas perkembangan peserta didik yaitu bidang
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Untuk
melakukan identifikasi ini dapat menggunakan alat/instrumen sebagai asesmen
baik tes mau maupun non tes sehingga dengan menentukan teknik asesmen yang
tepat akan dapat mengidentifikasi masalah dan kebutuhan peserta didik.
Dari hasil asesmen identifikasi keempat bidang layanan tersebut (pribadi, social,
belajar dan karier), peserta didik dapat dipetakan sesuai dengan masalah dan
kebutuhannya yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan
teknik dan strategi pemberian layanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan
kondisi nyata satuan pendidikan.
Identifikasi dilakukan terhadap empat bidang layanan yang mencakup pribadi,
sosial, belajar, dan karir
1. Konsep Dasar Asesmen Dalam Bimbingan Dan Konseling
Layanan ahli bimbingan dan konseling, mempersyaratkan bagi Guru BK atau
konselor mengenali konseli secara mendalam baik pribadi maupun lingkungannya,
dalam kerangka memetakan lintasan perkembangan kepribadian (developmental
trajectory) konseli dari keadaannya sekarang ke arah yang dikehendakiDua
teknik dasar yaitu TEKNIK TES DAN TEKNIK NON TES
a. Teknik-Teknik Asesmen dalam Bimbingan dan konseling
 Asesmen Teknik Non Tes
 Teknik Observasi

41
Teknik observasi sebagai salah satu teknik merekam data tingkah laku
individu
melalui proses pengamatan oleh orang lain baik langsung dan/atau tidak
langsung
Manfaat observasi
 Diperoleh data perilaku spontan secara natural
 diketahui intensitas perilaku secara detail
 Diketahui penyebab munculnya perilaku
Berikut dipaparkan instrumen observasi yang dapat dipilih untuk
kepentingan asesmen individu

PEMBAHA MACAM-MACAM OBSERVASI


SAN DAFTAR CEK SKALA CATATAN ALAT-ALAT
(CHECKLIST ) PENILAIAN ANEKDOT MEKANIKA
(RATING (ANECDOTOL
SCALE) RECODS)
Pemahama Daftar Cek Skala Penilaian Catatan Anekdot Alat-alat
n adalah alat adalah alat merupakan alat mekanik adalah
rekam observasi rekam observasi perekam alat-alat
memuat sebuah yang memuat observasi secara elektronis dan
daftar daftar gejala berkala optis yang
pernyataan tingkah laku terhadap suatu digunakan untuk
tentang aspek- observable peristiwa atau merekam data
aspek yang behavior yang kejadian penting selama proses
mungkin dicatat/cek yang melukiskan observasi. Alat-
terdapat dalam secara berskala. perilaku dan alat mekanik ini
sebuah situasi, Proses kepribadian biasanya
tingkah laku, dan pengamatan konseli dalam digunakan
kegiatan dengan Skala bentuk sebagai alat
(individu/kelomp Penilaian ini, pernyataan bantu/dukung
ok). Gejala- observer singkat dan pengumpulan
gejala perilaku mencatat obyektif data dengan
individu atau kemunculan Menurut teknik lain,
konseli dapat perilaku bentuknya seperti
diobservasi berdasarkan Catatan Anekdot wawancara.
dengan kategori skala. ini
instrumen/pedo Jenis skala atau diklasifikasikan
man daftar cek derajat penilaian menjadi 3 yaitu :
adalah: ada 3 yaitu skala a. Catatan
kebiasaan kuantitatif Anekdot
belajar (skala angka), Deskriptif
matematika di skala kualitatif adalah
kelas/di rumah, (skala catatan yang
42
kebiasaan deskriptif/kata), menggambark
belajar pada jam dan skala grafis an perilaku,
kosong dan saat (perpaduan skala kegiatan atau
guru tidak ada di angka dan kata). situasi dalam
kelas, kebiasaan Pencatatan bentuk
dan keterampilan gejala perilaku pernyataan,
bekerja, observee dengan baik
aktivitas diskusi Skala Penilaian pernyataan
kelompok/kelas, yang terpenting yang bersifat
keterampilan adalah makna umum maupun
komunikasi tiap-tiap skala khusus
dengan teman beserta b. Catatan
sebaya pada jam penjabarannya. Anekdot
istirahat, Interpretatif
aktivitas adalah
ekstrakurikuler catatan yang
di sekolah menggambark
(seperti an perilaku,
Pramuka, KIR, kegiatan atau
PMR, Basket, situasi dalam
Volly, dsb.), dan mana
lain-lain topik penafsiran
yang relevan observer
dengan kegiatan didukung oleh
akademik dan fakta
non akademik di c. Catatan
sekolah. Anekdot
Evaluatif
adalah
catatan yang
d. menggambark
an perilaku,
kegiatan atau
situasi yang
berupa
penilaian oleh
observer
berdasarkan
ukuran baik-
buruk, benar-
salah, layak-
tidak layak,
dan dapat
43
diterima-
tidak dapat
diterima.
Manfaat a. mencatat a. mencatat Catatan Anekdot Alat-alat
kemunculan kemunculan merupakan alat mekanik
sejumlah sejumlah perekam bermanfaat
tingkah laku tingkah laku observasi secara untuk
secara secara berkala memperlancar
sistematis sistematis terhadap suatu atau membantu
b. mencatat b. mencatat peristiwa atau pelaksanaan
kemunculan kemunculan kejadian penting wawancara
sejumlah sejumlah yang melukiskan (interview).
tingkah laku tingkah laku perilaku dan Dengan demikian
dalam waktu dalam waktu kepribadian hasil rekaman
singkat singkat konseli dalam data dengan
c. mencatat c. mencatat bentuk alat-alat
kemunculan kemunculan pernyataan mekanik ini
perilaku di sejumlah singkat dan dapat
dalam tingkah laku obyektif melengkapi data
dan/atau di dalam derajat Menurut yang diperoleh
luar sekolah penilaian bentuknya dari wawancara.
d. mencatat d. mencatat Catatan Anekdot
kemunculan kemunculan ini
perilaku perilaku di diklasifikasikan
individu dan dalam menjadi 3 yaitu :
kelompok dan/atau di a. Catatan
sekaligus. luar sekolah Anekdot
e. mencatat Deskriptif
kemunculan adalah
perilaku catatan yang
individu dan menggambark
kelompok an perilaku,
sekaligus kegiatan atau
situasi dalam
bentuk
pernyataan,
baik
pernyataan
yang bersifat
umum maupun
khusus
b. Catatan
Anekdot
44
Interpretatif
adalah
catatan yang
menggambark
an perilaku,
kegiatan atau
situasi dalam
mana
penafsiran
observer
didukung oleh
fakta
c. Catatan
Anekdot
Evaluatif
adalah
catatan yang
d. menggambark
an perilaku,
kegiatan atau
situasi yang
berupa
penilaian oleh
observer
berdasarkan
ukuran baik-
buruk, benar-
salah, layak-
tidak layak,
dan dapat
diterima-
tidak dapat
diterima.
Aplikasi a. Tahap a. Tahap a. Tahap
Prosedur Persiapan Persiapan Persiapan
pengadmin 1. Penentuan 1. Penentuan 1. Menentukan
istrasian topik, topik aspek
dimulai dari 2. Penentuan perilaku
menentukan variabel observee
topik yang 3. Penentuan yang akan
relevan, indikator dicatat
misalnya 4. Penentuan 2. Menentukan
‗kebiasaan prediktor siapa yang
45
belajar yaitu melakukan
siswa pada menetapka pencatatan
saat jam n 3. Menetapkan
kosong‘ kreterium bentuk
2. Penentuan terhadap catatan
variabel. frekuensi anekdot
Variabel kemuncula b. Tahap
pertama n perilaku Pelaksanaan
adalah 5. Penyusuna 1. menyiapkan
situasi jam n format
kosong dan pernyataa catatan asli
pada saat n/item 2. mengambil
guru tidak b. Tahap posisi yang
ada di kelas. Pelaksanaan/I memudahkan
Variabel mplementasi proses
kedua adalah 1. penyiapan pencatatan
kebiasaan pedoman/for 3. observer
belajar mat SP melakukan
siswa di 2. penentuan pencatatan
kelas. posisi terhadap
3. Penentuan observasi perilaku
indikator 3. pelaksanaan tipik
dengan dua pengamatan observee
kategori yaitu dan
yaitu mencatat diusahakan
kategori derajat agar ia tidak
―Ya‖ sebagai perilaku menyadari
petunjuk observee jika sedang
kemunculan yang muncul diamati
sub-sub pada format c. Tahap
variabel atau SP Analisis
pernyataan. 4. pencatatan HasilTahap
Selanjutnya terhadap analisis hasil
kategori perilaku berupa
―Tidak‖ observee pemberian
merupakan (siswa/konse komentar/int
ketidak li yang erpretasi
munculan diobservasi). observer
sub-sub c. Tahap Analisi terhadap
variabel Hasil perilaku
yang 1. pengandaian observee
mungkin atau terhadap pada suatu
diperkirakan penggunaan kejadian
46
terjadi pada pedoman SP berdasarkan
kebiasaan untuk hasil
perilak mencatat pencatatan,
subyek/obse perilaku bahan
rvee. subyek pertimbangan
4. Penentuan 2. menentukan :
prediktor N dengan (i)Berisi
yaitu cara ulasan
menetapkan mengalikan kesimpulan
kreterium jumlah item dan komentar
terhadap pernyataan dari observer
frekuensi 3. menjumlahka mengenai
kemunculan n seluruh perilaku
perilaku frekuensi observee (ii)
5. Penyusunan kemunculan Bersifat
pernyataan/i perilaku penilaian
tem dengan 4. menghitung evaluatif
merumuskan persentase (baik-buruk,
pernyataan/i (%) dengan benar-salah)
tem sub-sub rumus p = (iii)
variabel f/N X 100%, Mengungkap
sebagai maka p = ―kemungkinan‖
pejawantaha 190/260 X dibalik
n aspek 100% perilaku dan
perilaku diperoleh simpulan
yang penghitunga perilaku (iv)
diobservasi, n sebesar Mempertimba
b. Tahap 73.08% ngkan
Pelaksanaan/I 5. mengkonvers perasaan
mplementasi ikan hasil observee saat
Pedoman persentase berperilaku
Daftar Cek sehingga dan sasaran
1. penyiapan hasil perilakunya
pedoman/for interpretasi (v) Mencatat
mat DC data dapat respon
2. penentuan disimpulkan. lingkungan (vi)
posisi Memperhatik
observasi an anteseden
3. pelaksanaan control dan
pengamatan stimulus (vii)
yaitu Peka potensi
mencatat konflik,
dan kebiasaan,
47
menandai dan sifat-
perilaku sifat individu
observee observee
yang muncul
pada
format DC
4. pencatatan
terhadap
perilaku
observee
(siswa/konse
li yang
diobservasi)
c. Analisis Data
1. Skoring
2. analisis dan
interpretasi
3. kesimpulan.

