Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Radiologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan substansi
radioaktif, pancaran sinar serta diagnose dan perawatan dengan menggunakan sinar rongsen
atau ultrasound. Fungsi dari sinar radioaktif atau yang biasa disebut sinar rongsen ini pada
dasarnya untuk melihat jaringan yang sulit dilihat dengan kasat mata sehingga dapat
membantu menegakkan diagnose.Pemeriksaan radiografi adalah salah satu pemeriksaan yang
dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit gigi dan mulut.

Menginterpretasi radiografi termasuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan,


pengalaman dan teori yang menunjang karena pada suatu radiograf dapat terjadi beberapa
kesamaan dan ketidak jelasan, sehingga dapat mempengaruhi hasil diagnosa dan perawatan
pasien. Beberapa contoh dapat memberikan gambaran radiopak yang sama, yaitu adanya
superimpose dan substansi tulang memberikan gambaran radiopak sama dengan bagian gigi
yang berada dalam tulang.

Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah
apeks atau ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi. Abses periapikal adalah kumpulan pus
yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang yang disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan
atau periodontal. Abses periapikal umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan
yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi
jaringan dan sel-sel yang terinfeksi.

Granuloma periapikal merupakan lesi yang berbentuk bulat dengan perkembangan


yang lambat yang berada dekat dengan apex dari akar gigi, biasanya merupakan komplikasi
dari pulpitis. Terdiri dari massa jaringan inflamasi kronik yang berprolifersi diantara kapsul
fibrous yang merupakan ekstensi dari ligamen periodontal.

Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan bahan setengah cair atau gas
biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid, dapat berada
dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut selalu
dibatasi oleh lapisan epitel dan dibagian luarnya dilapisi oleh jaringan ikat dan pembuluh
darah.
Dengan adanya beberapa karakteristik tertentu pada kasus-kasus tersebut maka pada
makalah ini penulis akan membahas mengenai interpretasi penyakit periapikal.Hal ini karena
dalam menginterpretasi suatu radiograf seorang interpreter dalam hal ini seorang dokter gigi
spesialis radiologi kedokteran gigi harus dapat menginterpretasi sebaik mungkin, sehingga
mampu mendiagnosis dan melakukan perawatan yang tepat
BAB II

ISI

2.1 Lesi inflamasi periapikal3


 Nama Lain/Sinonim3
Lesi inflamasi periapikal juga disebut sebagai; periodontitis apikal akut,
periodontitis apikal kronis, abses periapikal, dan granuloma periapikal. Gambaran
radiolusen disebut sebagai rarefying osteitis dan gambaran radiopak disebut sebagai
sclerosing osteitis, condensing osteitis dan focal sclerosing osteitis.

 Definisi3
Lesi inflamasi periapikal terlihat sebagai reaksi lokal dari tulang disekitar
apeks gigi, lalu selanjutnya kemunculan kedua terjadi pada kematian pulpa atau
melalui perusakan jaringan periapikal oleh penyakit periodontal yang meluas (gambar
19-1). Kematian pulpa muncul setelah terjadinya invasi bakteri melalui karies atau
trauma. Pada gambar 19-1, lesi inflamasi periapikal digolongkan sebagai periodontitis
apikalis, yaitu sebuah proses inflamasi yang muncul secara histologi menyerupai
abses periapikal atau granuloma periapikal. Racun dari metabolisme pulpa nekrotik
keluar melalui apeks akar gigi untuk menyerang reaksi inflamasi pada ligamen
periodontal periapikal dan tulang sekitar (periodontitis apikalis).

