Anda di halaman 1dari 52

1

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN


MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V
SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN
MERDEKA KABUPATEN KARO

HAYATI BERU KARO


NIM : P07525017120

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2018
2

KARYA TULIS ILMIAH


GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN
MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V
SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN
MERDEKA KABUPATEN KARO

Sebagai syarat menyelesaikan pendidikan


program studi Diploma III

HAYATI BERU KARO


NIM : P07525017120

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2018
3

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT


TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO.
040471 KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO

NAMA : HAYATI BERU KARO

NIM : P07525017120

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji


Medan, Juli 2018

Menyetujui,
Pembimbing

drg. Etty M. Marthias, M.Si


NIP. 19540322 198203 2 001

Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi


Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan

drg. Adriana Hamsar, M.Kes


NIP. 19681009 199803 2 001
4

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT


TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO.
040471 KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO

NAMA : HAYATI BERU KARO

NIM : P07525017120

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes RI Medan
Tahun 2018

Penguji I, Penguji II,

Susy Adrianelly, S. SKM, MKM drg. Etty M. Marthias, M.Si


NIP. 19720722 199803 2 003 NIP. 19540322 198203 2 001

Ketua Penguji,

Drg. Yetti Lusiani, M.Kes


NIP. 19700618 199903 2 003

Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi


Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan

drg. Adriana Hamsar, M.Kes


NIP. 19681009 199803 2 001
5

PERNYATAAN

GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP


OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN
MERDEKA KABUPATEN KARO

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 05 Juli 2018

Hayati Beru Karo


P07525017120
6

MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH


NURSING DENTAL DEPARTMENT
SCIENTIFIC PAPER, 07 MAY 2018

Hayari Beru Karo

Description of Tooth and Mouth Hygiene Knowledge of OHI-S In Students of


Class V SD Merdeka. 040471 Merdeka District Karo Regency Year 2018.

viii + 29 pages + 2 tables + 10 attachments

Abstract

Dental and oral health efforts need to be reviewed from environmental


aspects, knowledge, education, community awareness and dental and oral health
care including prevention and care. But most people still ignore the condition of
dental health and mouth as a whole. Dental and oral care is considered not very
important, but the benefits are vital in supporting health and appearance.
The type of research used is descriptive research with survey method that
aims to know the description of oral hygiene knowledge of OHI-S in students of
Class V SD Merdeka. 040471 Merdeka District Karo Regency Year 2018.
Samples taken in the study amounted to 30 people.
From the results of this study showed that children's knowledge about oral
hygiene and mouth criteria is good there are 28 people (93,3%), criterion is there
are 2 people (6,7%) and there is no bad criterion. While the level of oral hygiene
based on the percentage of OHI-S with good criteria there are 5 people (16,7%),
moderate criteria there are 17 people (56,6%) and bad criteria there are 8 people
(26,7%).
From the results of this study can be concluded that the knowledge of
students the level of oral hygiene included in category of good while OHI-S entry
in the criteria.

Keywords : Knowledge, Hygiene and Mouth, OHI-S


Reading List : 9 (2010 - 2015)

i
7

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
KTI, 07 MEI 2018

Hayari Beru Karo

Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap OHI-S Pada


Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
Tahun 2018.

viii + 29 halaman + 2 tabel + 10 lampiran

Abstrak

Upaya kesehatan gigi dan mulut perlu ditinjau dari aspek lingkungan,
pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan
gigi dan mulut termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar
orang masih mengabaikan kondisi kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.
Perawatan gigi dan mulut dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya
sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
metode survey yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan
kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S pada siswa/i Kelas V SD Merdeka No.
040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018. Sampel yang diambil
dalam penelitian berjumlah 30 orang.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan anak tentang
kebersihan gigi dan mulut kriteria baik ada 28 orang (93,3%), kriteria sedang ada
2 orang (6,7%) dan tidak ada kriteria buruk. Sedangkan tingkat kebersihan gigi
dan mulut berdasarkan persentase OHI-S dengan kriteria baik ada 5 orang
(16,7%), kriteria sedang ada 17 orang (56,6%) dan kriteria buruk ada 8 orang
(26,7%).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa/i
terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut termasuk dalam kategori baik
sedangkan OHI-S masuk dalam kriteria sedang.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kebersihan Gigi dan Mulut, OHI-S


Daftar Bacaan : 9 (2010 – 2015)

ii
8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap
OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo Tahun 2018”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan Gigi.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini banyak yang telah membantu
dan memberikan bimbingan dan saran. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Ibu drg. Adriana Hamsar, M.Kes selaku Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Medan.
2. Ibu drg Yetti Lusiani, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Ketua
Penguji yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Susy Adrianelly S, SKM, MKM selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu drg. Etty M. Marthias, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyempurnakan
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan yang telah memberikan bantuan serta
dorongan dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
6. Bapak Sahudianto Ginting, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Merdeka No.
040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo serta seluruh staf pengajar
yang telah memberikan izin bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
7. Teristimewa kepada suami penulis tercinta dan anak-anak penulis tersayang
telah memberikan doa dan dukungan moril dan materil untuk menyelesaikan
jenjang pendidikan di Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.

iii
9

8. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan doa,


dorongan serta dukungan moril sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
9. Sahabat-sahabat penulis seperjuangan Jurusan Keperawatan Gigi Stambuk
2018 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dan masukan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di
Jurusan Keperawatan Gigi.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya,
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca, khususnya
bagi mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Medan.

Medan, 05 Juli 2018

Hayati Beru Karo


P07525017120

iv
10

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
C.1. Tujuan Umum ............................................................... 3
C.2. Tujuan Khusus ............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5


A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5
A.1. Pengetahuan ................................................................ 5
A.1.1. Pengertian Pengetahuan .................................. 5
A.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan ....................... 5
A.1.3. Tingkat Pengetahuan ........................................ 7
A.2. Kebersihan Gigi dan Mulut ........................................... 8
A.2.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebersihan
Gigi dan Mulut ................................................... 8
A.2.2. Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut ......... 9
A.3. Upaya Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut ......... 10
A.3.1. Tindakan Secara Alami ..................................... 10
A.3.2. Tindakan Secara Kimiawi .................................. 11
A.3.3. Tindakan Secara Mekanis ................................. 11
A.3.4. Jenis-jenis Sikat Gigi ......................................... 13
A.3.5. Cara Menyikat Gigi ........................................... 14
A.3.6. Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi .................. 14
A.4. Debris .......................................................................... 15
A.5. Kalkulus ....................................................................... 16
A.5.1. Macam-macam Kalkulus ................................... 16
A.5.2. Penyebab Kalkulus ........................................... 17
A.6. Disclocing Agent .......................................................... 18
A.6.1. Guna Disclosing Agent ..................................... 18
A.6.2. Syarat Disclosing Agent .................................... 18
A.7. Indeks OHI-S ............................................................... 19
A.7.1. Kriteria Penilaian OHI-S .................................... 19

v
11

A.7.2. Menentukan Kriteria Debris Indeks, Kalkulus


dan OHI-S ......................................................... 20
B. Kerangka Konsep ................................................................... 21
C. Defenisi Operasional ............................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22