 Teknik Self-Report (Teknik Non Tes )


Teknik Self-report adalah alat merekam data diri dan lingkungan individu
dengan cara melaporkan sendiri dari siswa dan/atau yang mewakili seperti
teman, guru, dan orangtua
Berikut dipaparkan instrumen self-report.

Pembahasan Jenis-Jenis Teknik Self-Report


Wawancara Angket (Questioner) Otobiografi
Pemahaman Wawancara Kuesioner adalah alat Otobiografi sebagai
merupakan alat pengumpul data yang alat pengumpulan
pengumpul data berupa serangkaian dataindividu dengan
berupa proses pertanyaan cara mempelajari
percakapan yang tertulis yang diajukan karangan yang ditulis
bersifat kepada konseli sendiri berupa riwayat
profesional, (responden) untuk kehidupannya pada
sebaliknya bukan memperoleh jawaban rentang waktu
percakapan yang secara tertentu.
lazim digunakan tertulis Otobiografi ini berisi
sehari-hari tentang berbagai
kejadian yang pernah
dialami, sedang dialami
atau yang masih
menjadi
48
cita
cita/harapan
Manfaat a. mengungkap a. untuk menjamin a. mengetahui aspek
langsung validitas informasi aspek, baik pikiran,
pandangan, yang diperoleh perasaan, sikap
sikap, dan dengan teknik lain pribadi, tingkah laku
pendapat b. bahan pembuatan atau keadaan emosi
individu/konseli evaluasi program b. mengetahui tingkat
b. mengungkap c. untuk mengambil pengetahuan dan
struktur sampling sikap dan pendidikan,pengalama
kognitif dan pendapat dari n, minat bahkan
makna responden tujuan atau cita-cita
kehidupan yang hendak
individu diraih/diwujudkan
c. mengeksplorasi c. sebagai dasar untuk
informasi melancarkan
personal instrumen lain
individu d. sebagai pembanding
hasil interpretasi
dari data yang digali
dengan menggunakan
instrumen lain
Aplikasi modal dasar Struktur Penyusunan Otobiografi mempunyai
Prosedur wawancara, yaitu: Quesioner judul, dua bentuk :
Pengadministrasi pengetahuan, pengantar, berstruktur dan tidak
an keterampilan, dan dan berstruktur, Data yang
sikap seperti pertanyaan/pernyataa diperlukan agar siswa
keterampilan n tidak ragu dalam
berkomunikasi dll Serangkaian menyusun otobiografi
a. Tahap Persiapan pertanyaan yang data obyektif yang
1. Penentuan diajukan kepada meliputi pengalaman
topik responden melalui dalam keluarga,
2. Penentuan kuesioner/angket sekolah, kelompok-
variabel dapat berupa: kelompok yang
3. Penentuan pertanyaan fakta, sederajat, tetangga
indikator pertanyaan tentang dan masyarakat dan (ii)
4. Penentuan pendapat dan sikap, data
prediktor mencakup perasaan subyektif dengan
5. Langkah dan sikap responden memperhatikan pikiran,
penyusunan tentang sesuatu, perasaan, sikap,
pertanyaan/ite pertanyaan tentang harapan, dan konflik
m informasi, pertanyaan diri
b. Tahap tentang persepsi diri Aplikasi Prosedur
Pelaksanaan Bentuk-Bentuk a. Tahap Persiapan
49
1. menyiapkan Kuesioner 1. Penyiapan item-
pedoman 1. Bentuk pertanyaan item garis besar
wawancara dalam 2. Penyiapan format
yang akan kuesioner/angket b. Tahap pelaksanaan
digunakan 2. Pengklasifikasian 1. Menyiapkan format
2. membuat menurut subyek 2. Memberi Intruksi
kontrak dengan atau responden c. Tahap Analisis hasil
konseli/siswa 3. Pengklasifikasian 1. Menganalisi
(responden) menurut berdasarkan aspek-
untuk strukturnya aspek yang tulis
menentukan 4. Pengklasifikasian 2. Menginterprestasi
waktu dan menurut jenis 3. Membuat profil
tempat pertanyaan
diadakan 5. Pengklasifikasian
wawancara menurut bentuk
3. menentukan jawabannya
teknik
wawancara Tahap Quisioner
c. Tahap Analisis a. Tahap Persiapan
Hasil 1. Penentuan topik
beberapa 2. Penentuan
langkah selama variabel
analisis data 3. Penetapan model
1. Langkah 4. Penentuan
pengelompokan kuesioner
variabel yang 5. Penentuan profil
akan ditabulasi 6. Penyusunan
2. pemberian skor pertanyaan/item
jawaban b. Tahap
3. ditabulasi Pelaksanaan/Imple
terhadap mentasi
variabel 1. menyiapkan
masing-masing. instrumen
kuesioner/angket
beserta lembar
jawaban
2. membagikan
instrumen
untuk diisi siswa
3. membacakan
petunjuk
pengisiannya
4. mengecek jumlah
50
siswa yang sudah
mengembalikan
jawaban angket
c. Tahap Analisis
Hasil
1. penyekoran
terhadap
pertanyaan-
pertanyaan
tertutup atau
berstruktur
dengan model
jawaban
2. kemudianmengelom
pokkan jawaban
responden atas
variabel-variabel
yang diukur
3. untuk keperluan
penginterpretasian
data hasil analisis
kuesioner/angket
ini harus dikaitkan
dengan hasil
analisis data
dengan teknik lain

 Sosiometri (Teknik Non Tes)

Pemahaman Teknik Teknik sosiometri merupakan alat untuk meneliti struktur sosial
sosiometri sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi
sosial, status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang
bersangkutan

Manfaat Teknik a. untuk memperbaiki hubungan insani (human relationship),


Sosiometri b. untuk menentukan kelompok kerja tertentu
c. untuk meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok
pada suatu kegiatan
tertentu,
d. untuk mengatur tempat duduk dalam kelas
e. untuk mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota
kelompok.

