Anda di halaman 1dari 8

Pergerakan Gigi dalam Ortodonti

Pergerakan gigi dalam ortodontik merupakan kombinasi antara resorbsi


dan aposisi tulang pada sisi tekanan dan regangan. Gaya ortodontik akan
menghambat vaskularisasi ligamen periodontal dan aliran darah sehingga
menyababkan terjadinya perubahan biokimia dan seluler serta terjadi perubahan
kontur tulang alveolar.1 Oleh karena itu dibutuhkan gaya ortodonti yang optimal
untuk dapat menggerakkan gigi ke arah yang diinginkan tanpa menyebabkan
ketidaknyamanan bagi pasien dan kerusakan jaringan.1,2
Respon jaringan gigi dan pendukungnya bergantung dari besarnya gaya
yang diaplikasikan pada gigi. Gaya yang besar akan menyebabkan rasa sakit,
nekrosis dari elemen seluler dalam ligamen periodontal sehingga terjadi
undermining resorption atau resorbsi tidak langsung pada tulang alveolar. Gaya
yang ringan akan menyebabkan resorbsi frontal atau resorbsi langsung yang
tidak menyebabkan rasa sakit dan akan terjadi remodelling tulang.2

2.1.1 Teori Pergerakan Gigi


Mekanisme pergerakan gigi oleh gaya ortodontik telah diteliti selama bertahun-
tahun. Beberapa teori yang dapat diterima dan digunakan adalah :

1. Pressure Tension Theory


Penelitian yang dilakukan oleh Sandstedt (1904), Oppenheim (1911),
Schwarz (1932) bahwa jika gigi mendapatkan gaya ortodonti, maka akan
menghasilkan daerah tekanan dan regangan. 1,2 Daerah tekanan adalah daerah
periodonsium yang mengalami tekanan karena gigi bergerak mendekat dan
daerah tarikan adalah daerah periodonsium yang mengalami tarikan karena gigi
bergerak menjauh. Daerah tekanan akan mengalami resorbsi tulang sedangkan
daerah tarikan akan mengalami deposisi tulang.2
Gambar 2.4. Skema pergerakan gigi (a) gaya eksternal diaplikasikan, (b) pada daerah aposisi
serat- serata meregang (c) setelah aplikasi gaya yang lebih lama terlihat pembentukan tulang
oleh osteoblas pada sisi aposisi dan resorbsi tulang oleh osteoklas pada sisi resorbsi.

(Dikutip dari Hanneman, 2008)38

Menurut Schwarz, 1932 (cit. Khrisnan, 2006)36, gaya yang diberikan


dalam perawatan ortodonti tidak boleh melebihi tekanan darah kapiler (20-25
g/cm2), jika melebihi maka dapat terjadi nekrosis jaringan. 1,2 Daerah nekrosis ini
disebut jaringan hialin karena tidak terdapat vaskularisasi. Tanda awal terjadinya
daerah hyalinisasi adalah adanya area aseluler atau cell-free zone dilanjutkan
dengan keluarnya elemen seluler seperti makrofag dan osteoklas . 1,2
Setelah beberapa hari elemen selular dari daerah ligamen periodontal
yang lain mulai memasuki jaringan yang rusak. Osteoklas terbentuk pada ruang
sumsum tulang didekatnya dan mulai merusak tulang di sekeliling daerah nekrosis
sehingga disebut juga undermining resorption.1,2 Bila terjadi hialinisasi dan
undermining resorption maka pergerakan gigi akan melambat. Hal ini
mungkin disebabkan oleh lambatnya stimulasi pembentukan osteoklas pada
sumsum tulang dan lebih tebalnya tulang yang harus diresorbsi. Pergerakan gigi
yang simultan terjadi pada resorbsi frontal, sedang pada pemberian tekanan
yang besar, pergerakan gigi seperti melompat.

