Anda di halaman 1dari 61

DIPLASIA

EKTODERMA
L
TUTORIAL 3
NAMA ANGGOTA:
ELSIS TRIA PUTRI
SALSABILA POBRINA
SARAH LISTYA RANI
ZELINDA ALRAHMI TALSA
MUHARIR AMMARUL IKRAM
DEFFAN DERICCO
RATU SILVIA RAHMAH
RAYZA MARISA AMANI
FATHIYA ZUHRA
DEFINISI DAN
ETIOLOGI
Definisi
● Ectodermal dysplasia atau ED  kelainan heterogen yang diwariskan ditandai dengan
terganggunya perkembangan jaringan ektodermal (terutama rambut, kuku, gigi dan
kulit) dan kadang-kadang dapat juga berasal dari jaringan mesodermal.
● ED merupakan gangguan yang relatif jarang, dengan frekuensi kejadian bervariasi
antara 1:10.000 dan juga 1:100.000 kelahiran hidup dan lebih sering pada laki-laki

Sari Pediatri, Vol. 5, No. 3, Desember 2003. Displasia Ektodermal hipohidrotik.


● kondisi yang menyebabkan anodontia di pasien dan menjamin kebutuhan habilitas re
denture lengkap dalam pedodontik.

Nikhil Marwah. 2014. Textbook of Pediatric Dentistry. Jaypee. Hal 88


Etiologi
● Etiologi penyakit ini tidak diketahuisecara pasti
● secara studi genetik menunjukkan displasia ektodermal disebabkan oleh :
● mutasi gen "EDA" (Displasias Ectodermal anhidrotik). Gen ini terletak di posisi q12
hingga q13 dari kromosom X.
● Gen EDA mengkodekan prediksi protein transmembran dari 135 asam amino yang
akan diekspresikan dalam keratinosit, folikel rambut, dan kelenjar keringat.
● Mutasi yang bertanggung jawab atas displasia ektodermal dikaitkan dengan
perubahan histidine / tyrosine pada posisi protein 54.

Nikhil Marwah. 2014. Textbook of Pediatric Dentistry. Jaypee. Hal 88


FAKTOR
YANG
MEMPENGAR
UHI
Faktor yang
mempengaruhi

2. Faktor
Lingkungan

1. Faktor
Herediter

Sumber: Indriati, Rastia., Hayati, Retno., Suharsini, Margaretha. 2010. Pemakaian Gigi Tiruan Sebagian pada Penderita Ektodermal
Displasia dengan Anodonsia Parsial. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hal: 644.
Mutasi gen

1. Faktor
Herediter
Kelainan Kromosom

Sumber: Indriati, Rastia., Hayati, Retno., Suharsini, Margaretha. 2010. Pemakaian Gigi Tiruan Sebagian pada Penderita Ektodermal
Displasia dengan Anodonsia Parsial. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hal: 644.
2. Faktor Lingkungan

Infeksi
Usia
Obat-
ibu
bakteri/vir
Idiopathic
Nutrisi
obatan
hamil
us

Stress
Radiasi Trauma
Hormonal
emosional

Sumber: Indriati, Rastia., Hayati, Retno., Suharsini, Margaretha. 2010. Pemakaian Gigi Tiruan Sebagian pada Penderita Ektodermal
Displasia dengan Anodonsia Parsial. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hal: 644.
Mutasi gen dan kelainan
kromosom

Anak perempuan
Sindroma Gen diwariskan pembawa sifat
dysplasia Tipe Resesif kepada anak laki- (sindroma
ektodermal laki lengkap, ekspresi
minimal)

Sumber: Indriati, Rastia., Hayati, Retno., Suharsini, Margaretha. 2010. Pemakaian Gigi Tiruan Sebagian pada Penderita Ektodermal
Displasia dengan Anodonsia Parsial. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hal: 644.
Displasia ektodermal

Berasal dari pewarisan sifat

Sumber: Indriati, Rastia., Hayati, Retno., Suharsini, Margaretha. 2010. Pemakaian Gigi Tiruan Sebagian pada Penderita Ektodermal
Displasia dengan Anodonsia Parsial. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hal: 644.
KARAKTERIS
TIK
Tanda Klinis
● Trichondrodysplasia (rambut abnormal)
● Gigi tidak normal
● Onkondisplasia (kuku abnormal)
● Dyshidrosis (kelenjar keringat abnormal atau hilang).

