Gigi berjejal, tidak teratur dan protrusif adalah kondisi yang paling sering terjadi dan
memotivasi individu untuk melakukan perawatan ortodontik. Motivasi pasien dalam
perawatan ortodontik pada umumnya adalah karena ingin memperbaiki keserasian
dentofasial, yaitu keserasian antara gigi-gigi dengan wajah atau proporsi antara gigi-gigi
dengan jaringan lunak wajah. Perawatan ortodontik bertujuan untuk mendapatkan hasil
perawatan sebaik mungkin pada setiap individu yang meliputi banyak aspek antara lain
perbaikan susunan gigi geligi, estetika, hubungan oklusi dan fungsi oklusi yang baik
serta mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi sehingga dapat menghasilkan
kedudukan gigi geligi yang stabil setelah perawatan.1
1 Universitas YARSI
o Indikasi proximal stripping:2
1) Proximal stripping biasanya diindikasikan jika ruang yang diperlukan
minimal, misalnya 0 – 2,5 mm. Dalam kasus ini, dimungkinkan untuk
menghindari ekstraksi gigi.
2) Jika analisis Bolton menunjukkan kelebihan gigi ringan dalam salah satu
lengkung rahang yang memungkinkan untuk mengurangi struktur gigi dengan
proximal stripping.
3) Hal ini dapat dilakukan pada regio anterior rahang bawah sebagai bantuan
untuk retensi.
4) Pada crowding yang tidak lebih dari 5 – 6 mm.
5) Pada pasien dengan higiene mulut yang baik dengan profil klas I ortognatik
dan terdapat diskrepansi lengkung.
6) Maloklusi klas II dental pada pasien yang pertumbuhannya sudah berhenti
atau pada pasien dengan diskrepansi gigi.
o Kontraindikasi proximal stripping:2
1) Proximal stripping tidak dilakukan pada pasien muda karena memiliki kamar
pulpa yang lebar sehingga meningkatkan risiko tereksposnya pulpa.
2) Pasien yang rentan terhadap karies atau pasien yang memiliki indeks karies
tinggi.
o Keuntungan proximal stripping:2
1) Menghindari ekstraksi pada kasus-kasus borderline yang kebutuhan ruangnya
minimal.
2) Hubungan overbite dan overjet lebih baik jika dilakukan dengan
menghilangkan kelebihan struktur gigi di salah satu lengkung.
3) Hasilnya dapat lebih baik jika kontak area diperluas dengan menghilangkan
sebagian kecil titik kontak yang bisa menyebabkan slip dan rotasinya gigi.
o Kerugian proximal stripping:2
1) Prosedur stripping membuat permukaan proksimal kasar yang menyebabkan
akumulasi plak.
2) Rentan terhadap karies tinggi karena sebagian email dihilangkan, yang
membuat area menjadi kasar.
3) Pasien mungkin mengalami sensitivitas gigi.
2 Universitas YARSI
4) Prosedur yang tidak semestinya di tangan operator yang tidak berpengalaman
dapat mengakibatkan perubahan morfologi gigi, membuat penampilan gigi
tidak sesuai seperti gigi asli.
5) Kehilangan kontak antara gig sebelahnya dapat mengakibatkan impaksi
makan
o Alat bantu diagnostik untuk proximal stripping:2
- Analisis lengkung perimeter
Banyak maloklusi dihasilkan karena ketidakseimbangan antara panjang
lengkung gigi dengan gigi. Lengkung perimeter atau analisis Carey
menunjukkan kelebihan struktur gigi 0-2,5 mm di atas panjang lengkung yang
merupakan kriteria diagnostik dalam melakukan reproximation.
Ketidakseimbangan Kesimpulan
0 - 2,5 mm Proximal stripping
2,5 - 5 mm Ekstraksi P2
˃ 5 mm Ekstraksi P1
Tabel 1. Penentuan ketidakseimbangan pada analisis Carey
Bhalajhi SI. Orthodontics: The Arts and Science. New Delhi: Arya (Medi)
Publishni House; 2004.