2. Blood Flow Theory


Teori ini disebut juga sebagai fluid dynamic theory yang diperkenalkan
oleh Bien pada tahun 1966.1,2 Berdasarkan teori ini, pergerakan gigi timbul
karena gerakan cairan yang dinamis dalam ligamen periodontal. Ligamen
periodontal terdapat pada ruangan periodontal yang dibatasi oleh permukaan
akar gigi dan tulang alveolar, terdiri dari sistem cairan yang terbuat dari cairan
interstitial, elemen selular, pembuluh darah dan perlekatan substansi dasar
berisi serat-serat periodontal. 1,2 Kandungan ligamen periodontal menghasilkan
kondisi hidrodinamik yang unik yang menyerupai mekanisme hidrolik dan
shock absorber.1,2 Aplikasi gaya eksternal pada gigi menyebabkan terjadinya
pergerakan cairan pada jaringan periodontal dan secara simultan memicu
pergerakan cairan di dalam kanalikuli. 1,2 Ketika cairan kanalikuli berkurang,
terjadi apoptosis osteosit yang terdapat di dalam tulang kemudian akan menarik
osteoklas sehingga terjadi resorbsi tulang.1,2

3. Bone Bending and Piezoelectric Theory1,2


Farrar pada tahun 1988 yang pertama kali mengatakan bahwa bone
bending pada tulang alveolar merupakan hal yang penting dalam pergerakan
gigi secara ortodonti. Ketika alat ortodonti diaktivasi, gaya yang diberikan pada
gigi ditransmisikan ke semua jaringan di sekelilingnya sehingga gigi akan
bergerak lebih besar dibandingkan dengan lebar ligamen periodontal yang
menyebabkan terjadinya defleksi pada tulang alveolar. Defleksi pada tulang
juga memicu keluarnya potensial elektrik pada permukaan tulang atau
piezoelektrik yang sering ditemukan pada material kristalin.

Deformasi atau perubahan bentuk struktur kristal menghasilkan arus listrik


seperti elektron yang berpindah dari molekul kristal yang satu ke molekul
kristal yang lain. Bila struktur kristal mengalami deformasi, elektron
bermigrasi, sehingga terjadi aliran listrik. Jika terdapat tekanan maka struktur
kristal masih stabil dan tidak terjadi perpindahan elektron, namun jika tekanan
dilepaskan, kristal akan kembali ke bentuk semula dan aliran elektron terjadi
pada arah yang berlawanan. Sumber struktur kristal tidak hanya pada mineral
tulang, tapi terdapat juga pada kolagen, hidroksiapatit, batas antara kolagen
hidroksiapatit dan mukopolisakarida pada substansi dasar. Pada saat gigi diberi
tekanan, tulang alveolar di sekitarnya akan mengalami tekukan. Daerah yang
cekung diasosiasikan dengan arus negatif dan menyebabkan deposisi tulang
sedangkan daerah yang cembung diasosiasikan dengan arus positif dan
menyebabkan resorbsi tulang.

Undermining resorption
 3-5 detik  pembuluh darah pada area tertekan akan mengalami gangguan
akibat dari tekanan yang besar sehingga jaringan tidak mampu menahan
 Beberapa menit  aliran darah terhenti pada area tertekan
 Beberapa jam  kematian sel pada daerah ligamen yang ditekan
 3-5 hari  karena nekrosis tidak terjadi diferensiasi osteoklast di ligamen tidak
mungkin terjadi, sehingga terjafi pergerakan terhenti.
Pergerakan terhenti terjadi karena ada stimulasi diferensiasi sel di bone narrow
space sehingga terbentuk diferensiasi sel osteoklast dari lamina dura dan
menuju ke ligament periodontal yang nekrotik hal ini disebut undermining
resorpstion.
 7-14 hari  resorbsi terjadi pada ligamen periodontal yang nekrotik sehingga
pergerakan gigi terjadi.

