Pendahuluan
Masa muda merupakan masa yang penuh dengan imajinasi serta
daya kreasi tinggi, tak terkecuali pada anak-anak Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Kreativitas sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepekaan terhadap estetika dan artistik yang nantinya akan
menimbulkan sikap kritis, kreatif dan apresiatif pada kepribadian
siswa/i keseluruhan.
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Senin
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan
Konseling tahun pelajaran 2022/2023.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan
dan konseling pada pendidikan dasar menyebutkan bahwa “komponen layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan
peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem”.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru bimbingan dan konseling perlu menyusun program guna
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini didahului dengan menyusun angket
kebutuhan yang telah disesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik dan pihak lain yang terkait.
Kami berharap program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan
Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program Bimbingan dan Konseling
yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang membantu mudah-
mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan mendapat imbalan
yang jauh lebih baik dari Allah Yang Maha Kuasa. Amin
Balangdatu, 1 Agustus 2022
Hormat Kami
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .......................................................................................................... iii
Kata Pengantar .......................................................................................................... v
Daftar Isi ..................................................................................................................... vii
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan
potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah,
pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus
pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan
kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada
mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta
didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya
mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh UPT SMP
Negeri 4 Mappaksunggu memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal.
Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat
kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah,
penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir,
dan lain-lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak persiapan
menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam
skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif seringkali
memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah.
Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan
dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata
diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah.
Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk
dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni
dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di UPT SMP Negeri 4
Mappakasunggu dapat dikatakan cukup baik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar
orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan kesediaan untuk
turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing.
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Walaupun dari segi daya dukung sarana dan prasarana
yang dimiliki UPT SMP Negeri 4 Mappakasunggu memiliki fasilitas yang terbatas untuk
menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah
kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
B. DASAR HUKUM
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah.
2. Konselor sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1
angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah
termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang
menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan
konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau
lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud
dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian,
pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 (seratus
lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka
terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan
memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5)
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban
kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang Konseli dan paling banyak 250
dua ratus lima puluh) orang Konseli per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan
bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang
berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan Nomor 70 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok
peminatan, lintas minat atau pendalaman minat.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan
konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang
mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c)
layanan responsif; dan (d) layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan
konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidangan layanan belajar, (c)
bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir
9. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMP, 2016, Dirjen
Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMP ini dapat memfasilitasi guru
BK / Konselor dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan
menindaklanjuti layanan bimbingan dan konseling
C. VISI DAN MISI
Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling UPT SMP Negeri 4 Mappakasunggu
Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya layanan bimbingan dan
konseling yang profesional dalam memfasilitasi perkembangan peserta
didik/konseli menuju pribadi unggul dalam imtak, iptek, tangguh, mandiri dan
bertanggung jawab
Misi
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta
didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia
usaha dan industri, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