- Analisis Bolton
Analisis Bolton mengungkapkan kelebihan struktur gigi di salah satu
lengkung merupakan indikasi untuk dilakukan pengurangan struktur gigi di
salah satu lengkung.
- Radiografi intraoral periapikal
Disarankan untuk menganalisa secara cermat dalam melakukan foto
radiografi intra-oral periapikal. Ini akan memberi gambaran mengenai
ketebalan enamel dan estimasi jumlah enamel yang dapat dikurangi dari
permukaan proksimal tanpa menyebabkan tereksposnya ruang pulpa.
o Jumlah proximal striping
Tidak lebih dari 50% ketebalan enamel yang harus dikurangi dengan proximal
stripping. Setiap kali terjadi reproximation di segmen lengkung, disarankan untuk
membagikannya secara merata ke semua gigi.2
3 Universitas YARSI
o Prosedur proximal stripping
Prosedur proximal stripping dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:2
1) Mekanikal, dilakukan dengan menggrinding permukaan interproksimal gigi.
Berbagai tipe bur diamond disc, strip abrasif metalik, dan bur long thin
tapered fissure dapat digunakan. Stripping email gigi untuk daerah yang
melengkung digunakan bur dengan bentuk curvatur.
4 Universitas YARSI
Gambar 3. Proximal stripping menggunakan long thin tapered fissure bur
Jadhav S, Shilpa V, Pavitra M. Interproximal enamel reduction in
comprehensive orthodontic treatment: a review. Indian J Stomatol
2011;2(4):245-48.
2) Kimiawi, dilakukan berdasarkan efek mikroabrasif dari asam pada email.
Asam etching pada email dengan pemakaian 37% asam ortofosforik dapat
digunakan dikombinasikan dengan metode mekanik. Umumnya stripping
email gigi dengan cara ini akan meninggalkan bekas alur kasar pada gigi.
Untuk mengurangi kekasaran permukaan gigi dilakukan polis.
3) Modifikasi, prosedur stripping mekanik digabungkan dengan kimiawi dari
asam fosforik akan memungkinkan permukaan email mengalami self healing
pada basis remineralisasi ditingkatkan dengan aplikasi fluor. Teknik
modifikasi setelah dilakukan stripping mekanik dan kimiawi akan terlihat
adanya sensitivitas terhadap stimuli karena berkurangnya email dan
memungkinkan terbukanya email.
o Aplikasi fluoride
Kerentanan terhadap karies meningkat setelah dilakukan proximal stripping oleh
karena itu perlu dilakukan aplikasi topikal fluoride.2
Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu metode non-invasif dalam pencarian ruang. Ekspansi
biasanya dilakukan pada pasien yang mempunyai lengkung maksila konstriksi atau
pada pasien dengan unilateral atau bilateral cross bite. Ekspansi dapat dilakukan pada
5 Universitas YARSI
kasus skeletal maupun dento-alveolar. Ekspansi skeletal melibatkan pemisahan mid-
palatal suture, sementara ekspansi dento-alveolar menghasilkan ekspansi dental tanpa
perubahan skeletal. Ekspansi memiliki beberapa variasi alat seperti incorporate jack
screw atau menggunakan pegas.2 Ekspansi rahang adalah suatu metode untuk
mendapatkan ruang dengan pemakaian sistem ortodontik tanpa ekstraksi. Ekspansi
rahang terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Rapid maxillary expansion (RME)
Memperluas bagian skeletal dan dentoalveolar. RME pertama kali dijelaskan oleh
Emerson Angell tahun 1860 dan kemudian kembali dipopulerkan oleh Haas.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk meningkatkan rasio gerakan rahang dan gigi
dengan menghasilkan ekspansi sutura di rapid palatal. Hal ini dicapai dengan
menggunakan alat yang kaku, yang akan membatasi tipping dari molar,
memperluas rapid midpalatal menggunakan kekuatan tinggi untuk membatasi
waktu yang diizinkan untuk gerakan gigi dan melakukan perawatan selama atau
sebelum pubertas pada masa pertumbuhan.4
o Indikasi RME:4
- Defisiensi maksila dengan gigitan terbalik posterior bilateral atau
unilateral dengan inklinasi gigi normal
- Defisiensi maksila dengan oral breathing dan palatum yang dalam
- Defisiensi maksila dengan tidak adanya crossbite posterior
- Celah bibir dan palatum
- Unilateral atau bilateral crossbite posterior dengan retrusi wajah bagian
tengah
- Crossbite secara keseluruhan
- Indikasi medis lain misalnya poor nasal airway, nasal stenosis, nasal
deformitas dan adanya nasal resistance.