Frontal resorption

 <1 detik  pencampuran cairan pada periodontal ligamen, tulang


alveolar bengkok, sinyal plezoelectric terinduksi

Gambar . Representasi diagram periodontal


struktur (tulang berwarna merah pucat). Perhatikan angulasi serat PDL
Gambar. Ketika suatu gaya diterapkan pada struktur kristal(Seperti tulang atau kolagen), aliran arus
dihasilkan dengan cepat berjalan. Ketika gaya dilepaskan, aliran arus yang berlawanan adalah
diamati. Efek piezoelektrik dihasilkan dari migrasi elektron dalam kisi kristal.

 1-2 detik  cairan PDL keluar dari ligament space, gigi bergerak ke
periodontal ligament space.

 3-5 detik  pembuluh darah dalm periodontal ligamen tertekan sehingg


menyebabkan vaskularisasi menurun, sedangkan dibagian regangan
pembuluh darah mengalami dilatasi. Sehingga serat ligamen dan sel
mekanik mengalami distorsi
 Beberapa menit  perubahan aliran pembuluh darah dan O 2 yang kurang
menyebabkan prostaglandin dan sitokin release

 Beberapa jam  perubahan metabolik dimana chemical massanger berubah


menyebabkan erubahan aktivitas sel dan level enzim
 4 jam  CAMP (cyclic ademono phosfate) meningkat dan terjadi
diferensiasi sel pada ligamen.
 2 hari  pergerakan gigi dimulai oleh osteoclast dan osteoblast pada area
preasure dan tension

Macam-macam tekanan dalam ortodontik


1. Countinous Force
Menunjukkan pada tekanan berangsur-angsur dari membran pericdontal pada sisi
tegangan gigi (pressure side). Jika suatu tekanan terdapat dalam batas-batas dimana dapat
terjadi reaksi jaringan, dapat terjadi perubahan rekonstrkutional elemen fibrosa seperti
juga resorpsi langsung dinding tulang alveolar. Jika tidak dibutuhkan tekanan pengaktifan
kembali, maka suplai pembuluh darah dapat diperoleh dengan mudah dan dapat
menghasilkan suatu efek ”Damage-repair”. Eliminasi zona hyalinized terjadi antara 1 dan
4 minggu, dan jika dilakukan pengaktifan kembali sebelum waktu ini, maka masalah-
masalah terhadap jaringan dapat terjadi dengan mudah.
Countinous force merupakan suatu tekanan aktif ortodonfik yang dapat sedikit
mengurangi jarak antara periode yang penetapan suatu komponen alat ini harus bersifat
fleksibel dan aktifasi harus dilakukan secara relative dengan level tekanan yang ringan,
karena continous force ditujukan untuk membawa imenggiring resorpsi langsung soket
gigi. Selain itu continous force tidak meliputi ”periode istirahat” dan gangguan kecil
dengan fungsi biologi normal dalam jaringan lunak dapat ditoleransi.

2. Interupted – continous force


Berarti bahwa continous force yang diaplikasikan pada gigi lebih efektif hanya pada
sejumlah kecil pergerakan / pergeseran gigi, setelah tekanan dihentikan dan
membutuhkan untuk diaktifkan kembali. Walaupun telah terbentuk zona hyalinized,
irgamen periodontal dapat direkonstruksi kembali sehingga terjadi suatu peningkatan
dalam proliferasi sel yang cocok / sesuai untuk perubahan jaringan berikutnya mengikuti
tekanan reaktifasi.

3. Intermittent Force
Suatu tekanan ortodontik aktif yang mempengaruhi gigi secara berkala atau setiap saat
ketika terjadi banyak gangguan dari tekanan. Tipe tekanan ini terjadi ketika digunakan
suatu alat removable. Komponen alat ini harus memiliki tingkat kekakuan yang tinggi
(high stiffness) dan aktifasi awal harus dua kali, diharapkan deformasi jaringan lunak
cocok.

Anda mungkin juga menyukai