D. RUMUSAN KEBUTUHAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk
prilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan
konseling. Berikut rumusan tujuannya
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
Memiliki Kesadaran untuk selalu Peserta didik/konseli memiliki Kesadaran untuk
bersyukur pada Tuhan YME selalu bersyukur pada Tuhan YME
Memiliki berprilaku sopan dan santun Peserta didik/konseli memiliki berprilaku sopan
dalam kehidupan dan santun dalam kehidupan
Memahami etika pergaulan teman Peserta didik/konseli dapat memahami etika
sebaya pergaulan teman sebaya
Memilki kesadaran untuk mematuhi tata Peserta didik/konseli memilki kesadaran untuk
tertib di sekolah mematuhi tata tertib di sekolah
PRIBADI Memiliki kesadaran untuk menjauhi Peserta didik/konseli memiliki kesadaran untuk
perbuatan menyontek menjauhi perbuatan menyontek
Dapat mengendalikan ketergantungan Peserta didik/konseli dapat mengendalikan
pada game/games online ketergantungan pada game/games online
Mudah memberi maaf terhadap orang Peserta didik/konseli mampu memberi maaf
lain terhadap orang lain
Memiliki rasa percaya diri Peserta didik/konseli memiliki rasa percaya diri
Dapat mengendalikan emosi Peserta didik/konseli dapat mengendalikan emosi
Mengetahui cara mengeksplorasi bakat Peserta didik/konseli dapat mengetahui cara
secara mandiri mengeksplorasi bakat secara mandiri
Memiliki kesehatan jasmani dan rohani Peserta didik/konseli memiliki kesehatan jasmani
yang baik dan rohani yang baik
Memiliki keluarga yang harmonis Peserta didik/konseli memiliki keluarga yang
harmonis
Dapat menyelesaikan masalah dengan Peserta didik/konseli dapat menyelesaikan
kekeluargaan masalah dengan kekeluargaan
Dapat menjadi pribadi yang mandiri Peserta didik/konseli dapat menjadi pribadi yang
mandiri
Mengatur waktu penggunaan pada Peserta didik/konseli dapat mengatur waktu
media sosial (medsos) penggunaan pada media sosial (medsos)
Mengendalikan ketergantungan pada Peserta didik/konseli mampu mengendalikan
handhone ketergantungan pada handhone
Merasa nyaman,aman tinggal di rumah Peserta didik/konseli memiliki rasa nyaman,aman
sendiri tinggal di rumah sendiri
Memperoleh perhatian orang tua yang Peserta didik/konseli memperoleh perhatian
cukup orang tua yang cukup
Melakukan 3 kata penting dalam Peserta didik/konseli mampu melakukan 3 kata
pergaulan penting dalam pergaulan
Memiliki pemahaman tentang kenakalan Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
remaja dan dapat menjauhinya tentang kenakalan remaja dan dapat menjauhinya
Dapat menghargai setiap perbedaan Peserta didik/konseli dapat menghargai setiap
pendapat perbedaan pendapat
Mampu menyelesaikan konflik pribadi Peserta didik/konseli mampu menyelesaikan
konflik pribadi
Mampu menjaga persahabatan dengan Peserta didik/konseli mampu menjaga
baik persahabatan dengan baik
Memiliki pemahaman dan mampu Peserta didik/konseli memiliki pemahaman dan
melawan tindakan bullying mampu melawan tindakan bullying
Mudah bergaul dengan teman di sekolah Peserta didik/konseli dapat mudah bergaul
dengan teman di sekolah
SOSIAL Memiliki pemahaman terhadap Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
kesehatan produksi terhadap kesehatan produksi
Memahami dampak positif dan negatif Peserta didik/konseli dapat memahami dampak
dari pacaran positif dan negatif dari pacaran
Memiliki keterbukaan dalam Peserta didik/konseli memiliki keterbukaan dalam
membicarakan masalah seks secara membicarakan masalah seks secara positif
positif
Memiliki rasa percaya diri bergaul Peserta didik/konseli memiliki rasa percaya diri
dengan lawan jenis bergaul dengan lawan jenis
Memiliki keberanian bertanya dan Peserta didik/konseli memiliki keberanian
menjawab di kelas bertanya dan menjawab di kelas
Memiliki pemahaman terhadap Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
pemanasan global dan mensikapinya terhadap pemanasan global dan mensikapinya
Memiliki pemahaman tentang obat-obat Peserta didik/konseli memiliki pemahaman
terlarang dan dapat menjauhinya tentang obat-obat terlarang dan dapat
menjauhinya
BELAJAR Mengetahu cara memilih lembaga Peserta didik/konseli dapat mengetahui cara
bimbingan belajar yang baik memilih lembaga bimbingan belajar yang baik
Memiliki semangat belajar Peserta didik/konseli memiliki semangat belajar
yang tinggi
Mengetahui cara meraih prestasi belajar Peserta didik/konseli dapat mengetahui cara
disekolah meraih prestasi belajar disekolah
Memahami gaya belajar dan strategi Peserta didik/konseli dapat memahami gaya
yang sesuai dengannya belajar dan strategi yang sesuai dengannya
Kemudahan dalam memahami pelajaran Peserta didik/konseli memiliki Kemudahan dalam
memahami pelajaran
Memiliki kebiasaan untuk belajar Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan untuk
kelompok dengan baik belajar kelompok dengan baik
Menemupkan cara belajar yang baik dan Peserta didik/konseli dapat menemukan cara
efektif belajar yang baik dan efektif
Memiliki semangat belajar di rumah Peserta didik/konseli memiliki semangat belajar di
sendiri rumah sendiri
Memiliki kesadaran untuk belajar dengan Peserta didik/konseli memiliki kesadaran untuk
disiplin belajar dengan disiplin
Kesadaran orang tua untuk peduli pada Peserta didik/konseli memiliki orang tua yang
kegiatan belajar anaknya peduli pada kegiatan belajar anaknya
Mampu membuat peta pikiran (mind Peserta didik/konseli mampu membuat peta
mapping) untuk meningkatkan prestasi pikiran (mind mapping) untuk meningkatkan
prestasi
Mengenal macam-macam kecerdasan Peserta didik/konseli dapat mengenal macam-
dalam belajar macam kecerdasan dalam belajar
Memahami cara kerja otak kiri dan otak Peserta didik/konseli dapat memahami cara kerja
KARIR kanan otak kiri dan otak kanan
Memiliki sikap hemat Peserta didik/konseli memiliki sikap hemat dalam
hidup
Memiliki kebiasaan menabung Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan
menabung
Dapat menyalurkan bakat dan minat Peserta didik/konseli dapat menyalurkan bakat
dan minat
Mengetahui prospek karis setiap mata Peserta didik/konseli dapat mengetahui prospek
pelajaran karis setiap mata pelajaran
Mengetahui jenis-jenis profesi yang ada Peserta didik/konseli dapat mengetahui jenis-jenis