Secara histologi, reaksi ini digolongkan sebagai perubahan infiltrat inflamasi


yang didominasi oleh campuran limfosit dan neutrofil polimorfonuklear. Sesuai
dengan keparahan reaksinya, neutrofil selanjutnya akan membentuk pus, yang muncul
pada abses apikalis. Hal ini di golongkan menjadi inflamasi akut. Sebagai cara lain
terhadap proses penyembuhan periodontitis apikalis, tubuh manusia menstimulasi
pembentukan jaringan granulasi bercampur dengan infiltrat inflamasi kronik bersatu
dengan limfosit, plasma sel, dan histiosit dalam jumlah banyak, dan membantu
pertumbuhan granuloma periapikalis. Epitel yang terjebak (sisa sel Malassez) akan
berproliferasi menjadi kista radikular atau apikal. Bentuk eksaserbasi akut dari bentuk
kronik selanjutnya akan muncul secara terputus-putus3

Jika tulang sumsum sekitar ikut terkena reaksi inflamasi melalui penyebaran
organism pyogenic, abses periapikal local dapat berubah menjadi osteomyelitis.
Besarnya area inflamasi tidak sepenting keparahan reaksinya. Tetapi, ukuran lesi
dianggap sebagai suatu factor, lesi inflamasi periapikal biasanya hanya terjadi pada
tulang disekitar apeks gigi, dan osteomyelitisterjadi di area yang lebih besar pada
tulang. Lesi periapikal dapat besar, tapi epicenter dari lesi tetap pada sekitar apeks
gigi. Jika lesi periapikal bertambah lebih jauh, dimana lesi tidak bertitik tengan di
apeks gigi, mungkin didiagnosa dengan ostemyelitis. Prebedaan antara inflamasi
periapikal dan ostemyelitis dapat diketahui dengan radiografi. Perkembangan
inflamasi periapikal menjadi osteomyelitis jarang terjadi, dan factor-faktor lain yang
menjadi penyebabnya seperti menurunnya daya tahan host dan meningkatnya
keganasan microorganism patogenik. 3
 Tanda-tanda klinis3
Tanda-tanda lesi inflamasi periapikal dapat bermacam-macam, dari
asymptomatic, sakit gigi yang terkadang, sampai sakit parah dengan atau tanpa
pembengkakan wajah, demam, dan lymphadenopathy. Abses periapikal biasanya
menunjukkan rasa sakit parah, pergekana dan kadang terangkatnya gigi yang terlibat,
pembengkakan, dan kenyal pada saat perkusi. Palpasi pada regio apikal menyebabkan
rasa sakit. Drainase segera ke rongga mulut melalui fistula (parulis) dapat
meringankan rasa sakit akut. Lesi akut dapat berkembang menjadi kronis (granuloma
periapikal atau kista), yang dapat tanpa gejala kecuali untuk sakit gigi yang
memuncak secara tidak teratur, yang menandakan adanya lesi kronis akut exaserbasi. 3

 Lokasi. Pada kasus umum, epicenter dari lesi ditemukan pada sekitar apeks gigi yang
terlibat. Lesi biasanya mulai dari dalam bagian apical dari ruang ligamen periodontal.
3