51
Aplikasi Prosedur a. Tahap Persiapan
Pengadminsitrasian 1. Menetukan kelompok siswa yang diselidiki
Sosiometri 2. Memberikan informasi tentang tujuan diselenggarakannya
sosiometri
3. Menyusun angket sosiometri sesuai dengan tujuan
b. Tahap Pelaksanaan
1. .Membagikan dan mengisi angket sosiometri
2. Mengumpulkan kembali dan memeriksa kelengkapan
pengisisan angket
Beberapa hal yang perlu diingat dalam melancarkan
sosiometri
a. sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha
menciptakan hubungan
baik dengan kelompok
b. petunjuk diberikan dengan jelas
c. diterapkan maksud pelancaran sosiometri
d. sosiometri hendaknya diselenggarakan dalam kondisi
dimana siswa tidak saling mengetahui jawabannya
e. petugas harus menyadari bahwa pilihan individu
merupakan informal yang
bersifat rahasia
f. individu harus saling mengenal
c. Tahap analisis hasil
1. Memeriksa kelengkapan hasil angket sosiometri
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri
3. Membuat sosiogram
4. Menghitung indeks pilihan, yakni indeks pemilihan dibuat
dengan rumus
5. Kesimpulan dan pengiterpretasian hasil

Sosiogram adalah penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan. Sosiogram


dibuat berdasarkan data matrik sosiometri, yang dapat dipakai untuk melihat hubungan
sosial secara keseluruhan.
Dari sosiogram dapat diketahui dengan jelas tentang
1. Status sosiometri dari setiap subyek
2. Besarnya jumlah pemilihan untuk setiap subyek
3. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu
4. Kualitas arah pilihan
5. Intensitas pilihan
6. Ada dan tidaknya pusat pilihan
7. Ada tidaknya isolasi
8. Kecenderungan timbulnya kelompok

52
 Daftar Cek Masalah (DCM)/ (Tenik Non Tes )

Pemahaman Daftar Daftar cek masalah adalah sebuah daftar kemungkinan masalah
Cek Masalah yang disusun
(DCM) untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang
pernah atau sedang
dialami oleh seseorang, yang menyangkut keadaan pribadi
Daftar Cek Masalah ini dibuat dan digunakan karena beberapa
pertimbangan-pertimbangan faktor tertentu, (1) Efisiensi, (2)
Intensifikasi, dan (3) Validitas dan reliabilitas.

Manfaat Daftar a. melengkapi data yang sudah ada


Cek Masalah b. mengenal individu yang perlu segera memperoleh bimbingan
(DCM) khusus
c. pedoman penyusunan program bimbingan kelompok pada
umumnya
d. memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang individu
maupun kelompok

jenis-jenis Ada 12 kategori masalah dalam DCM


Masalah yang 1. Kesehatan
termuat dalam 2. Keadaan Ekonomi
DCM 3. Keluarga
4. Agama atau Moral
5. Pribadi
6. Hubungan social dan berorganisasi,
7. Hobi dan penggunaan waktu luang
8. Penyesuaian terhadap sekolah
9. Penyesuaian terhadap Kurikulum
10. Masa depan yang berhubungan dengan jabatan
11. Kebiasaan belajar
12. Muda-mudi dan Asmara (percintaan).

Aplikasi Prosedur a. Tahap persiapan


Pengadminsitrasian 1. Konselor menyiapkan bahan sesuai dengan jumlah siswa
Daftar Cek 2. Konselor benar-benar menguasai petunjuk cara mengerjakan
Masalah b. Tahap Pelaksanaan
1. Mengontrol situasi ruangan, siswa harus duduk tenang
2. Konselor memberikan penjelasan tentang maksud dan
tujuan
3. Memberikan instruksi kepada siswa untuk mempersiapkan
alat-alat tulis
4. Membagikan lembar DCM
53
5. Memberikan instruksi kepada siswa untuk menulis identitas
diri dan tanggal
pelaksanaan DCM
6. Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, siswa
membaca dalam hati
7. Memberi contoh cara mengerjakan DCM
8. Memberikan instruksi untuk mengerjakan DCM
9. Mengontrol apakah para siswa telah mengerjakan DCM
dengan benar
10. Mengumpulkan pekerjaan siswa.
c. Tahap Analisis data DCM
1. Menjumlah item masalah yang dipilih responden
2. Menghitung persentase per topik masalah dengan mencari
ratio
3. Mencari ranking masalah
4. Mengkonversi persentase ke standar scale

ASESMEN TEKNIK TES


Tes ialah suatu prosedur sistematik untuk mengamati tingkah laku dan
memerikan tingkah laku itu menggunakan bantuan skala berangka (numerikal)
atau kategori yang tetap. Pengukuran dengan teknik tes dapat dikategorikan
menjadi 2, yaitu (1) tes hasil belajar—asesmen autentik dan (2) tes psikologis—
kecerdasan, bakat, dan minat vokasional

TES HASIL BELAJAR TES PSIKOLOGIS


Istilah untuk pengukurun Tes psikologis merupakan prosedur sistematis dan
kemampuan yang lebih sempit obyektif untuk mengukur kemampuan seseorang yang
adalah tes prestasi bersifat potensial (Urbina, 2004). Berdasarkan hasil
(perolehan, achievement) tes psikologis dapat diprediksikan seberapa jauh
belajar, mencakup tes yang prestasi yang dapat dicapai seseorang pada masa
mengukur apa-apa yang mendatang, Kemampuan potensial berbeda dengaN
diduga telah diajarkan di prestasi/kecakapan (Mahwah, 2004; Munandir, 1996)
sekolah secara langsung JENIS TES PSIKOLOGIS
1. Tes Kecerdasan (inteligensi
Tes inteligensi adalah tes untuk mengukur
kecerdasan, kemampuan umum (IQ) konseli yang
dipandang sangat besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar.
2. Tes Bakat
Tes bakat akademik (DAT) adalah tes untuk
mengukur
kemampuan khusus seseorang dalam bidang akademik

54
yang bersifat khusus (Fauzan, 2001). Bakat inipun
mempengaruhi prestasi/keberhasilan seseorang
terhadap bidang dan
jenis belajar yang bersifat khusus.
a. Tes Kemampuan Berfikir Verbal
Tes ini dirancang untuk melihat seberapa baik
seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-
konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata
b. Kemampuan Berfikir Numerikal
Tes ini dirancang untuk melihat seberapa baik
seseorang dapat mengerti ide-ide dan konsep-
konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka
c. Tes Kemampuan Skolastik
Kemampuan skolastik merupakan gabungan antara
kemampuan berfikir verbal dan numerikal
d. Tes Berfikir Abstrak
Tes ini dirancang untuk mengetahui seberapa
mudah seseorang memecahkan masalah-masalah
meskipun tidak berupa kata-kata atau angka-
angka
e. Tes Berfikir Mekanik
Tes ini dirancang untuk mengetahui seberapa
mudah seseorang memahami prinsip-prinsip umum
ilmu pengetahuan alam dan seberapa baik
mengerti tatakerja yang berlaku dalam perkakas
sederhana, mesin, dan peralatan lainnya
f. Tes Relasi Ruang
Tes ini untuk mengukur seberapa baik seseorang
dapat memvisualkan, mengamati, atau membentuk
gambaran-gambaran mental dari obyek-obyek
dengan jalan melihat pada pola dua dimensi dan
seberapa baik seseorang dapat berfikir dalam tiga
dimensi.
g. Tes Kecepatan dan Ketelitian Klerikal
Tes ini untuk mengetahui seberapa cepat dan
teliti seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugas
tulis menulis, pekerjaan pembukuan, atau ramu-
meramu yang
sangat diperlukan di kantor-kantor, laboratorium,
perusahaan, dagang, dan tempat sejenis di mana
pencatatan harus diatur, disimpan, dan/atau
dicek, dan sebagainya.
3. Tes Minat Vokasional
Tes minat jabatan adalah tes mengungkap
55
kecenderungan aspek-aspek individu yang bersifat
nonkemampuan, seperti kecenderungan reaksi emosi,
sikap, sosiabilitas dan sebagainya.

2. Prosedur Penetapan Teknik Asesmen Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling


Teknik asesmen dalam layanan bimbingan dan konseling diperikan ke dalam dua
teknik, yakni teknik non tes dan teknik tes. Tidak semua asesmen teknik non tes
secara simultan digunakan bergantung pada permasalahan konseli
Prosedur asesmen teknik tes dipilih berdasarkan kebutuhan konseli. Dalam
rangka pemilihan jurusan terkait dengan program peminatan, maka Guru BK atau
konselor mempertimbangkan beberapa tes yag akan dipilih

3. Catatan Kumulatif
Catatan kumulatif adalah sebuah catatan perkembangan konseli yang mencakup:
identitas diri dan keluarga, perkembangan akademik, perkembangan kesehatan
atau fisik, perkembangan psikologis, perkembangan sosial, permasalahan-
permasalahan dan hambatan (Hidayah, 1998, 2010)
Data dalam catatan kumulatif bersifat prediktif, diagnostis, dan futuristik

4. Kode Etik Penggunaan Asesmen Teknik Tes Dan Teknik Non Tes
Ciri-ciri tes yang baik adalah memiliki: validitas, reliabilitas, kesukaran,
diskriminasi, balans, efisiensi, obyektivitas, kespesifikasikan, dan kecepatan
Laporan hasil tes psikologis dalam bentuk data kuantitatif (angka) dan kualitatif
(pendeskripsian) digunakan oleh Guru BK atau konselor dalam rangka pelayanan
bimbingan dan konseling