di masyarakat profesi yang ada di masyarakat
E. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli
yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka.
Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan
dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan
eksplorasi karir. Layanan dasar pada sekolah menengah pertama dilaksanakan dalam aktivitas
yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok,
bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui media
adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru mata
pelajaran yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, layanan bimbingan
klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta
didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara
aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik dan kotak
masalah. Pada konteks layanan responsif di sekolah menengah pertama, guru bimbingan dan
konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga
dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk
memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta
didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi
seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta
didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di sekolah
menengah pertama.
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil
tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan perencanaan
individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan dan
meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak
peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah.
Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui secara berkala dan
didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas
layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik
dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok,
bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi.
Aktivitas peminatan dan perencanaan individual di sekolah menengah pertama terintegrasi
dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat
menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling
atau konselor dapat memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir
dalam pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara
tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1)
administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen,
kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat
evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2)
kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi
sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai
dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya
tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi
sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling
dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan
daring.
Berdasarkan kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen program adalah
sebagai berikut :
F. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang
perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal
dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) memahami
potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis,
(2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3)
menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati
terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3)
menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang
berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara
bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang
saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan
mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan,
dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan
meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi
dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis
berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
(1) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
(2) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
(3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir
(4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
(5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik
dan kesempatan karir
(7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di
masyarakat
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki -
perempuan.
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
LAYANAN
Memiliki Kesadaran untuk Peserta didik/konseli memiliki Dahsyatnya keutamaan
selalu bersyukur pada Kesadaran untuk selalu bersyukur
Tuhan YME bersyukur pada Tuhan YME
Memiliki berprilaku sopan Peserta didik/konseli memiliki Sikap sopan santun dalam
dan santun dalam berprilaku sopan dan santun kehidupan
kehidupan dalam kehidupan
Memahami etika pergaulan Peserta didik/konseli dapat Etika pergaulan dengan teman
teman sebaya memahami etika pergaulan sebaya
teman sebaya
Memilki kesadaran untuk Peserta didik/konseli memilki Tata tertib sekolah
mematuhi tata tertib di kesadaran untuk mematuhi tata
sekolah tertib di sekolah
PRIBADI Memiliki kesadaran untuk Peserta didik/konseli memiliki Menyontek, penyebab dan
menjauhi perbuatan kesadaran untuk menjauhi solusinya
menyontek perbuatan menyontek
Dapat mengendalikan Peserta didik/konseli dapat Dampak game online
ketergantungan pada mengendalikan ketergantungan
game/games online pada game/games online
Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari
hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian
Konseli. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
(b) Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas
perkembangan atau standar kompetensi kemandirian Konseli
(c) Komponen layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3)
peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan system
(d) Strategi layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen
layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat
dilaksanakan adalah bimbingan
(e) Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
(f) Materi,
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
(g) Metode,
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
(h) Alat/media,
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas
kerja dan sebagainya.