A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................. 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 22
B.1. Lokasi Penelitian .......................................................... 22
B.2. Waktu Penelitian .......................................................... 22
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 22
C.1. Populasi ....................................................................... 22
C.2. Sampel ......................................................................... 22
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ....................................... 23
D.1. Jenis Data .................................................................... 23
D.2. Cara Pengumpulan Data .............................................. 23
E. Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 24
E.1. Pengolahan Data ......................................................... 24
E.2. Analisa Data ................................................................. 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 26


A. Hasil Penelitian ..................................................................... 26
B. Pembahasan ......................................................................... 27

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 29


A. Simpulan .......................................................................... 29
B. Saran .......................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
12

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa/i Kelas V SD


Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
Tahun 2018 ............................................................................. 26

Tabel 4.2. Daftar Distribusi Frekuensi OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD


Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
Tahun 2018 ............................................................................. 26

vii
13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 5. Format Pemeriksaan

Lampiran 6. Etichal Clearence

Lampiran 7. Master Tabel

Lampiran 8. Daftar Konsultasi

Lampiran 9. Jadwal Penelitian

Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup

viii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis (Ramadhan A.G, 2014).
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya
meningkatkan kesehatan. Salah satu penyebab seseorang mengabaikan
masalah kesehatan gigi dan mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang
kebersihan gigi dan mulut yang kurang. Masalah kesehatan gigi dan mulut
seperti karies, gingivitis, radang dan stomatitis pada kelompok usia sekolah
menjadi perhatian yang penting dalam pembangunan kesehatan yang salah
satunya disebabkan oleh rentannya kelompok usia sekolah dari gangguan
kesehatan gigi dan mulut. Hal itu dilandasi oleh kurangnya pengetahuan dan
kesadaran akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut (Machfoedz, 2015).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan kesehatan (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (berkelanjutan) (Pintauli S, 2012).
Menjaga kesehatan gigi sangat penting, karena gigi merupakan bagian
dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Status
kebersihan gigi dan mulut merupakan keadaan yang menggambarkan
kebersihan gigi dan mulut seseorang. Penilaiannya dengan menggunakan suatu
indeks kebersihan gigi dan mulut atau Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)
yang merupakan indeks gabungan antara debris indeks dengan kalkulus indeks.

1
2

Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut, dapat di ukur dengan menggunakan
Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari Green dan Vermillion. Kriteria
penilaannya adalah 0,0 – 1,2 (Baik), 1,3 – 3,0 (Sedang), 3,1– 6,0 (Jelek)
(Boediharjo, 2014).
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Banyak
organ yang berada dalam mulut, seperti orofaring, kelenjar parotid, tonsil, uvula,
kelenjar sublingual, kelenjar submaksilaris, dan lidah. Mulut merupakan bagian
yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari
kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang
dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih
buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan
karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang makanan yang
mengandung gula, apabila anak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula dan jarang membersihkannya, maka giginya gigi pada anak
akan mengalami karies (Machfoedz, 2015).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan
kesehatan gigi dan mulut terutama pada anak sekolah perlu mendapatkan
perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh
kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan
kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Penyebab timbulnya masalah kesehatan
gigi dan mulut salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan
kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan
akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Ramadhan A.G, 2014).
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi melalui
indra pendengara (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2015).
Pengetahuan anak sekolah dasar (SD) tentang kebersihan gigi dan mulut
sendiri sebenarnya bisa didapat dari berbagai sumber meskipun belum ada
penelitian pasti tentang hal itu. Pengetahuan itu bisa berasal dari media online,
3

internet yang semakin canggih, apalagi kalau kita perhatikan internet merupakan
bagian dari kehidupan anak-anak sekolah dasar saat ini (Boediharjo, 2014).
Dari survey awal yang dilakukan, hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan
mulut pada 17 orang siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan
Merdeka Kabupaten Karo terdapat kategori OHI-S baik sebanyak 2 orang,
sedang sebanyak 4 orang dan buruk sebanyak 11 orang. Menurut peneliti, hal ini
disebabkan oleh kurangnya kesadaran siswa/i dalam memelihara kebersihan gigi
dan mulut. Bahkan informasi yang peneliti dapatkan dari pihak Kepala Sekolah
SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, di SD tersebut
belum pernah dilakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan kebersihan
gigi dan mulut terhadap OHI-S.
Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan “Gambaran Pengetahuan
Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka
No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018.”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana gambaran pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S
pada siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten
Karo Tahun 2018.

C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S pada siswa/i
Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun
2018.

C.2. Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut pada
siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten
Karo.
4

2. Untuk mengetahui OHI-S pada siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471


Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

D. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana memotivasi anak
untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.
2. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut bagi siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.
3. Agar pihak sekolah lebih memperhatikan dan memahami pentingnya
menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga pihak sekolah termotivasi untuk
melakukan kerjasama dengan puskesmas dalam melaksanakan UKGS
untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.
4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain, serta
sebagai bahan referensi dan informasi di perpustakaan Jurusan
Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
A.1. Pengetahuan
A.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan
sebagainya. Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk
memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha
mengumpulkan pengetahuan (Widi, 2010).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain. Semenjak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi
ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta. Dari fakta-fakta ini kemudian
disusun dan disimpulkan menjadi berbagai teori sesuai dengan fakta yang
dikumpulkan tersebut. Teori-teori tersebut kemudian digunakan untuk memahami
gejala-gejala alam dan kemasyarakatan yang lain (Notoatmodjo, 2015).

A.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan


Cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
(Notoatmodjo, 2015) sepanjang sejarah yaitu :
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan :
a. Cara coba salah (trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila
menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dengan
coba-coba saja. Metode ini digunakan orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai seekarang
pun metode ini masih sering dipergunakan, terutama oleh mereka yang
belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.