 Batas Tepi. Pada kebanyakan kasus, batas tepi lesi inflamasi periapikal tidak jelas,
menunjukkan perubahan bertahap dari pola trabecular sekitar yang normal ke arah
pola tulang yang tidak normal dari lesi. 3
 Struktur interna. 3
Lesi inflamasi periapikal awal mungkin tidak menunjukkan perubahan radiografis
pada pola tulang normal. Perubahan paling awal yang dapat terdeteksi adalah
hilangnya kepadatan tulang, yang biasanya menyebabkan pelebaran ruang ligamen
periodontal pada apeks gigi dan kemudian menempati diameter yang lebih besar pada
tulang sekitar. Pada tahap awal, tidak ada bukti terjadinya reaksi tulang sklerotik. Saat
penyakit berkembang, muncul campuran sklerotik dan rarefraksi (hilangnya tulang
yang menyebabkan radiopaque) pada tulang normal. Daerah yang paling parah
kerusakan tulangnya biasanya tengah-tengahnya terletak pada apeks gigi, dengan pola
sklerotik terletak pada bagian tepi. Pemeriksaan teliti pada regio sklerotik
menunjukkan lebih tebal dari trabekula normal dan kadang peningkatan pada jumlah
trabekula per unit area. Pada kasus kronis, pembentukan tulang baru dapat
menyebabkan regio sklerotik yang padat pada tulang, yang mengaburkan trabekula
individual. Jarang-jarang lesi dilihat tersusun seluruhnya oleh tulang sklerotik
(scleroting osteitis), tapi biasanya beberapa bukti menunjukkan pelebaran bagian
apikal dari ruang ligamen periodontal. 3
 Tanda-tanda radiografik3
Tanda-tanda radiografis dari lesi inflamasi periapikal bermacam-macam
tergantung berjalannya waktu dari lesi. Karena lesi yang sangat awal tidak
menunjukkan perubahan radiografis, diagnosa didasarkan pada gejala klinis. Lesi
kronis dapat menunjukkan perubahan lytic (radiolucent) atau sclerotic (radiopaque),
atau keduanya. Lesi radiolusen di periapikal yang kecil dengan pinggiran simulasi
korteks yang dapat dideteksi dengan baik dapat berupa granuloma periapikal atau
kista(kista radikular). Differensiasi sukar dilakukan kecuali ditemui karakter dari kista
seperti pemindahan struktur berdekatan dan ekspansi batas luar kortikal rahang. Lesi
yang mempunyai diameter yang lebih besar dari 1 cm biasanya adalah kista radikular.
Jika pasien pernah melakukan perawatan endodontik atau pembedahan apikal,
radiolusen di periapikal dapat menetap dimana mungkin menunjukkan periapikal
rarefying osteotis. Dalam kedua kasus diatas tulang yang hancur tidak dapat diganti
dengan tulang baru tapi diganti dengan jaringan parut. Differential diagnosa tidak
dapat bergantung dengan hasil rontgen tapi harus disertai dengan tanda klinis dan
gejala yang ada. 3
2.2.Interpretasi Radiogram4

Interpretasi merupakan suatu proses membaca hasil pemaparan sinar X berdasarkan


pengamatan tanpa melihat informasi lain dan berperan untuk membantu diagnosa, sehingga
dapat membantu suatu diagnosa klinis (Goaz & White, 1994). Karakteristik radiografi yang
dapat berpengaruh untuk suatu interpretasi adalah densitas, kontras, detail dan ukuran objek
harus sesuai dengan sebenarnya. Termasuk dalam hal ini intensitas, kabut dan hamburan
radiasi, latitude dan film speed.4

2.2.1 Ciri Umum Radiografi Lesi Periapikal3

 LOKASI [3]
Pada lesi inflamasi periapikal dimana terjadi kondisi patologi pada pulpa gigi,
inflamasi berpusat pada ujung apeks gigi. Akan tetapi, lesi yang berasal dari pulpa
dapat terjadi dimana saja sepanjang permukaan akar karena saluran pulpa tambahan
atau perforasi akibat perawatan saluran akar atau fraktur dari akar gigi. Sumber asal
dari lesi periododntal berpusat pada puncak tulang alveolar. Ketika kehilangan tulang
periodontal sudah cukup parah, inflamasi tulang akan menyebar sampai ke
percabangan akar atau bahkan hingga ke ujung apeks akar gigi.

 BAGIAN PERIFER (TEPI) 3


Seringkali bagian tepi terlihat tidak jelas, dengan kombinasi tingkatan dari gambaran
trabekular normal menjadi gambaran sklerotik, atau dari trabekular normal berangsur
meningkat perlahan menjadi gambaran radiolusen dari kehilangan tulang.

 STRUKTUR INTERNAL3
Muncul beberapa gambaran dari struktur internal dari lesi inflamasi. Tulang
cancellous merespon serangan dengan mengganggu keseimbangan metabolisme
tulang dengan meningkatkan proses resorpsi tulang (yang mengakibatkan gambaran
radiolusen) atau proses pembentukan tulang (memperlihatkan gambaran radiopak atau
sklerotik). Biasanya terdapat kombinasi pada kedua reaksi ini. Daerah radiolusen
menunjukan tidak adanya bukti pada bentuk trabekula sebelumnya atau bentuk
trabekula ringan. Peningkatan dari gambaran radiopak disebabkan oleh peningkatan
proses pembentukan tulang pada bentuk trabekula. Secara radiografi, kemunculan
bentuk trabekula ini terlihat lebih tebal dan jumlahnya meningkat, menggantikan
celah-celah yang hilang.
2.2.2 Prinsip Interpretasi Periapikal