(i) Evaluasi,
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan
layanan.
(j) Ekuivalensi,
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah
jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111 Tahun 2014 tentang
PRIBADI
Peserta didik/konseli memiliki VII Dahsyatnya
Bimbingan Ceramah Slide Power Proses dan
Kesadaran untuk selalu bersyukur Dasar VIII keutamaan 2 Jam
Klasikal Diskusi Point Hasil
pada Tuhan YME IX bersyukur
VII
Peserta didik/konseli memiliki Sikap sopan
Bimbingan VIII Ceramah Slide Power Proses dan
berprilaku sopan dan santun Dasar santun dalam 2 Jam
Klasikal IX Diskusi Point Hasil
dalam kehidupan kehidupan
Disesuaikan Disesuaikan
VII Menjaga dengan dengan
Peserta didik/konseli memiliki Konseling Proses dan
Responsif VIII keharmonisan pendekatan pendekatan 2 Jam
keluarga yang harmonis Individu Hasil
IX keluarga yang yang
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat VII Menyelesaikan dengan dengan
Konseling Proses dan
menyelesaikan masalah dengan Responsif VIII masalah dalm pendekatan pendekatan 2 Jam
Individu Hasil
kekeluargaan IX keluarga yang yang
digunakan digunakan
VII
Peserta didik/konseli dapat Bimbingan Mandiri di usia Ceramah, Slide Power Proses dan
Dasar VIII 2 Jam
menjadi pribadi yang mandiri Klasikal remaja Diskusi Point Hasil
IX
Disesuaikan Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat VII Cara bergaul dengan dengan
Konseling Proses dan
mudah bergaul dengan teman di Responsif VIII dengan teman di pendekatan pendekatan 2 Jam
Individu Hasil
sekolah IX sekolah yang yang
digunakan digunakan
Disesuai-kan Disesuai-kan
Peserta didik/konseli dapat Cara memilih
VII dengan dengan
mengetahui cara memilih Bimbingan lembaga Proses dan
Dasar VIII pendeka-tan pendeka-tan 2 Jam
lembaga bimbingan belajar yang kelompok bimbingan belajar Hasil
IX yang yang
baik yang baik
digunakan digunakan
Disesuai-kan Disesuaikan
VII dengan dengan
Peserta didik/konseli memiliki Konseling Menumbuhkan Proses dan
Responsif VIII pendeka-tan pendekatan 2 Jam
semangat belajar yang tinggi Individu semangat belajar Hasil
IX yang yang
digunakan digunakan
Disesuai-kan Disesuai-kan
Peserta didik/konseli memiliki VII Cara mudah dengan dengan
Konseling Proses dan
Kemudahan dalam memahami Responsif VIII memahami pendeka-tan pendeka-tan 2 Jam
Individu Hasil
pelajaran IX pelajaran yang yang
digunakan digunakan
Setelah membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun, kemudian
mendistribusikan komponen layanan dan strategi kegiatan dalam porgam semesteran dalam
bentuk yang lebih rinci.
Terdapat beberapa komponen dalam program semeseteran, yaitu :
1. Bulan dan komponen program
2. Layanan Dasar
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema layanan dalam komponen layanan dasar,
seperti bimbingan klasikal dengan tema yang sudah dibuat dalam rencana kegiatan
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema dalam komponen layanan perencanaan
individual misalnya bimbingan klasikal dengan tema memilih sekolah lanjutan di tingkat
SMA/SMK - MA/MAK
4. Layanan Responsif
Berisi strategi layanan dan topik/tema (bila ada) dalam komponen layanan responsif,
misalnya : konseling kelompok dengan tema/topik “3 Kata Penting dalam Pergaulan”
5. Dukungan sistem
Berisis tentang strategi kegiatan dalam dukungan sistem seperti pengembangan jejaring,
kegiatan manajemen dan PKB
Berikut program semesteran dalam bentuk yang lebih rinci, baik semester ganjil maupun
semester genap :
( Dicetak dari Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik yang sudah diisi dan diolah )
A. PROGRAM SEMESTER GANJIL
Berikut program semester ganjil dalam bentuk yang lebih rinci :
NIP.197011122009031001 NIP.-
B. PROGRAM SEMESTER GENAP
Terentaskannya masalah
5. Advokasi Pengentasan konseli yang terkait dengan VIII
pihak lain agar hak-hak
konseli tetap terlindungi
Terselenggaranya layanan
6. Konseling
Pengentasan Bimbingan dan Konseling VIII
elektronik
yang lebih efektif
Tertampungnya masalah
7. Kotak masalah Pengentasan peserta didik/konseli yang VIII
introvert
3 PEMINATAN DAN
PERENC.