5
6

b. Cara kekuasaan atau otoritas


Cara ini merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diwariskan turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan-kebiasaan ini
seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak
tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan penalaran sendiri.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pimpinan-pimpinan
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan dan sebagainya.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan dengan cara mengulangi kembali pengalaman yang pernah
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu.
d. Melalui jalan pikiran
Disini manusia telah mampu memperoleh pengetahuannya
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi dan deduksi merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dicari hubungannya
sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
2. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian (research methodology). Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Mula-mula ia mengadakan
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan
kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan
akhirnya diambil kesimpulan umum.
3. Metode Ilmiah
Almark (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu
cara menerapkan prinsip-prinsp logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Dengan demikian bahwa penelitian pada dasarnya
adalah proses penerapan ilmiah tersebut dan hasilnya adalah ilmu
(kebenaran).
7

A.1.3. Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2015), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai memanggil (recall) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu, misalnya tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin C.
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam
berdarah bukan hanya sekedar mengucapkan 3M (mengubur, menutup dan
menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup,
mengubur dan menguras.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat mengunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang
proses perencanaan, harus dapat membuat perencanaan program
kesehatan di tempat bekerja atau dimana saja.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
adalah orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan,
mengelompokan, menbuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas
objek tersebut.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki atau dengan kata lain sistesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas kata-kata atau kalimat
8

sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapat membuat
kesimpulan tentang artiel yang telah dibaca.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek tertentu. Misalnya seorang ibu
dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau
tidak. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendirian atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

A.2. Kebersihan Gigi dan Mulut


Kebersihan gigi dan mulut (oral hygiene) merupakan suatu pemeliharaan
kebersihan dan hygiene struktur gigi dan mulut melalui sikat gigi, stimulasi
jaringan, pemijatan gusi, hidroterapi, dan prosedur lain yang berfungsi untuk
mempertahankan gigi dan kesehatan mulut. Kebersihan rongga mulut
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi.
Penelitian secara epidemiologi mengenai karies gigi dan penyakit periodontal,
diperlukan suatu metode dan kriteria untuk mengetahui status kesehatan gigi
seseorang atau masyarakat.
Gigi merupakan struktur penting karena termasuk dalam rongga mulut
kita dan dengan demikian gigi termasuk badan kita. Kesehatan gigi baru penting
apabila ia menyumbang kesehatan gigi geligi secara keseluruhan dengan
demikian menyumbang kesehatan umum dan kesejahteraan manusia. Tujuan
kesehatan gigi dan mulut adalah menghilangkan plak secara teratur untuk
mencegah agar plak tidak tertimbun dan lama kelamaan menyebabkan
kerusakan pada jaringan ((Boediharjo, 2014).

A.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan Mulut


Faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut yaitu adanya
penumpukan sisa-sisa makanan, plak, kalkulus, material alba dan stain pada
permukaan gigi geligi.
1. Sisa-sisa makanan (food debris)
Sisa-sisa makanan akan segera dilarutkan oleh enzim-enzim bakterial, dan
dibersihkan dari rongga mulut, namun masih terdapat sisa-sisa makanan
yang tertinggal pada gigi dan mukosa. Hal-hal yang mempengaruhi
9

kecepatan pembersihan makanan dalam mulut ialah aliran saliva, lidah, pipi
serta susunan gigi geligi dalam lengkung rahang.
2. Plak
Plak adalah semua yang tertinggal pada gigi dan gingiva setelah berkumur
kuat. Plak yang sangat tipis (kurang dari 10-20 μ) baru kelihatan dengan
pewarnaan. Plak terdiri dari warna putih lunak, kekuning-kuningan, hijau
maupun berbutiran.
c. Kalkulus
Kalkulus adalah massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan
melekat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya yang ada dalam
rongga mulut, misalnya gigi tiruan dan restorasi.
d. Material Alba
Material alba merupakan deposit yang jarang dan lunak, berwarna
kekuningan, dan dapat ditemukan pada rongga mulut yang kurang terjaga
kebersihannya.
e. Stain Gigi
Substansi yang membentuk stain yang melekat erat pada permukaan gigi
sangat banyak dan harus dibersihkan secara khusus. Stain mempunyai
estetik yang kurang baik tetapi tidak menyebabkan iritasi gingiva maupun
berfungsi sebagai fokus deposisi plak.
(Machfoedz, 2015)

A.2.2. Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut


Agar gigi sehat dan tidak mudah diserang penyakit, upaya-upaya yang
dapat dilakukan yaitu :
1. Bersihkan gigi secara teratur
Ini sehubungan dengan faktor gigi dalam pembentukan lubang gigi. Gigi
dibersihkan supaya tidak ada lagi plak yang terbentuk dan menjadi tempat
tinggal bakteri pembentuk lubang gigi.
2. Bersihkan mulut secara menyeluruh
Hal ini berhubungan dengan faktor bakteri dalam pembentukan lubang gigi.
Menyikat gigi sebenarnya hanya membersihkan ¼ atau 25% dari
keseluruhan bagian gigi dan mulut. Masih ada pipi, lidah dan jaringan lunak
lainnya yang bisa berpotensi sebagai tempat tinggal bakteri jahat dalam
10

rongga mulut kalau tidak dibersihkan secara teratur. Gunakan bantuan


benang gigi (dental floss), pembersih lidah, dan obat kumur sebagai alat
bantu pembersihan gigi dan mulut selain dengan menyikat gigi.
3. Kurangi makanan manis
Hal ini berhubungan dengan faktor gula dalam pembentukan lubang gigi.
Makanan manis dapat menjadi sumber makanan bagi bakteri pembentukan
lubang gigi. Dengan mengurangi sumber tenaga berarti bisa mengurangi
aktivitas bakteri dalam proses pelubangan. Minimal bisa dengan cara
berkumur setelah makan manis dan lengket dengan air putih.
4. Rutin kontrol ke dokter gigi
Ini berhubungan dengan faktor waktu. Dengan memeriksakan kesehatan gigi
dan mulut secara teratur ke dokter gigi maka waktu yang diperlukan untuk
bakteri melakukan aksinya dihentikan. Misalnya butuh sekitar tujuh bulan
untuk pembentukan karang gigi, tetapi dengan mengontrol kesehatan gigi
setiap enam bulan sekali maka kita mendahului satu bulan lebih cepat dan
memaksa bakteri mengulang proses dari awal lagi dan begitu seterusnya
(Erwana, F.A. 2013).

A.3. Upaya Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut


Menjaga kesehatan gigi dan mulut memang wajib dilakukan agar kita
tetap merasa nyaman ketika hendak berbicara maupun mengunyah makanan.
Kali ini Coco Kosmetik ingin membagikan tips cara alami menjaga kesehatan gigi
dan mulut. Meskipun begitu biasanya hal ini dianggap remeh oleh sebagian
orang, akan tetapi seperti yang kita tahu bahwa kesehatan gigi dan mulut tetap
harus dijaga karena mulut digunakan untuk mengkonsumsi makanan dan juga
sarana berkomunikasi. Demikian ini tentu sangat penting dilakukan khususnya
untuk mereka yang sering beraktivitas dengan banyak orang. Sebab apabila
mulut kita tidak sehat, tentu orang yang ada di sekitar kita menjadi tidak nyaman
(Machfoedz, 2015).

