Anda di halaman 1dari 4

 Perawatan gigi pasca-PSA ada dua macam di Integrasi:

1. Full Onlay/ cusp capping pada onlay


2. Partial Onlay/ cusp capping pada onlay
3. Dowell Crown
 Indikasi onlay dan crown pada gigi pasca-PSA: Untuk mencegah fraktur
 Kapan menggunakan Onlay dan Dowell Crown:
 Jika pada gigi P & M masih terdapat dinding bukal dan lingual/palatal, gunakan onlay
 Jika pada gigi P & M tidak terdapat salah satu atau kedua dinding bukal ataupun lingual/palatal,
gunakan Dowell Crown dengan melihat ketersediaan jaringan untuk membentuk ferrule 2 mm,
(Jika tidak dapat membentuk ferrule 2 mm e.c. jaringan dentin terletak apikal dari margin
gingiva  evaluasi ratio mahkota akar, kemudian jika tidak lebih dari 1:1  liat jarak CEJ ke tlg
alveolar untuk pertimbangan dilakukan crown lengthening agar tidak merusak BW (biological
width gingiva).
 Kapan menggunakan full dan partial cusp capping pada onlay:
1. Ketentuan dilakukan cusp capping 
 Pengukuran dilakukan pada setiap cusp pada 1 gigi.
 Buat garis imajiner dari central groove hingga cusp tip salah satu cusp, bagi menjadi 3
bagian sama rata.
 Pada Kavitas yang telah mencapai atau melebihi 2/3 jarak antara central groove dan cusp
tip. Liat gambar di bawah ini yang merupakan contoh dari partial cusp capping

2. Full  seluruh cusp di capping karena memenuhi ketentuan


3. Partial  hanya beberapa cusp yang memenuhi ketentuan yang dicapping, cusp yang tidak
memenuhi ketentuan tidak dicapping
 Prinsip preparasi onlay:
1. Retention form didapat dari divergensi dinding preparasi 2-5 derajat (Studervan) atau 5-15
derajat (Berdasarkan kiblat/referensi yang digunakan oleh dosen/residen konservasi FKG UI),
saat diskusi jawab jenis kiblat yang dibaca.
2. Resistance form didapat dari kontrabevel dan intrabevel
 Komponen preparasi yang perlu diperhatikan dalam restorasi onlay partial maupun full capping:
1. Kontrabevel
 Fungsi dari kontrabevel untuk mengkompensasi penyusutan metal cast onlay saat
diletakkan pada kavitas preparasi, sekaligus sebagai sokongan cusp bukal dan
lingual/palatal untuk mencegah terjadinya fraktur pada 1/3 servikal mahkota
2. Intrabevel
 Fungsi dari intrabevel adalah untuk menghindari terjadinya fraktur pada 1/3 servikal
mahkota dimana pertemuan dinding vertikal yang telah dipreparasi dengan cusp ridge
yang telah tereduksi. (Bayangkan jika ga dilakukan intrabevel, bentuk preparasinya akan
seperti preparaasi pasak, dengan adanya ferule dan menggunakan cast post, otomatis akan
terjadi fraktur di akar pada kasus pasak karena tidak terdapat ikatan mekanik antara pasak
dengan saluran akar jadi distribusi beban tidak merata pada seluruh permukaan dentin
akar; jika pada kasus onlay tidak diberikan intrakoronal bevel, maka daerah yang rentan
terjadi fraktur adalah daerah yang memiliki struktur dentin tertipis secara kroseksi dan
dekat dengan daerah fulkrum yang dikarenakan adanya tulang pada gigi)

3. Terdapat dua dinding bukal maupun lingual  jika hanya dinding bukal atau lingual saja atau
keduanya tidak ada, akan terjadi fraktur yg disebabkan adanya gaya non-axial yang tidak
terlindungi oleh kedua kontrabevel dan kedua intrabevel. Karena untuk sementasi
menggunakan conventional luting cement pada cast onlay, resistensi murni didapatkan dari
bentuk geometri preparasi sehingga wajib terdapat dinding bukal (ada 1 kontra dan
intrakoronal bevel) dan lingual (ada 1 kontra dan intrakoronal bevel).