Nikhil Marwah. 2014. Textbook of Pediatric Dentistry 3 rd Edition. Jaypee Brothers Medical Publishers. Halaman :
887-889
● Kulit biasanya kering, bersisik, dan mudah teriritasi akibat kelenjar
minyak yang tidak berkembang dengan baik atau tidak ada.
● Kelenjar keringat bisa saja tidak ada, jumlahnya sedikit, atau tidak
berfungsi yang dapat menyebabkan suhu tubuh tinggi.
● Rambut kulit kepala mungkin tidak ada, jarang, berpigmen sangat halus,
atau teksturnya tidak normal.
● Alis, bulu mata, dan bulu tubuh lainnya mungkin juga jarang atau tidak
ada. Jika ada, rambut mungkin rapuh, kering, dan umumnya sulit diatur
karena kekurangan kelenjar minyak.

Nikhil Marwah. 2014. Textbook of Pediatric Dentistry 3 rd Edition. Jaypee Brothers Medical Publishers. Halaman :
887-889
● Gambaran gigi meliputi: Anodontia komplit atau parsial gigi primer dan
permanen, malformasi gigi, gigi seri dan gigi taring berbentuk pasak, gigi
molar kedua primer, jika ada, sebagian besar dipengaruhi oleh taurodontisme,
tidak adanya atau defisiensi alveolar ridge, dimensi vertikal berkurang, batas
vermilion menghilang, rahang atas mungkin kurang berkembang dan bibir
tebal dan menonjol.

Nikhil Marwah. 2014. Textbook of Pediatric Dentistry 3 rd Edition. Jaypee Brothers Medical Publishers. Halaman :
887-889
ANAMNESIS
Anamnesis merupakan proses wawancara yang dilakukan kepada
pasien. Anamnesis dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
● Alloanamnesis >> anamnesis yang dilakukan terhadap orang
tua, wali atau orang yang dekat dengan pasien.
● Autoanamnesis >> anamnesis yang dilakukan langsung kepada
pasien

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
Langkah-langkah dari anamnesis
1. Pastikan identitas pasien dengan lengkap
Identitas dimulai dengan nama pasien, umur, jenis kelamin, nama
orang tua, alamat tempat tinggal, nomor telepon, umur, pendidikan dan
pekerjaan orang tua, serta agama dan suku bangsa.
2. Tanyakan riwayat penyakit pasien
mulai dari keluhan utama, yang dilanjutkan dengan riwayat penyakit
sekarang, yakni sejak pasien menunjukkan gejala pertama sampai saat
dilakukan anamnesis.
• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
Pada umumnya, hal-hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala:
● Lamanya keluhan berlangsung
● Bagaimana sifat terjadinya gejala
● Untuk keluhan local harus dirinci lokalisasi dan sifatnya
● Berat ringannya keluhan dan perkembangannya
● Terdapatnya hal-hal yang mendahului keluhan
● Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang
menderita keluhan yang sama
● Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
3. Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berkaitan langsung maupun yang tidak ada
hubungannya sama sekali.

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
4. Riwayat pasien ketika ia dalam kandungan ibu
● Perlu ditanyakan keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau
tidaknya penyakit, obat-obat yang diminum selama kehamilan
muda, dan infeksi yang terjadi pada kehamilan muda.
● Pada bayi yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu
ditanyakan apakah ibu merokok, atau minum minuman keras,
serta makanan ibu selama hamil.

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
5. Riwayat kelahiran pasien
● Tanyakan kapan dan dimana lahir, siapa yang menolong, cara
kelahiran, keadaan segera setelah lahir dan pada hari-hari
pertama setelah lahir.
● Perlu ditanyakan apakah kelahiran kurang bulan, cukup bulan
atau lewat bulan, serta berat dan panjang badan saat lahir.

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
6. Riwayat makanan anak
● Perlu ditanyakan tentang makanan yang dikonsumsi anak baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang, kemudian dinilai kualitas dan kuantitas makanan.

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
7. Riwayat tumbuh kembang
● Perkembangan pasien harus ditelaah secara rinci untuk mengetahui apakah
semua tahapan perkembangan dilalui dengan mulus atau terdapat
penyimpangan.
● Beberapa patokan perkembangan di bidang motorik kasar, motorik halus,
social-personal dan bahasa-adaptif perlu dinilai terutama pada balita.
● Pada anak yang lebih besar, perlu dinilai prestasi belajar anak, status
pubertas serta adanya kelainan tingkah laku dan emosi.