INVIDIVUAL
DUKUNGAN
4 SISTEM
a. Melaksanakan
Pengumpulan data dan Jan-
dan menindaklanjuti VIII
kebutuhan peserta didik Jun
assesmen
Mengetahui langsung
Jan-
b. Kunjungan rumah kondisi peserta didik di VIII
Jun
lingkungan rumah
c. Menyusun dan
Pertanggungjawaban
melaporkan Jan-
kinerja kepada kepala VIII
program bimbingan Jun
sekolah
dan konseling
Penilaian ketercapaian
d. Membuat Jan-
program layanan VIII
evaluasi Jun
bimbingan dan konseling
e. Melaksanakan
administrasi Bukti fisik pelaksanaan Jan-
VIII
bimbingan dan bimbingan dan konseling Jun
konsleing
f. Pengembangan
Pengembangan diri / Jan-
keprofesian VIII
profesi Jun
konselor
C. RENCANA PROGRAM LAYANAN BK (KLASIKAL, KELAS BESAR/LINTAS KELAS, KELOMPOK, DAN
INDIVIDU)
SEMESTER
GANJIL - GENAP
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan
potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang
bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah
merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi
individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling
saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta
didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya
mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh MTsN 3 Garut
memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal,
problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa
diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri
dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-
lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak
persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang
terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif
seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di
sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya
instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata
diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di
sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki
potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat
dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di MTsN 3
Garut dapat dikatakan cukup baik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar orang
tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan kesediaan untuk
turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing.
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan
prasarana yang dimiliki, MTsN 3 Garut memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang
kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan
intra maupun ekstrakurikuler.
B. Tujuan Pelaporan
1. Memberikan informasi perkembangan kemajuan, dinamika permasalahan dan
keunggulan serta capaian akhir program bimbingan dan konseling kepada seluruh
pihak yang terlibat dan berkepentingan
2. Menyediakan mekanisme umpan balik bagi pihak yang terlibat dan berkepentingan
terhadap program bimbingan dan konseling dalam rangka modifikasi dan
pengembangan
3. Memberikan jaminan akuntabilitas kepada publik bahwa progam bimbngan dan
konseling yang telah dilaksanakan dan dievaluasi telah memenuhi prinsip program
yang efektif, efesien dan berkualitas.
BAB 2
PELAKSANAAN
5. Evaluasi
b. Hasil Keseimpulan siswa 97,9 % siswa mendekati setuju dengan materi belajar
efektif dan efesien
6. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
Siswa masih menganggap bahwa Layanan yang diberikan BK
tidak terlalu penting karena tidak masuk PAS/PAT
7. Alternatif Solusi Untuk hambatan pertama Guru BK harus mencari Jenis layanan
lain yang dapat mencakup seluruh siswa tanpa harus masuk kelas
dengan menggunakan media leaflet atau papan bimbingan
Untuk hambatan kedua Guru BK melakukan sosialisasi
berkelanjutan dengan mengajak siswa mengobrol ketika mereka
datang ke perpustakaan
8. Rencana Tindak Membuat media layanan BK
Lanjut
5. Evaluasi
d. Hasil Keseimpulan siswa 100 % siswa setuju dengan materi Stop Bullying
6. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
Masih ada siswa yang menganggap apa yang dilakukan itubukan
pembullyian melainkan hanya bercanda.