A.3.1. Tindakan Secara Alami


Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan metode alami.
Tindakan secara alami ini tentunya dengan memakai bahan-bahan alami yang
dapat membuat kesehatan gigi anda lebih terjaga dengan baik.
11

1. Mengonsumsi keju
Makanan keju sangat bagus untuk kesehatan gigi, sebab pada makanan
keju mengandung banyak sekali protein yang berguna dalam menjaga
lapisan email pada gigi. Selain itu kalsium yang terdapat di dalamnya juga
bermanfaat untuk menguatkan gigi.
2. Mengonsumsi cukup vitamin D
Vitamin D bisa memudahkan dalam penyerapan kalsium untuk gigi. Sumber
vitamin D tersebut bisa didapatkan dari makanan seperti ikan, telur maupun
susu.
3. Menjaga kadar asam di dalam mulut
Beberapa makanan dapat meninggalkan keasaman dalam mulut sehingga
dapat merusak gigi. Makanan tersebut biasanya seperti soda, teh, kopi, jeruk
dan sebagainya. Kurangi mengonsumsi makanan maupun minuman yang
bisa meninggalkan kadar keasaman dalam mulut.
4. Dengan mengonsumsi makanan tertentu
Makanan yang baik apabila kita konsumsi untuk menjaga kebersihan gigi
dan mulut adalah buah strawberry dapat memutihkan kulit, apel dan
sebagainya (Boediharjo, 2014).

A.3.2. Tindakan Secara Kimiawi


Upaya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut secara kimiawi yaitu
dengan menggunakan antibotik dan senyawa-senyawa anti bakteri selain
antibiotik. Antibiotik yang diberi kode CC 10 232 yang dihasilkan oleh
streptococcus caelostis efektif terhadap bakteri gram positif dan dapat
mengurangi pembentukan plak dan kalkulus pada manusia. Senyawa-senyawa
antibakterial selain antibiotik telah banyak digunakan dalam pasta gigi, obat
kumur, juga secara topikal untuk perawatan penyakit periodontal (Ramadhan
A.G. 2014).

A.3.3. Tindakan Secara Mekanis


Tindakan secara mekanis adalah tindakan membersihkan gigi dan mulut
dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak. Pada tindakan secara
mekanis untuk menghilangkan plak, lazim digunakan alat fisioterapi oral.
12

Alat Fisioterapi Oral adalah alat yang digunakan untuk membantu


membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan dan debris yang melekat
pada permukaan gigi. Sikat gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang
digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut.
1. Sikat gigi
Sikat gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang digunakan
secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut. Di pasaran dapat
ditemukan berbagai macam sikat gigi, baik manual maupun elektrik dengan
berbagai ukuran dan bentuk. Bulu sikat terbuat dari berbagai macam bahan,
tekstur, panjang dan kepadatan. Walaupun banyak jenis sikat gigi di
pasaran, harus diperhatikan keefektifan sikat gigi untuk membersihkan gigi
dan mulut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih sikat gigi
yang tepat adalah :
a. Kelembutan bulu sikat
Pilihlah bulu sikat yang soft atau lembut, karena semakin keras bulu sikat
gigi, maka semakin besar pula kemungkinan sikat gigi tersebut menyakiti
gusi.
b. Ukuran kepala sikat
Kepala sikat gigi yang berukuran kecil lebih baik, karena bisa menjangkau
seluruh bagian gigi dengan baik termasuk yang paling sulit dijangkau
yaitu gigi paling belakang.
c. Model sikat
Sikat gigi yang terbaik adalah sikat gigi yang fit atau pas dengan mulut
serta terasa nyaman saat digunakan. Sebab itu, sikat gigi tersebut harus
bisa menjangkau semua gigi yang ada di dalam mulut termasuk gigi yang
paling belakang.
d. Gagang sikat
Pilihlah gagang sikat gigi yang tidak licin agar sikat gigi tetap bisa
digunakan dengan baik walaupun dalam keadaan basa.
2.. Benang gigi (dental floss)
Menggunakan tali khusus untuk membersihkan gigi mungkin
merupakan hal yang klasik dan kuno. Tapi anda harus tahu, bahwa dengan
menggunakan tali khusus anda dapat membersihkan sela-sela gigi dari
kuman dan bakteri. Dengan menyikat gigi saja tidak cukup, karena bulu sikat
13

tidak sanggup menjangkau sela-sela gigi dengan baik dan optimal.


Penggunaan tali ini dan mouthwash merupakan gabungan hal yang sangat
baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Namun harus diperhatikan juga
penggunaan tali ini, agar tidak menimbulkan luka pada sela-sela gusi.
3. Sikat interdental
Sikat interdental stimulator yang mempunyai kelebihan yaitu sikat
yang dapat mencapai daerah belakang rahang dengan mudah dan dapat
membersihkan pada bagian yang terletak diantara dua gigi (Pintauli S.
2012).

A.3.4. Jenis-jenis Sikat Gigi


1. Sikat gigi manual
Dengan sikat gigi manual dapatmengatur seberapa banyak tekanan yang
digunakan saat menggenggam sikat gigi. Hal ini berguna untuk membantu
menghindari menempatkan tekanan yang terlalu besar pada gigi. Tekanan
yang berlebihan pada gigi dapat mengikis lapisan enamel gigi, menyebabkan
rasa sakit, peningkatan sensitivitas gigi, dan peningkatan risiko pembusukan
gigi. Sikat gigi manual terdiri atas kepala sikat (head), bulu sikat (bristle) dan
tangkai atau pegangannya (handle).
2. Sikat gigi elektrik
Sikat gigi elektrik dapat menjadi alat yang memudahkan rutinitas harian bagi
orang-orang yang memiliki kesulitan menggunakan tangan mereka, misalnya
untuk golongan manula dan mereka yang memiliki arthritis. Jika dokter gigi
menemukan tidak cukup efektif membersihkan mulut dan gigi dengan sikat
gigi manual, dokter menyarankan menggunakan sikat gigi elektrik.
Sikat gigi elektrik mengikuti 3 pola dasar pada waktu dipasang yaitu a).
Resiprocal yaitu gerakan maju mundur. b) Arcuate yaitu gerakan ke atas ke
bawah. c) Elips yaitu kombinasi gerakan resiprocal dan arcuate.
3. Sikat gigi khusus
Sikat gigi khusus biasanya ditujukan untuk pemakai pesawat cekat
orthodontonti, perokok, pasien yang sulit bergerak dan setelah bedah
periodontal (Boediharjo, 2014)
14

