3. Terdapat dua dinding bukal maupun lingual jika hanya dinding bukal atau lingual saja atau
keduanya tidak ada, akan terjadi fraktur yg disebabkan adanya gaya non-axial yang tidak
terlindungi oleh kedua kontrabevel dan kedua intrabevel. Karena untuk sementasi
menggunakan conventional luting cement pada cast onlay, resistensi murni didapatkan dari
bentuk geometri preparasi sehingga wajib terdapat dinding bukal (ada 1 kontra dan
intrakoronal bevel) dan lingual (ada 1 kontra dan intrakoronal bevel).
Preparasi onlay dapat dilakukan secara kelas I maupun kelas II, tergantung perluasaan dan
keterlibatan karies, serta ketebalan dinding proksimalnya.
1. Untuk kelas I tidak melibatkan dinding mesial maupun distal
2. Untuk kelas II preparasi dinding proksimal sama seperti preparasi inlay, dengan melihat:
Lebar Isthmus (antara 1/3 mesial atau distal dan 1/3 tengah gigi) ½ jarak intercuspal
(dihitung dengan membagi jarak antara cusp tip bukal hingga lingual menjadi 4 bagian).
Terdapat occlusal step (pada onlay vital), Step tidak dilakukan jika onlay non vital
Gingival bevel 30 derajat dengan lebar 0,5 – 1 mm
Sudut outer angle 110 derajat
Pertemuan intrabevel dengan gingival bevel diflaring/satukan dengan finishing bur.
Tahapan preparasi onlay kelas I:
1. Pada cusp yang dicapping, lakukan reduksi oklusal dengan membuat beberapa depth cut untuk
pedoman menggunakan bur fisur sedalam 1,5 mm, kemudian satukan pedoman yang telah
dibuat.
Evaluasi: Saat beroklusi, Sonde atau bur dengan diameter 1,5 mm dapat masuk dengan bebas,
tidak menyangkut.
2. Preparasi dinding vertikal pada bukal mesial dan lingual dengan flat end tapered bur (band biru
atau hijau) dengan shank bur sejajar aksis gigi.
3. Pada cusp yang tidak dicapping, dilakukan intrabevel dengan sudut 40 derajat dengan finishing
bur berbentuk flame
4. Pada cusp yang di capping, dilakukan kontrabevel dengan sudut 30 derajat dengan finishing bur
berbentuk flame, tidak ada ketentuan selebar apa, namun semakin jauh jaraknya dengan kontak
gigi antagonis semakin baik.
5. Haluskan seluruh permukaan preparasi yang memiliki sudut tajam, terutama pada pertemuan
sound tooth dengan preparasi, internal line angle semua juga wajib membulat, dan dasar kavitas
harus datar.
Tahapan preparasi onlay kelas II:
1. Ulangi tahapan 1-4 pada tahapan preparasi onlay kelas I
2. Daerah isthmus wajib ½ panjang intercuspal
3. Wajib menggunakan occlusal step (JIKA VITAL SAJA, NON VITAL Skip ke tahap 4) dengan
mendalamkan dinding gingival sedalam 2 mm ke arah gingival)
4. Garis aksiopulpa dibulatkan, tidak tajam dengan finishing bur berbentuk flame
5. Outer angle preparasi memiliki sudut 110 derajat dengan flat end tapered bur (band biru atau
hijau)
6. Bevel gingiva menggunakan finishing bur berbentuk flame tipis dengan sudut 30 derajat dan
lebar 0,5 – 1 mm.
7. Haluskan seluruh permukaan preparasi yang memiliki sudut tajam, terutama pada pertemuan
sound tooth dengan preparasi, internal line angle semua juga wajib membulat, dan dasar kavitas
harus datar.
8. Satukan intrabevel, gingival bevel, dan kontrabevel jika bertemu menggunakan finishing bur
berbentuk flame.
Pencetakan onlay:
1. Gunakan PVS (Heavy body dan Light body)
2. Lepaskan glove atau jangan gunakan glove berbahan lateks
3. Ambil 1 sendok base dan 1 sendok katalis pada heavy body, campurkan keduanya sehingga
menghasilkan homogen
4. Masukkan heavy body ke dalam sendok cetak sebagian
5. Ambil spacer (diintegrasi menggunakan plastic wrap untuk DU), letakkan diatas heavy body yang
telah ada di sendok cetak sebagian.
6. Masukkan sendok cetak ke dalam gigi yang di preparasi dan dicetak dengan gerakan menekan ke
dalam dengan gerakan ringan ke kiri dan ke kanan sambil ditekan ke apikal di “awal
pencetakan” agar material heavy body dapat mengalir ke dalam kamar pulpa (kavitas)
7. Lepaskan spacer
8. Aduk light body dengan pasta base dan katalis sama panjang, hingga homogen dan pastikan
tidak ada bubble atau void
9. Taruh light body diatas regio elemen gigi onlay pada cetakan sendok cetak sebagian dan gigi
onlay yang telah di preparasi pada pasien (Intinya taruh di sendok cetak dan gigi pasien yg
dionlay)
10. Kemudian cetakan secara mukostatis (biarkan materialnya flow dan beradaptasi dengan
sendirinya)