7. Alternatif Solusi Untuk hambatan pertama Guru BK harus mencari Jenis layanan
lain yang dapat mencakup seluruh siswa tanpa harus masuk kelas
dengan menggunakan media leaflet atau papan bimbingan
Untuk hambatan kedua siswa akan menerima konseling individu
mengenai hal itu (terampir)
Kelas :8
Tahun : 2018/2019
Jangka waktu Evaluasi: 2 (dua) semester
1. Layanan yang Bimbingan Klasik
dilaksanakan
5. Evaluasi
b. Hasil Keseimpulan siswa 97,9 % siswa mendekati setuju dengan materi belajar
efektif dan efesien
6. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
Siswa masih menganggap bahwa Layanan yang diberikan BK
tidak terlalu penting karena tidak masuk PAS/PAT
7. Alternatif Solusi Untuk hambatan pertama Guru BK harus mencari Jenis layanan
lain yang dapat mencakup seluruh siswa tanpa harus masuk kelas
dengan menggunakan media leaflet atau papan bimbingan
Untuk hambatan kedua Guru BK melakukan sosialisasi
berkelanjutan dengan mengajak siswa mengobrol ketika mereka
datang ke perpustakaan
5. Evaluasi
d. Hasil Keseimpulan siswa 100 % siswa setuju dengan materi Stop Bullying
6. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
Masih ada siswa yang menganggap apa yang dilakukan itubukan
pembullyian melainkan hanya bercanda.
7. Alternatif Solusi Untuk hambatan pertama Guru BK harus mencari Jenis layanan
lain yang dapat mencakup seluruh siswa tanpa harus masuk kelas
dengan menggunakan media leaflet atau papan bimbingan
Untuk hambatan kedua siswa akan menerima konseling individu
mengenai hal itu (terampir)
2. Bimbingan Kelompok
Kelas : 7, 8 dan 9
Tahun : 2018/2019
Jangka waktu Evaluasi: 2 (dua) semester
1. Layanan yang Bimbingan Kelompok
dilaksanakan
3. Peserta didik
yang megikuti
layanan
5. Evaluasi
6. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
Mengkondisikan peserta didik yang berbeda kelas dan jenjang
sehingga banyak diantara kelas 7 yang banyak diam dan kelas 8
banyak melakukan kegaduhan.
7. Alternatif Solusi Untuk hambatan pertama Guru BK harus mencari Jenis layanan
lain yang dapat mencakup seluruh siswa tanpa harus masuk kelas
dengan menggunakan media leaflet atau papan bimbingan
Untuk hambatan kedua Guru BK melakukan sosialisasi
berkelanjutan dengan mengajak siswa mengobrol ketika mereka
datang ke perpustakaan
Kelas : 7, 8 dan 9
Tahun : 2018/2019
Jangka waktu Evaluasi: 2 (dua) semester
1. Layanan yang Bimbingan Kelompok
dilaksanakan
3. Peserta didik
yang megikuti Siska Dela 8c
layanan Nanda 8D
Nurjanah
Shofi Yani 7d
Liah Musfiroh 7c
Hawania N.F 8a
Mila A. 8B
Chelsea aulia S. 7B
Siti Awaliyah 7B
Wulan Sabit 7a
Siska Aprilia 7a
4. Deskripsi Layanan Bimbingan Kelompok dilakukan
pelaksanaan menyampaikan tujuan dari bimbingan kelompok serta menanyakan
Layanan kesiapan peserta didik setelah itu masuk ke tahap peralihan dimana
peserta didik diberi kesempatan membuat kelompok setelah itu
melaksanakan kegiatan inti berupa penyampaian materi,
menanyakan perasaan dan hal apa saja yang didapat serta
menanyakan adakah hal baru yang didapat
5. Evaluasi
6. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
4. Konseling Kelompok
Kelas : 7, 8 dan 9
Tahun : 2018/2019
Jangka waktu Evaluasi: 2 (dua) semester
1. Layanan yang Konsleing Kelompok
dilaksanakan
2. Materi/Topik
Permasalahan Tidak betah dikelas karena teman-temannya sering berisik ketika KBM
5. Evaluasi
6. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
Karena bersifat insidental guru BK suka lupa memberikan
lembar Instrumen Kepuasan konseli terhadap konseling
kelompok
7. Alternatif Solusi Untuk hambatan pertama Guru BK harus mencari Jenis layanan