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
8. Riwayat keluarga dan data perumahan
● Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh
● gambaran keadaan social-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga
pasien.
● Dalam melakukan anamnesis riwayat keluarga, perlu dibuat pedigri
sehingga dapat tergambar dengan jelas hubungan antara anggota
keluarga, terutama apabila ditemukan kelainan yang mempunyai aspek
genetik herediter atau familia

• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
● Perlu ditanyakan umur ibu saat hamil/melahirkan, umur kakak
adiknya, sehingga dapat diketahui jarak kelahiran, jumlah
persalinan termasuk aborsi.
● Data perumahan diperlukan untuk mendapatkan gambaran keadaan
anak dalam lingkungannya sehari-hari.
● Dari data tersebut dapat diketahui masalah dalam keluarga serta
keadaan perumahan serta lingkungan tempat tinggalnya untuk
mengetahui pola pengasuhan serta stimulasi yang diberikan.
• Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Departemen kesehatan repiblik indonesia, 2008. Riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2007. Laporan nasional
PEMERIKSAA
N
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan secara umum

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
Pemeriksaan Ekstraoral

Bentuk Bentuk Profil


kepala wajah wajah

Mata Hidung Kulit


Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
● Bentuk dari kepala

Mesocephalic
Branchycephalic

Dolicocephalic

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
• Bentuk wajah

Mesoprosopik Leptoprosopik

Euryprosopik

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
• Profil wajah

lurus Cembung cekung

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
● Pemeriksaan mata >> peradangan, pembengkakan
● Pemeriksaan hidung >> kelainan ukuran, bentuk dan warna
● Pemeriksaan kulit >> lesi kulit primer dan sekunder, bekas luka, memar,
robekan, pucat dan juga tanda lahir
● Pemeriksaan dagu >> dagu yang prominent dan aktivitas mentalist dapat
menunjukkan kebiasaan dan maloklusi.

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
• Pemeriksaan bibir >> luka, bengkak , warna yang abnormal

Kompeten Tidak kompeten

hanya hiperaktivitas otot


rongga mulut yang dapat
membantu membentuk
rwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53 penutupan (segel)
• Pemeriksaan TMJ

• Pemeriksaan fungsional harus


mencakup palpasi dan
auskultasi TMJ dan otot terkait.
• Pasien harus diperiksa untuk
setiap suara klik, krepitasi, nyeri,
deviasi, pembukaan terbatas.

• Bukaan mulut juga terkait dengan fungsi TMJ dan harus diperiksa juga. Bukaan mulut normal
adalah 40 – 45 mm.

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
• Pemeriksaan kelenjar getah bening = wajib

● Limfadenopati tidak jarang terjadi


pada anak-anak karena seringnya
infeksi virus.
● Minta pasien untuk menekuk lehernya
ke depan dan ke bawah untuk meraba
kelenjar getah bening di samping dan
membengkokkannya ke depan untuk
meraba area submandibular.

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
Pemeriksaan Intra Oral

● Pemeriksaan intraoral untuk anak kecil sebaiknya dimulai dengan


pendekatan “tell-show-do”
● Selama dan setelah pemeriksaan intraoral jelaskan kepada orang
tua tentang temuan dari pemeriksaan intraoral dan mendiskusikan
rencana pengobatan.
● Intraoral : pemeriksaan jaringan keras dan lunak.

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
1. Jaringan Lunak
● pemeriksaan jaringan periodontal ( lakukan inspeksi dan palpasi lengkap )
● Pemeriksaan mukosa rongga mulut: munculnya mukosa rongga mulut yang abnormal mungkin
merupakan indikasi penyakit sistemik yang mendasari atau defisiensi nutrisi.
● Periksa kecepatan dan kualitas aliran saliva.
● Periksa perlekatan frenal atau ikatan lidah yang abnormal >> berpengaruh pada perkembangan bicara.
● Karena penyakit periodontal sangat jarang terjadi pada anak-anak, pemeriksaan jaringan gingiva
diindikasikan pada anak kecil.
● Pemeriksaan gingiva >> kemerahan, bengkak, ulserasi, perdarahan spontan
● Penilaian kebersihan mulut dan keberadaan plak dan kalkulus >> Adanya inflamasi gingiva yang parah
tanpa adanya endapan plak kotor, gigi yang terkelupas secara prematur, atau gigi permanen yang dapat
bergerak >> mengindikasikan penyakit serius.