o Kontraindikasi RME:4
- Pada pasien yang telah melewati percepatan pertumbuhan
- Pasien tidak kooperatif dan oral hygiene buruk
6 Universitas YARSI
- Asimetri maksila dan mandibula serta diskrepansi skeletal anterior
posterior yang berat sehingga akan lebih memuaskan bila dirawat secara
bedah
o Kelebihan RME:4
- Ekspansi akan selalu lebih besar di bagian anterior dari sutura.
- Pelebaran palatal meningkatkan aliran udara melalui hidung sebagai
bantuan untuk bernapas lewat mulut.
- Teknik ini paling cocok untuk periode gigi bercampur atau gigi sulung
o Kekurangan RME:2, 5-6
- Besarnya kekuatan menyebabkan pemisahan dan membutuhkan waktu
lama tulang untuk mengisinya.
- Memerlukan kontrol pasien.
- Adanya gangguan saat berbicara.
- Tidak higienis, sangat besar.
- Tidak merotasi molar
o Tipe-tipe RME
- Tooth borne
Hanya terdiri dari bands dan wires tanpa ada akrilik yang menutupinya.
Contohnya adalah Hyrax expander, menggunakan skrup spesial yang
disebut Hygienic Rapid Expander. Skrup ini mempunyai ekstensi berat
ukuran kawatnya yang teradaptasi untuk mengikuti kontur palatal dan
menghubungkan bands pada premolar dan molar. Manfaat utama dari
expander ini yaitu tidak mengiritasi mukosa palatal dan mudah untuk
dibersihkan. Mampu menyediakan 11 mm pemisahan sutura dalam janga
waktu pendek penggunaan dan maksimum 13 mm yang dapat tercapai.4
7 Universitas YARSI
Gambar 4. Hyrax RME
Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. 3rded. New Delhi:
Arya (MEDI) Publishni house; 2003.
2. Isaacsion RME
8 Universitas YARSI
Gambar 6. Derichsweiler RME
Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. 3rded. New Delhi:
Arya (MEDI) Publishni house; 2003.
2. Hass RME
9 Universitas YARSI
- Mengoreksi bentuk lengkung rahang “v” seperti pada kebiasaan buruk
mengisap jari.
- Crowding yang minimal rahang atas ( 1-2 mm).
- Mempersiapkan bone grafts pada kasus celah.
o Kelebihan slow arch expansion:5
- Rendahnya tingkat kekuatan.
- Tidak memerlukan kontrol pasien.
- Menggunakan kekuatan yang berselang-seling atau berlanjut sampai
dengan 2-4 pound.
- Molar yang rotasi.
o Kekurangan slow arch expansion:5
- Waktu perawatan lebih lama.
- Kebanyakan perubahan dento-alveolar.
- Perputaran molar yang tidak diinginkan
o Alat-alat slow arch expansion
1. Sekrup jack
Dapat digunakan pada rapid maxillary expansion dan slow arch
expansion. Sekrup yang digunakan pada slow arch expansion memiliki
puncak yang lebih kecil dibandingkan rapid maxillary expansion.5
10 Universitas YARSI
Alat lepasan pada slow arch expansion. Menggunakan kawat dengan
ketebalan 1.25 mm dan ditempatkan di region midline palatum. Coffin
spring dapat mengekspansi dentoalveolar tetapi pada pasien muda dapat
juga mengekspansi skeletal.2,5
11 Universitas YARSI
Gambar 10. Quad helix
Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. 3rded. New Delhi: Arya (MEDI)
Publishni house; 2003. h. 257.