56
BAB III
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN)

A. Metode Layanan

Istilah metode layanan dapat disejajarkan dengan metode pembelajaran, Uno dan
Mohamad (2013) menjelaskan istilah metode dalam pembelajaran sebagai cara guru
dalam menjalankan fungsinya dalam mencapai tujuan pembelajaran, Telah disebutkan
di bagian sebelumnya bahwa dalam strategi bimbingan klasikal maupun strategi
bimbingan kelompok, menggunakan pendekatan bimbingan kelompok. Di dalam
bimbingan kelompok, menurut Gazda (dalam Romlah, 2006) dapat menggunakan
metode instruktional dengan menerapkan konsep-konsep dinamika kelompok
Metode layanan bimbingan
a. Metode Metode ekspositori yaitu cara melaksanakan layanan dalam
Ekspositori bimbingan klasikal maupun bimbingan kelompok, dengan
menyampaikan informasi atau penjelasan kepada sekelompok
konseli. Penyampaian informasi dapat diberikan secara lisan
maupun dalam bentuk tertulis. Ekspositori secara lisan biasa
juga disebut dengan metode ceramah.

b. Metode Ceramah Kelebihan metode ceramah


a. lebih efisien dibanding dengan teknik lain baik ditinjau dari
sisi waktu, fasilitas maupun biaya
b. dalam waktu bersamaan dapat melayani sejumlah besar
konseli (terutama dalam layanan bimbingan kelompok besar
maupun bimbingan
klasikal)
c. mudah dilaksanakan dibanding dengan teknik lain.
Kelemahan :
a. konselor sering monolog
b. alur komunikasi lebih pada satu arah, sehingga membosankan
dan tidak menarik
c. Konseli hanya mendengarkan saja sehingga kurang aktif yang
dapat berdampak pada rendahnya penguasaan materi yang
disampaikan
d. menuntut konselor memiliki keterampilan yang lebih dalam
berkomunikasi agar dapat menarik

c. Ekspositori Ekspositori tertulis dapat diartikan sebagai cara memberikan


Tertulis pelayanan
bimbingan, dengan menyampaikan informasi secara tertulis.
Konselor menyiapkan materi bimbingan dalam bentuk tertulis dan
bahan tersebut dapat dipelajari atau dibaca secara mandiri oleh
57
para konseli.
Kelebihan :
a. bahan atau materi yang disajikan dapat dibaca ulang sehingga
jika ada hal-hal yang kurang jelas, dapat dibaca kembali
b. materi dapat diakses di luar jam tatap muka di kelas,
sehingga teknik ini merupakan alternative bagi sekolah yang
tidak memiliki jam tatap muka di kelas
Kelemahan :
a. pada umumnya minat baca konsei masih rendah, sehingga ada
kemungkinan materi tertulis tidak dibaca
b. membutuhkan keterampilan khusus para konselor dalam
menyiapkan informasi secara tertulis, sementara kebiasaan
menulispun masih rendah.

d. Metode Diskusi diskusi kelompok dipandang sebagai jantungnya bimbingan


Kelompok kelompok. Sebab sebagian besar metode bimbingan kelompok
menggunakan variasi teknik diskusi kelompok dalam proses
pelaksanaannya.
Ciri-ciri dari diskusi kelompok
a. terdapat pembicaraan atau percakapan yang dilakukan oleh 3
orang atau lebih
b. proses pembicaraan dirancang terlebih dahulu
c. tujuan untuk memperjelas (klarifikasi) maupun untuk
memecahkan suatu masalah;
d. dalam proses diskusi dipimpin oleh pemimpin kelompok
Tujuan layanan yang bermaksud membantu konseli dalam
a. mencerahkan atau memperjelas suatu masalah;
b. memecahkan masalah. Di samping itu, khususnya terkait
dengan pengembangan aspek pribadi sosial
Teknik diskusi kelompok juga dapat membantu konseli dalam
mengembangkan:
a. pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain
b. meningkatkan kesadaran diri
c. mengembangkan pandangan baru tentang hubungan antar
manusia;
d. mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi
e. mengembangkan keterampilan kepemimpinan
f. mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri
g. mengembangkan keterampilan dalam menganalisis,
mensintesis dan menilai
Kelebihannya :
a. konseli menjadi lebih aktif sehingga tujuan layanan bisa
lebih efektif
58
b. dapat melatih keterampilan konseli dalam berkomunikasi dan
berinteraksi
secara lebih efektif
c. konseli juga dapat berlatih menjadi pemimpin, baik melalui
perannya sebagai pemimpin kelompok maupun melalui hasil
pengamatannya terhadap pemimpin dan pengalaman sebagai
anggota kelompok
Kelemahan :
a. membutuhkan waktu yang lebih lama
b. membutuhkan falisitas tempat yang lebih luas dan fasilitas
kursi yang mudah dipindah-pindah
c. kemungkinan diskusi menjadi salah arah, tidak mencapai
tujuan yang diharapkan apabila konselor kurang kontrol
terhadap proses kelompok
d. kemungkinan pembicaraan dalam kelompok tidak merata, ada
anggota kelompok yang menguasai pembicaraan, ada yang
kurang mendapat
kesempatan berbicara

e. Metode Permainan Bertujuan untuk membantu individu dalam mencapai pemahaman


Peranan diri, meningkatkan keterampilan dalam berhubungan dengan
(Roleplaying) orang lain, Permainan peranan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sosiodrama dan psikodrama. Sedang psikodrama digunakan untuk
memecahkan masalah emosional
yang dialami oleh seseorang, bersifat kuratif atau penyembuhan
Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui
sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang
harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai,
mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan
kehidupannya. Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak
untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga
mereka dapat menemukan sikap
dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang
sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan
keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian
sosial.
Kelebihan :
a. merupakan teknik yang menyenangkan sehingga tidak
membosankan, sebab konseli diajak untuk bermain-main
b. konseli dapat belajar melalui penghayatan secara langsung
dari suatu peristiwa, meskipun peristiwa yang diangkat hanya
imajinatif;
c. melalui sosiodrama dapat disajikan model peristiwa ataupun
59
model perilaku, sehingga konseli dapat belajar melalui model
yang disajikan
d. dapat digunakan sebagai alat mendiagnosis perilaku konseli
Kelemahan :
a. dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lebih lama
b. menuntut kecermatan dalam mengobservasi para konseli baik
pada kelompok pemain maupun penonton agar dapat
menangkap secara cermat setiap perilaku atau peristiwa yang
terjadi dalam proses permainan
c. menuntut keterampilan yang lebih dari konselor dalam
mengelola kelas sebab kelas terbagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok pemain dan kelompok observer yang sama-
sama menuntut perhatian sepanjang proses permainan

f. Metode Permainan simulasi terdiri dari dua kata yaitu permainan dan
Permainan simulasi. Permainan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dua
Simulasi orang atau lebih, mereka mengadakan pertemuan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, terdapat aturan dan batasan waktu
Permainan simulasi merupakan salah satu jenis permainan yang
digunakan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat
dalam kehidupan nyata
Permainan simulasi merupakan gabungan antara bermain peran
dan berdiskusi
Teknik ini tepat digunakan untuk mengenalkan konsep, nilai-nilai
maupun keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Konseli belajar tentang kehidupan
dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan melalui
permainan
Tujuan bimbingan pada aspek kognitif, afektif maupun motorik.
Kelebihan :
a. menyenangkan sehingga tidak membosankan, sebab konseli
diajak bermain-main
b. konseli dapat belajar melalui penghayatan secara langsung
dari suatu peristiwa, meskipun peristiwa yang diangkat hanya
imajinatif
c. melalui permainan simulasi dapat disajikan
d. model peristiwa ataupun model perilaku, sehingga konseli
dapat belajar melalui model yang disajikan.
Kelemahan :
a. membutuhkan waktu yang lebih lama;
b. menuntut kecermatan dalam mengobservasi para konseli baik
pada kelompok pemain maupun penonton agar dapat
menangkap secara cermat setiap perilaku atau peristiwa yang
60
terjadi dalam proses permainan
c. menuntut keterampilan yang lebih dari konselor dalam
mengelola kelas sebab kelas terbagi menjadi dua kelompok
yaitu kelompok pemain dan kelompok penonton yang sama-
sama menuntut perhatian sepanjang proses permainan

g. Metode Homeroom merupakan upaya menciptakan suasana yang hangat,


Homeroom akrab,
menyenangkan seperti suasana di lingkungan keluarga, ketika
mengadakan pertemuan kelompok dengan konseli, homeroom
berarti suatu cara dalam
mengatur suatu pertemuan kelompok di mana suasana hubungan
antar anggota kelompok penuh dengan kehangatan, keakraban
seperti dalam keluarga yang menyenangkan.Metode homeroom
merupakan metode yang tidak berdiri sendiri, dalam arti dalam
penggunaannya selalu dikolaborasi dengan metode lain
kelebihan :
a. kontinyuitas dan kemajuan proses bimbingan dapat
berlangsung dengan membicarakannya dalam suasana yang
menyenangkan
b. interaksi antar anggota kelompok dapat dibangun sehingga
kohesivitas
antar anggota dapat dicapai.