A.3.5. Cara Menyikat Gigi


1. Letakkan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan posisi
membentuk sudut 45 derajat. Mulailah menyikat gigi geraham atas atau gigi
belakang di salah satu sisi mulut. Sikatlah dengan gerakan melingkar dari
atas ke bawah selama sekitar 20 detik untuk setiap bagian.
2. Sikat setiap bagian gigi, mulai dari bagian gigi yang biasa dipakai untuk
mengunyah, gigi yang dekat dengan pipi dan lidah. Pastikan semua
permukaan gigi sudah disikat, sehingga plak atau sisa makanan yang
menempel di gigi bisa hilang.
3. Untuk membersihkan permukaan dalam gigi depan, pegang sikat gigi dalam
posisi vertikal atau gunakan ujung kepala sikat gigi, lalu sikat dengan
gerakan melingkar dari tepi gusi sampai atas gigi. Lakukan gerakan ini
berulang sebanyak 2-3 kali.
4. Ubah pola menyikat gigi jika diperlukan. Kadang, menyikat gigi dengan cara
yang sama membuat ada bagian gigi lain terabaikan.
5. Jika menyikat gigi dimulai dari bagian geraham atas, maka sikatan akhir
pada gigi geraham bawah. Durasi waktu untuk menyikat gigi seluruh bagian
sekitar 2-3 menit dan baru setelah itu kumur-kumur hingga gigi bersih.
6. Jangan menyikat gigi terlalu keras atau terlalu memberi tekanan pada gigi
karena ini akan menyakitkan gigi dan gusi. Terlalu keras menyikat gigi
sebenarnya tidak membantu membersihkan gigi lebih baik juga. Justru, hal
ini dapat menyebabkan permukaan luar gigi (enamel) terkikis dan ini adalah
asal mula dari gigi sensitif.
7. Menyikat gigi dengan gerakan lurus (bukan melingkar) bukanlah cara yang
efektif dalam membersihkan gigi. Menyikat gigi dengan gerakan lurus dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan permanen pada gusi.
(Pudentiana, R.E. 2011)

A.3.6. Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi


Waktu yang tepat untuk sikat gigi adalah ketika mau tidur malam,
dan setelah sarapan di pagi hari. Kalau mau ditambah lagi setelah makan siang.
1. Ketika akan tidur malam
Sisa-sisa makanan dan minuman selama seharian penuh mungkin
sudah menumpuk di dalam rongga mulut kita. Meskipun kelihatannya bersih,
15

mungkin saja serpihan (debris) makanan terselip diantara gigi-gigi. Jangan


sampai sisa makanan dan minuman itu dibawa tidur karena bisa
menimbulkan banyak kerugian. Salah satunya bisa menyebabkan
munculnya karang gigi.
Maka sebaiknya sebelum tidur malam itu disempat-sempatkan untuk
menggosok gigi. Supaya sisa-sisa makanan dan minuman tadi bersih,
sehingga kuman-kuman tidak mendapatkan jatah makan malam, lalu jadi
malas dan dan berkembangbiak di dalam rongga mulut.
2. Setelah sarapan di pagi hari
Waktu yang tepat untuk sikat gigi selain sebelum tidur, adalah setelah
sarapan pagi setelah 30 menit. Tidak langsung setelah makan langsung
sikat gigi. Jeda waktu tadi untuk memberi kesempatan sistem pencernaan
kita, utamanya di rongga mulut, bekerja optimal.
3. Sikat gigi saja belum cukup
Menyikat gigi saja belum cukup. Setidaknya setiap 6 bulan sekali
periksalah ke dokter gigi untuk mengetahui masalah yang mungkin muncul,
juga untuk membersihkan karang gigi sebelum menumpuk terlalu banyak.
Umumnya dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat giginya
segera setelah makan. Pasien harus menyikat gigi secara teratur minimal 2 kali
sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Biasanya rata-rata
menyikat gigi kira-kira 1 menit, walaupun ada juga yang melaporkan 2 sampai
2,5 menit. Penentuan waktu ini tidak bisa sama pada setiap orang terutama pada
orang yang sangat memerlukan program kontrol plak, yang perlu diingat bahwa
sebaiknya pasien diberitahu urut-urutan menyikat gigi (Ayu Intan, 2013).

A.4. Debris
Debris Debris adalah sisa-sisa makanan yang biasanya menempel di
celah gigi dan merupakan faktor pendukung timbulnya karies (lubang gigi).
Debris dibedakan menjadi food retention (sisa makanan yang mudah dibersihkan
dengan air liur, pergerakan otot-otot mulut, berkumur, atau dengan menyikat gigi)
dan food impaction (sisa makanan yang terselip dan tertekan diantara gigi dan
gusi, biasanya hanya bisa dibersihkan dengan dental floss (benang gigi) atau
tusuk gigi, tapi harus dengan penggunaan yang benar, kalau tidak kedua benda
tersebut dapat melukai gusi).
16

Pembersihan debris pada rongga mulut dipengaruhi oleh aksi mekanis


dari lidah, pipi, bibir, bentuk dan susunan gigi serta rahang (Pudentiana, R.E.
2011).

A.5. Kalkulus
Kalkulus atau kalkulus yang dahulu disebut tartar atau calcareous
deposits terdiri atas deposit plak yang termineralisasi, yang keras dan menempel
pada gigi. Warnanya bervariasi dari kuning hingga cokelat. Kalkulus terjadi
karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan magnesium
fosfat.
Kalkulus dapat juga diartikan massa kalsifikasi yang terbentuk dan melekat
pada permukaan gigi, objek solid lainnya di dalam mulut. Karang gigi berasal dari
plak yang bercampur dengan zat kapur pada ludah sehingga lama-kelamaan
akan mengendap (Ayu Intan, 2013).

A.5.1. Macam-macam Kalkulus


Berdasarkan lokasinya kalkulus ada 2 macam, yaitu :
1. Kalkulus supragingiva
a. Letak kalkulus di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival)
b. Sebagian besar bakterinya aerob, yaitu bakteri yang menggunakan
oksigen untuk kehidupannya.
c. Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan
dengan duktus saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan
permukaan bukal molar atas, tetapi dapat juga terdeposit pada setiap gigi
dan geligi tiruan yang tidak dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan
oklusal gigi yang tidak mempunyai antagonis.
d. Warna agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain seperti
tembakau, anggur, pinang.
e. Bentuk cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus
f. Sumber mineral diperoleh dari saliva
g. Dapat terlihat langsung di dalam mulut
2. Kalkulus subgingiva
a. Letaknya disekitar akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam,
sekitar apeks gigi (di bawah gingival).
17

b. Sebagian besar bakterinya anaerob, yaitu bakteri yang hidup di


lingkungan yang tidak mengandung oksigen.
c. Bentuk lebih keras daripada kalkulus supragingiva, melekat lebih erat
pada permukaan gigi.
d. Warna hijau tua atau hitam
e. Sumber mineral diperoleh dari serum darah
f. Tidak dapat terlihat langsung dalam mulut (Boediharjo, 2014).