4. Ni-Ti expander
Nickel titanium expanders, terbuat dari nickel-titanium alloy yang
flexibel. Digunakan secara simultan dengan konvensional fixed appliance,
hanya memerlukan penambahan lingual sheath pada molar bands.5
12 Universitas YARSI
Ekstraksi
Salah satu metode yang sering digunakan untuk mendapatkan ruang untuk tujuan
ortodontik adalah dengan mengekstraksi satu atau lebih gigi. Ekstraksi yang dilakuan
sebagai bagian dari perawatan ortodontik disebut ekstraksi terapeutik. Premolar
merupakan ekstraksi yang paling sering dilakukan pada perawatan ortodontik.
Ekstraksi premolar satu dari masing-masing kuadran rahang menyediakan ruang yang
cukup untuk memperbaiki ekstraksi yang dapat dimanfaatkan untuk mengkoreksi
segmen anterior maupun posterior dari lengkung. Ekstraksi gigi molar atau gigi insisif
bawah jarang dilakukan selama perawatan ortodontik. Namun, ekstraksi gigi kaninus
dan gigi insisif atas biasanya dihindari. Jawaban untuk pertanyaan gigi mana yang
akan diekstraksi pada pasien harus berdasarkan diagnsosis.2
Pencabutan gigi permanen perlu dilakukan apabila diskrepansi total menunjukan
kekurangan tempat lebih dari 8 mm. Diskrepansi total terdiri atas diskrepansi model,
diskrepansi sefalometrik, kedalaman kurva spee dan perkiraan banyaknya keholangan
penjangkaran. Untuk mendatarkan kurva spee yang kedalamannya kurang dari 3 mm
diperlukan tempat 1 mm, bila lebih besar daripada 5 mm diperlukan tempat 2 mm.
Sebelum dilakukan pencabutan gigi permaen pada masa geligi pergantian perlu
diperhatikan bahwa gigi permanen yang lain ada meskipun saat itu masih belum
erupsi. Pemilihan gigi yang akan dicabut membutuhkan pertimbangan yang kompleks
yang menyangkut semua aspek perawatan ortodontik.7
o Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mencabut gigi permanen antara lain
sebagai berikut:7
1) Prognosis gigi, misalnya adanya karies yang besar disertai kelainan patologis
pada apikal yang seandainya dirawat prognosis gigi tersebut dalam jangka lama
masih diragukan.
2) Letak gigi yang kadang-kadang sangat menyimpang dari letak yang normal.
3) Banyaknya tempat yang dibutuhkan dan dimana letak kekurangan tempat
tersebut.
4) Relasi insisivus.
5) Kebutuhan penjangkaran apakah perlu digunakan penjangkaran maksimum
atau tidak.
13 Universitas YARSI
6) Profil pasien apakah pencabutan yang dilakukan dapat menyebabkan
perubahan profil pasien, misalnya pasien dengan profil yang lurus dengan
adanya pencabutan dapat menyebabkan profil menjadi cekung.
7) Tujuan preawatan apakah perawatan komprehensif ataukah perawatan
kompromo atau bahkan hanya penunjang.
o Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mencabut beberapa komponen
individual dari gigi geligi:7-9
1) Insisivus atas
Insisivus sentral atas jarang dicabut untuk menghilangkan susunan yang
berjejal, kecuali kondisinya merupakan faktor pengindikasi, seperti misalnya
jika gigi ini fraktur parah. Pada kasus semacam itu, insisivus lateral bisa
digeser dan diberi mahkota selubung agar mirip dengan insisivus sentral yang
dicabut pada situasi yang menguntungkan. Alasan mencabut insisivus lateral
atas adalah: 1) malposisi gigi yang parah, khususnya jika apeksnya terlalu
dipalatal 2) malformasi gigi, yang paling sering adalah mahkotanya berbentuk
konus. Kadang-kadang gigi ini juga dicabut untuk gigi kaninus, jika gigi
kaninus ini berjejal ke bukal, keluar dari lengkung rahang.
