TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu gigi tiruan lepasan (removable denture) adalah ilmu gigi tiruan
yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh gigi asli
yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau
kombinasi gigi dan mukosa yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien.
yang masih ada agar tetap sehat (Wahjuni, 2017:2). Menurut Gunadi (1991),
gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: gigi tiruan sebagian
(Full Denture Prosthodontics) adalah suatu restorasi bila satu atau kedua
struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan
rahang bawah yang terdiri dari gigi-gigi tiruan yang diletakkan pada
6
7
tiruan penuh merupakan gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi asli
lepasan adalah:
keadaan edentuluos.
yaitu:
ridge posterior dan retromolar pad. Daerah ridge anterior atas dan
ini dapat ditutupi oleh gigi tiruan karena otot ini relatif lemah
dan tidak aktif. Fungsi otot ini dalam arah horizontal. Daerah
oleh otot maseter. Otot ini besar dan kuat, serta aktifitasnya
1999:3).
b. Retensi
antara basis gigi tiruan dan mukosa sangat diperlukan untuk retensi
yang optimal. Adanya saliva antara mukosa dan basis gigi tiruan
(Soebekti, 1995:2).
10
c. Stabilisasi
berfungsi. Agar gigi tiruan stabil perlu adanya retensi yang baik,
posisi gigi geligi serta oklusi dan artikulasi yang seimbang, bentuk
1. Retensi
lidah. Gigi tiruan menjadi longgar karena retensinya kurang, selain itu
dapat pula terjadi karena tidak adanya postdam pada gigi tiruan rahang
a. Adhesi
seperti saliva dan resin akrilik atau saliva dan mukosa (Basker,
1994:50).
b. Kohesi
c. Peripheral seal
d. Perluasan basis
ditutupi oleh basis gigi tiruan. Basis dibuat seluas mungkin tetapi
e. Pembuatan postdam
(Watt, 1992:61).
2. Stabilisasi
pada tempatnya dan tidak berubah posisinya akibat tekanan kunyah saat
D. Resin Akrilik
warna serta sifat optik tetap stabil dibawah kondisi mulut yang normal
dan secara klinis cukup stabil terhadap panas (Naini, 2011:1). Terdapat
cured, resin akrilik self-cured, resin akrilik kuring gelombang mikro dan
resin akrilik kuring sinar tampak. Resin heat-cured adalah tipe resin yang
dari pemakaian bahan resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu:
5) Harganya murah
E. Tulang Alveolar
terbentuk pada saat gigi erupsi untuk menyediakan perlekatan tulang pada
2. Bentuk Linggir
tergantung pada bentuk tulang dan ada tidaknya resorpsi. Apabila tinggi
linggir makin kokoh membuat mantap gigi tiruan yang kita buat. Namun,
masalah yang sering terjadi pada penderita edentulous, baik rahang bawah
4. Linggir Datar
berlebih pada rahang tanpa gigi dan ditemukan pada pasien yang
pada tulang alveolar yang menjadi lebih besar secara vertikal maupun
c. Penyusunan
dan stabilitas gigi tiruan. Hal ini dapat menyebabkan fungsi gigi
tiruan lengkap kurang baik dan terjadi oklusi yang tidak seimbang,
66% usia lanjut mengeluhkan gigi tiruan lengkap yang mereka pakai
(Soebekti, 1995:2).
a. Faktor anatomis
rahang ini adalah kondisi cancellous atau yang bisa disebut tulang
kedua rahang.
b. Faktor biologis
tulang.
d. Faktor lain
jumlah gigi antagonis yang tersisa. Dalam jangka waktu lima tahun,
resorbsi akan lebih berat pada pasien dengan gigi yang tersisa hanya
yang masih ada. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang
resorbsi tulang alveolar lebih besar jika dibandingkan dengan pria. Hal
kehilangan gigi. Apabila kehilangan gigi lebih dari satu, maka tinggi
Gambar 2.4 Katagori Tulang Alveolar (a) Tinggi, (b) Sedang, (c) Rendah (Mentari,
2013)
a) Klas I : Bergigi
dan lebarnya
daerah basal
20
Menurut R.M Basker (1994:125), suatu gigi tiruan dibuat pada model
Gambar 2.6 Anatomi Permukaan Daerah Jaringan Pendukung Rahang Atas. Garis Vibrasi
Menunjukkan Perluasan Normal ke Posterior bagi Gigi Tiruan Rahang Atas.