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
2. Jaringan keras
● Evaluasi keseluruhan gigi dapat dilakukan sebelum pemeriksaan gigi secara individu >> variasi jumlah,
morfologi, warna dan struktur permukaan, diamati di bawah cahaya yang baik dan setelah isolasi dan
pengeringan yang hati-hati

• Gigi secara individu harus dievaluasi untuk nomor gigi jika ada yang :

1. hilang / ekstra

2. karies aktif / tertahan

3. restorasi utuh / kurang

4. trauma - dengan catatan luas, tempat, atau tanda-tanda kehilangan vitalitas,

5. mobilitas gigi

6. fisiologis / patologis; rekaman struktur gigi setiap terdapat cacat lokal atau umum, misalnya fluorosis.

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3 rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
● Pemeriksaan oklusi >> untuk interdigitasi gigi molar dan caninus.
● Pengenalan dini maloklusi akan membantu merumuskan rencana pengobatan di
usia yang sangat muda itu sendiri.
● Hal berikut harus dianalisis: hubungan insisal, hubungan caninus, hubungan molar
primer, midline, adanya crowding / jarak, kelainan skeletal yang parah.

Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
Pemeriksaan khusus

● merupakan semua investigasi yang mungkin diperlukan untuk


mencapai diagnosis akhir seperti :

Tes vitalitas
radiografi pulpa

investigas Mikrobiol
Marwah, Nikhil. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd Ed. 2016. Jaypee Brothers Medidac Pub. Pg :45-53
Gambaran
Radiograf
Radiograf panoramik menegaskan ketiadaan benih gigi dan menunjukkan resorpsi tulang alveolar .

I. MEHRI TURkI, L. bOUgACHA , I. ZAIRI , A. ADOUANI. 2011. SYNDROME DE ChRIST-SIEMENS-TOURAINE A


PROPOS DE DEUX CAS
Foto panoramik tampak gigi geligi sulung dengan akar yang tidak teresorbsi, tidak ada benih gigi
permanen kecuali pada gigi 16 (belum erupsi) dan gigi 36 sudah erupsi

Anie Apriani, Inne Suherna Sasmita. 2015. Penatalaksanaan Oligodontia pada Anak 14 Tahun
dengan Sindrom Ectodermal Dysplasia: Laporan Kasus.
Orthopantomogram Laki-laki menunjukkan Orthopantomogram wanita carrier yang
hipodontia parah, gigi seri konus, molar menunjukkan gigi seri hypodontia meruncing,
berbentuk kuncup, dan taurodontisme. Titik molar berbentuk kuncup, dan taurodontisme.
kontak semua gigi dipindahkan ke bagian apikal. Titik kontak semua gigi bergeser ke apikal ke
tingkat yang lebih rendah daripada gigi laki-laki. 

Peter J M Crawford, Michael J Aldred, Angus Clarke. 1991. Clinical and radiographic dental findings in
X linked hypohidrotic ectodermal dysplasia
Diagnosis
Nama : pasien laki-laki
Usia : 5,5 tahun
Keluhan : konsultasi kondisi gigi anak
Anamnesa :
● Kulit agak kering, tidak mudah berkeringat
● Gigi yang runcing
Pemeriksaan klinis :
 Pemeriksaan Ekstra Oral:
- Tampilan saddle-nose
- Bibir menonjol
- Hipotrikosis
 Pemeriksaan Intra Oral:
- Gigi berbentuk konus,
- hipodonsia, dan
- dimensi vertikal yang rendah
Pemeriksaan penunjang :
Radiograf
● Hipodonsia gigi incisivus sentral
● Gigi M1 permanen belum erupsi sepenuhnya
● Gigi M2 belum erupsi
Pada kasus dalam skenario, dikatakan bahwa anak tersebut memiliki
kulit agak kering dan tidak mudah berkeringat serta gigi yang
runcing.

Pada pemeriksaan klinis menunjukkan tampilan gigi yang berbentuk


konus, hipodonsia, dan dimensi vertikal yang rendah.

Temuan klinis : hipodonsia, hipotrikosis, dan hipohidrosis.

Masthan KMK. 2011. Textbook of Pediatric Oral Pathology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. Page 249-250.
Pada kasus, Individu kehilangan beberapa gigi, terutama pada gigi anterior, dan bahkan tidak memiliki benih
gigi tertentu

Mahkota berbentuk kerucut (konus) dan memiliki akar yang pendek.

Kekeringan pada kulit dan ketidakmampuan untuk berkeringat akan mengalami demam yang tidak diketahui
asalnya terutama pada bayi atau anak-anak yang belum pernah mengalami sindrom tersebut.

Masthan KMK. 2011. Textbook of Pediatric Oral Pathology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. Page 249-250.
Maka dapat disimpulkan
bahwa pasien tersebut
mengidap penyakit
hipodonsia et causa
hipohidrotik ectodermal
dysplasia.