Interpretasi radiogram periapikal haruslah mengikuti prinsip berikut 1:

1. Yang utama : diperhatikan apakah gigi tersebut vital atau nonvital. Sebagai contoh,
apabila gambaran dari periapikal gigi yang nonvital menunjukkan adanya radiolusen
haruslah diperhatikan dengan cermat karena menggambarkan suatu keadaan yang
harus dirawat.
2. Kadang-kadang pada pengetesan dengan tester pulpa gigi tersebut nonvital akan tetapi
pada pemeriksaan klinis tidak terlihat adanya karies, ternyata jaringan pulpanya
nekrotik ini kemungkinan disebabkan oleh trauma.
3. Lokasi, durasi, ukuran dari lesi, apakah terjadi pada penderita yang lanjut usia atau
masih muda dan jenis kelamin dari penderita perlu dalam mendiagnosis periapikal
gigi tersebut. Sebagai contoh, mieloma yang multipel lebih sering terjadi pada
penderita yang berumur lanjut dan kista traumatik lebih sering terjadi pada penderita
yang masih muda.
4. Apakah ada simtom neurologis, yang kemungkinan merupakan tanda suatu keganasan
ataukah karena suatu trauma pada bagian tersebut. Kerusakan kortikal tulang apakah
kerusakannya berlangsung cepat atau lambat karena dapat diduga lesi tersebut suatu
tanda keganasan atau inflamasi biasa.
5. Pada lesi periapikal yang radiolusen, aspirasi dari isi bagian tersebut perlu diagnosis,
karena dengan membedakan isi lesi tersebut maka dapat dibedakan apakah kelainan
tersebut kista atau bukan.
6. Apakah adanya lesi tersebut menyebabkan gejala sistemik ataukah tidak, karena
penting untuk menentukan diagnosis banding dengan penyakit lain. Sebagai contoh
adalah gambaran radiopak yang multipel pada rahang yang disebut enostosis multipel
yang harus dibedakan dengan kondensing osteitis.

2.3.Gambaran radiografi keadaan periapikal yang mengalami kelainan ada 3 macam1 :

1. Gambaran radiografi periapikal yang radiolusen


2. Gambaran radiografi periapikal yang radiopak.
3. Gambaran radiografi periapikal yang campuran antara radiolusen dan radiopak
Tiga gambaran radiografis tersebut mempunyai gambaran skematis sebagai berikut1 :

Cara membedakan gambaran diagnosis yang terlihat pada lesi periapikal diperhatikan
pada tabel dibawah ini. 1

Gambaran diagnostik Diagnosis


Radiolusen pada apikal gigi yang nonvital Granuloma gigi, kista, radikuler dan abses
Radiolusen pada daerah di mana ada bekas Kista residual
pencabutan gigi
Radiolusen pada apikal gigi yang masih vital Sementoma stadium I
Radiolusen pada apikal gigi dimana pernah Kista radikuler
dilakukan perawatan endodontik
Radiolusen pada apikal gigi dimana Jaringan parut di daerah apikal
dilakukan pengisian saluran akar dan apeks
reseksi
2.3.1 GAMBARAN RADIOGRAFI PERIAPIKAL YANG RADIOLUSEN

Reaksi peradangan dari pulpa yang disebabkan oleh karies gigi dan perawatan
endodontik yang tidak berhasil akan menimbulkan lesi pada periapikal. Sebelum terjadi
gambaran yang khas pada periapikalnya maka gambaran radiogram yang pertama-tama dapat
dilihat adalah pelebaran pada jaringan periodontium pada bagian apikal gigi tersebut. 1

Terdiri daripada

i. abses.
ii. granuloma,
iii. kista

Lesi lesi ini tidak boleh diperiksa hanya dengan pemeriksaan radiografis semata-mata,
namun pemeriksaan klinis dan laboratorium diperlukan sebagai langkah untuk mendiagnosa
penyakit.