h. Teknik Permainan Menurut Elliot (dalam Hurlock, 1990) permainan merupakan


Kelompok suatu aktivitas yang dapat menimbulkan kesenangan.
Ada sejumlah ciri dalam suatu permainan yang dikemukakan
oleh Huizinga (dalam Monk dkk, 1982), yaitu:
a. permainan selalu bermain dengan ―sesuatu‖ dapat berupa
benda atau aktivitas
b. selalu terdapat interaksi timbal balik
c. permainan selalu berkembang, dinamis dan berputar dalam
suatu siklus sehingga mencapai klimaks anti klimaks dan
memulai dari awal lagi
d. terdapat aturan-aturan yang disepakati bersama tanpa ada
rasa terpaksa;
e. dibatasi oleh waktu dan membutuhkan tempat atau ruang
Menurut Amster (dalam Gazda, 1978) permainan dapat
digunakan sebagai alat untuk:
a. mendiagnosis perilaku individu dalam kelompok
b. membangun hubungan baik dengan orang lain
c. sebagai media belajar memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari
61
d. membantu anggota kelompok dalam mengungkap perasaan
e. mengatasi tekanan-tekanan melalui mekanisme katarsis dalam
proses permainan
f. menanamkan kebiasaan yang berguna dalam kehidupan sehari-
hari.
Dalam menggunakan permainan sebagai suatu metode, perlu
memperhatikan
hal-hal berikut ini:
a. permainan digunakan sebagai alat dalam bimbingan sehingga
tujuannya bukan untuk permainan itu sendiri tetapi mencapai
tujuan bimbingan;
b. setiap permainan yang akan digunakan selalu dirancang
sebelumnya
c. dalam pelaksanaannya harus fleksibel karena sangat
dipengaruhi kondisi dinamika kelompok pada saat
berlangsungnya permainan
d. pemimpin dituntut untuk kreatif dan berani mengambil suatu
tindakan yang tidak bisa diantisipasi sebelumnya
e. untuk mencapai hasil yang maksimal, selalu diakhiri dengan
diskusi refleksi dan kesimpulan hasil permainan dikaitkan
dengan tujuan layanan.

B. Pemilihan Minat Mata Pelajaran

Penerapan kurikulum dengan paradigma baru memberlakukan pengelompokan


peminatan mata pelajaran setelah peserta didik duduk di kelas 11 dan bukan pada
saat peserta didik berada di kelas 10. Pada awal kelas 10 peserta didik tetap
melanjutkan pembelajaran sama seperti di kelas 9 bahkan dapat menuntaskan
kompetensi yang belum tertuntaskan di kelas 9 sehingga peserta didik dapat
menguatkan kompetensi sebelum menentukan pilihan mata pelajaran berbasis minat
dan kompetensi di kelas 1

Peserta didik kelas 10 belajar untuk menyiapkan diri dan menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas 11. Pilihan ini harus berdasarkan pada minat dan rencana pilihan
karir di masa yang akan datang, oleh karenanya dalam jangka waktu 1 tahun di kelas
10 peserta didik dapat menyiapkan diri lebih matang. Proses pemilihan mata
pelajaran ini berlangsung melalui beberapa tahapan dengan pendampingan penuh dari
guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas dan orang tua agar
dapat diminimalisir kesalahan dalam pemilihan mata pelajaran sesuai dengan minat
dan potensi serta rencana karir di masa depan.
Adapun tahapan yang dilakukan pada proses pemilihan mata pelajaran sesuai minat
adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data Informasi
62
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :
 data pribadi peserta didik : potensi dasar (intelegensi), bakat dan
minat , kepribadian serta kecenderungan khusus.
 kondisi keluarga dan lingkungan
 kata pelajaran yang tersedia dan profile masing-masing mata pelajaran
 sistem pembelajaran
 informasi pekerjaan/karir
 informasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja
 data kegiatan dan hasil belajar
 data khusus tentang pribadi peserta didik.
 harapan orangtua terhadap pilihan karir peserta didik
 Data-data tersebut dapat di peroleh dengan cara pemberian angket atau
himpunan data kepada peserta didik (sesuai dengan kebutuhan).

b. Layanan Informasi / Orientasi karir


Pada tahap ini peserta didik diberikan informasi selengkapnya tentang :
sekolah ataupun kurikulum, minat mata pelajaran dan arah karir melalui jurusan
dan studi lanjut yang yang sedang mereka ikuti serta setamat dari sekolah atau
program tersebut, dan selepas dari kelas 10 ini mereka dapat memilih mata
pelajaran yang menjadi minatnya setelah mereka duduk di kelasnya sekarang,
tentunya yang dibutuhkan sesuai dengan jurisan di perkuliahan yang menjadi arah
karirnya.
 Struktur dan isi kurikulum dengan berbagai mata pelajaran yang ada, baik yang
wajib maupun pilihan yang diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan
jalur peminatan dan kesesuaian dengan arah karir dalam hal ini program studi
yang akan di pilih di perguruan tinggi nanti.
 Sistem pemilihan program studi serta penyelenggaraan pembelajarannya.
 Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau
yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang,
terutama berkenaan dengan peminatan vokasional. Dalam informasi ini
digunakan materi yang relevan dari Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
 Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang termasuk berbagai jalurnya
 Informasi tentang profil jurusan di perguruan tinggi
 Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui layanan
informasi klasikal yang dapat dilengkapi dengan layanan orientasi

63
melalui demonstrasi program studi dan kunjungan kampus, bengkel jurusan,
mini worshop di jurusan dan perguruan tinggi atau lembaga kerja yang dapat
memperkaya arah peminatan pilihan peserta didik, dan layanan (misalnya
layanan bimbingan kelompok) yang memungkinkan peserta didik ber-BMB3
(berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab) berkenaan
dengan arah peminatan akademik dan vokasional serta studi lanjutan.

c. Identifikasi dan Penetapan Arah Minat

 Fokus pada tahap ini adalah menemukan kecocokan antara kondisi pribadi
peserta didik dengan syarat-syarat atau tuntutan karakteristik mata
pelajaran dan program studi pada studi lanjut, arah pengembangan karir,
kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka
peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan.
 Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik yang benar-
benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan
persyaratan dan kesempatan studi lanjut.
 Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada pada
satuan pendidikan yang cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial
yang memadai pula (terutama dari orang tuanya).
 Langkah identifikasi dan penetapan arah minat dilaksanakan melalui kontak
langsung guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik
melalui penyajian angket dan/atau wawancara.
 Identifikasi dan penetapan arah minat disertai pembahasan individual,
diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi transformasional-
BMB3 atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang
diambil
 Pada tahap identifikasi dan penetapan arah minat diharapkan berlangsung
secara intensif selama peserta didik duduk di bangku SMP, sehingga
setamat dari SMP itu, untuk melanjutkan studi ke SMA, peserta didik
telah memiliki keputusan atau setidak-tidaknya ketetapan tentang SMA
mana yang hendak mereka masuki beserta jalur peminatannya di SMA itu.
Ketegasan tentang arah peminatan itu sedapat-dapatnya disertai
rekomendasi dari guru
 bimbingan dan konseling atau konselor di SMP yang dimaksud. Pada
akhirnya ada kesinambungan program antara pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di SMP dan di SMA.
 Tahap identifikasi dan penetapan arah minat terfokus pada
mengidentifikasi potensi diri, minat, dan kelompok peminatan mata
pelajaran, prasyarat jurusan yang akan dijadikan pilihan karir di masa yang
akan datang dengan karakteristik mata pelajaran.