2) Insisivus bawah
Seringkali gigi insisivus bawah tampaknya seolah-olah gigi yang perlu dicabut
untuk menghilangkan susunan yang berjejal, khususnya jika keadaan berjejal
ini terbatas pada segmen anterior dari lengkung gigi. Meskipun demikian,
secara umum hasil pencabutan insisivus bawah mengecewakan, kecuali pada
situasi-situasi khusus yang tertentu. Ada kecenderungan bahwa sesudah
insisivus bawah dicabut, gigi-gigi anterior yang tersisa akan bergeser, dan
meskipun susunan yang berjejal bisa diperbaiki dalam waktu yang singkat,
pergerakan ke depan dari gigi-gigi bukal akan menghasilkan kontak dan posisi
insisivus yang tidak ideal. Ada dua keadaan dimana pencabutan gigi insisvus
bawah merupakan indikasi, diluar pemikiran mengenai kondisi gigi-gigi, yaitu :
1) jika insisivus sama sekali terletak diluar lengkung rahang 2) jika gigi
kaninus bawah mempunyai inklinasi distal yang besar. Pada kasus kedua ini,
pencabutan gigi disebelah mesial gigi kaninus akan memungkinkan gigi ini
diperbaiki letaknya, karena menggerakkan mahkota lebih mudah daripada
menggerakkan bagian apika. Bahkan pada situasi ini, pencabutan gigi premolar
14 Universitas YARSI
dan memperbaiki susunan gigi-gigi anterior dengan terapi pesawat sering kali
merupakan pilihan yang lebih sesuai.
3) Kaninus
Kaninus atas normalnya haya dicabut jika letaknya sangat malposisi. Keadaan
ini bisa merupakan malposisi perkembangan, atau malposisi akibat susunan
gigi yang berjejal. Posisi apeks merupakan faktor pertimbangan utama.
Kaninus adalah gigi yang besar dan pencabutan gigi ini akan meninggalkan
ruangan yang lebih besar daripada pencabutan inisisivus lateral maupun gigi
premolar. Dari segi penampilan, kaninus bisa digantikan dengan baik oleh gigi
premolar pertama, asalkan gigi ini berada pada posisi yang baik dan tidak
terotasi. Pencabutan gigi kaninus bawah hanya bisa dipertimbangkan jika gigi
ini diperkirakan sangat sulit diperbaiki susunannya. Ini biasanya terjadi jika
gigi terletak sama sekali diluar lengkung gigi dan apeksnya sangat malposisi.
Insisivus lateral bawah-kontak premolar pertama seringkali buruk, dan sumber
peradanagan gingiva serta penyakit periodontal.
4) Premolar pertama
Seperti sudah disebutkan terdahulu, premolar pertama adalah gigi yang paling
sering dicabut untuk memperbaiki susunan yang berjejal 9. Gigi ini terletak
didekat bagian tengah setiap kuadran lengkung gigi, dan karena itu, normalnya
terletak didekat daerah yang berjejal. Faktor lain yang penting adalah gigi ini
bis digantikan dengan premolar kedua, yang mempunyai bentuk sama, dan
membentuk hubungan kontak yang sama dengan kaninus. Jadi, tanggalnya gigi
premolar pertama tidak akan mempengaruhi kualitas hidup antar gigi.
5) Premolar kedua
Pencabutan gigi premolar kedua untuk menghilangkan susunan yang berjejal
biasanya dilakukan jika gigi itu sendiri malposisi selain juga berjejal. Karena
gigi premolar kedua bererupsi sesudah premolar pertama dan molar pertama
permanen, gigi ini bisa saja terletak sama sekali diluar lengkung gigi. Jika
dicabut, gigi ini bisa digantikan denga baik oleh gigi premolar pertama kecuali
jika gigi molar pertama tetap miring atau rotasi kedepan, dimana pada kasusus
ini kontak antara kedua gigi akan menjadi tidak benar.
15 Universitas YARSI
6) Molar pertama permanen
Molar pertama permanen merupakan subyek perdebatan dan perbedaan
pendapat menyangkut kegunaan gigi ini didalam lengkung gigi, khususnya
karena sejak dahulu gigi ini merupakan gigi permanen yang paling rentan
terhadap karies dimasa kanak-kanak. Gigi molar pertama permanen juga
dianggap sebagai kunci dari lengkung gigi, dan tidak boleh dicabut atau
dikatakan bahwa molar pertama permanen bisa dicabut sebagai tindakan rutin,
yang bermanfaat bagi lengkung gigi pada beberapa kasus. Kedua pendapat
yang berbeda tersebut tentu saja tidak bisa benar dua-duanya, dan kelihatan
karena adanya variasi kondisi oklusal yang luas, maka tidak ada satu aturan
tunggal mengenai molar pertama yang bisa diterpkan pada semua individu.
