Anda di halaman 1dari 3

RESUME JURNAL

Judul Jurnal: Performance of fissure sealants on fully erupted permanent molars with
incipient carious lesions: A glass-ionomer-based versus a resin-based sealant
Volume: Vol. 14 No.1 2020
Tahun: 2020
Penulis: Nada Jaafar, Hala Ragab, Ahmed Abedrahman, Essam Osman.

LATAR BELAKANG
Latar belakang pada jurnal penelitian ini adalah berdasarkan permukaan oklusal molar
diperkirakan sekitar 67‒90% terjadi karies gigi pada anak usia sekolah dari usia 5 sampai 17
tahun. Morfologi kompleks dari pit dan fissure merupakan tempat yang ideal untuk retensi
bakteri dan sisa makanan, membuat pemeliharaan kebersihan mulut menjadi sulit. Sealant
telah terbukti dapat melindungi permukaan oklusal gigi, menghambat pertumbuhan bakteri,
dan memberikan permukaan yang halus, sehingga meningkatkan kemungkinan permukaan
akan tetap bersih.
Berbagai bahan dan teknik telah dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan
ketahanan pit-and-fissure sealant. Secara tradisional, RS (berbasis resin) telah ditempatkan
sebagai bahan sealant yang paling umum digunakan. Efek bahan ini bergantung pada
mikroretensi karena terciptanya tag email setelah pengetsaan asam. Namun, RS peka
terhadap kelembapan, dan dalam kondisi basah, terutama pada anak-anak, GIS (berbasis glass
ionomer) mungkin lebih berguna karena karakteristik hidrofiliknya. Efek pencegahan dan
penahanan karies menggunakan GIS didapatkan dengan adhesi karena ikatan kalsium dan
kemampuannya untuk melarutkan fluorida ke dalam rongga mulut. Sejumlah studi klinis
telah mengkonfirmasi keefektifan RS dan GIS dalam pencegahan karies.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan retensi sealant dan transisi
karies dari GIS versus RS yang ditempatkan pada lesi karies oklusal non-kavitas yang erupsi
penuh pada gigi permanen dengan menggunakan desain split-mouth selama enam bulan.
Hipotesis penelitian ini adalah bahwa tidak akan ada perbedaan dalam kinerja klinis dari dua
fissure sealant.
Metode Penelitian
Jumlah anak ditentukan menurut situs penghitungan ukuran sampel. Dengan demikian, total
90 gigi permanen awal yang erupsi sempurna telah direkrut dari 45 anak, yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pasien yang dipilih dari klinik rawat jalan berusia 8-
12 tahun. Semua individu yang dipilih sehat, memiliki gigi geraham atau premolar yang
erupsi penuh bilateral dengan lesi karies baru jadi yang tidak kavitasi pada permukaan
oklusal. Gigi yang dipilih bebas dari restorasi, hipoplasia, patah tulang, atau retakan. Pasien
yang tidak kooperatif, pasien dengan kebutuhan khusus, atau pasien yang telah mendapat
topical aplikasi fluoride dalam enam bulan terakhir tidak dimasukkan ke penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan memeriksa gigi secara visual setelah pengeringan
yang benar di bawah sumber cahaya menggunakan International Caries Detection and
Assessment System (ICADs). Pemeriksaan dilakukan dengan probe WHO pada semua
permukaan pit dan fissure, mulai dari sisi mesial hingga sisi distal permukaan oklusal.
Sampel dibagi secara acak ke dalam kelompok penelitian dan kelompok kontrol, masing-
masing terdiri dari 45 gigi.
Pada bagian gigi yang akan diteliti, gigi dibersihkan dan diisolasi menggunakan rubber dam.
Sealant berbahan dasar glass-ionomer (RIVA Protect, SDI, Australia) diaplikasikan pada
permukaan oklusal gigi yang dipilih setelah pengaplikasian kondisioner asam poliakrilat 26%
(RIVAConditioner, SDI, Australia) selama 10 detik, diikuti dengan pencucian dengan air
serta pengeringan udara. Kelebihan air telah dibuang, tetapi gigi tetap lembab. Bahan
enkapsulasi disiapkan dalam amalgamator (Silamat S5, Ivoclar Vivadent, Bendererstrasse)
selama 10 detik dan kemudian diaplikasikan dengan dispensing gun. Bahan diaplikasian ke
seluruh permukaan oklusal menggunakan mikro brush. Ketika material kehilangan kilap
permukaannya, lapisan tipis Riva-Coat diaplikasikan selama 10 detik. Pengeringan ringan
dilakukan selama 20 detik menggunakan unit light cure DemiTM Plus (Kerr, Swiss).
Penyelesaian akhir dan penyesuaian oklusal, di bawah semprotan air, dilakukan kira-kira
setelah tiga menit.
Selanjutnya pada kelompok RS, permukaan oklusal dietsa dengan gel asam fosfat 35%
(Delton EZ etch, Dentsply, Germany) selama 30 detik. Etsa diaplikasikan pada permukaan
oklusal dengan menggunakan mikro brush, kemudian dibilas selama 30 detik, dan
dikeringkan dengan air syringe selama lima detik. Sealant berbahan dasar resin (Delton FS +,
Dentsply, Germany) diaplikasikan langsung ke permukaan yang dietsa dan dikeringkan
dengan aplikator berbentuk bulat yang disertakan dengan kit. Pengaplikasian resin dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah overfilling dan untuk menghindari kontak aplikator dengan
permukaan email. Sealant dibiarkan selama 20 detik untuk memungkinkan alirannya ke
dalam fissure dan permukaan yang telah dietsa. Selanjutnya, sealant polimerisasi
menggunakan light-curing unit DemiTM Plus (Kerr, Swiss) selama 20 detik. Oklusi
kemudian diperiksa dengan articulating paper, dan penyesuaian dilakukan menggunakan
finishing bur. Sealant diperiksa pada semua bagian pit dan fisura serta retensinya setelah
dilakukan polimerisasi dengan probe.

Hasil Penelitian
Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dalam tingkat retensi dan transisi karies
antara kedua kelompok selama periode evaluasi klinis enam bulan. Kelompok sealant
berbasis resin menunjukkan tingkat retensi yang lebih baik daripada kelompok GIS (masing-
masing 75,56% dan 48,88%). Sealant berbahan dasar resin lebih unggul dari GIS dalam
mencegah perkembangan karies.
KESIMPULAN
Dalam keterbatasan penelitian ini, fissure sealant berbasis resin dengan fluoring releasing
mungkin lebih disukai daripada sealant berbasis ionomer kaca dalam mencegah progresi
karies pada lesi karies non kavitasi yang baru jadi pada gigi yang erupsi penuh.

Anda mungkin juga menyukai