A.5.2. Penyebab kalkulus


Sejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah rongga
mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Setelah kita menyikat gigi, pada
permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel.
Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kuman
disebutlah dengan plak. Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada
permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak
lain adalah kumpulan sisa makanan, segelintir bakteri, sejumlah protein dan air
ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena pembentukannya selalu terjadi
setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi atau menggunakan benang
khusus. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan
dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak
mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang (Machfoedz,
2014).
Beberapa macam teori dikemukakan oleh para peneiti mengenai proses
pembentukan kalkulus, antara lain :
1. Teori CO
Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus
saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi
jenuh.
2. Teori Protein
Pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan
permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga
mengurangi stabilitas larutannya da teradi pengendapan garam kalsium
fosfat.
18

3. Teori Fosfatase
Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase
membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan
garam kalsium fosfat.
4. Teori Esterase
Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester
lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk
kalsiumfosfat.
5. Teori Amonia
Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk
ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium
fosfat.
6. Teori pembenihan
Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor
yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih
kristal kalsium fosfat dari saliva jenu (Aditiawarman, 2012).

A.6. Disclosing Agent


Pemakaian disclosing agent ini utamanya ditujukan untuk anak-anak. Hal
itu bertujuan supaya mereka tahu bahwa gigi mereka sudah bersih atau belum.
Tapi orang dewasa juga bisa memakainya kok jika ingin mengetahui kebersihan
giginya. Disclosing agent ini tersedia dalam bentuk cair, tablet, dan gel. Tapi
yang umumnya digunakan adalah yang berbentuk cair, karena lebih mudah
penggunaannya (Ayu Intan, 2013).

A.6.1. Guna Disclosing Agent


1. Menunjukkan adanya plak pada gigi karena mempunyai kemampuan
mewarnai dental plak.
2. Menilai kebersihan mulut, apakah pasien memelihara kebersihan mulutnya
dengan baik atau tidak.
3. Membantu dalam mendidik cara-cara memelihara kebersihan mulut.

A.6.2. Syarat Disclosing Agent


1. Warna harus kontras dengan warna gigi.
19

2. Warnanya tidak mudah dihilangkan dengan kumur-kumur ringan dan tidak


luntur dengan saliva.
3. Tidak mempengaruhi rasa.
4. Tidak menimbulkan alergi pada mukosa mulut.
5. Tidak memberi efek yang berbahaya pada mukosa membran.

A.7. Indeks OHI-S


Indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang
didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari
permukaan gigi yang ditutupi oleh permukaan plak maupun kalkulus. Dengan
demikian angka yang diperoleh berdasarkan penilaian yang objektif (Ayu Intan,
2013).

A.7.1. Kriteria Penilaian OHI-S


Menurut Greene and Vermillion menyatakan bahwa untuk mengukur
kebersihan gigi dan mulut menggunakan indeks yang dikenal dengan Oral
Hygiene Indeks (OHI-S). Indeks ini hanya digunakan untuk mengukur tingkat
kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektivitas dari penyikat.

OHI-S = Debris Indeks + Kalkulus Indeks atau OHI-S = DI + CI

Dan gigi yang diperiksa :


a. Gigi 16 pada permukaan bukal
b. Gigi 11 pada permukaan labial
c. Gigi 26 pada permukaan bukal
d. Gigi 36 pada permukaal lingual
e. Gigi 31 pada permukaan labial
f. Gigi 46 pada permukaan lingual
permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat
dalam mulut. Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, maka penilaian
dilakukan sebagai berikut :
1. Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada molar kedua, jika
molar pertama dan kedua tidak ada, penilaian dilakukan pada molar ketiga,
akan tetapi jika molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada, maka tidak ada
penilaian untuk segmen tersebut.
20

2. Jika gigi incicivus pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi
incicivus kiri dan jika gigi incicivus kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan
incicivus pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi incicivus pertama kiri
atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
3. Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat
diperiksa.
Kriteria penilaian Debris dan Kalkulus Indeks :
1. Debris indeks :
0 = Tidak ada debris atau stain
1 = Debris menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal atau terdapat
stain ekstrinsik di permukaan yang diperiksa.
2 = Debris menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang
diperiksa
3 = Debris menutup dari 2/3 pemukaan yang diperiksa

Skor Debris Indeks


Debris Indeks =
Jumlah gigi yang diperiksa

2. Kalkulus Indeks
0 = Tidak ada kalkulus
1 = Kalkulus supra gingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal
yang diperiksa
2 = Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3
permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus
subgingiva di sekeliling permukaan servikal gigi
3 = Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan aau ada
kalkulus subgingiva yang mengelilingi servikal gigi

Skor Kalkulus Indeks


Kalkulus Indeks =
Jumlah gigi yang diperiksa

A.7.2. Menentukan Kriteria Debris Indeks, Kalkulus dan OHI-S


Menurut Greene dan Vermillion, kriteria penilaian debris dan kalkulus
sama, yaitu :
1. Baik : Jika nilainya antara 0 – 0,6
21

2. Sedang : Jika nilainya antara 0,7 – 1,8


3. Buruk : Jika nilainya antara 1,9 – 3,0

OHI-S mempunyai kriteria tersendiri, yaitu :


1. Baik : Jika nilainya antara 0 – 1,2
2. Sedang : Jika nilainya antara 1,3 – 3,0
3. Buruk : Jika nilainya antara 3,1 – 6,0
Oral Hygiene Indeks Simplified (OHI-S) merupakan hasil penjumlahan
Debris Indeks (DI) dan Kalkulus Indeks (CI) (Putri, M.H, dkk. 2012).

B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian konsep-konsep serta
variabel-variabel yag akan diukur (diteliti) (Notoatmodjo, 2015). Variabel yang
digunakan adalah :
1. Variabel independent atau bebas adalah variabel yang dipengaruhi.
2. Variabel dependent atau variabel bertingkat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independent.
Maka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut :

Pengetahuan :
- Baik OHI-S

- Sedang
- Buruk

Variabel Independent Variabel Dependent

C. Defenisi Operasional
1. Tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut adalah hasil tahu
atau pemahaman yang diberikan nilai berdasarkan kuisioner.
2. Debris Indeks adalah benda endapan lunak yang melekat pada permukaan
gigi sehabis mengkonsumsi makanan.
3. Kalkulus Indeks atau yang disebut karang gigi merupakan jaringan keras
yang melekat erat pada gigi.
4. OHI-S Indeks adalah skor (nilai) penjumlahan debris indeks dan kalkulus
indeks.
22

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif yaitu untuk melihat
gambaran pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S pada siswa/i
Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun
2018.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


B.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SD Merdeka No. 040471 Kecamatan
Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018.

B.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari s/d Juni 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


C.1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i
SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo sebanyak 192
orang.

C.2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2012). Menurut Arikunto (2010), apabila subjek yang diteliti kurang
dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau 20-
25% atau lebih.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas V
SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yaitu sebanyak
30 orang.