Seperti halnya dengan gigi-gigi yang lain, situasi yang ada harus dilihat secara
individual. Cara yang rasional untuk melakukannya adalah dengan memeriksa
hasil yang bisa diperoleh dari pencabutan molar pertama permanen. Meskipun
demikian, gigi molar pertama sering juga dicabut jika kondisinya buruk. Pada
kasus semacam ini, ada dua aturan umum untuk menentukan waktu pencabutan
yang paling cocok, yaitu : 1) jika tidak ada susunan yang berjejal, atau bila
keadaan ini terbatas pada segmen premolar, dan tidak dibutuhkan ruangan
untuk memperbaiki susunan gigi-gigi anterior. Pada kondisi ini, adalah
merupakan kebiasaan untuk mencabut molar pertama sebelum molar kedua
erupsi, sehingga gigi molar kedua akan bisa bergeser kedepan selama erupsinya
dan menempati posisi molar pertama, asalkan gigi premolar yang berjejal sudah
diperbaiki terlebih dahulu. Pada praktiknya, molar pertama bawah biasanya
perlu dicabut lebih cepat daripada molar pertama atas, karena molar kedua
berjalan kedepan dengan lebih cepat pada rahang bawah. 2) jika dibutuhkan
ruangan untuk mengatur susunan gigi-gigi anterior. Pada kondisi ini, ruang
yang diperoleh dengan mencabut gigi molar pertama dibutuhkan untuk
memperbaiki susunan gigi-gigi anterior. Oleh karena itu perlu menunggu
sampai molar kedua erupsi sebelum mencabut molar pertama, sehingga
penutupan ruang karena pergeseran kedepan dari molar kedua, bisa dicegah.
16 Universitas YARSI
Pada susunan gigi geligi yang berjejal, jika gigi molar pertama kondisinya
buruk, kadang-kadang gigi ini perlu dicabut lebih dini, untuk memungkinkan
terjadinya penutupan ruangan, dan kemudian gigi premolar digerakkan masing-
masing kuadran untuk memperbaiki susunan gigi yag berjejal.
17 Universitas YARSI
mandibula yang normal dan untuk mendapatkan ruangan pada kasus tanpa
pencabutan.
Waktu ideal untuk distalisasi adalah selama periode gigi bercampur hingga erupsi gigi
molar kedua. Ada dua cara untuk distalisasi gigi molar pertama permanen maksila
yaitu dengan kekuatan ekstra oral dan intra oral.2
o Metode ekstra-oral
Head gear yang penjangkarannya berasal dari daerah servikal atau kranial dapat
digunakan untuk distalisasi molar. Head gear terdiri dari face baw yang dibuat
inner dan outer baw. Bagian inner bow ini dicekatkan pada bagian buccal tube
yang ada pada gigi molar. Sedangkan outer bow ini dilekatkan pada extra oral
head cap atau neck strep. Penggunaan ekstra-oral untuk distalisasi biasanya
memiliki beberapa kekurangan:2
1) Perlu kekooperatifan pasien karena penggunaan alat ini memerlukan waktu
yang lama.
2) Alat ini biasanya tidak digunakan terus-menerus. Meskipun bersifat
intermiten, namun akan menghasilkan waktu perawatan jangka panjang.
o Metode intra-oral
Dalam tujuan untuk mengatasi kekurangan daripada alat ekstra-oral, beragam alat
intra-oral yang digunakan untuk mendistalisasi molar telah diperkenalkan. Alat
ini dicekatkan pada gigi dan kemudian akan memberikan efek berkelanjutan.
