Kelompok 2
Ortodontik modern tidak hanya terbatas pada evaluasi status gigi dan
struktur pendukungnya, tetapi juga termasuk semua unit fungsional dari
sistem pengunyahan (Menurut Eschler, 1952).
Pemeriksaan Hubungan :
Postural Rest Posisi – Habitual Oklusi
Menentukan Pencatatan Evaluasi hubungan
postural rest posisi –
postural rest postural rest habitual oklusi, pada
posisi posisi tiga bidang ruang
Rest posisi harus ditentukan dengan posisi pasien relax dan duduk tegak.
Kepala diatur sehingga pandangan pasien lurus kedepan (posisi habitual).
Jika posisinya berubah-ubah, kepala dapat diposisikan dengan bidang
Frankfurt horizontal sejajar dengan lantai.
Menentukan Postural Rest Posisi
Metode Perintah
Pasien diinstruksikan untuk melakukan fungsi yang ditunjuk (misalnya
menelan), setelah itu, mandibula secara spontan akan kembali ke rest
posisi. Dalam arti sempit, metode fonetik dapat dianggap sebagai metode
perintah.
Metode Non-Perintah
Mengalihkan perhatian pasien (misalnya dokter berbicara kepada pasien)
sehingga tidak menyadari pemeriksaan yang sedang dilakukan. Saat perhatian
pasien dialihkan, pasien akan relax, menyebabkan otot-otot juga relax, dan
mandibula kembali ke rest posisi.
Metode Kombinasi
Metode penentuan rest posisi ini adalah yang paling cocok untuk analisis fungsional
untuk anak-anak dilakukan dengan mengamati pasien saat menelan dan berbicara.
Pemeriksaan rest posisi
Melakukan palpasi di daerah submental: jika menunjukkan otot-otot rileks di daerah
ini berarti rest posisinya telah tercapai.
Komponen yang mempengaruhi rest posisi
Ini merupakan contoh yang salah dalam penentuan pada rest posisi. Rest posisi
tidak bisa ditentukan dengan benar menggunakan teknik ini.
Hubungan antara rest postural dan oklusi sentris harus selalu berdasarkan
darimana dimulai rest posisi dari mandibula
Fungsi analisis
Evaluasi hubungan antara rest posisi dengan habitual oklusi
Ketika
mengevaluasi
hubungan antara rest
posisi dan habitual
oklusi pada bidang
sagittal, contoh analisi
pada gambar maloklusi
kelas ii dan iii
Oklusi
Maloklusi kelas III pada tahap
awal pertumbuhan gigi campuran. Kiri: Posisi istirahat. Tengah: Kontak gigi awal. Kanan: habitual occlusion.
Gigi sulung menunjukkan
hubungan gigitan silang, melebar,
dan ujungnya tidak mengikis.
Hubungan antara rest posisi postural dan
habitual oklusi
Bergerak dari posisi diam, mandibula
bergeser ke depan dalam fase penutupan
artikular karena kontak prematur gigi kaninus
sulung
Analisis Fungsional
Prognathisme Mandibular
True Forced Bite - Pseudo - Forced Bite
Dalam kasus mesioklusi, bergesernya anterior tidak selalu merupakan
gejala maloklusi Kelas III fungsionalsecara sefalometrik.
Bidang Vertikal
Menurut Hotz dan Mühlemann (1952) seseorang harus dibedakan antara dua
jenis: true deep overbite dan pseudo-deep overbite
True deep Overbite dengan free way space besar, disebabkan oleh infraclusion
dari molar. Prognosis terapi yang berhasil lebih disukai dengan menggunakan
peralatan fungsional
Pseudo-deep overbite memiliki free way space kecil.
Prognosis untuk meninggikan gigitan menggunakan
peralatan fungsional tidak baik. Jika ruang free way space
kecil, ekstrusi gigi molar mempengaruhi rest posisi dan
dapat menyebabkan masalah TMJ atau menyebabkan
kekambuhan overbite yang dalam.
Klasifikasi fungsional deep overbite
A. posisi oklusal
B. Pseudo-deep overbite dengan free
way space kecil.
C. True-deep overbite dengan freeway
besar.
Ilustrasi skematik dari dua tipe fungsional deep overbite). Free way fisiologis, yang
dicatat di bagian kaninus, sekitar 4 mm pada anak-anak dan 2-3 mm pada orang
dewasa.