lain yang dapat mencakup seluruh siswa tanpa harus masuk kelas
dengan menggunakan media leaflet atau papan bimbingan
Untuk hambatan kedua Guru BK memberikan instrumen susulan
kepada siswa
8. Rencana Tindak Konseling Individu, hafalan (dilampirkan) dan surat perjanjian
Lanjut
5. Konseling Individu
Kelas : 7, 8 dan 9
Tahun : 2018/2019
Jangka waktu Evaluasi: 2 (dua) semester
1. Layanan yang Konseling Individu
dilaksanakan
2. Materi/Topik
Permasalahan Membawa Hp kesekolah
Rambut dicat merah
Kabur ketika KBM berlangsung
Kabur ketika KBM berlangsung
Dibullyi secara fisik dan verbal
Pilihan ekstra yang cocok
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Sering Melamun dan menurut pernyataan temannya sering berbicara
sendiri
Temannya selalu ingin menang sendiri
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Membully (verbal) teman sekelasnya
Sering diejek oleh teman kelasnya
Terdapat Video Porno di HP peserta didik
Membawa Hp kesekolah
Mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari temannya berupa
mengoleskan tip-x ke muka dan rambut. Serta sering disuruh beli jajan
ketika KBM berlangsung bahkan dengan memakai uang nya sendiri
Merasa tidak betah dengan kondisi kelas sekarang ingin pindah kelas
Melanggar peraturan sekolah
Tidak betah berada dikelas karena sering mendapat gangguan dari
teman kelasnya
Masalah keluarga
Selinda menjadi tertuduh kasus pencurian dikelas 7c
Cara menghadapi teman yang sering meremahkanmya
Sering Alpa
Meminta bantuan kepada Guru BK karena memiliki masalah dengan
guru Mapel yang berawal dari salah paham
Sering Bolos sekolah
Membawa Hp kesekolah
Masalah keluarga
Belajar Membaca
Belajar Membaca
Belajar Membaca
Ingin keluar sekolah karena ingin menikah
Belajar Membaca
Belajar Membaca dan evaluasi penyaluran ke ekstra IRMAS dan
PADUS
Ingin keluar sekolah karena ingin menikah
Belajar Membaca
Masalah dengan Kakak Kelas
Dampak negatif dari pacaran berlebihan
Sering diejek oleh teman kelasnya
Ingin curhat tentang temannya yang masih suka mengejeknya
Mendapat perlakuan tidak menyenangkan daritemannya yaitu diolesi
solar pada bagian matanya
Sering tidak membawa Alquran ke sekolah
Menyentuh daerah vital perempuan (menurutnya tidak sengaja)
Disentuh bagian dadanya
Merokok dibelakang SD ketika Upacara Sedang berlangsung
Main diluar lingkungan sekolah Ketika KBM berlangsung
Main diluar lingkungan sekolah Ketika KBM berlangsung
Main diluar lingkungan sekolah Ketika KBM berlangsung
Main diluar lingkungan sekolah Ketika KBM berlangsung
Sering menganggu teman dengan sebutan yang tidak pantas
Putri mengeluhkan di kelas dijauhi teman-temannya dan sering diberi
di ejek dengan sebutan yang tidak pantas.
Sering menganggu teman dengan sebutan yang tidak pantas
Ingin Sekolah di Luar Cisewu
Ingin mendapat beasiswa ketika masuk SMA
Memantapkan akan melanjutkan ke MAN 1 Garut
Pacaran dilingkungan sekolah
Memberikan brousur MAN 1 Garut untuk persiapan memenuhi
persyaratn dll.
Melanjutkan sekolah tapi tidak punya biaya
Kabur ketika KBM berlangsung
Kabur ketika KBM berlangsung
Sering Bolos
3. Peserta didik
yang megikuti
layanan
4. Deskripsi Layanan Konseling Individu pada awal konseling guru BK
pelaksanaan membangun attending teknik yang digunakna ada teknik directive,
Layanan non-directive dan eklektif. Pada pertangah konsleing Guru BK
menggunakan empati, dorongan minimal dan teknik-teknik kossling
lainnya untuk memudahkan peserta didik dalam konseling. Pada
tahap akhir konseling guru BK menanykan mungkin ada yang ingin
disampaikan setelah itu membuat kesimpulan dan tindak lanjut dari
konseling.