Dibawah ini adalah beberapa alat intra-oral yang digunakan:2
1) Alat sagital
Distalisasi molar dapat dilakukan dengan menggunakan alat lepasan dan
digabungkan dengan jack screw. Alat ini terdiri dari plat akrilik yang terpisah
biasanya digabungkan dengan jack screw. Plat akrilik ini dibagi menjadi
beberapa bagian dimana salah satunya digunakan untuk distalisasi, sedangkan
sisa dari akrilik pada rahang digunakan untuk tujuan penjangkaran.
Alat ini dicekatkan menggunakan Adam’s clasp pada molar dan premolar.
Jack screw diposisikan sepanjang sumbu axis sejajar terhadap bidang oklusal.
Seperti juga permukaan bukal pada gigi molar. Jenis alat seperti ini dapat
18 Universitas YARSI
digunakan untuk distalisasi hanya pada satu gigi dalam satu waktu untuk
menghindari kelonggaran pada penjangkaran.
19 Universitas YARSI
Gambar 13. Intra-oral repelling magnet
www.slideshare.net
3) Penggunaan open coil spring untuk distalisasi molar
Distalisasi molar dapat dilakukan menggunakan open coil berbahan nickel
titanium yang ditekankan antara molar dan segmen anterior. Penjangkaran
anterior biasanya digabungkan dengan penggunaan Nance button yang tersisa
terhadap bagian anterior pada palatum.
20 Universitas YARSI
Gambar 15. Pendulum appliance
Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. 3rded. New Delhi: Arya (MEDI)
Publishni house; 2003.
Premature loss pada gigi desidui molar dua atau ekstraksi premolar dua dapat
menyebabkan mesial tipping gigi molar pertama. Molar yang mesial tipping lebih
banyak terjadi ruang dibanding molar yang tegak lurus. Uprighting pada gigi molar
21 Universitas YARSI
yang tipping, jumlah ruang tertentu dapat tertutupi. Molar-molar dapat ditegakan
menggunakan molar uprighting spring atau beberapa bentuk space regainer.2
Gambar 16. Gigi yang miring lebih banyak ruang dibanding gigi yang tegak
Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. 3rded. New Delhi: Arya (MEDI)
Publishni house; 2003.
22 Universitas YARSI
lengkung. Derotasi paling bagus dilakukan dengan menggunakan alat ortodontik cekat
dengan pegas-pegas atau elastis.2
Gambar 17. Rotasi gigi posterior menempati ruang lebih banyak dibanding gigi yang normal
Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. 3rded. New Delhi: Arya (MEDI)
Publishni house; 2003.
DAFTAR PUSTAKA
23 Universitas YARSI
1. Proffit WR, Fields HW. Contemporary Orthodontics. 4th ed. St Louis: CV Mosby Co;
2007.
2. Bhalajhi SI. Orthodontics: The Art and Science. 3rded. New Delhi: Arya (MEDI)
Publishni house; 2003. h.239-246.
3. Iman P. Efek pengurangan (striping) email gigi pada perawatan ortodontik. Maj. Ked.
Gi 2006; 13(2): 233-236.
4. Gill D, Naini F, McNally M, Jones A. The management of course transverse
maxillary deficiency. Dent update 2004; 31: 516-23.
5. Vijayalakshmi K. Removable orthodontic appliance. New Delhi: Jaypee Brother
Medical Publishers(P) Ltd; 2010.
6. Anbuselvan GJ, Karthi M. Judicial use of expansion screws in removable appliances
for anterior crossbite correction: case report. JIADS 2010; 1(1): 38-42.
7. Mavreas D, Athanasiou AE. Factor affecting the duration of orthodontic treatment: a
systemic review. University of theddoloniki 2008 Des; (30): 387-93.
8. Foster, T.D. Buku ajar ortodonsi edisi III. Jakarta: EGC; 1997.
9. Sakinah SI. Perawatan maloklusi angle kelas II divisi 1 dengan pre ortodontik trainer
individual hidrophilic vinye polysiloxine. M.I. Kedokteran gigi 2008 Mar; 1(23): 22.
10. Erwansyah E, Soemantri ESS. Penegakan molar. IJD 2006; Edisi khusus XIV: 97-
101.
24 Universitas YARSI