64
 Dalam hal ini, minimal ada 2 (dua) hal yang menjadi pertimbangan
penetapan peminatan peserta didik, yaitu pilihan minat kelompok mata
pelajaran dan pilihan jurusan atau program studi lanjutan setelah lulus
SMA serta kemampuan yang dicapai peserta didik.
 Dalam hal pemilihan mata pelajaran dan arah jurusan atau program studi di
perguruan tinggi, peserta didik diminta mempertimbangkan potensi diri,
prestasi belajar dan prestasi non akademik yang telah diperoleh, cita-cita,
minat belajar dan harapan orang tua. Peserta didik harus
membicarakannya dengan orang tua.
 Apabila terjadi kesulitan atau ketidakcocokan antara pilihan peserta didik
dengan orang tua, maka peserta didik dan/atau orang tua dapat
berkonsultasi dengan guru bimbingan dan konseling.
 Untuk mengetahui kemampuan yang dicapai peserta didik guru bimbingan
dan konseling menganalisis nilai raport kelas 7, 8 dan 9 SMP/Mts dan kelas
 10 serta prestasi non akademik. Dari analisis tersebut ditetapkan
kecenderungan peminatan peserta didik dalam pilihan mata pelajaran pada
peminatan kelompok mata pelajaran dan kesesuaian pilihan mata pelajaran
dengan studi lanjut. Bila tersedia data lain seperti deteksi potensi peserta
didik dan rekomendasi guru BK SMP dapat juga dijadikan pertimbangan.
Rekomendasi guru mata pelajaran juga bisa menjadi bahan pertimbangan.
 Sebagai contoh: peserta didik 10 akan memilih program studi Teknik
industri setelah lulus SMA maka Peserta didik 10 ini selain mata pelajaran
wajib yang diambil maka peserta didik 11 akan memilih mata pelajaran
Matematika tingkat lanjut, Fisika di kelompok mata pelajaran MIPA dan
akan memilih

d. Penyesuaian
Tahap identifikasi dan penetapan arah minat yang berlangsung secara intensif,
diharapkan dapat menghasilkan pilihan yang tepat bagi peserta didik dan
orang lain yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat
bagi peserta didik tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila
ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan peninjauan kembali atau
langkah penyesuaian melalui layanan konseling perorangan dan layanan lain
serta kegiatan pendukung yang relevan baik terhadap peserta didik

dan/ataupun orang tuanya.

Arah penyesuaian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


 Apabila pilihan ―tepat‖ tetapi pada satuan pendidikan yang sedang atau
akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang
bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan lain.
 Apabila pilihan ―tepat‖, tetapi orang tua tidak menyetujuinya, maka perlu

65
dilakukan konseling perorangan dengan peserta didik yang bersangkutan
dan dengan orang tuanya untuk sinkronisasi keinginan anak dan orang
tuanya itu.
 Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan tersedia, tetapi
dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling perorangan
dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan terhadap peserta
didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan
atau beapeserta didik peserta didik.
 Apabila pilihan ―tidak tepat‖, maka peserta didik yang bersangkutan perlu
mengganti pilihan lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada
diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Selanjutnya
diperlukan layananan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan
pendukung yang relevan bagi peserta didik yang bersangkutan.
 Apabila pilihan semula dianggap ―tepat‖ dan mendapatkan ―tempat‖ untuk
mewujudkannya di sekolah, tetapi kemudian pilihan itu berubah ke pilihan
lain, maka perlu dilakukan konseling perorangan untuk menentukan pilihan
yang lebih dimungkinkan keberhasilannya dengan berbagai resiko yang
perlu dihadapi.

e. Monitoring dan tindak lanjut


 guru bimbingan dan konseling atau konselor, berkolaborasi dengan wali
kelas dan guru mata pelajaran memonitor tampilan dan kegiatan peserta
didik secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang
diikutinya, khususnya berkenaan dengan mata pelajaran yang dipilih pada
kelompok mata pelanjaran yang menjadi minatnya.
 Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik yang nampak
sedapat mungkin segera dientaskan untuk dicarikan alternatif pemecahan
masalah dan memperoleh pelayanan BK secara komprehensif dan tepat.
 Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format (sesuai
kebutuhan) yang diadministrasikan. Secara berkala, minimal setiap tengah
dan akhir/awal semester, isian format itu mendapatkan pembahasan dan
tindak lanjut secara tepat dan berkesinambungan.

Seluruh personel sekolah memberi kontribusi positif dalam pencapaian tugas


perkembangan peserta didik kelas 10 pada aspek pemahaman diri dan wawasan
karir. Secara terinci peran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Peran kepala sekolah dalam mewujudkan dan membangun school wellbeing bagi
peserta didik pada fase E dan F, agar dapat meraih sukses studinya, berkembang
sikap kemandiannya, terlaksana layanan peminatan dengan optimal, adalah :
a. Mampu menerapkan school wellbeing

66
b. Membentuk Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK) di sekolah yang
dipimpinnya dengan kelengkapan yang cukup sehingga guru bimbingan dan
konseling atau konselor dapat bekerja dalam kondisi nyaman, efektif dan efisien
berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling
c. Memberikan waktu khusus bagi guru bimbingan dan konseling untuk dapat
memberikan pelayanan kepada peserta didik secara klasikal
d. Mendorong dan memfasilitasi guru bimbingan dan konseling, Guru Mata
Pelajaran, dan Wali Kelas untuk berpartisipasi/berperan dalam upaya pelayanan
peminatan peserta didik, melalui kegiatan pembimbingan menemukan
ketertarikan minat untuk membuat essai
e. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi dan memperoleh
informasi tentang program pendidikan yang ada di satuan pendidikan, adanya
mata pelajaran wajib dan pilihan, serta upaya pengembangan program
pendidikan sesuai dengan bakat/minat/ kecenderungan peserta didik.
f. Mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami dan belajar keras
menjalani sistem dan jalur peminatan sesuai dengan kurikulum dan sistem
pembelajaran yang berlaku pada satuan pendidikan, melalui berbagai kegiatan
positif.

2. Guru Bimbingan dan Konseling


Sebagai pihak yang paling bertanggungjawab dalam penyelenggaraan layanan yang
berfokus pada kebutuhan peserta didik guru bimbingan dan konseling atau
konselor berperan :
a. Merealisasikan kebutuhan peserta didik dengan berbagai layanan, berbekal
data dan informasi tentang diri pribadi peserta didik asuhnya
b. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan/atau wali kelas untuk
tersedianya secara lengkap nilai-nilai hasil belajar peserta didik, dan tampilan
lain peserta didik untuk memberikan rekomendasi secara obyektif (terlampir
format lampiran)
c. Memberikan pelayanan kepada peserta didik, melalui kegiatan berkenaan
dengan:
1) Informasi satuan pendidikan yang sedang dijalani peserta didik.
2) Informasi profile mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan dan
pilihan yang dapat dipilih oleh peserta didik dalam rangka penyelesaian
studi pada SMA yang sedang ditempuh, dan pendidikan lanjutannya,
terutama berkenaan dengan arah minat dan studi lanjut
3) Informasi pekerjaan/karir sesuai dengan tingkat arah peminatan peserta
didik, terutama peminatan vokasional
4) Pemberian materi pelayanan yang dilaksanakan guru bimbingan dan
konseling atau konselor terhadap peserta didik, termasuk di dalamnya
penerapan strategi BMB3 dan kemungkinan dilaksanakannya layanan

67
konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang
relevan.
d. Menyelenggarakan instrumentasi dan mengolah data tentang aspek-aspek
dasar arah peminatan serta mempertimbangkan penggunaan hasil-hasilnya
dalam rangka layanan peminatan studi peserta didik terutama dalam
penempatan arah dan jalur peminatan studi peserta
e. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi dan didik,
melalui kegiatan memperoleh informasi tentang pilihan mata pelajaran, arah
pekerjaan/karir, dan pendidikan lanjutan (peminatan akademik, vokasional,
dan studi lanjutan) yang dapat dipilih oleh peserta didik mengacu pada bakat/
minat/ kecenderungan peserta didik, serta materi, prosedur, dan mekanisme
pelayanan arah peminatan studi peserta didik, melalui kegiatan
f. Berkonsultasi dengan Kepala Satuan Pendidikan tentang keseluruhan upaya
pelayanan peminatan peserta didik dan hasil- hasilnya disertai fasilitas yang
diperlukan, melalui kegiatan

3. Wali kelas atau Guru Mata Pelajaran


Sebagai pihak yang sangat bertanggungjawab atas kesuksesan peserta didik
untuk menyelesaikan capaian pembelajaran pada fase secara keseluruhan,
termasuk arah minat dan studi lanjut, kenyamanan dalam belajar, guru mata
pelajaran dan wali kelas berperan :
a. Menginformasikan kepada peserta didik berbagai aspek pokok tentang
kurikulum dan mata pelajaran, proses pembelajaran, dan peraturan yang
berlaku pada satuan pendidikan, termasuk di dalamnya jadwal pelajaran dan
disiplin kelas serta ketercapain
b. Bekerjasama dengan guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya demi
kesuksesan peserta didik menjalani proses pembelajaran dan pengembangan
diri, termasuk di dalamnya pelayanan peminatan studi peserta didik

4. Orangtua
Orangtua sangat berkepentingan pada kemandirian, kebahagiaan dan kesuksesan
anaknya, oleh karena itu orangtua berperan :
a. Berusaha memperoleh informasi dan berkonsultasi tentang
bakat/minat/kecenderungan peserta didik serta kemungkinan kecocokan
dengan aspek-aspek pilihan yang ada pada program pendidikan yang dijalani
peserta didik, baik dari kepala sekolah, maupun dari guru bimbingan dan
konseling atau konselor dan pihak-pihak lain (seperti wali kelas dan guru mata
pelajaran)
b. Memberikan dorongan dan fasilitas yang memadai kepada peserta didik
searah dengan pilihan minat dalam menjalani pendidikannya

68
5. Peserta didik
sebagai subjek dalam proses pembelajaran maka peserta didik sudah semestinya
turut bekerjasama dengan semua pihak yang terlibat agar tercapai tujuan
pendidikan dengan sempurna.

