NIM : G1G012011
2016
ANALISIS PONT DAN HOWES
A. METODE PONT
1. Definisi
Metode ini merupakan metode analisis ruang yang diperkenalkan
oleh Pont dan bertujuan untuk melihat ketercukupan lebar lengkung
muka (inter premolar) dan lebar lengkung belakang (inter molar)
berdasarkan jumlah lebar keempat gigi insisivus rahang atas. Dasar dari
metode ini adalah adanya hubungan antara jumlah keempat gigi
insisivus atas dengan inter premolar dan inter molar. Artinya kalau
jumlah mesiodistal keempat gigi itu lebar, seharusnya inter premolar dan
inter molar lebar juga. Kalau ternyata tidak terjadi demikian berarti
terjadi penyempitan atau pelebaran lebar lengkung (Premkumar, 2008:
197-198). Metode Pont digunakan untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan ke arah lateral, dan dilakukan pada periode gigi
permanen (Cahirunnisa dkk., 2016: 57).
Menurut Phulari (2011: 175), tujuan metode Pont ini adalah untuk:
a. Menentukan lengkung gigi sempit atau lebar.
b. Menentukan apakah dibutuhkan suatu ekspansi lateral.
c. Menentukan seberapa besar ekspansi yang mungkin terjadi pada
regio premolar dan molar.
2. Prosedur
Menurut Phulari (2011), beberapa prosedur dalam metode Pont antara
lain:
a. Menentukan jumlah insisivus (Sum of incisors/SI)
Lebar mesiodistal dari keempat insisivus rahang atas diukur dan dan
dijumlahkan, meliputi gigi insisivus central kanan (11), insisivus
lateral kanan (12), insisivus central kiri (21) dan insisivus lateral kiri
(22).
Sum of incisors (SI)= Lebar mesiodistal (gigi 11+12+21+22)
b. Penentuan pengukuran jarak interpremolar (Measured premolar
value/MPV)
Lebar lengkung pada regio premolar diukur dari pit distal pada
oklusal premolar pertama regio I ke pit distal pada oklusal premolar
regio II atau lawannya.
f. Penilaian
Apabila pengukuran jarak premolar atau molar kurang dari
perhitungan indeks premolar atau molar maka diindikasikan untuk
ekspansi rahang. Besarnya ekspansi pada regio premolar yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
keterangan:
CPV= Indeks premolar
MPV= Jarak interpremolar
Besarnya ekspansi pada regio molar yang dibutuhkan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
keterangan:
CMV= Indeks molar
MMV= Jarak intermolar
B. Metode Howes
1. Definisi
Gigi berdesakan biasanya disebabkan perbedaan ukuran gigi dan ukuran
rahang. Gigi yang berdesakan perlu dirawat dengan disediakan ruang
untuk mengoreksinya (Cahirunnisa dkk., 2016:57). Gigi yang berdesakan
dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu berdesakan ringan
(membutuhkan ruang kurang dari 4 mm), berdesakan sedang
(membutuhkan ruang antara 4 sampai 8 mm) dan berdesakan parah
(membutuhkan ruangan lebih besar dari 8 m) (Rahardjo, 2012).
Metode Howes adalah salah satu analisis kebutuhan ruang dengan
bantuan studi model untuk menentukan rencana perawatan ortodontik.
Dasar dari metode ini adalah adanya hubungan antrara besar basis apikal
(BBA) dengan jumlah lebar mesiodistal gigi dari M1 kiri sampai dengan
M1 kanan atas (Phulari, 2011). Oleh sebab itu semakin besarnya BBA,
relatif semakin mampu lengkung rahang untuk memuat gigi dengan baik.
Howes membuat suatu rumusan untuk mengetahui apakah basis apikal
cukup untuk memuat gigi geligi pasien. Dikenal berbagai istilah panjang
lengkung gigi (Tooth Material/ TM) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi
dari molar pertama kiri sampai dengan molar pertama kanan (Singh,
2015).
Lebar lengkung basal premolar atau fosa kaninus (Premolar Basal
Arch Width/ PMBAW) merupakan diameter basis apikal dari model gigi
pada apeks gigi premolar pertama, yang diukur menggunakan jangka
sorong (Singh, 2015). Metode Howes dapat digunakan sebagai salah satu
penentu rencana perawatan, apakah pasien tersebut membutuhkan
perawatan secara ekstraksi atau dengan cara ekspansi (Cahirunnisa dkk.,
2016:57). Analisis Howes berguna pada saat menentukan rencana
perawatan pada saat terdapat masalah kekurangan basis apikal sehingga
yang bertujuan untuk dilakukan:
a. Pencabutan gigi
b. Memperluas lengkung gigi
c. Ekspansi palatal
2. Prosedur
Menurut Singh (2015), beberapa prosedur yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan Panjang Lengkung gigi (Tooth Material/TM)
Diperoleh dari jumlah mesiodistal seluruh gigi dari molar pertama
permanen kanan sampai molar pertama permanen kiri.
b. Menentukan Dimensi Premolar (Premolar Dimension/PMD)
Merupakan lebar lengkung yang diukur dari cusp bukal gigi premolar
pertama permanen kanan ke gigi premlar pertama permanen kiri.
d. Rasio PMBAW
Rasio diperoleh dari membagi PMBAW dengan TM dikalikan 100,
dengan rumus sebagai berikut.
PMBAW%= PMBAWx100
TM
Keterangan:
PMBAW : Premolar Basal Arch Width/ Lebar lengkung basal
TM : Tooth Material/Panjang lengkung gigi
e. Interpretasi
Menurut Chairunnisa dkk. (2016:61), menyatakan bahwa Howe
menentukan dan menganalisis beberapa kriteria yang dapat
diinterpretasikan sebagai berikut. Menurut metode Howes, apabila
persentasi/rasio PMBAW kurang dari 37% hal ini menunjukkan
distraksi sehingga pasien disarankan untuk diekstraksi. Pada
persentasi/rasio PMBAW lebih dari 44% ini menunjukkan kontraksi
sehingga disarankan untuk melakukan ekspansi. Jika persentasi
PMBAW sekitar 37%-44% maka ini adalah kasus yang meragukan
sehingga perlu ditinjau untuk mempertimbangkan berbagai hal. Hal-
hal yang menjadi pertimbangan yaitu:
1) Jika PMBAW>PMD maka ini menunjukkan bahwa pasien
mengalami kontraksi sehingga disarankan untuk melakukan
ekspansi di regio premolar.
2) Jika suatu keadaan PMBAW<PMD maka ini menunjukkan bahwa
pasien mengalami distraksi sehingga disarankan untuk melakukan
ekstraksi gigi.
DAFTAR PUSTAKA