1. Tooth borne pasif : cara kerja memodifikasi otot2 saja dan alat tidak menghasilkan gaya
intrinsik, penjangkaran pada gigi. Contoh : Aktivator, Bionator, Herbst, Twin Block
2. Tooth Borne aktiv : ada sekrup ekspansinya atau pegas.. contoh : modifikasi activator dan
bionator, ekspansion activator dan sagittal appliance
3. Tissue borne : alat yang memperbaiki kelainan funsional orofacial dan memperbaiki hub
skeletal. Mencegah tekanan lidah pipi bibir mengenai processus alveolaris. Contoh :
functional regulator
1. Bionator
2. Aktivator
3. Frankel Regulator
4. Herbst
5. Twin Block
6. Oral Screen
AKTIVATOR
Fakta Activator :
1. Fungsional fisiologis
2. Fungsional ortopedik
3. Pasif
1. Fungsional fisiologis
Aktivator akan melanjutkan kekuatan fungsional otot-otot sekitar mulut.
Impuls otot yang terjadi saat membuka dan menutup mulut diteruskan ke tulang alveolar,
gigi-gigi, jaringan pendukung gigi dan sendi rahang. Diharapkan dengan sifat fungsional
fisiologis ini akan memperbaiki hubungan gigi dan rahang.
2. Fungsional ortopedik
Otot bibir dan otot pengunyah akan bekerja aktif untuk mencegah aktivator
keluar dari mulut selama pemakaian. Aktifnya otot-otot tersebut akan menyebabkan
perubahan di sekitar gigi secara masal dan perubahan pada jaringan pendukung gigi.
3. Pasif
Aktivator bekerja secara pasif karena tidak menghasilkan kekuatan mekanik,
hanya meneruskan kekuatan otot-otot disekitar rongga mulut ke rahang bawah yang berusaha
kembali ke posisi semula, sehingga dihasilkan suatu kekuatan pada gigi-gigi rahang bawah
dan kekuatan sebaliknya pada gigi-gigi rahang atas. Melalui aktivator akan terjadi tarikan
atau traksi intermaksiler yang menyebabkan perubahan posisi rahang bawah karena
pertumbuhan pada kondilus dan TMJ. Pemakaian aktivator dalam rongga mulut dengan
meletakkan aktivator diantara gigi dan lidah, sehingga seolah-olah terapung. Plat aktivator
mengenai bagian-bagian tertentu sesuai dengan tujuan perawatan.
Pemakaian aktivator sebaiknya dilakukan terus menerus pada malam hari dengan
jarak waktu untuk kontrol minimal 2 bulan sekali, dimana tiap kontrol dilakukan penyesuaian
alat terhadap gigi dan jaringan pendukungnya. Penyesuaian atau pengurangan pada aktivator
bertujuan membentuk dataran penuntun/ guaiding plane, sehingga dapat menggerakkan gigi
secara serentak dalam 3 dimensi, yaitu: vertikal, transversal, dan sagital.
Untuk kasus crossbite posterior pada satu sisi rahang, dapat dilakukan dengan
penjangkaran pesawat pada satu sisi dan menggerakkan gigi-gigi pada sisi berlawanan dengan
pegas atau penambahan akrilik.
Klas II Angle divisi 1, gigi-gigi posterior bawah perlu digerakkan ke mesial
secara bersamaan, untuk itu permukaan mesiolingual gigi-gigi posterior rahang bawah
dibebaskan dari akrilik. Gigi-gigi posterior rahang atas digerakkan ke distal, maka permukaan
distopalatinal gigi-gigi posterior rahang atas dikurangi, dan gigi anterior rahang atas akan
digerakkan ke distal/ biar teretrusi, maka permukaan palatinal gigi-gigi anterior rahang atas
dikurangi.
Klas III Angle, penyesuaian yang dilakukan pada dasarnya sama dengan Klas II
Angle divisi 1, hanya arah pengurangannya kebalikan dari Klas II Angle. Pengurangannya pada
rahang atas, karena akan digerakkan ke mesial, maka permukaan mesiopalatinal dikurangi, dan
pada rahang bawah, karena akan digerakkan ke distal, maka permukaan distolingual rahang
bawah dikirangi. Regio anterior rahang bawah akan digerakkan ke distal , sehingga permukaan
lingual dikurangi.
Bionator
Bionator : lebih tipis daripada activator tengah2 nya ada main wire
• Memajukan mandibula