Teknologi Informasi Pada Layanan Bimbingan Dan Konseling

Penggunaan media dan teknologi informasi di masa ini menjadi sebuah keniscayaan.
Disaat teknologi begitu maju dan berkembang sangat cepat, lajunya informasi tak
dapat terbendung lagi. Semua informasi akan sangat mudah sampai dan diterima oleh
pengguna media yang terhubung dengan jaringan internet. Hal ini tentunya sangat
membantu memudahkan dalam mendapatkan pengetahuan yang terkini tanpa harus
menunggu waktu yang lama.

Namun disisi lain jika tidak ada edukasi yang positif akan memberikan dampak buruk
pada pengguna informasi tersebut. Guru bimbingan dan konseling berdiri di garda
terdepan untuk memberikan edukasi tersebut. Guru bimbingan dan konseling harus
dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai manfaat baik
teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Untuk dapat memberikan
pemahaman tersebut tentunya guru bimbingan dan konseling harus memiliki dasar
keilmuan yang memadai dalam hal teknologi informasi. Guru dituntut belajar untuk
menggunakan teknologi ini dalam berbagai apikasi atau platform untuk dapat
mengimbangi kemajuan teknologi informasi ini. Melalui teknologi informasi ini guru
bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan yang dilakukan secara online.
Disamping memberikan edukasi kepada pesera didik, guru dapat memanfaatkan
teknologi ini untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling. Beragam model
pelaksanaan pelayanan melalui media online akan memberikan inspirasi terbaik untuk
guru lainnya. Kreativitas dalam menggunakan media digital menjadi tantangan
tersendiri bagi guru untuk terus belajar dan memutakhirkan kompetensi digitalnya.

Digitalisasi pelayanan menjadi sebuah keniscayaan dalam pelaksanaan bimbingan dan


konseling di sekolah. Bukan hanya dimasa pandemic saja. Namun di era kenormalan
baru, disaat sekolah telah membuka pembelajaran tatap muka langsung, penggunaan
media digital untuk pemberian pelayanan bimbingan dan konseling akan sangat
membantu dan memudahkan baik bagi guru maupun peserta didik. Oleh karenanya
guru bimbingan dan konseling harus meningkatkan kompetensi diri untuk
mengimbangi perkembangan teknologi dan komunikasi yang dapat memberi
kemudahan dan memperluas ruang gerak masyarakat dewasa ini. Artinya, hampir
sebagian besar aktivitas masyarakat tak lagi dibatasi ruang dan waktu, kapan dan di

69
mana saja. Tentu perkembangan ini, dapat membawa dampak yang positif dan
negatif. Untuk itu,agar tak terjebak pada penyalahgunaan penggunaannya, maka
teknologi informasi menjadi penting untuk dipelajari dan dikuasasi. Khususnya dalam
bidang bimbingan dan konseling.
1. Layanan Bimbingan dan Konseling melalui Media Pembelajaran Daring di Sekolah
Pembelajaran melalui media daring baik sinkronus maupun asinkronus sudah
menjadi moda penyampaian materi ajar di hampi skolah di seluruh wilayah
Indonesia. Berawal dari pandemic yang melanda seluruh warga negara di dunia, dan
berdampak kepada pemanfaatan teknologi untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan yang timbul sebagai akibatnya. Sektor pendidikan segera merespon
dengan cepat untuk tetap menyelenggarakan kegiatan pembelajaran meskipun tak
bisa bertatap muka.

Salah satu pelayanan di sekolah yang berperan dalam membantu optimalisasi


capaian pembelajaran peserta didik di sekolah adalah layanan bimbingan dan
konseling, turut mendesain bagaimana pelayanan yang dapat dilakukan dalam
interaksi berbatas ruang dan waktu namun dapat memberikan dampak yang positif
secara signifikan untuk perkembangan emosi dan capaian kemandirian peserta
didik. Pelayanan bimbingan dan konseling inspiratif dapat dilakukan melalui media
digital yang merupakan salah satu model pelayanan konseling dalam upaya
menunjukkan pelayanan yang menyesuaikan dengan minat para millenials yang
menjadi subjek dalam pelayanan. pelayanan model digital dilakukan dimana saja,
kapan saja asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet. Sebelum era
industri (2011) menggemparkan seluruh dunia, Moh. Surya (2006) telah
mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, interaksi
antara konselor dengan klien tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka
tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui
internet dalam bentuk ―cyber counseling‖. Meskipun pada saat itu media cyber
masih terbatas jenisnya, misalnya melalui email, website, video conference, atau
telepon

Layanan bimbingan dan konseling inspiratif diarahkan pada pemenuhan empat


komponen pelayanan bimbingan dan konseling yang selalu menyesuaikan dengan
kondisi di era digital saat ini. Menginspirasi dalam meminimalisasi peggunaan
kertas (paperless) dalam pengadministrasian, prinsip bimbingan dapat
dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, serta implementasi empat komponen
pelayanan: dasar, responsif, perencanaan individual dan peminatan serta dukungan
sistem yang akan berkerjasama dengan teknologi digital dalam pelaksanaannya.
Inspirasi media dan aplikasi yang akan digunakan akan terus berkembang dalam
perjalanannya.

70
2. Metode Penggunaan Teknologi Informasi
Dalam layanan bimbingan dan konseling teknologi informasi pada umumnya
digunakan dengan dua metode, yaitu:
a. Online
Jaringan internet dan perangkatnya (handphone, komputer dan laptop,
tablet/iphod, dll) menjadi dukungan utama untuk terselenggaranya layanan
secara online atau daring. Tanpa keduanya layanan ini tak dapat dilaksanakan,
sebaik apapun perencanaan yang telah dipersiapkan. Kegiatan pelayanan
bimbingan yang dilakukan secara langsung melalui jaringan internet ini sangat
membantu dan memudahkan disaat terkendala jarak dan waktu yang terbatas
untuk bertatap muka secara langsung atau peserta didik yang lebih suka
mengungkapkan perasaannnya melalui chatting. Dalam bimbingan dan konseling
hal ini dikenal dengan istilah e counseling.
Contohnya: pelayanan melalui chatting, web blog, email, video call, dan
lainnnya.
b. Offline
Layanan bimbingan dan konseling berbasis teknologi tetap dapat dilakukan
meskipun tidak terhubung dengan internet secara langsung. Sebelum
memberikan layanan guru bimbingan dan konseling dapat menyiapkan bahan
dan materi layanan yang kemudian dapat diberikan kepada peserta didik
melalui media lain yang tidak terhubung dengan internet, seperti video player,
bahan layanan dalam bentuk file yang memiliki tampilan menarik. Penggunaan
teknologi dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan mode offline (tidak
tersambung dengan ineternet maupun media komunikasi jarak jauh yang lain)
lebih pada pemanfaatan komputer sebagai media pengolah data serta alat
bantu dalam pelayanan bimbingan dan konseling misalnya dengan menggunakan
beberapa program komputer seperti microsoft power point, video player dan
beberapa media interaktif lain dalam melayani peserta didik. Selain itu,
beberapa program pengolah data seperti microsoft excel juga dapat dilakukan
dalam upaya memberikan layanan terbaik untuk peserta didik.

71
C. RENCANA OPERASIONAL (ACTION PLAN)

Bidang Kompone
Strategi Kela Evaluas Ekuivalen
Layana Capaian Layanan n Materi Metode Media
Layanan s i si
n Layanan
Peserta didik
dapat memahami,
menerima,
mengarahkan,
mengambil
keputusan, dan
merealisasikan
keputusannya
secara
Kartu
bertanggungjawa
minat, bakat, Diskusi , Tanda
b tentang Proses
Layanan Bimbinga dan kemampuan Brainstormin Pilihan,
Pribadi perkembangan XII Dan 2 Jam
Dasar n Klasikal arah Perguruan g dan tanya Link
aspek pribadinya Hasil
Tinggi jawab Media,
sehingga dapat
WA Web
mencapai
perkembangan
pribadinya secara
optimal dan
mencapai
kebahagiaan,
kesejahteraan
dan keselamatan
dalam

72
kehidupannya.