5. Evaluasi
8. Hambatan Hambatan yang dihadapi harus mencari jam kosong guru Mapel
lain yang sedang ada kepentingan
Karena kebanyakan bersifat insidental guru BK suka lupa
memberikan lembar Instrumen Kepuasan konseli terhadap
konseling individual.
9. Alternatif Solusi Untuk hambatan pertama Guru BK harus mencari Jenis layanan
lain yang dapat mencakup seluruh siswa tanpa harus masuk kelas
dengan menggunakan media leaflet atau papan bimbingan
Untuk hambatan kedua Guru BK memberikan instrumen susulan
kepada siswa
3. Konferensi Kasus
Kelas : 7D
Tahun : 2018/2019
Jangka waktu Evaluasi: 2 (dua) semester
1. Layanan yang Konferensi kasus
dilaksanakan
2. Materi/Topik
Permasalahan
3. Peserta didik
yang megikuti
layanan
5. Evaluasi
2. Strategi Penyelesaian
a. Untuk hambatan yang pertama Guru BK akan memperdalam pengetahuan tentang
program BK di sekolah dengan membaca literasi atau bertanya terkait BK. Selain itu,
observasi berkelanjutan akan dilakukan untuk memudahkan Guru BK dalam bertindak
menyesuiakan dengan situasi dan kondisi Peserta didik MTs.
b. Untuk hambatan yang kedua strategi yanga kan dilakukan adalah tidak akan berhenti
mensosialisasikan peran dan fungsi Guru BK disekolah karena seperti peribaha sunda
“cikaracak ningang cai laun-laun jadi legok” seberat dan sebesar apa pun suatu pekerjaan,
jika dikerjakan sedikit demi sedikit dan terus menerus, maka pekerjaan tersebut akhirnya
akan selesai juga. Mudah-mudahan sosialisasi ini membuahkan hasil.
c. Untuk hambatan yang ketiga Guru BK mencari alterhatif lain dengan menggunakan
Media dalam pemberain layanan baik itu berupa papan bimbingan dan leaflet yang
mudah di baca oleh semua siswa.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil dari laporan program Bimbingan dan Konseling disekolah adalah kepercayaan yang
dibangun terhadap seseorang tidak akan mudah tumbuh begitu saja melainkan dibutuhkan
waktu baik itu 6 bulan atau 1 tahun atau mungkin 2-3 tahun. Tapi, dalam hal ini Guru
Bimbingan dan Konseling akan memberikan layanan kepada peserta didik sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan akan terus meng upgrade pengetahuan dan kemmapuan
konseling yang dimiliki Guru Bimbingan dan Konseling.
Layanan yang telah diberikan kepada peserta didik …………. adalah Bimbingan Klasik,
Bimbingan kelompok, Konseling Kelompok, Konseling Individu, konsultasi, Home visit dan
lain sebagainya.
B. SARAN
a. Peserta Didik
Setiap Peserta didik itu unik maka dari itu peserta didik diberikan layanan sesuai
porsi kalian masing-masing. Jangan takut untuk bertanya jika tidak memahami
sesuatu, jangan malu untuk bertanya jika maish bingung akan sesuatu dan jangan
malu juga untuk mengadu jika kalian mempunyai masalah. Seperti pepatah
mengatakan “malu bertanya sesat di jalan.” Untuk itu, tahun ajaran selanjutnya
silahkan komunikasikan apapun jika itu bisa membantu kalian.
b. Guru
Menurut siswa Guru ada singkatan di gugu dan di tiru. Maka, guru harus lebih
berusaha menjadi teladan bagi siswa dari berbagai aspek.
c. Orang tua
Orang tua adalah pribadi yang paling dekat dengan siswa. Maka peran orang tua jauh
lebih penting dalam mencipatakan kemandirian dan pencapaian karier masa depan
peserta didik.