Anda di halaman 1dari 5

Analisis Steiner

Gambar 1. 1 Landmark cephalometri lateral

a. Sella turcica (S) : Terletak di tengah fossa pituitary


b. Nasion (N) : Titik yang paling anterior dan inferior dari tulang frontal
c. Orbitale (Or) : Titik paling inferior dari tulang orbital
d. Sub-spinale (A) : Terletak paling posterior dari tulang maksila. Biasanya dekat
dengan apeks akar gigi I1 atas
e. Supra-mental (B) : Terletak paling posterior dari batas anterior mandibula.
Biasanya dekat dengan apeks akar gigi I1 bawah
f. Pogonion (Pog) : Titik paling anterior dari dagu
g. Gnathion (Gn) : Titik di antara pogonion dan menton
h. Menton (Me) : Titik paling inferior dari dagu
i. Gonion (Go) : Pertengahan sudut mandibula
j. Articulare (Ar) : Terletak pada pertemuan batas inferior dari basis kranii dan
posterior dari kondilus mandibula
k. Porion (Po) : Titik paling superior dari meatus acusticus externus
l. Pterygomaxilary (PTM) : Dibentuk di anterior oleh tuberositas retromolar maksila
dan di posterior oleh prosesus pterygoid dari tulang sphenoid
m. Posterior Nasal Spine (PNS) : Titik paling posterior dari palatum durum
n. Anterior Nasal Spine (ANS) : Ujung anterior dari prosesus maksila di
batas bawah dari cavum nasal
o. Basion (Ba) : Titik paling inferior dari foramen magnum
p. Bolton (Bo) : Titik paling tinggi dari tulang oksipital

Analisis Steiner

Steiner membagi 3 bagian kepala secara terpisah, yaitu skeletal, gigi dan jaringan
lunak dalam analisis sefalometri lateralnya. Dimana, analisis skeletal berkaitan dengan
maksila dan mandibula, analisis gigi berkaitan dengan gigi insisivus rahang atas dan rahang
bawah, serta analisis jaringan lunak berkaitan dengan keseimbangan dan keharmonisan profil
wajah.
A. Analisis Skeletal

Biasanya digunakan garis horizontal Frankfort untuk menghubungkan strukstur


kraniofasial ketika mempelajari skeletal wajah. Namun titik porion dan orbital tidak mudah
untuk di identifikasi pada pemeriksaan sefalometri lateral. Oleh karena itu Steiner,
menggunakan anterior dasar tengkorak (Sella ke Nasion) sebagai garis referensi, dimana titik
A atau titik B akan dikaitkan. Keuntungan identifikasi menggunakan garis ini adalah garis ini
bergerak minimal setiap kali kepala menyimpang dari posisi yang benar.

Gambar 1. 2 Sudut SNA (a) ideal,(b) protusi,(c) retrusif Gambar 1. 3 Sudut SNB (a) ideal,(b) protusi,(c) retrusif

Titik A dan titik B dianggap sebagai batas anterior dari basis apikal maksila dan
mandibula. Besar konveksitas dari wajah diketahui dengan mengukur besaran sudut yang
dibentuk oleh titik SNA dan SNB.Nilai rata-rata untuk SNA adalah 82˚± 2˚, apabila lebih
besar dari 84˚ disebut profil wajah cembung (protrusif) , apabila nilai SNA lebih kecil dari
80˚ disebut profil wajah cekung (retrusif).
Pada penilaian SNB, nilai rata-rata untuk penilaian SNB adalah 80˚± 2˚, apabila lebih
besar daripada 82˚ disebut profil wajah cembung (protrusif) , apabila nilai SNA lebih kecil
dari 78˚ disebut profil wajah cekung (retrusif).