(R.M Basker, 1994)
Gambar 2.7 Anatomi Permukaan Daerah Jaringan Pendukung Rahang Bawah. Garis tebal
Putus-putus Menunjukkan Perluasan Normal ke Posterior bagi Gigi Tiruan
Rahang Bawah. (R.M Basker, 1994)
21
Gambar 2.8 Diagram Rahang Atas yang Menunjukkan Rata-ratas Sisa Gingival Palatal ke
Batas Tepi Sayap Gigi Tiruan dalam Horizontal di Daerah Insisif (A),
kaninus (B), premolar (C) dan molar (D) (pendekatan biometric). Garis (X/X),
yang melalui tepi posterior papilla insisiva, bisa digunakan sebagai pedoman
untuk menempatkanpuncak kaninus. (R.M Basker, 1994)
187) adalah:
Sendok cetak perorangan (SCP) adalah sendok cetak yang dibuat untuk
khusus digunakan untuk pasien dan satu kali pakai pada satu kasus
(Gambar 2.9).
Untuk rahang atas ditarik garis tengah dari frenulum labial atas,
kemudian pertemuan rugae palatine kiri dan kanan, dan titik tengah
22
Pada rahang atas, ditarik garis puncak dari titik caninus atas ke titik
puncak linggir anterior dengan titik tengah. Pada rahang bawah, garis
tengah.
Ketiga hal ini harus kita cari saat membuat gigi tiruan lengkap lepasan
pipi pasien.
direndam air.
c. Wax lunak tersebut diletakkan diatas model kerja, lalu tekan sampai
Pedoman untuk rahang atas adalah hamular notch dan puncak gigi
retromolar pad.
lebar galangan gigi anterior 5 mm dan posterior 8-10 mm, tinggi rahang
atas anterior 10-12 mm dan posterior 5-7 mm, rahang bawah anterior 6-8
mm dan posterior 3-6 mm, dan rasio lebar galangan gigit rahang atas 2:1
4. Penanaman Artikulator
5. Penyusunan Gigi
anterior atas hingga posterior atas dan gigi anterior bawah hingga
80º
oklusal
25
palatal
bidang oklusi
oklusi
bidang oklusal
oklusi
bidang oklusi
bidang oklusal
kedistal
bidang oklusi
bidang oklusi)
kedistal
oklusal
27
rahang.
bidang oklusal
posterior.
oklusi
oklusi
gigi M1 bawah
6. Wax Contouring
Wax contouring atau waxing dari geligi tiruan adalah membentuk dasar
dari geligi tiruan malam sedemikian rupa sehingga harmonis dengan otot-
otot orofasial penderita dan semirip mungkin dengan anatomis gusi dan
jaringan mulut.
b. Daerah servikal jangan ada “step” pada kontur gusi antara gigi
7. Flasking
malam dalam suatu flask atau cuvet untuk membuat sectional mold. Mold
bagian bawah dibuat dengan menanam model dalam gips dan bagian atas
dibuat dari 2 adukan stone yang terpisah diatas denture malam. Metode
lepasan adalah metode pulling the casting. Pulling the casting merupakan
metode yang dilakukan dengan gigi tiruan malam berada pada cuvet
bawah dan seluruh elemen gigi tiruan dibiarkan terbuka (tidak tertutup
plaster), sehingga setelah boiling out elemen gigi tiruan akan ikut ke
Postdam dibuat pada rahang atas pada AH-Line dan beading dibuat pada
9. Packing
akrilik. Ada 2 metode yaitu, dry method dan wet method. Metode
monomer dan polimer diluar mold dan bila sudah mencapai tahap dough
basah)
ke mold.
10. Curing
11. Deflasking
Deflasking adalah melepaskan gigi tiruan resin akrilik dari cuvet dan
bahan tanamnya, tetapi tidak boleh lepas dari model rahangnya supaya
a. Pemasangan kembali
occlusion)
33
sentris.
b. Pengasahan selektif
pada bagian cusp palatal gigi-gigi atas dan cusp bukal gigi-gigi
tiruan dengan membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas gigi tiruan,
sisa-sisa resin akrilik atau stone yang tertinggal sekitar gigi dan tonjolan-
2.15).
a. Crazing (retak)
b. Granular porosity
Menurut Craig R.G., dkk. (2002), apabila polimer yang berlebih akan
kering sehingga dapat terjadi efek granular pada permukaan gigi tiruan
Bila polimer terlalu banyak, tidak semua polimer akan bereaksi dengan
monomer.
d. Shrinkage
antara polimer dan monomer yang sudah ditentukan pabrik yang tertera
pada kemasan.