22
23

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


D.1. Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data
skunder.
1. Data primer
Data ini diperoleh langsung melalui pengisian kuesioner. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan pengambilan data sebagai berikut :
a. Memberikan kuesioner pada siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo tentang gambaran pengetahuan
kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S. Penilaian pada kuesioner
sebagai berikut :
Untuk jawaban benar nilai =1
Untuk jawaban salah nilai =0
Skor Maksimum – Skor Minimum
Rumus =
Kategori
9-1
=
3
= 2,66

Untuk penilaian akhir perhitungan memiliki tiga kategori (baik, sedang,


buruk).
- Baik =7–9
- Sedang =4–6
- Buruk =0–3
b. Hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut atau OHI-S pada siswa/i
kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
Tahun 2018.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari pencatatan data umum yang diperoleh mengenai
biodata siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo dari Kepala Sekolah.

D.2. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
observasi langsung kepada siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan
24

Merdeka Kabupaten Karo dengan membagikan kuesioner pada siswa/i untuk


selanjutnya diisi oleh siswa/i tersebut dan melakukan pemeriksaan OHI-S.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Alat
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Pinset
d. Excavator
e. Gelas kumur
f. Nierbekken
g. Handschoen dan masker
h. Celemek
i. Lembar kuesioner
j. Formulir pemeriksaan
k. Alat tulis
2. Bahan
a. Kapas
b. Disclosing solution
c. Baskom berisi air bersih

E. Pengolahan dan Analisa Data


E.1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari instrument penelitian kuesioner dan hasil
pemeriksaan kemudian dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
1. Editing (pemeriksaan data)
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan
yang dilakukan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner
tersebut.
2. Coding (pemberian kode)
Untuk mempermudah pengolahan data semua variabel diberi kode, misalnya
jenis kelamin untuk laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2.
25

3. Data entry (memasukkan data)


Mengisi kolom-kolom lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing
pertanyaan.
4. Tabulating (penyusunan data)
Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh peneliti.

E.2. Analisa Data


Analisa data dilakukan dengan cara manual menggunakan tabel
distribusi frekuensi untuk memberikan informasi tentang hubungan pengetahuan
kebersihan gigi dan mulut pada siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018.
26

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan adalah hasil penelitian terhadap pada siswa/i
kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun
2018. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner dan
pemeriksaan langsung pada mulut siswa/i yang menjadi sampel.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pada siswa/i kelas V
SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018,
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Terhadap Tingkat Kebersihan
Gigi dan Mulut Tahun 2018

Pengetahuan N %
Baik 28 93,3
Sedang 2 6,7
Buruk 0 0
Jumlah 30 100

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan 30 siswa/i kelas V
SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo terhadap tingkat
kebersihan gigi dan mulut diketahui kriteria baik ada 28 orang 93,3%), kriteria
sedang ada 2 orang 6,7%) dan tidak ada kriteria buruk.

26
27

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018

Kriteria OHI-S N %
Baik 5 16,7
Sedang 17 56,6
Buruk 8 26,7
Jumlah 30 100

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 siswa/i kelas V SD
Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo hasil persentase
OHI-S dengan kriteria baik ada 5 orang 16,7%), kriteria sedang ada 17 orang
(56,6%) dan kriteria buruk ada 8 (26,7%).

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa dari 30
siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
Tahun 2018 yang dibagikan kuesioner kebersihan gigi dan mulut didapatkan
hasil dengan kriteria baik ada 28 orang (93,3%), kriteria sedang ada 2 orang
(6,7%) dan tidak ada kriteria buruk.
Untuk persentase OHI-S yang diperoleh dari 30 siswa/i kelas V SD
Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018 dengan
kriteria baik ada 5 orang (16,7%), kriteria sedang ada 17 orang (56,6%) dan
kriteria buruk ada 8 orang (26,7%).
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pengetahuan siswa/i kelas V SD
Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo masuk dalam kriteria
baik, sedangkan kebersihan gigi dan mulutnya masuk dalam kriteria sedang. Hal
ini disebabkan bahwa pengetahuannya tidak diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari atau bisa juga kesalahan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut
yang kurang tepat karena kurangnya perhatian baik dari orang tua maupun dari
pihak sekolah tentang cara menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik dan
benar.
28

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu


seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga
dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2015).
Debris adalah benda asing yang lunak yang melekat pada gigi sehabis
mengkonsumsi makanan. Pembersihan debris pada rongga mulut dipengaruhi
oleh aksi mekanis dari lidah, pipi, bibir, bentuk dan susunan gigi serta bentuk
rahang.
Plak merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi,
terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks
interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya.
Kalkulus adalah plak terklasifikasi yaitu suatu massa yang mengalami
klasifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid
lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi tiruan (Irma, 2013).
29

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi
dan Mulut Terhadap OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018 dengan sampel 30 orang,
dapat ditemukan suatu hasil kesimpulan, yaitu :
1. Gambaran pengetahuan siswa/i tentang pengetahuan kebersihan gigi dan
mulut diantaranya 28 orang (93,3%) memiliki gambaran pengetahuan baik, 2
orang (6,7%) memiliki gambaran pengetahuan sedang dan tidak ada yang
memiliki gambaran pengetahuan buruk.
2. Frekuensi OHI-S siswa/i dari 30 sampel diperoleh kategori baik 5 orang
(16,7.%), kategori sedang 17 orang (56,6%) dan kategori buruk 8 orang
(26,7%).

B. Saran
1. Diharapkan kepada siswa/i SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo agar menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara
menyikat gigi yang baik dan benar.
2. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk menjalin kerjasama tentang
kebersihan gigi dan mulut dengan bagian kesehatan gigi baik dari institusi
pendidikan kesehatan gigi maupun puskesmas di sekitar lingkungan
sekolah.
3. Diharapkan kepada orang tua siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo agar lebih memotivasi anaknya untuk
selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang
baik dan benar serta memeriksakan gigi anak ke petugas kesehatan gigi
minimal 6 bulan sekali.

29
30

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Boedihardjo, 2014. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Airlangga University


Press. Surabaya.

Hongini, Siti Yundali dan Mac Aditiawarman, 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut.
Pustaka Reka Cipta. Bandung.

Ircham, Machfoedz, 2015. Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-Anak, Ibu
Hamil. Fitra Maya. Yogyakarta.

Irma, Indah, Ayu Intan. 2013. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Nuha Medika.
Jakarta.

Notoatmodjo, 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pintauli, S. Taizo, H. 2012. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. USU Press. Medan.

Pudentiana, R.E. 2011. Buku Ajar Etika Profesi Perawat Gigi : Untuk Tenaga
Kesehatan Gigi. EGC Jakarta.

Ramadhan, A.G., 2014. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Bukune. Jakarta.
31
Lampiran

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN


HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA
NO. 040471 KECAMATAN MERDEKA
KABUPATEN KARO

No. Responden : .................


Hari/Tanggal : .................

Nama : .................................................
Umur : .................................................
Jenis Kelamin : .................................................

Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan memberi tanda
silang (x) pada jawaban kamu !