Pseudo-deep overbite
• Posisi midline mandibula diobservasi saat rahang bergerak dari rest posisi hingga
habitual occlusion. Menurut analisis fungsional terdapat dua tipe deviasi skeletal
mandibula, yang dapat dibedakan menjadi : laterognathy dan lateroclusion.
• Laterognathy: Mandibula sentral tidak sejajar dengan midline wajah saat rest dan
oklusi. Gigitan silang lateral dengan laterognathy disebut true cross-bite .
Prognosisnya tidak menguntungkan untuk terapi kausal (Gambar.327)
• Lateroklusi. pergeseran mid line mandibula hanya dapat diamati pada posisi
oklusal; dalam rest posisi kedua midline selaras. Deviasi ini disebabkan oleh arah
gigi (fungsional non-true maloklusi) (gambar.329)
Pergeseran midline mandibula : Laterognathy
327. Ilustrasi Skematik
Gambaran tersebut menunjukkan hubungan morfologikal dalam postero-anterior sefalogram pada kasus
laterognathy.
Kanan : mandibula bagian tengah berubah tempat saat habitual oklusi. Garis tengah skeletal pada rahang bawah
( mental spine ) bergeser secara lateral yang berhubungan dengan bidang facial midsagittal ( acuan garis vertikal )
Kiri : deviasi lateral garis tengah mandibula berhubungan dengan garis tengah facial, bertahan pada postur posisi rest
328. Mencari dalam sefalogram postero-anterior.
Kanan : radiograf pada pasien dalam habitual oklusi
Auskultasi
• dilakukan dengan stetoskop, clicking dan krepitus pada sendi dapat didiagnosis selama
gerakan anteroposterior dan eksentrik mandibula.
• Clicking pada sendi dibedakan menjadi: clicking awal, menengah, terminal, dan reciprocal.
• clicking awal adalah tanda kodilus yang masih dapat kembali ke diskus. clicking menengah
adalah tanda ketidakrataan permukaan kondilar dan disk artikular, yang saling bergeser
selama gerakan. clicking terminal paling sering terjadi dan kondil bergerak terlalu jauh ke
depan sehubungan dengan diskus pada saat rahang terbuka secara maksimal. Clicking
reciprocal terjadi selama membuka dan menutup dan terdapat ketidaksesuaian antara
perpindahan condyle dan diskus.
Palpasi sendi temporomandibular
• XZ : bidang sagital
• XY : bidang horizontal
• YZ : bidang frontal
Contoh kasus
Kiri: Gesekan pada gigi kaninus kiri atas pada pasien wanita ini adalah gejala klinis dari hubungan
oklusal
Pemeriksaan sendi temporomandibular – radiografi
Hanya dalam kasus yang parah, pemeriksaan radiografi diindikasikan untuk anak-anak dengan
gangguan fungsional sendi temporomandibular. Beberapa teknik radiografi, yang diambil dalam
habitual oklusi dan / atau dalam posisi mulut terbuka, cocok untuk pemeriksaan sendi
temporomandibular (proyeksi posteroanterior, radiograps, tomograms).
Ketika menganalisis radiograps, temuan yang dapat terlihat: Posisi kondilus sehubungan dengan
fossa, lebar ruang sendi, perubahan bentuk dan struktur kepala kondilus dan / atau fossa
mandibula.
Remaja dengan maloklusi Kelas II, Divisi 1 dan disfungsi bibir (menggigit-bibir atau mengisap) paling
sering terkena gangguan TMJ.
Gambar 348 Tomogram sendi
Gambar 347 temuan klinis temporomandibular pada habitual oklusi
Pasien 22 tahun dengan disfungsi bibir yang jelas.
Maloklusi kelas II dengan peningkatan overjet Film tomografi sendi temporomandibular kanan
dan labioversi pada gigi seri atas. dan kiri dalam interkuspasi penuh (diproyeksikan
sepanjang bidang sagital).
Ada perbedaan nyata antara sisi kiri dan kanan
mengenai bentuk kondilus, atap fossa, dan lebar
ruang sendi.
Kanan: Kondilus dan atap fossa sangat rata;
kondilus terdislokasi ke anterior di rongga glenoid.
Gambar 349 Tomogram sendi temporomandibular dalam posisi mulut
terbuka maksimum