I.Abses periapikal2

Abses periapikal mengandung pus/ nanah yang terlokalisir pada region periapikal
sehingga menyebabkan kematian pulpa.

Abses periapikal akut ditandai dengan adanya proses memproduksi nanah secara akut
dan adanya inflamasi. Abses akut terjadi juga akibat dari inflamasi akut pada pulpa, atau
infeksi kronis pada area tertentu seperti granuloma periapikal.

- rasa sakit/nyeri ( berdenyut, tajam dan konstan)


- gigi non vital
- sensitive pada tekanan, perkusi dan panas
- gambaran radiografis: bertambahnya pelebaran celah ligamen periodontal

Abses periapikal kronis. Abses periapikal kronis ditandai dengan penghasilan pus dan
berlangsung lama atau menahun. Abses akut atau periapikal granuloma boleh
berkembang menjadi abses periapikal kronis.

- asimptomatik karena terdapat nanah/pus pada tulang dan celah ligament


periodontal. Secara klinis, terlihat gum boil (parulis) pada daerah ujung akar
gigi tersebut
- berbentuk lingkaran bulat/ ovoid , radiolusen, tidak berbatas jelas.
- Lamina dura yang terletak antara apek akar dan lesi tidak kelihatan.
- perawatan: drainase, perawatan endodontic, ataupun extraksi.

II. Granuloma periapikal 2

Granuloma periapikal merupakan massa terlokalisir pada jaringan granulasi yang


terinflamasi secara kronis pada apex gigi non vital. Kematian jaringan pulpa dan nekrosis
merupakan sequela pulpitis yang sering terjadi. Granuloma periapikal boleh berkembang
menjadi kista periapikal ataupun abses periapikal. Gigi yang terdapat granuloma bersifat
asimtomatik namun mempunyai riwayat sensitifitas terhadap panas ataupun sejuk.
Perawatannya termasuk terapi endodontic ataupun pencabutan gigi disertai kuretase pada
region apikalis. 2

Granuloma periapikalis ditandai dengan pelebaran


ruang/ spasia ligament periodontal pada apek akar. Pelebaran
periodontal semakin bertambah seiring waktu dan akan
terlihat sebagai lingkaran/ bulatan dan ovoid radiolusen.
Lamina dura tidak terlihat di antara apek akar dan lesi apical. 2
III. Kista periapikal 2

Kista periapikalis (dikenal sebagai kista radikular) merupakan lesi yang


berkembang menahun. Kista periapikal timbul akibat kematian dan nekrosis pulpa.
Ianya paling sering terjadi dan hampir 50-7o% pada rongga mulut. Seringkali bersifat
asimptomatik. Berbentuk bulat/ ovoid, radiolusen pada gambaran roentgen. 2

 Gambaran radiolusen pada apikal gigi yang nonvital1

Apabila gigi yang diinterpretasikan adalah gigi nonvital, interpretasi pada gigi
tersebut kemungkinannya adalah granuloma, kista radikuler dan abses yang kronis. 1

Dalam pemeriksaan klinis abses dapat dengan mudah diinterpretasikan apabila terlihat
adanya suatu fistula. Namun, gambaran radiologi granuloma, kista radikuler, dan abses
kromis agak susah dibedakan. Statistik menunjukkan bahwa 48% kelainan yang terlihat
radiolusen adalah granuloma,
43% kista radikuler dan 1,1%
adalah abses yang kronis. 1

Gambaran radiografis
abses periapikal yang kronis,
granuloma, dan kista radikuler
ditunjukkan di bawah 1

 Radiolusen pada apikal gigi yang masih vital1

Pada apikal gihi yang masih vital, radiolusen diinterpretasikan ebagai sementoma
stadium I. Sementoma mempunyai 3 stadium : stadium 1 gambarannya adalah radiolusen,
stadium 2 gambarannya adalah gambaran campuran antara radiolusen dan radiopak, dan
stadium3 gambarannya adalah radiopak. 1
Sementoma terjadi pada gigi anterior rahang bawah. Gigi yang pada perapikalnya ada
sementoma dianggap masih vital dan pada radiogram kemunngkinan tidak terlihat adanya
karies yang besar dan tambalan yang besar. Sementoma stadium 1 harus dibedakan dengan
kista traumatik yang gambaran periapikalnya juga radiolusen. 1