1. Tujuan menyikat gigi adalah ....


a. Agar gigi bersih dan sehat
b. Agar tidak dimarahi orang tua

2. Gerakan yang mengikat gigi bagian depan yang benar adalah ...
a. Naik turun
b. Maju mundur

3. Sewaktu menyikat gigi, sebaiknya menggunakan sikat gigi .......


a. Sikat gigi milik sendiri
b. Sikat gigi milik bersama

4. Untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, yang harus dilakukan adalah ...
a. Menyikat gigi
b. Kumur-kumur

5. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi adalah ....


a. Coklat, dodol, biscuit
b. Pepaya, jambu, apel
32

6. Jika sakit gigi, sebaiknya kita memeriksakannya ke ...


a. Dokter gigi atau tenaga kesehatan gigi lainnya
b. Dukun, tukang gigi

7. Menyikat gigi sebaiknya selama ........ menit


a. 2-3 menit
b. 4-5 menit

8. Waktu untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi yang baik adalah ....
a. Setiap 6 bulan sekali
b. Setahun sekali

9. Waktu menyikat gigi yang baik dan benar adalah ........


a. Saat mandi pagi dan mandi sore
b. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur
33
Lampiran

FORMAT PEMERIKSAAN OHI-S

NAMA :
UMUR :

HASIL PEMERIKSAAN

DEBRIS INDEKS CALCULUS INDEKS

DI = CI =

OHI-S = DI + CI
=
KRITERIA =
34

LITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2018

N
35

DAFTAR KONSULTASI

JUDUL : Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut


Terhadap OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No.
040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018

Materi Bimbingan Paraf


Paraf
Pem-
No Hari/Tanggal Saran Maha-
BAB Sub BAB bim-
siswa
bing
1 Rabu, Pengajuan - Survey awal
07-02-2017 Judul terlebih dahulu
Penelitian - Dipertimbangkan
sasaran
penelitian
2 Kamis, Penyerahan ACC judul
08-02-2018 judul
3 Senin, Outline Buat outline form
12-02-2018 didukung referensi
4 Senin, Bab I A. Latar belakang - Data terupdate
12-03-2018 B. Rumusan masalah - Data Indonesia,
provinsi
5 Kamis, Bab II A. Tinjauan Pustaka - Referensi
15-03-2018 B. Kerangka Konsep tentang OHI-S
C. Defenisi operasional - Referensi
tentang
kebersihan gigi
dan mulut
6 Rabu, Kuesioner Perbaiki kuesioner
21-03-2018
7 Sabtu, Bab III A. Jenis dan desain - Tata cara
24-03-2018 penelitian pengetikan
B. Lokasi dan waktu - Lanjutkan,
penelitian belajar untuk
C. Populasi dan ujian proposal
sampel
D. Jenis dan cara
pengumpulan data
E. Pengolahan dan
analisis data
8 Rabu, Ujian - Pengambilan
04-04-2018 Proposal data
- Mengambil surat
permohonan
36

penelitian
9 Sabtu, Melakukan - Menjaga sikap,
04-04-2017 penelitian tata krama dan
sopan santun

10 Master - Perbaiki master


tabel tabel
11 Sabtu, Bab IV - Perbaiki tabel
12-05-2018 dan pembahasan
- Lanjut ke Bab V
12 Senin, Bab IV dan - Perbaiki tabel
14-05-2018 Bab V dan pemahasan
dan simpulan
13 Selasa, Daftar - Penulisan nama
26-06-2018 Pustaka buku
- Abstrak
14 Sabtu, Abstrak Lembar
30-06-2018 pengesahan
15 Selasa, Menyerah Menunggu ujian
03-07-2018 kan hasil
KTI

Medan, Juli 2018

Mengetahui :
Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Pembimbing,
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan,

drg. Adriana Hamsar, M.Kes drg. Etty M. Marthias, M.Si


NIP. 19681009 199803 2 001 NIP. 19540322 198203 2 001
37

MASTER TABEL
Nomor Pertanyaan Data OHI-S
No Umur Skor Kriteria Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DI CI OHI-S
1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 1,6 0,6 2,2 Sedang
2 2 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Baik 0,8 0,6 1,3 Sedang
3 3 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,3 0,9 Baik
4 4 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 2 0,8 2,8 Sedang
5 5 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,5 1,1 Baik
6 6 11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 Baik 0,8 0,6 1,4 Sedang
7 7 12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 1,6 0,6 2,2 Sedang
8 8 12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 Baik 2,3 1,3 3,6 Buruk
9 9 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,8 1,1 2,9 Sedang
10 10 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 1,5 0,6 2,1 Sedang
11 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,3 0,6 1,9 Sedang
12 12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,6 0,8 2,4 Sedang
13 13 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 Baik 2,1 1,1 3,2 Buruk
14 14 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,5 1,1 Baik
15 15 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,4 0,5 0,9 Baik
16 16 11 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Baik 2,3 1,3 3,6 Buruk
17 17 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik 2 0,8 2,8 Sedang
18 18 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 0,8 0,5 1,3 Sedang
19 19 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 Baik 2,1 1, 3,2 Buruk
20 20 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,8 0,8 2,6 Sedang
21 21 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 Baik 1,5 1,1 2,6 Sedang
22 22 11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6 Sedang 2,1 1,4 3,5 Buruk
23 23 11 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik 2,3 1 3,3 Buruk
24 24 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,3 0,6 1,9 Sedang
25 25 12 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 Baik 2,3 1 3,3 Buruk
26 26 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Baik 1,8 1,1 2,9 Sedang
27 27 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 Baik 1,0 1,8 2,8 Sedang
28 28 11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6 Sedang 1,3 2,1 3,4 Buruk
29 29 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,5 1,1 Baik
30 30 12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 1,5 1 2,5 Sedang
Jumlah 30 25 24 26 28 24 21 30 30 240
Rata-rata 1 0,83 0,80 0,86 0,93 0,80 0,70 1 1 8 Baik Sedang
38

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Data Pribadi
Nama : Hayati Beru Karo
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Karo, 15 Agustus 1966
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Kristen
Alamat : Desa Raya
Desa/Kelurahan : Raya
Kecamatan : Berastagi
Kabupaten/Kota : Karo
Provinsi : Sumatera Utara

Pendidikan
1980 : SD Negeri No. 040471 Merdeka.
1983 : SMP Bersubsidi Masehi Berastagi.
1986 : SPRG Departemen Kesehatan RI Medan.
2015-2018 : Menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan Jurusan Keperawatan Gigi.
39

JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni
2018 dengan urutan sebagai berikut :

Bulan
No Uraian Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul

2 Persiapan

proposal

3 Persiapan izin

lokasi

4 Pengumpulan
data

5 Pengolahan data

6 Analisa data

7 Mengajukan hasil
penelitian

8 Seminar hasil
penelitian

9 Penggandaan

Anda mungkin juga menyukai