 Preparasi onlay dapat dilakukan secara kelas I maupun kelas II, tergantung perluasaan dan
keterlibatan karies, serta ketebalan dinding proksimalnya.
1. Untuk kelas I  tidak melibatkan dinding mesial maupun distal
2. Untuk kelas II  preparasi dinding proksimal sama seperti preparasi inlay, dengan melihat:
 Lebar Isthmus (antara 1/3 mesial atau distal dan 1/3 tengah gigi)  ½ jarak intercuspal
(dihitung dengan membagi jarak antara cusp tip bukal hingga lingual menjadi 4 bagian).
 Terdapat occlusal step (pada onlay vital), Step tidak dilakukan jika onlay non vital
 Gingival bevel 30 derajat dengan lebar 0,5 – 1 mm
 Sudut outer angle 110 derajat
 Pertemuan intrabevel dengan gingival bevel diflaring/satukan dengan finishing bur.
 Tahapan preparasi onlay kelas I:
1. Pada cusp yang dicapping, lakukan reduksi oklusal dengan membuat beberapa depth cut untuk
pedoman menggunakan bur fisur sedalam 1,5 mm, kemudian satukan pedoman yang telah
dibuat.
Evaluasi: Saat beroklusi, Sonde atau bur dengan diameter 1,5 mm dapat masuk dengan bebas,
tidak menyangkut.
2. Preparasi dinding vertikal pada bukal mesial dan lingual dengan flat end tapered bur (band biru
atau hijau) dengan shank bur sejajar aksis gigi.
3. Pada cusp yang tidak dicapping, dilakukan intrabevel dengan sudut 40 derajat dengan finishing
bur berbentuk flame
4. Pada cusp yang di capping, dilakukan kontrabevel dengan sudut 30 derajat dengan finishing bur
berbentuk flame, tidak ada ketentuan selebar apa, namun semakin jauh jaraknya dengan kontak
gigi antagonis semakin baik.
5. Haluskan seluruh permukaan preparasi yang memiliki sudut tajam, terutama pada pertemuan
sound tooth dengan preparasi, internal line angle semua juga wajib membulat, dan dasar kavitas
harus datar.
 Tahapan preparasi onlay kelas II:
1. Ulangi tahapan 1-4 pada tahapan preparasi onlay kelas I
2. Daerah isthmus wajib ½ panjang intercuspal
3. Wajib menggunakan occlusal step (JIKA VITAL SAJA, NON VITAL Skip ke tahap 4) dengan
mendalamkan dinding gingival sedalam 2 mm ke arah gingival)
4. Garis aksiopulpa dibulatkan, tidak tajam dengan finishing bur berbentuk flame
5. Outer angle preparasi memiliki sudut 110 derajat dengan flat end tapered bur (band biru atau
hijau)
6. Bevel gingiva menggunakan finishing bur berbentuk flame tipis dengan sudut 30 derajat dan
lebar 0,5 – 1 mm.
7. Haluskan seluruh permukaan preparasi yang memiliki sudut tajam, terutama pada pertemuan
sound tooth dengan preparasi, internal line angle semua juga wajib membulat, dan dasar kavitas
harus datar.
8. Satukan intrabevel, gingival bevel, dan kontrabevel jika bertemu menggunakan finishing bur
berbentuk flame.
 Pencetakan onlay:
1. Gunakan PVS (Heavy body dan Light body)
2. Lepaskan glove atau jangan gunakan glove berbahan lateks
3. Ambil 1 sendok base dan 1 sendok katalis pada heavy body, campurkan keduanya sehingga
menghasilkan homogen
4. Masukkan heavy body ke dalam sendok cetak sebagian
5. Ambil spacer (diintegrasi menggunakan plastic wrap untuk DU), letakkan diatas heavy body yang
telah ada di sendok cetak sebagian.
6. Masukkan sendok cetak ke dalam gigi yang di preparasi dan dicetak dengan gerakan menekan ke
dalam dengan gerakan ringan ke kiri dan ke kanan sambil ditekan ke apikal di “awal
pencetakan” agar material heavy body dapat mengalir ke dalam kamar pulpa (kavitas)
7. Lepaskan spacer
8. Aduk light body dengan pasta base dan katalis sama panjang, hingga homogen dan pastikan
tidak ada bubble atau void
9. Taruh light body diatas regio elemen gigi onlay pada cetakan sendok cetak sebagian dan gigi
onlay yang telah di preparasi pada pasien (Intinya taruh di sendok cetak dan gigi pasien yg
dionlay)
10. Kemudian cetakan secara mukostatis (biarkan materialnya flow dan beradaptasi dengan
sendirinya)

Anda mungkin juga menyukai