 Radiolusen pada apikal gigi yang pernah dirawat


endodontik 1

Apabila radiolusen muncul didaerah periapikal yang


telah mengalami perawatan endodontik akan tetapi
gambaran radiolusen bertambah besar ukurannya, ada
keluhan sakit, terlihat adanya fistula dan pada periode 6
bulan setelah perawatan tidak ada tanda-tanda penyembuhan
maka, keadaan apikal ini diinterpretasikan sebagai kista
radikuler. 1

 Radiolusen pada apikal gigi yang telah diisi saluran akar dan reseksi apeks1

Densitas radiolusen pada apikal gigi yang telah dilakukan pengisian saluran akar dan
reseksi apeks adalah lebih pekat. Ini disebabkan oleh karena penguretan dan akhirnya terjadi
ruangan kosong, keadaan ini diinterpretasikan sebagai jaringan parut periapikal. Jika
perawatan berhasil, penderita tidak mengalami keluhan dan selanjutnya pada pemeriksaan
dengan radiogram tidak terlihat bertambah besarnya gambaran radiolusen tersebut, akan
tetapi justru akan terjadi pengecilan dengan adanya pertumbuhan tulang baru. 1

1. Kista nasoalveolar

2. Kista globulomaksilaris1

Kista ini sering terjadi, diperkirakan 21% radiolusen yang terjadi pada daerah
garis tengah adalah kista ini. Lokasinya adalah pada daerah antara gigi insisivus
lateral dan kaninus rahang atas. Gigi-gigi tersebut masih vital dan secara klinis pada
perabaan akan teraba suatu masa yang lunak didaerah tersebut. Gambaran
radiografinya berupa suatu keadaan yang radiolusen seperti 1 buah pir dan karena
tekanan dari kista tersebut, maka akarnya akan memencar. 1
3.Kista median alveolar1

Kista ini sangat jarang terjadi dan kalau terjadi maka kista ini lokasinya pada
insisivus sentral atas. Giginya masih vital.

4. Kista nasopalatina1

Kista ini juga sering terjadi,


diperkirakan 65% kista pada garis
tengah wajah adalah kista ini.
Lokasinya adalah di antara gigi-gigi
insisivus sentral. Bentuknya seperti
hati yang radiousen. Bentuk yang
seperti ini disebabkan oleh karena
superimpose dari spina nasalis yang
meliputi kista rersebut. Biasanya kista
ini terlihat dengan teknik oklusal.
Giginya yang berada di sekitar kista
tersebut masih vital. 1
5. Kista median palatina1

Kurang lebih 9% radiolusen yang digaris tengah dari maksila di bagian posterior
dari papila insisiva di tengah palatum yang keras adalah kista median palatina. Gigi di
sekitarnya masih vital dan perawatannya adalah dengan eksisi. 1

 Lesi pada bagian dimana gigi yang tidak ada1

Apabila gigi terutama gigi permanen hilang dari lengkung rahang dan pada tempat
tersebut terlihat radiolusen, kemungkinan gambaran radiolusen tersebut adalah :

1. Kista primodial
2. Ameloblastoma

Jika ada kista primodial, akan tampak radiolusensi pada tempat di mana gigi itu
mengalami kegagalan pertumbuhannya. Gigi sekitar kista tersebut masih vital. Karena
pertumbuhan kista tersebut maka kedua akar gigi yang ada kistanya akan meyebar. Kista
primodial terjadinya diantara gigi premolar satu dan premolar dua bawah atau pada
premolar dua dan molar satu bawah.