Masthan KMK. 2011. Textbook of Pediatric Oral Pathology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. Page 249-250.
Rencana perawatan
kasus displasia
ektodermal
Pasien pada umumnya tidak dirawat oleh seorang dokter saja, namun beberapa
dokter termasuk dokter gigi dan dokter spesialis dermatologi.

Pada kasus tersebut , disebutkan bahwa


pasien menderita hipodonsia, terdapat pembuatan protesa

konus dan dimensi vertikal yang rendah.


Terlebih dahulu dokter gigi melakukan
dimulai tahapan pembuatan protesa
pembuatan model studi
yaitu pencetakan rahang atas dan
bawah yang dilanjutkan dengan
pembuatan model studi ,untuk
pembuatan mahkota tiruan dan gigi tiruan.
Sumber : I Putu Arie Sasmita, Luh Made Mas Rusyati.2019. Displasia ektodermal tipe hipohidrotik pada seorang anak bayi tiga tahun. Intisari Sains Medis
2019, Volume 10, Number 2: 368-374 P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084. , Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.hal.368-373.
Anie Apriani, Inne Suherna Sasmita.2015. Penatalaksanaan Oligodontia pada Anak 14 Tahun dengan Sindrom Ectodermal Dysplasia: Laporan
Kasus. Volume 47 No. 4.Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Hal. 255-258
● Untuk itu dokter gigi dapat melakukan pembuatan mahkota tiruan pada gigi
yang terdapat konus.

Seperti pembuatan mahkota akrilik pada gigi yang terdapat


konus ,Alasan pemilihan penggunaan suatu mahkota akrilik
pada gigi anterior yang terdapat konus pada pasien ini adalah
pembuatan yang relatif mudah, tidak berat, mudah direhabilitasi,
dan dapat memenuhi nilai estetika yang baik.

Sumber : I Putu Arie Sasmita, Luh Made Mas Rusyati.2019. Displasia ektodermal tipe hipohidrotik pada seorang anak bayi tiga tahun. Intisari Sains Medis
2019, Volume 10, Number 2: 368-374 P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084. , Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.hal.368-373.
Anie Apriani, Inne Suherna Sasmita.2015. Penatalaksanaan Oligodontia pada Anak 14 Tahun dengan Sindrom Ectodermal Dysplasia: Laporan
Kasus. Volume 47 No. 4.Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Hal. 255-258
● Kemudian dokter gigi dapat melakukan pembuatan gigi tiruan,yang bertujuan
membantu mengurangi mobilitas gigi yang tersisa dan membantu mencegah
resorbsi tulang.

Pada anak tersebut dokter gigi dapat menganjurkan penggunaan


gigi tiruan sebagian lepasan (RPD) adalah perawatan yang
signifikan dapat meningkatkan fungsi pengunyahan dan estetika
tanpa membahayakan gigi geliginya.

Sumber : I Putu Arie Sasmita, Luh Made Mas Rusyati.2019. Displasia ektodermal tipe hipohidrotik pada seorang anak bayi tiga tahun. Intisari Sains Medis
2019, Volume 10, Number 2: 368-374 P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084. , Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.hal.368-373.
Anie Apriani, Inne Suherna Sasmita.2015. Penatalaksanaan Oligodontia pada Anak 14 Tahun dengan Sindrom Ectodermal Dysplasia: Laporan
Kasus. Volume 47 No. 4.Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Hal. 255-258
● Dokter umum spesialis dermatologi dapat memberikan
emolien( pada keadaan kulit kering dan bersisik).Pada kasus,
pasien diberikan emolien untuk mengatasi keadaan kulit kering.

• Selain itu dokter spesialis dapat memberikan monoxidil


topikal yang merupakan obat penumbuh rambut dengan
cara mengoleskan pada kulit kepala yang terdapat
pertumbuhan rambut yang jarang. Kemudian dokter
memberikan Air mata buatan untuk mencegah terjadinya
kekeringan pada mata dan meminimalisir defek pada kornea.

Sumber : I Putu Arie Sasmita, Luh Made Mas Rusyati.2019. Displasia ektodermal tipe hipohidrotik pada seorang anak bayi tiga tahun. Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 2: 368-374 P-ISSN: 2503-3638, E-
ISSN: 2089-9084. , Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.hal.368-373.
Anie Apriani, Inne Suherna Sasmita.2015. Penatalaksanaan Oligodontia pada Anak 14 Tahun dengan Sindrom Ectodermal Dysplasia: Laporan Kasus. Volume 47 No. 4.Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran. Hal. 255-258

Anda mungkin juga menyukai