Anda di halaman 1dari 9

prognosis

Faktor yang mempengaruhi Prognosis


1. diagnosis,
2. etiologi,
3. perencanaan perawatan,
4. pemilihan peranti yang digunakan,
5. jaringan penyangga gigi,
6. kooperasi pasien,  

PambudiRahardjo  · 2019 Orthodontik dasar edisi 2. pg: 92


• Secara umum maloklusi kelasII divisi 1, kelas II divisi 2 dan kelas III Angle
merupakan maloklusi yang sukar dirawat terutama bila digunakan peranti
lepasan.
• analisis sefalometri memberikan data lebih banyak daripada
hanyamenggunakan model  lebih tepat ditentukan apakah maloklusi
tersebut melibatkan relasi skelet atau bukan.
• Maloklusi vangmelibatkan kelainan relasi skelet lebih sukar perawatannya
daripada vang tidak melibatkan skelet sehingga dibufuhkan peranti yang:
lebih canggih, misalnya peranti cekat

PambudiRahardjo  · 2019 Orthodontik dasar edisi 2. pg: 92


 Jaringan penyangga gigi sangat berpengaruh pada perawatan ortodonti
karena ikut menentukan stabilitas hasil perawatan. Jaringan penyangga yang
kurang sehat memberi prognosis yang kurang baik pada perawatan ortodonti.
 Kepatuhan pasien untuk memenuhi perjanjian yang sudah ditentukan juga
menunjang keberhasilan perawatan ortodonti.
Gigi tanggal dan prognosisnya meragukan

 Jika gigi tidak ada secara bawaan, susah untuk membuat titik kontak yang bagus hanya
dengan menggunakan alat orthodontic lepasan.
Misalnya: Gigi premolar dua bawah yang hilang, membutuhkan peralatan cekat untuk
mencapai titik kontak yang memuaskan.
 jika gigi dengan prognosis yang meragukan, terutama gigi molar satu, hasil yang
memuaskan sulit dicapai hanya dengan peralatan lepasan.

K. G. ISAACSON • J. D. MUIR R. T. REED Removable Orthodontic Appliances . Pg: 65


1. Maloklusi kelas II divisi 1 dengan prognosis buruk untuk stabilitas
reduksi overjet karena bibir yang sangat tidak kompeten dan
peningkatan proporsi vertikal. Retensi yang berkepanjangan akan
disarankan.

Laura mitchel. An Introduction to Orthodontics. Pg 119


Dr. Tweed menetapkan bahwa prognosis dapat
diprediksi secara relatif akurat berdasarkan
konfigurasi segitiga:
Tiga sudut yang terbentuk adalah:
1. 1. Bidang Frankfort-Mandibular (FMA)
2. 2. Gigi seri bawah ke bidang mandibula (IMPA)
3. 3. Gigi seri bawah ke Frankfort horizontal (FMIA)
Nilai normal untuk
FMA = 25 °
IMPA = 90 °
7
FMIA = 65 °
ANB = 2 ° dengan rentang 5 hingga 2 °.

Textbook of Orthodontics, 2E - Gurkeerat Singh.pg:119


Basisnya adalah sudut FMA, dan berikut ini dapat diturunkan
dari perubahan nilainya sebagai:

FMA 16º sampai 28º: prognosis baik


pada 16º, IMPA harus 90º + 5º = 95º
pada 22º, IMPA harus 90º
pada 28 °, IMPA harus
8
90º – 5º = 85º
Sekitar 60 persen maloklusi memiliki FMA antara 16º dan
28º

Textbook of Orthodontics, 2E - Gurkeerat Singh.pg:119


• FMA dari 28º hingga 35º, prognosis sedang
pada 28º, IMPA harus 90º – 5º = 85º ekstraksi diperlukan pada
sebagian besar kasus pada 35º, IMPA harus 80 hingga 85º

• FMA di atas 35 °, Prognosis buruk, pencabutan sering


mempersulit masalah.

Textbook of Orthodontics, 2E - Gurkeerat Singh.pg:119

Anda mungkin juga menyukai