Gambaran radiografi ameloblastoma sangat susah didiagnosis kecuali dengan


biopsi. Perawatan kedua kista ini adalah dengan eksisi.
 Lesi sekitar korona gigi yang impaksi 1

Lesi disekitar gigi yang impaksi kemungknan kistanya adalah :

1. Kista dentigerous
2. Kista erupsi
3. Kista odontogenik

Kista dentigerous dan fibroma odontogenik1

Lebih dari 95% radiolusen sekitar gigi yang impaksi adalah kista dentigerous
dan fibroma odontogenik. Cara membedakan keduanya hanyalah dengan
pembedahan. Kista dentigerous berisi cairan kista sedangkan fibroma odontogenik
berisi masa yang solid, tapi dalam radiograf susah membedakan antara keduanya.
Dalam radiograf dapat dilihat bahwa ekspansi dari kista dan fibroma tersebut akan
menyebabkan kedua akar dari gigi yang terkena memencar. Kadang-kadang pelat
ortikal akan hancur. Pada kista dentigerous ini impaksi giginya adalah mesio-angular
sampai horizontal. Perawatannya adalah dengan odontektomi. 1

Kista erupsi1

Kista erupsi biasanya terjadi pada gigi yang impaksinya adalah vertikal. Kista
umumnya terletak di sekitar korona gigi tang impaksi tersebut. Pada radiograf tidak
telihat tulang kortikalnya. Baik kista dentigerous atau kista erupsi terjadi pada fase
erupsi dari gigi yang bersangkutan.
2.3.2 .GAMBARAN RADIOGRAFI PERIAPIKAL YANG RADIOPAK

Gambaran radiopak yang sering terjadi pada rahang dan periapikal gigi pada
radiografi gigi berupa osteitis kondesasi, sklerosis tulang dan hypersementosis ,tidak seperti
radiolusensi periapikal, radiopaksitas periapikal dapat didiagnosis berdasarkan penampakan
radiografinya, informasi klinis dan riwayat pasen 2

 Kondensing osteitis ( dense bone island).

Sering dikenal dengan chronic focal


sclerosing osteomyelitis2 .Kondensing osteitis
adalah merupaan kelainan radiopak yang sering
terjadi. 1 Dapat dibedakan secara jelas yang
terlihat di bawah apex dari gigi nonvital dengan
riwayat long standing pulpitis, opaksitas
mewakili dari proliferasi tulang periapikal yang
mana merupakan hasil dari inflamasi derajat rendah atau iritasi ringan, inflamasi
merangsang kondesasi osteitis yang terjadi sebagai respon terhadap kematian pulpal2
Dalam radiogram terlihat radiopak yang jelas. Keadaan ini mempengaruhi kepadatan
tulang bagian trabekula dan dentinnya. Kondensing osteitis merupakan kelainan yang
disebabkan oleh karena trauma atau infeksi tukang yang kronis. 1 Sering ditemukan
pada orang dewasa, gigi yang paling sering terlibat ialah molar 1 mandibular, gigi
yang berkaitan dengan osteitis kondensasi ialah nonvital dan biasanya lesi karies yg
besar, 2sering terjadi pada periapikal premolar dan molar bawah. Pulpa yang nekrosis
dapat menimbulkan kondensing osteitis pada gigi tersebut dan kelainan akan hilang
apabila dilakukan perawatan endodomtik yang umum. 1Condensing osteitis bervariasi
dari ukuran dan bentuk dan tidak dapaterilah saat menempel pada akar gigi2

Kondensing osteitis ditemukan pada pembuatan radiogram yang biasa dan


tidak menimbulkan simptom yang jelas, kecuali bila mengalami infeki sekunder. 1

Kondensing osteitis perlu didiagnosis banding dalam rangka perawatannya


supaya tidak salah melakukan perawatan. 1 Condensing osteitis dipercaya hanya
merupakan reaksi fisiologi dari tulang, maka pengobatan diniai tidak diperlukan2
Kelainan-kelainan yang perlu diperhatikan dan hampir sama dengan
kondensing osteitis adalah sisa akar, hipersementosis dan sementoma stadium III. 1