Menentukan
alternatif
Formulir
perencanaan
AAA
karier dengan Diskusi ,
manajeme Proses
mempertimbangk Layanan Bimbinga Manajemen Brainstormin
Karir XII n stress, Dan 2 Jam
an kemampuan, Dasar n Klasikal Stress g dan tanya
Link Hasil
nilai, persyaratan, jawab
Media,
peluang, dan
WA Web
ragam pendidikan
lanjutan
Peserta didik
dapat memahami,
menerima,
mengarahkan,
mengambil
keputusan, dan
Animasi,
merealisasikan Diskusi ,
6 Tingkatan kertas, Proses
keputusannya Layanan Bimbinga Brainstormin
Pribadi XII Stres dan sipdol dan Dan 2 Jam
secara Dasar n Klasikal g dan tanya
Mengatasinya whiteboar Hasil
bertanggungjawa jawab
d
b tentang
perkembangan
aspek pribadinya
sehingga dapat
mencapai
perkembangan

73
pribadinya secara
optimal dan
mencapai
kebahagiaan,
kesejahteraan
dan keselamatan
dalam
kehidupannya.
Peserta didik
dapat mengalami
pertumbuhan,
perkembangan,
eksplorasi,
Kartu
aspirasi dan
Tanda
pengambilan
Pilihan,
keputusan karir
Link
sepanjang Alternatif Diskusi ,
Media, Proses
rentang hidupnya Layanan Bimbinga Pilihan Karir Brainstormin
Karir XII WA Web, Dan 2 Jam
secara rasional Dasar n Klasikal Setelah Lulus g dan tanya
Video Hasil
dan realistis SMA-MA jawab
setiap
berdasarkan
Sub
informasi potensi
Pilihan
diri dan
Karir
kesempatan yang
tersedia di
lingkungan
hidupnya sehingga
mencapai

74
kesuksesan.
Memiliki perilaku
hidup hemat,
cerdas mengelola
keuangan dan
mengaplikasikann
ya dalam setiap
aspek kehidupan.
Menentukan
alternatif
Spidol,
perencanaan
sticky
karier dengan Diskusi ,
Kiat Sukses note, Link Proses
mempertimbangk Layanan Bimbinga Brainstormin
Karir XII Masuk Dunia Media, Dan 2 Jam
an kemampuan, Dasar n Klasikal g dan tanya
Kerja WA Web, Hasil
nilai, persyaratan, jawab
kartu
peluang, dan
Ranking
ragam pendidikan
lanjutan
Menentukan
alternatif
perencanaan
Spidol,
karier dengan Memilih Diskusi ,
sticky Proses
mempertimbangk Layanan Bimbinga Lembaga Brainstormin
Karir XII note, Link Dan 2 Jam
an kemampuan, Dasar n Klasikal Kursus/Pelatiha g dan tanya
Media, Hasil
nilai, persyaratan, n jawab
WA Web,
peluang, dan
ragam pendidikan
lanjutan

75
Peserta didik
dapat mengalami
pertumbuhan,
perkembangan,
eksplorasi,
aspirasi dan
pengambilan Kartu
keputusan karir Tanda
sepanjang Pilihan,
rentang hidupnya Link
secara rasional Media,
dan realistis WA Web,
berdasarkan Diskusi , Video
Proses
informasi potensi Layanan Bimbinga PTN, PTS dan Brainstormin setiap
Karir XII Dan 2 Jam
diri dan Dasar n Klasikal PTK g dan tanya Sub
Hasil
kesempatan yang jawab Pilihan
tersedia di Karir,
lingkungan Spidol,
hidupnya sehingga Kertas
mencapai Stiker,
kesuksesan. Stikinote
Memiliki perilaku dll
hidup hemat,
cerdas mengelola
keuangan dan
mengaplikasikann
ya dalam setiap
aspek kehidupan.

76
D. KEBUTUHAN ANGGARAN

NO URAIAN SPESIF VOLUM HARGA JUMLAH MANFAAT


KEGIATA IKASI E SATUAN
N/KEBUT
UHAN
1 ATK Kertas 4 rim Rp. 45.000 Rp. 180.000 Administra
HVS F4 si
(Dana 80 gr, kelancaran
BOS) 10 bln pelaksanaan
via BK
Komite
2 Media BK Papan
Lay. Via
(Dana bimbing 1 buah Rp.300.000 Rp. 300,000
media
BOS) an
3 Home
Visit, Tiap
2,5% x
bulan
501 Memahami
2,5% dari
siswa, 20 Kali/ kondisi
jumlah Rp. 50.000 Rp. 1,000,000
10 bulan siswa 77ocial
siswa (10
= 125 siswa
bulan)
siswa
(Dana
BOS)
4 Refill
tinta infus
2 set Rp. 100.000 Rp 800,000 Sda
(Dana
BOS)
Total Rp. 2.280.000

Terbilang : Dua Juta Dua Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah

77
BAB VI
EVALUASI, PELAPORAN, DAN TINDAK LANJUT

A. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan


konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
Tahap evaluasi program diarahkan pada rencana program, pelaksanaan dan hasil
yang dicapai. Oleh karena itu fokus evaluasi program adalah perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pelayanan yang diberikan.
Tujuan evaluasi bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan layanan bimbingan dan konseling dan mengetahui tingkat
ketercapaian tujuan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan yang
hasilnya berupa keputusan apakah suatu program dilanjutkan, direvisi sebelum
dilanjutkan, atau dihentikan.
Sedangkan fungsi evaluasi program di sekolah adalah :
1. Memberikan umpan balik kepada guru bimbingan dan konseling atau konselor
untuk memperbaiki atau mengembangkan program pelayanan selanjutnya; dan
2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran,
dan orangtua peserta didik tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau
tingkat ketercapaian tugas perkembangan peserta didik, agar secara
berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah

Ada 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil
penilaianproses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling
berlangsung. Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan
kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari
hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil
yang diacapi oleh peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan dan konseling.
Fokus penilaian dapat diarahkan pada berkembangnya :
1. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan
materi / topik / masalah yang dibahas
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah
yang dibahas
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka

78
mewujudkan upaya pengembangan/pengetasan masalah.

Lebih lanjut Badrujaman (2010:115) untuk menentukan efektivitas program


bimbingan pada aspek hasil adalah sebagai berikut :

Tabel 2
Kriteria keberhasilan program Bimbingan pada aspek hasil

KOMPONEN INDIKATOR KRITERIA

Hasil Tujuan Layanan tercapai Terdapat perbedaan pencapaian


kompetensi tujuan layanan sebelum
dan sesudah diberikan program
bimbingan

Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data

B. Pelaporan

1. Pengertian
Laporan adalahinformasi tertulis yang dimaksdukan sebagai bukti
pertanggung jawaban atas sesuatu penugasan. Dengan kata lain laporandapat
dikatakan sebagai suatu dokumen yang disampaikan atau menyampaikan
informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam
bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran atau tindakan yang akan
diambil.
2. Tujuan Penyusunan Laporan
Laporan disusun sebagai wujud pertanggungjawaban tugas yang diberikan dari
kepala sekolah. Disamping itu laporan juga bisa dijadikan bukti keterlaksanaan
suatu program, selain itu juga bisa dijadikan dasar guna perencanaan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjut.
3. Komponen Laporan
Komponen yang harus dijelaskan daam laporan pelaksanaan program pencapaian
layanan bimbingan dan konseling, antara lain :
• Jenis kegiatan layanan yang dilakukan
• Waktu Pelaksanaan kegiatan
• Sasaran kegiatan
• Hasil yang dicapai didasarkan pada hasil penilaian proses dan hasil

79
• Analisis hasil penilaian proses dan hasil
• Rencana tindak lanjut, serta
• Faktor-faktor yang menunjang dan/ atau menghambat pelaksanaan
kegiatan

C. Tindak Lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program


dilakukan. Kegiatan tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti kegiatan pelayanan yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini
sebagai upaya menuntaskan bantuan, perbaikan dan atau pengembangan program
BK pada tahun pelajaran berikutnya.
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dalam
evaluasi program, maka guru BK : (1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah,
kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai; (2)
mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program..-

80
BAB V
P E N U T U P

Demikianlah program kerja ini kami susun dengan harapan dapat dijadikan pedoman
bagi setiap personil penyelenggaraan Bimbingan Konseling tahun pelajaran
2023/2024. Berhasil tidaknya pelaksanaan program kerja ini tidak semata-mata
tergantung pada biaya, sarana dan alat-alat perlengkapan material yang cukup, serta
fasilitas yang tersedia tetapi terutama tergantung kepada faktor-faktor
manusia/para pelaksananya, khususnya dedikasi dan semangat pengabdian kepada
tugas negara yang dibebankan pada masing-masing individu.

Berdasarkan hal tersebut maka marilah kita tingkatkan dedikasi dan semangat yang
tinggi kepada negara dan bangsa kita yang sedang giat melaksanakan pembangunan
nasional ini.

Akhirnya atas segala kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam penyusunan
program ini, kami mohon maaf dan dengan segala keterbukaan kami harapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan program ini.

Semoga program kerja ini dapat mendekati sasaran maupun tujuannya serta
bermanfaat bagi kita semua, Amien …

Padang, 26 Mei 2023


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Pemnimbing

April Chan, M.Pd Siska Dwi Yani, S.Pd


NIP. 370 03 73 NIP. 111 10 16

81

Anda mungkin juga menyukai