Gambar 1. 4 Pengukuran Sudut ANB (a) SNA (b) SNB (c) ANB
Nilai SNA dan SNB, hanya menunjukkan apakah wajah mengalami protrusif dan
retrusif, sehingga Steiner membuat pengukuran perbedaan sudut antara SNA dan SNB atau
disebut dengan sudut ANB.Sudut ANB memberikan gambaran umum tentang perbedaan
anteroposterior dari rahang ke apikal basis mandibula.
Rataan sudut ANB adalah 2˚, apabila nilai ANB lebih besar dari 2˚ disebut kelas II
skeletal ,dan apabila lebih kecil dari 2 ˚ disebut kelas III skeletal.

B. Analisis Gigi

Analisis gigi ini dilakukan untuk mengetahui derajat angulasi gigi, ditetapkan melalui
pengukuran derajat angulasi gigi insisivus atas pada sefalogram lateral melalui analisis
sefalometri. Indikasinya adalah untuk kepentingan perawatan ortodonti, penentuan
diagnosis,serta evaluasi hasil perawatan,juga untuk menetapkan estetika wajah pasien.

Gambar 1. 5 Perpotongan sumbu I1 dengan garis NA

Garis NA digunakan sebagai pedoman dalam analisis ini. Untuk posisi gigi insisivus
maksila, garis NA dihubungkan dengan gigi insisivus rahang atas, lalu kecendrungan
aksialnya dihitung. Nilai ideal untuk titik mahkota insisivus paling anterior didepan garis NA
adalah 4 mm, dengan kecendrungan aksial gigi ideal adalah 22 ˚.
Gambar 1. 6 Perpotongan sumbu mandibula dengan garis NA

Untuk gigi insisivus bawah, nilai ideal untuk titik mahkota insisivus bawah anterior
didepan garis NB adalah 4 mm, dengan kecendrungan aksial gigi ideal adalah 25 ˚. Dagu juga
dievaluasi,idealnya jarak antara garis NB ke titik terluar dagu adalah 4 mm.

Gambar 1. 7 Sudut interincisal

Perpotongan sumbu I atas dan bawah akan membentuk sudut interinsisal, rata-rata
untuk sudut interinsisal adalah 130˚. Sudut lebih besar menggambarkan letak insisivus yang
lebih tegak (retrusif), sedangkan sudut lebih kecil menggambarkan insisivus yang lebih maju
(protrusif). Sudut interinsisal berhubungan dengan kedalaman overbite. Inklinasi gigi
insisivus atas yang retrusif menyebabkan sudut interinsisal yang lebih besar, besarnya sudut
interinsisal ini akan mempengaruhi kontak antara gigi insisivus atas dan bawah.
C. Analisis Jaringan Lunak

Gambar 1. 8 S line (a) ideal, (b) cembung, (c) cekung

Analisis jaringan lunak dilakukan dengan mengamati secara visual pada saat
pemeriksaan klinis pasien. Analisis jaringan lunak menilai adaptasi yang dibentuk oleh
jaringan lunak dan profil tulang dengan mempertimbangkan ukuran, bentuk, dan postur bibir.
Steiner, Ricketts, Holdaway, dan Merrifield mengembangkan kriteria dan garis referensi yang
berbeda untuk keseimbangan profil wajah,sehingga tidak ada konsep yang seragam tentang
profil wajah ideal. Steiner sendiri, mengembangkan konsep garis Steiner (S-line) sebagai
acuan untuk menentukan keseimbangan wajah pada jaringan lunak secara luas, dan S line ini
digunakan dalam ortodonti sampai sekarang.
Menurut Steiner, bibir atas dan bibir bawah harus menyentuh garis yang membentang
dari kontur jaringan lunak dagu ke tengah batas bawah hidung. Bibir yang terletak di luar
garis ,cenderung menonjol padagigi dan rahang, sehingga biasanya membutuhkan perawatan
ortodonti untuk mengurangi kecembungan.Sedangkan, jika posisi bibir di belakang garis,
profil pasien umumnya cekung, sehingga perawatan orthodonti dibutuhkan untuk memajukan
gigi hingga menyentuh S-line.

Anda mungkin juga menyukai