 Sklerosis tulang2

Dikenal dengan nama osteosclerosis atau


idiopathic periapical osteosclerosis adalah
radiopaksitas yang terlihat jelas dibawah dari
puncak dari gigi vital , namun terdapat pada gigi
noon karies, penyebab dar sklerosi tulang ini belum
diketahui, bagaimanapun juga , tidak dapat diyakini
bahwa hal ini berhubungan dengan inflamasi, lesi
yang tidak menempel pada gigi dan beragam
bentuk dan ukuram, dengan batas yang dapat
terlihat secara halus, atau irregular dan menyebar,
batas yg berlanjut dengan tulang normal yang berdekatan dan tidak adanya
radiolusensi yang terlihat, sklerosis tulang ini tidak bergejala dan biasanya ditemukan
saat pemeriksaan radiografi gigi rutin

 Sementoma stadium III (displasia semental periapikal)


Adalah deposis sementum pada permukaan akar gigi yang berlebihan,
merupakan hasil dari erupsi bagian atas , radang dan trauma, biasanya tidak diikuti
penyebab yg jelas. Pada radiografi gigi hypersementosis terlihat dengan berlebihnya
jumlah dari sementum sepanjang bagian dari permukaan akar gigi, dengan area apical
yg paling sering terkena, dan terlihat pelebaran dan bentukan bulbous, area akar
terkena denagn hypercementosis biasanya terpisah dari tulang periapikal dengan
tampakan ligamen space periodontal yg normal, sekeliling dari lamina dura biasanya
terlihat normal atau baik, tidak ada gejala yg berhubungan dgn hypersementosis,
kebanyakan ditemukan saat dilakukan pemeriksaan radiografi gigi rutin 2
Sementoma terjadi pada gigi anterior rahang bawah yang masih vital dan lebih
sering mengenai wanita. Sementoma biasanya menimbulkan simtom pada penderita
ehingga tidak perlu dilakukan perawatan1
RINGKASAN
Dengan adanya berbagai macam gambaran radiografi dengan kriteria yang hampir
sama, maka para dokter gigi dalam melakukan interpretasi harus benar-benar memahami
cara-cara teknik intrepretasi sehingga dapat menghasilkan diagnosa yang tepat untuk
perawatan suatu penyakit gigi dan mulut.

Gambaran radiografi keadaan periapikal yang mengalami kelainan ada 3 macam yaitu :

1. Gambaran radiografi periapikal yang radiolusen


2. Gambaran radiografi periapikal yang radiopak.
3. Gambaran radiografi periapikal yang campuran antara radiolusen dan radiopak

Gambaran radiografi lesi periapial akut hanya terlihat berupa perubahan-perubahan


pada jaringan periodontium dengan adanya pelebaran jaringan periodontium pada apikal gigi
tersebut. Dan lesi periapikal kronis asalnya dari keadaan akut dan menghasilkan gambaran
radiografis yang jelas dan khas. Gambaran lesi periapiakal yang radiolusen berupa kista,
abses, dan granuloma.Sedangkan gambaran radiopak berupa osteitis kondesasi, sklerosis
tulang dan hypersementosis.

Lesi periapikal tidak dapat diperiksa tanpa pemeriksaan radiografi gigi, seperti
granuloma periapikal, abses periapikal, kista periapikal, condensing osteitis, sklerosis tulang
dan hypersementosis.

Dengan memahami dan mempelajari dengan seksama, teliti dan mengetahui secara
tepat ciri-ciri/kriteria dari suatu gambaran penyakit gigi dan mulut maka suatu perawatan
akan tepat sesuai dengan diagnosa yang dihasilkan dari suatu pemeriksaan
TUGAS RADIOLOGI DENTAL II

INTERPRESTASI PENYAKIT PERIAPIKAL

Dosen Pembimbing :
Diah Indriastuti,drg

KELAS B
KELOMPOK 3

Lirgaty Wideaztyarini 2008-11-085 Mega Prawita S. 2008-11-090

M.Adityo Imam N. 2008-11-086 Melisa 2008-11-091

Metta Sari Puspa W. 2008-11-092


Maesa Uswa E. 2008-11-087
Mohammad Maulana 2008-11-096
Marsha Rindu C. 2008-11-088
Nur Anisah Binti Mohd Ishadi 2008-11-107
Marha Shabrina 2008-11-089
Nur Syafirah Bt. Mohmad Nor 2008-11-111

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2011

Anda mungkin juga menyukai