Anda di halaman 1dari 1

Biologi dan Fisiologi Saliva Terhadap Faktor Risiko Karies

Komponen saliva (sukrosa) dapat menyebabkan pembentukan plak.

Semakin rendah pH saliva, maka akan menyebabkan ion Hidrogen semakin


meningkat sehingga dapat merusak ikatan hidroksiapatit pada gigi dan akan
melarutkan kristal enamel. Saliva akan membasahi gigi dengan larutan jenuh
yang kaya kalsium dan fosfor, sehingga enamel gigi tetap konstan saat
demineralisasi struktur gigi terjadi.

Sekresi saliva yang tinggi menyebabkan aktivitas karies berkurang, begitu


pula sebaliknya.

Ig A di saliva merupakan anti S. mutans yang menyebabkan karies.

Suasana rongga mulut yang asam, normalnya akan menstimulasi buffer


dalam saliva untuk menetralkan kembali pH saliva yang rendah.
Meningkatnya pH saliva akan diikuti dengan proses remineralisasi.

Buffer di saliva yang berperan adalah ion = fosfat (di unstimulated saliva),
urea dan asam karbonat-bikarbonat (stimulated saliva) untuk menaikkan pH
asam menjadi netral.

Enzim yang berperan saat remineralisasi = Laktoperoksidase

Dalam saliva terdapat kesetimbangan kimia antara mineral padat dan larut
yaitu sebagai berikut: Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ) (Solid) 10 Ca 2+ + 6PO4 3+ 2 OH- (Solution)

Demineralisasi dapat terjadi pada keadaan: Ionic product (Ip) < solubility
product (Ksp), dan sebaliknya Remineralisasi terjadi pada keadaan:
Ip>Ksp. Karena pada pH yang rendah, maka semakin banyak kalsium yang
dilepaskan dari struktur permukaan gigi. Demineralisasi pada gigi terus
berlangsung sampai terdapat kesetimbangan, dimana Ip=Ksp

Saliva mengandung kalsium, fosfat, dan protein (serta fluor) yang mampu
me-remineralisasi proses perkembangan karies dini.

Anda mungkin juga menyukai